I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa jika pada suatu kota yang besar terdapat banyak pelaku-pelaku industri

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. berdirinya usaha-usaha baru yang bergerak dibidang penyediaan pangan. Selain

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. para konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan dalam menggunakan produk

I. PENDAHULUAN. dan gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang. menginginkan kepraktisan dalam mengonsumsi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. dibidang makanan dan minuman cepat saji. Pertumbuhan bisnis makanan dan

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan bisnis kuliner di D.I. Yogyakarta cukup

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan strategi pemasaran untuk mengetahui motif yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2012). Tidak terkecuali usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

II. LANDASAN TEORI. pasar target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, menentukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. waktu untuk bersantai dalam menyelesaikan pekerjaannya, yang kemudian mendirikan usaha dibidang penyediaan makan atau restoran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh negara lain mulai dari. ekonomi, globalisasi dapat diketahui dari satu pihak yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama

BAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini semakin banyak kebutuhan manusia yang harus dipenuhi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. service) yang dimulai dari skala kecil seperti warung warung dan lain

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB III KEDAI MIE AYAM COBA DIRASA DAN PEDAGANG KELILING MIE AYAM DI DESA GANTING KECAMATAN GEDANGAN SIDOARJO

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat

BAB I PENDAHULUAN. mendorong peningkatan daya beli dan kebutuhan berwisata. Waktu

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Arti dan Tujuan Pemasaran

mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat ditandai dengan adanya berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. (untuk selanjutnya bisa disingkat dengan HIK) atau bisa disebut pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis kuliner yang pada akhirnya berdampak pada semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran semakin mempengaruhi hampir seluruh kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di

Struktur organisasi UMKM Mie Nges-Nges. Pemilik usaha. Bagian memasak. 2 orang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

PELUANG USAHA WARUNG MAKAN PRASMANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

I. PENDAHULUAN. terhadap eksistensi dan ketahanan hidup manusia, baik dari segi kuantitas maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT MAKAN BERCIRI INTERNASIONAL. Oleh : Muliasari Pinilih 1, Intan Shaferi 2. Abstrak

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku usaha untuk berlomba-lomba memberikan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

USAHA AYAM BAKAR UNTUK MELENGKAPI TUGAS INDIVIDU NIM :

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuh dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang efektif. Dalam konteks inilah kita dapat berbicara tentang bentukbentuk. konsumsi halal dan haram.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang baik kepada tamunya yang datang, baik berupa makanan dan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

BAB I PENDAHULUAN. mengusung konsep makanan cepat saji (fast food) dan restoran spesialis. Restoran

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan energi dan untuk proses metabolisme dalam tubuh. Mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan budaya pada masyarakat menandai berkembangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan disertai dengan selera konsumsi mereka yang semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. produk sejenis semakin banyak. Sehingga diperlukan strategi-strategi khusus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, namun makanan merupakan masukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut berbagai perusahaan berusaha membuat berbagai macam makanan berat dan makanan alternatif lainnya. Sehingga manusia pun dapat dengan mudah mendapatkan makanan tanpa harus memasak. Manusia sebagai konsumen biasanya lebih sering memilih makan makanan cepat saji daripada makanan yang dimasak di rumah. Terutama untuk konsumen pada kalangan menengah keatas, yang biasanya tidak mau direpotkan dengan memasak makanan sendiri. Aktivitas yang sibuk juga menjadi alasan konsumen lebih memilih makan di luar rumah. Saat ini banyak sekali tempat-tempat yang menyediakan makanan cepat saji, dengan berbagai macam menu pilihan, yaitu makanan berat berupa nasi, lauk dan sayur, dan makanan alternatif lainnya berupa bakso, mie ayam, mie pangsit, mie goreng, dan lain-lain. Konsumen tidak hanya memakan makanan berat untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi banyak juga yang lebih memilih makan makanan alternatif lainnya sesuai keinginannya. Bakso merupakan salah satu makanan alternatif yang bisa dipilih, bakso juga salah satu jenis

2 makanan cepat saji yang merupakan jenis makanan yang banyak diminati oleh konsumen dari berbagai usia dan kalangan. Bentuknya yang bulat membuat banyak orang tertarik untuk menikmatinya. Rasanya yang enak dengan daging sapi yang terasa dilidah serta bakso yang kenyal membuat orang ingin mencicipinya. Bakso sangat populer di Indonesia, tempat yang terkenal menjadi sentra bakso adalah Solo dan Malang yang disebut Bakso Kota Malang. Dipercaya bahwa bakso awalnya berasal dari Republik Rakyat Cina. Dalam bahasa Cina Bak + So dimana Bak artinya daging babi dan So itu Mie + Sup tetapi kemudian di Indonesia sendiri daging babi itu dirubah menjadi daging sapi tetapi tetap menggunakan kata Bak. Bakso atau yang dikenal dengan meatball mempunyai nama dan cara penyajian yang berbedabeda di setiap negara. Bakso umumnya dibuat dari campuran daging sapi dan tepung, tetapi ada juga bakso yang terbuat dari daging ayam dan ikan. Bandar Lampung merupakan salah satu kota yang menawarkan berbagai macam jenis bakso. Bakso yang ada di Bandar Lampung beragam bentuknya, ada yang besar seperti bola tenis, ada yang berukuran sedang dan ada yang berukuran kecil. Variasi rasa juga diberikan oleh penjual bakso, ada yang khas menyajikan bakso besar dengan isi urat, isi telor ayam, isi telor puyuh atau hanya bakso tanpa isi namun dengan rasa sapi yang lebih terasa. Dalam penyajiannya bakso biasa dicampur dengan kuah bening dan mie. Bakso sudah ada di Bandar Lampung sejak tahun 80-an, berkembang pesat hingga sekarang. Bakso bisa didapat dihampir semua daerah di Bandar Lampung. Pedagang bakso di Bandar Lampung beraneka ragam, ada yang

3 menjual bakso menggunakan gerobak dan berjualan secara berkeliling, ada juga yang membuka warung makan khusus bakso, sehingga konsumen yang berdatangan langsung ke warung bakso. Bakso yang banyak diminati konsumen adalah bakso yang tidak mengandung bahan pengawet sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan. Bentuk bakso dan cara penyajiannya juga mempengaruhi konsumen untuk membeli. Harga bakso sendiri sangat terjangkau, biasanya tiap penjual bakso menerapkan harga yang sama, sehingga antar penjual bakso tidak bersaing harga, namun mereka lebih bersaing dalam hal menonjolkan sajian baksonya. Di Bandar Lampung terdapat banyak penjual bakso dengan sajian bakso yang berbeda-beda. Dalam hal ini dipilih tiga tempat bakso yang akan dianalisis perilaku konsumennya, yaitu Warung bakso Basuki, Mas Yon, dan Marem. Warung bakso tersebut merupakan tempat yang diminati konsumen bakso di Bandar Lampung. Warung bakso mempunyai lokasi strategis dan mudah dijangkau, sehingga dapat memudahkan konsumen untuk datang ketempat tersebut. Warung Bakso mempunyai pengunjung yang ramai setiap harinya, Warung Bakso Basuki memiliki rata-rata 500 pengunjung perhari, Warung Bakso Mas Yon memiliki rata-rata 300 pengunjung perhari, dan Warung Bakso Marem memiliki rata-rata 200 pengunjung perhari. Bakso juga mempunyai rasa yang khas dan mempunyai ciri tersendiri dari bakso-bakso yang lainnya serta sudah mempunyai pelanggan setia masing-masing.

4 Alasan konsumen lebih memilih bakso daripada makanan lain seperti somay, tekwan, mie ayam, batagor, mie goreng, dan makanan alternatif lainnya adalah karena konsumen merasa bahwa bakso merupakan makanan yang dapat mengenyangkan, rasa daging sapinya yang enak dan kuahnya yang gurih, enak dimakan disetiap waktu, mau makan siang, sore atau malam pun bakso dirasa sangat cocok untuk dikonsumsi. Sementara makanan alternatif lainnya dirasa kurang mengenyangkan, dan tidak bisa dimakan disetiap waktu. Konsumen biasanya selain tidak mau direpotkan dengan memasak, mereka juga tidak mau direpotkan dengan pergi ke tempat yang jauh hanya untuk membeli makanan. Konsumen membeli makanan yang ada disekitar tempat tinggalnya atau memilih tempat yang dekat dengan tempat aktifitasnya. Konsumen juga bisa setia dengan tempat makan bakso yang sudah menjadi langganan. Beragamnya jenis bakso di Bandar Lampung membuat konsumen dihadapkan dengan berbagai macam pilihan bakso, dimana konsumen harus menentukan dan memutuskan bakso yang akan konsumen beli. Partisipasi dalam proses pembelian merupakan pengaruh utama perilaku pembelian oleh konsumen. Berdasarkan hal tersebut maka perusahaan dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang kebutuhan dan keinginan seorang konsumen sehingga dapat menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan tepat agar dapat terpenuhi target pemasarannya.

5 Penjualan bakso di Bandar Lampung berkembang dengan pesat, hal itu dapat terlihat dengan semakin ramainya konsumen yang makan di tempat penjualan bakso di Bandar Lampung. Tempat penjualan bakso tidak pernah sepi dikunjungi oleh para konsumen bakso. Di bawah ini dapat terlihat daftar penjualan bakso di Bandar Lampung pada tahun 2009. Tabel.1 Penjualan Bakso di Bandar Lampung Tahun 2009 BULAN Bakso Basuki (Porsi) Bakso Mas Yon (Porsi) Bakso Marem (Porsi) Total Januari 15,000 7,500 6,200 28,700 Februari 14,000 8,400 4,200 26,600 Maret 15,500 9,300 3,100 27,900 April 15,000 9,000 5,400 29,400 Mei 12,500 9,300 6,200 28,000 Juni 9,000 7,500 5,700 22,200 Juli 9,300 6,200 6,200 21,700 Agustus 12,000 4,650 3,100 19,750 September 7,500 3,600 3,000 14,100 Oktober 12,500 9,300 6,200 28,000 November 15,000 9,000 5,850 29,850 Desember 15,500 9,300 6,200 31,000 Total 152,800 93,050 61,350 307,200 Rata-Rata 12,733 7,754 5,112 25,600 Sumber : Data diolah di Bandar Lampung, 2010 Berdasarkan data diatas, penjualan bakso di Bandar Lampung pada tahun 2009 telah mencapai 307,200 porsi bakso, dari tiga tempat penjual bakso di Bandar Lampung, yaitu Warung bakso Basuki, Mas Yon, dan Marem. Dapat terlihat bahwa angka penjualan tertinggi dalam penjualan bakso adalah Warung Bakso Basuki mencapai 152,800 atau 50 %, Warung Bakso Mas Yon mencapai 93,050 atau 30 %. Angka penjualan Warung Bakso Marem mencapai 61,350 atau 20 %. Berdasarkan tabel diatas juga dapat terlihat jumlah penjualan bakso tiap bulannya mengalami kenaikan dan penurunan.

6 Melihat hal tersebut diatas, penjual bakso harus mampu memahami perilaku konsumen dan mengenali pelanggan. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun tidak bertindak sebaliknya. Mereka tidak memahami motivasi mereka lebih dalam. Mereka menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada saat-saat terakhir mengambil keputusan. Bagaimanapun juga pemasar harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, serta perilaku belanja dan pembelian pelanggan sasaran mereka. Menurut Enggel, Blackwell, dan Miniard (1994:3) Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu: Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.

7 Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu; faktor ekstern yang terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi. Faktor intern yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Berdasarkan penelitian terdahulu, yang melakukan penelitian terhadap perilaku konsumen dari faktor intern dan ekstern menunjukkan hasil bahwa perilaku konsumen dari faktor intern atau aspek psikologis konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli konsumen yang hasilnya lebih besar pengaruhnya daripada perilaku konsumen dari faktor ekstern. Seperti penelitian Indriana Harahap (2009) menunjukkan hasil bahwa perilaku konsumen dari aspek psikologis berpengaruh positif terhadap keputusan membeli konsumen dan faktor terbesar yang berpengaruh adalah faktor persepsi. Pada penelitian Jona H Hutagalung (2009) menunjukan hasil bahwa faktor psikologis berpengaruh positif terhadap keputusan membeli konsumen dan faktor terbesar yang berpengaruh adalah faktor pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini, untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan

8 membeli, penulis membahas tentang perilaku konsumen dari aspek psikologis yang merupakan faktor-faktor yang sudah ada dalam diri manusia yang menjadi dasar segala tindakannya sehingga lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, yaitu yang terdiri dari faktor-faktor sebagai berikut: 1. Motivasi Menurut Swastha dan Handoko (2000:77) Motivasi adalah keadaan dalam pribadi manusia yang mendorong keinginan untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan suatu tujuan. Faktor keinginan untuk membeli di pasar melibatkan penelitian dalam motif pembelian dan kebiasaan seorang individu untuk berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Motif ini menjadi motivasi jika individu tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan pembelian sesuatu. Motif ini berada dalam pikiran individu dan mempengaruhi individu tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, dimana mereka membeli, siap melakukan pembelian dan aspek-aspek lain mengenai pembelian. Warung bakso Basuki, Mas Yon, dan Marem merupakan pilihan tempat makan bakso yang diminati konsumen. Penulis melakukan wawancara sebanyak satu kali kepada 10 konsumen bakso, 3 konsumen pada warung bakso Basuki, 3 konsumen pada warung bakso Mas Yon, dan 4 konsumen pada warung bakso Marem untuk mengetahui motivasi konsumen secara langsung dalam melakukan pembelian.

9 Dari hasil wawancara dengan konsumen, beberapa konsumen bakso mengatakan bahwa alasan atau motivasi mereka memilih tempat tersebut untuk memakan bakso adalah dikarenakan lokasinya strategis, searah dengan jalan pulang konsumen, cocok untuk tempat beristirahat sejenak dari aktivitas yang membuat stress, rasa bakso yang enak dengan harga yang terjangkau, porsi yang diberikan sangat pas, salah satu makanan ringan yang dapat mengenyangkan perut, ada yang mengatakan karena tiba-tiba ingin makan bakso atau karena diajak teman maka datang ke tempat tersebut. Dari beberapa pendapat konsumen mengatakan karena memang sudah menyukai dan berlangganan bakso tersebut, sehingga ketika mempunyai keinginan untuk makan bakso, mereka langsung menuju ke tempat tersebut. 2. Persepsi Seseorang yang termotivasi akan siap bertindak. Bagaimana orang itu bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Menurut Kotler (2002:198), Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi dipengaruhi oleh pengalaman individu pada masa lampau dan sikap individu pada masa mendatang. Dalam memilih bakso sebagai makanan yang akan dikonsumsi, beberapa individu mempunyai persepsi yang berbeda-beda, sesuai dengan pengalaman yang dialami oleh masing-masing individu.

10 Penulis juga melakukan wawancara sebanyak satu kali kepada 10 konsumen bakso, 3 konsumen pada warung bakso Basuki, 3 konsumen pada warung bakso Mas Yon, dan 4 konsumen pada warung bakso Marem untuk mengetahui persepsi konsumen secara langsung terhadap bakso. Dari hasil wawancara dengan konsumen bakso, beberapa konsumen mengatakan mempunyai persepsi yang positif terhadap bakso, mereka menganggap bahwa bakso merupakan makanan ringan yang tidak berbahaya untuk dikonsumsi sehingga bakso mempunyai citra yang baik, tempatnya juga bersih dan pelayanan yang diberikan memuaskan. Beberapa konsumen mengatakan bahwa Warung bakso Basuki, Mas Yon, dan Marem merupakan tempat yang memiliki citra yang baik, baksonya tidak menggunakan bahan pengawet dan dijamin halal, tempatnya bersih, pelayanan yang ramah, dan cepat dalam menyajikan. 3. Pembelajaran Orang yang termotivasi dan mempunyai persepsi ia akan belajar. Proses belajar adalah perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya dimasa lalu atau dapat juga dipelajari. Melalui belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman. Pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dari dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan pembenaran dari produk. Hal ini akan membentuk tingkah laku individual dalam pembelian selanjutnya. Dalam kegiatan pembelian bakso, setelah

11 konsumen melakukan pembelajaran dari hasil motivasi dan persepsi yang diperoleh konsumen maka konsumen dapat mengetahui apakah bakso adalah makanan yang layak dikonsumsi dan enak untuk dinikmati. Hasil pembelajaran yang baik dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Penulis juga melakukan wawancara sebanyak satu kali 10 konsumen bakso, 3 konsumen pada warung bakso Basuki, 3 konsumen pada warung bakso Mas Yon, dan 4 konsumen pada warung bakso Marem untuk mengetahui motif pembelajaran yang dilakukan konsumen secara langsung terhadap pembelian bakso. Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen, beberapa konsumen mengatakan bahwa mereka membeli bakso karena memang berdasarkan pengalaman sendiri dalam membeli bakso, kebanyakan konsumen memang pelanggan dari bakso tersebut yang ternyata bertempat tinggal di kompleks dekat dengan bakso. Beberapa konsumen lain menyatakan bahwa membeli bakso karena ajakkan dari orang lain, teman atau saudaranya. 4. Keyakinan dan Sikap Keyakinan Menurut Kotler (2002:199), Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal.

12 Keyakinan ini didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat, dan kepercayaan. Hal ini berpengaruh pada keputusan untuk membeli. Melalui tindakan dan proses belajar orang akan mendapatkan keyakinan yang kemudian mempengaruhi perilaku pembeli. Setelah konsumen melakukan tindakan membeli bakso dan melakukan pembelajaran terhadap bakso tersebut maka untuk tindakan selanjutnya konsumen sudah dapat meyakinkan diri sendiri bahwa bakso itu layak dikonsumsi. Sikap Setiap individu memiliki sikap yang berbeda-beda, sehingga memungkinkan adanya pandangan yang berbeda terhadap usaha-usaha pemasaran perusahaan. Menurut Kotler (2002:200), sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Dapat pula dikatakan bahwa sikap adalah cara kita berpikir, merasa, dan bertindak melalui lingkungan seperti toko retail, program televisi, atau produk. Setelah mendapatkan motivasi, mempunyai persepsi, melakukan pembelajaran, dan mempunyai keyakinan, maka konsumen dapat menentukan sikapnya dengan melakukan keputusan pembelian bakso. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Perilaku Konsumen Bakso Dari Aspek Psikologis

13 1.2 Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, dapat dilihat bahwa konsumen selain memenuhi kebutuhannya, konsumen juga memenuhi keinginannya terhadap makanan altenatif lain yang cepat saji seperti bakso. Adanya kesenjangan antara persaingan dan volume penjualan yang berfluktuasi akibat dari perusahaan yang belum memahami perilaku konsumen maka para produsen bakso harus mampu memahami perilaku konsumen agar dapat meningkatkan penjualan bakso tiap harinya dan dapat mempertahankan konsumen bakso yang sudah setia. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti adalah : Apakah perilaku konsumen dari aspek psikologis mempunyai pengaruh yang tinggi atau rendah terhadap konsumen dalam melakukan pembelian bakso di Bandar Lampung? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 untuk mengetahui tinggi atau rendahnya pengaruh perilaku konsumen dari aspek psikologis terhadap konsumen dalam melakukan pembelian bakso di Bandar Lampung. 1.3.2 Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan bakso yang berkaitan dengan perilaku konsumen.

14 1.4 Kerangka Pikir Penelitian Perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2000), adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan, baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengonsumsinya. Menurut Enggel, Blackwell, dan Miniard (1994:3) Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Dari kedua pendapat diatas diperoleh dua hal yang penting dari perilaku konsumen, yaitu : 1. Sebagai proses pengambilan keputusan 2. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang dan jasa Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku konsumen dari aspek psikologis lebih besar pengaruhnya yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian dibandingkan dengan perilaku konsumen dari faktor ekstern. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Indriana

15 Harahap (2009) dan Jona H Hutagalung (2009) menunjukan hasil bahwa perilaku konsumen dari aspek psikologis berpengaruh positif terhadap keputusan membeli konsumen. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, menunjukkan bahwa faktor psikologis dapat dikatakan penting dalam mempengaruhi konsumen mengambil keputusan membeli. Maka berdasarkan hal tersebut, penelitian terhadap konsumen bakso adalah penting, guna mengetahui perilaku konsumen yang berbeda dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang memang disebabkan oleh berbagai faktor yaitu salah satunya adalah faktor psikologis konsumen menurut Kotler (2002) terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian