Studi Load Shedding pada Sistem Kelistrikan Pengeboran Minyak Lepas Pantai, Kasus di Perusahaan X

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan

Analisis Stabilitas Transien Dan Perancangan Pelepasan Beban Pada Sistem Kelistrikan Tabang Coal Upgrading Plant (TCUP) Kalimantan Timur

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

Analisis Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban Sistem Kelistrikan Distrik II PT. Medco E&P Indonesia, Central Sumatera

Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban

TUGAS AKHIR ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN DI PT. WILMAR NABATI GRESIK AKIBAT ADANYA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN FASE 2

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban di Perusahaan Minyak Nabati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

Analisis Stabilitas Transien di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Akibat Penggantian Sebuah Unit Pembangkit GTG 18 MW Menjadi STG 32 MW

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

SIMULASI PELEPASAN BEBAN DENGAN RELAYFREQUENCY PADA SISTEM TENAGA LISTRIK CNOOC SES Ltd.NORTH BUSINESS UNIT MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.

Studi Kestabilan Sistem dan Pelepasan Beban (Load Shedding) Berdasarkan Standar IEEE di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

SIMULASI PELEPASAN BEBAN DENGAN MENGGUNAKAN RELE FREKUENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK CNOOC SES LTD.

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM INTEGRASI 33 KV PT. PERTAMINA RU IV CILACAP AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN RFCC DAN PLBC

Analisa Stabilitas Transien pada Sistem Kelistrikan PT. Pupuk Kalimantan Timur (Pabrik KALTIM 1), Akibat Reaktivasi Pembangkit 11 MW.

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Mesin Arus Bolak Balik

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Analisa Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban pada Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang di Pomaala (Sulawesi Tenggara)

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

Analisa Stabilitas Transien dan perancangan pelepasan beban pada Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang di Pomaala (Sulawesi Tenggara)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat, baik pada sektor rumah tangga, penerangan,

STUDI STABILTAS TRANSIEN DI PT PERTAMINA UP IV CILACAP AKIBAT PENAMBAHAN PABRIK BARU

BAB 3 PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK. CNOOC SES Ltd NORTH BUSINIESS UNIT DENGAN TEGANGAN OPERASI 13.8 KV

Gambar 1. Karakteristik torka-kecepatan pada motor induksi, memperlihatkan wilayah operasi generator. Perhatikan torka pushover.

OPERATION GENERATOR 1. PEMBEBANAN GENERATOR 2. KONTROL KECEPATAN DAN DAYA AKTIF 3. KONTROL DAYA REAKTIF 4. PERBAIKAN FAKTOR DAYA

Erik Tridianto, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS

Analisa Transient Stability dan Pelepasan Beban Pengembangan Sistem Integrasi 33 KV di PT. Pertamina RU IV Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan frekuensi nominalnya. peningkatan kualitas sistem kelistrikannya agar didapatkan sistem yang dapat bekerja

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK GENERTOR SINKRON ( Aplikasi PLTG Pauh Limo Padang )

STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA

Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang

Perancangan Instalasi Listrik Aplikasi Sistem Pemilihan Kabel dan Pemutus pada Proses Pengeboran Minyak dan Gas di Daerah X

ABSTRAK Kata Kunci :

Kata kunci : Governor, load frequency control, fuzzy logic controller

Analisis Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban pada Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ), Tuban.

SIMULASI PELEPASAN BEBAN DENGAN MENGGUNAKAN RELE FREKUENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK CNOOC SES Ltd. SKRIPSI

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA. Elfizon. Abstract

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR SINKRON DI PLTD MERAWANG KABUPATEN BANGKA INDUK SUNGAILIAT

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern saat ini, tenaga listrik memegang peranan penting dalam

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperlukan suatu pengumpulan data dan fakta yang lengkap, relevan dan objektif

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID


2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

Indar Chaerah G, Studi Penurunan Frekuensi pada Saat PLTG Sengkang Lepas dari Sistem

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear

ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN BERBASIS CRITICAL CLEARING TIME PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP PERUBAHAN FAKTOR DAYA

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

OPERASI MANUAL LOAD SHEDDING TERHADAP KESTABILAN FREKUENSI PADA SUB SISTEM KELISTRIKAN UNGARAN

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Perbandingan Besarnya Arus Start Motor Induksi Berkapasitas Besar Terhadap Jatuh Tegangan Bus

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

GENERATOR SINKRON Gambar 1

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite

Studi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator Menggunakan Metoda Harmonik Ketiga di PT. Indonesia Power UP. Saguling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban pada Joint Operating

PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI DENGAN ANALISA ALIRAN DAYA Distribution System Planning Use Power Flow Analysis

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

Transkripsi:

Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Februari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.2 Studi Load Shedding pada Sistem Kelistrikan Pengeboran Minyak Lepas Pantai, Kasus di Perusahaan X TRIWAHYU RUBIANTO 1, SYAHRIAL 2, WALUYO 3 Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung Email: wahyu_sunday@yahoo.com ABSTRAK Perubahan beban yang signifikan pada sistem kelistrikan dapat menyebabkan suatu sistem berjalan diluar batas stabil, Sehingga stabilitas sistem pada sistem kelistrikan sangat diperlukan, hal itu merupakan tujuan dilakukannya pembahasan kasus ini. Untuk menanggulangi suatu sistem agar mencapai kestabilan tersebut dilakukan proses load shedding dengan mengambil beberapa contoh asumsi menggunakan software simulasi dengan setting batas kerja UFR pada sistem untuk melakukan load shedding yang ditujukan jika terjadi perubahan frekuensi diluar batas standar perusahaan, dengan cakupan analisa pada saat generator load flow beban normal, saat kondisi pemasukan beban terbesar yaitu 1500HP, dan saat salah satu generator mengalami trip di t=1s dalam rentang waktu simulasi 100s, dengan melihat kinerja sistem dari sisi speed generator, perubahan frekuensi dengan melihat standar frekuensi yang diperbolehkan dengan rujukan dari pelepasan beban dari ANSI/IEEE C37 106-1987 dan perubahan tegangan dengan standard dari perusahaan adalah ±10%. Hasil yang didapatkan saat GTG trip, UFR bekerja di 58,5Hz dan 58,2Hz dengan total pelepasan beban sebesar 2727,25Kw, dan steady state pada t=80,011s. Kata kunci : Stabilitas sistem, Pengeboran minyak lepas pantai, Load Shedding. ABSTRACT In the Electrical System often occurs a change in load can cause a system goes beyond the limit of stability, because about that the stability system is important, so that the stability system must be need to be explain in here. To make system back to stabil, the load shedding can be use by taking a few examples of assumption with simulation is used software include setting UFR to make loadshedding work when GTG(01) collapse and frekuensi turn down. Desired results of this project used multiple data methods with the electrical systems associated look in to perform of synchronous generator, the system stability, and load shedding, that is doing by some case is reviewed the ability of generator at load flow condition normal, while the biggest load condition start is 1500HP, and while one generator having trip at t=1s in the 100s simulation period, and seen the response look at the performance of speed generator system, and changes frequency by looking at the standard frequencies allowed by referral from load shedding of ANSI/IEEE C37 106-1987 and for changing from voltage used company s standard is ±10%. The result is, when GTG(01) collapse, then UFR will work at frequency 58,5Hz dan 58,2Hz with total final load shedding is 2727,25Kw, and steady state at time t=80,011s Key word: Stability system, Load shedding, offshore. Jurnal Reka Elkomika - 119

Rubianto, Syahrial, Waluyo 1. PENDAHULUAN Dunia perminyakan dan gas sudah tidak asing lagi di telinga kita, sebagaimana yang kita ketahui pengeboran minyak ada yang terdapat di lepas pantai disebut offshore. Pada dasarnya di suatu sistem pembangkitan di offshore terdapat suatu sistem distribusi listrik yang didalamnya terdapat banyak mesin-mesin pendukung jalannya proses produksi. Perubahan beban yang bervariatif berdampak pada kestabilan sistem. Perubahan yang terjadi secara signifikan akan menyebabkan sistem bekerja diluar batas normal. Bila beban yang ditanggung oleh suatu pembangkit melebihi kemampuan akan menyebabkan generator overload yang bekerja diluar batas kerja generator itu sendiri sehingga akan terjadi penurunan frekuensi. Kestabilan sistem itu harus memenuhi beberapa syarat yaitu mampu memenuhi daya secara terus menerus, mampu senjalankan sistem secara normal dengan standard tegangan dan frekuensi, mampu utuk kembali kekeadaan normal saat terjadi gangguan (Chevron, 1996; Sheldrake, 1993). Untuk itu penulis akan membahas suatu sistem kelistrikan berdasarkan klasifikasi beban yang akan bekerja, dengan kemungkinan hal-hal yang akan berpengaruh dalam jalannya suatu sistem tersebut untuk mendapatkan kondisi stabil. Hal ini disebabkan karena gangguangangguan yang sering terjadi pada sistem pembangkitan, seperti gangguan lepasnya pembangkit, gangguan akibat arus starting, dan arus hubung singkat. Gangguan-gangguan tersebut dapat menyebabkan sistem bekerja diluar batas normal. Agar sistem dapat berjalan secara normal, sehingga tidak mengalami pemadaman total saat terjadi matinya suatu pembangkit, maka sebagian beban yang bekerja harus dilepas untuk sementara waktu, agar dapat mencapai kestabilan sistem. Pelepasan beban tersebut beban tersebut dilakukan berdasarkan standard ANSI IEEE C37.106-2003 (Primanda,1998). Step Tabel 1 Skema load shedding menurut IEEE C37.106-2003 Frequency Frequency Percent Fixed Time Fixed Time Delay Delay Trip Trip Load (cycle) (second) Point (Hz) Point (%) Shedding (%) on Relay on Relay 1 59,9 98,83 10 6 0,1 2 58,9 98,17 15 6 0,1 3 58,5 97,5 As Recuired to arrest decline before 58,2Hz/97% Tabel 1 menjelaskan step melakukan pelepasan beban untuk standard frekuensi normal di 60 Hz, yaitu dengan melakukan step pelepasan beban maksimal di frekuensi 58,2 Hz, dengan time delay pada relay 0,1 detik, dengan total beban yang telah ditentukan pada table. Proses pelepasan beban ini dapat dilihat seperti pada gambar 1 dibawah ini. Jurnal Reka Elkomika - 120

Studi Load Shedding pada Sistem Kelistrikan Pengeboran Minyak Lepas Pantai, Kasus di Perusahaan X Gambar 1 perubahan frekuensi sebagai fungsi waktu dengan adanya pelepasan beban Gambar 1 menjelaskan tentang hubungan antara frekuensi sebagai fungsi waktu terhada pelepasan beban, dimana pada gambar 1 dimisalkan bahwa frekuensi menurun menurut garis 2. Setelah mencapai titik B dilakukan pelepasan beban tingkat pertama oleh Under Frekuensi Relay (UFR) yang bekerja setelah mendeteksi frekuensi sebesar fb. Dengan adanya pelepasan beban tingkat pertama maka penurunan frekuensi berkurang kecepatannya, sampai di titik C UFR mendeteksi frekuensi sebesar fc dan akan melakukan pelepasan beban tingkat ke dua. Setelah pelepasan beban tingkat kedua frekuensi sistem tidak lagi menurun tapi menunjukkan gejala yang baik yaitu naik kembali menuju titik D. Naiknya frekuensi dari titik C menuju titik D disebabkan karena daya yang masih tersedia dalam sistem adalah lebih besar daripada beban setelah mengalami pelepasan beban tingkat kedua. Mulai dari titik D, yaitu setelah proses tersebut di atas berlangsung selama td sekitar 4 detik. Governor unit-unit pembangkit dalam sistem mulai melakukan pengaturan primer. Periode sebelum governor melakukan pengaturan primer disebut periode transien dan ini berlangsung selama kira-kira 4 detik. Setelah governor melakukan pengaturan primer maka frekuensi mencapai titik fe yaitu kondisi pada titik E. Kemampuan governor melakukan pengaturan primer sangat tergantung kepada besarnya spinning reserve yang masih tersedia dalam sistem. Seandainya unit-unit pembangkit yang masuk (paralel) keadaan sistem mempunyai kemampuan pembangkitan 100 MW tetapi bebannya baru 70 MW maka dikatakan bahwa spinning reserve masih 100-70 = 30 MW. Setelah mencapai titik E masih ada deviasi frekuensi sebesar F terhadap frekuensi yang diinginkan yaitu fo dan deviasi ini dikoreksi dengan pengaturan sekunder yang dimulai pada titik F. Sehingga pada tugas akhir ini penulis akan membahas tentang sistem kelistrikan pada suatu pembangkitan offshore dengan menggunakan 4 Gas Turbine Generator (GTG) berkapasitas 5778kW. Penulis akan membahas tentang kestabilan sistem, pada saat keadaan normal, pada saat mengalami gangguan, hingga kembali kekondisi semula dengan menggunakan simulasi proses load shedding dan melakukan analisa dari beberapa gangguan-gangguan yang terjadi, dengan melihat dari perubahan frekuensi generator saat terjadi perubahan beban, saat salah satu generator mengalami trip, beserta cara kerja load shedding saat hal-hal seperti yang telah dijelaskan tersebut terjadi pada sistem kelistrikan central processing platform pengeboran minyak lepas pantai agar sistem dapat berjalan dengan seharusnya, dan kembali kekeadaan Jurnal Reka Elkomika - 121

Rubianto, Syahrial, Waluyo normal dengan batas standar yang diperbolehkan dari sisi penurunan tegangan sebesar ±10% dan penurunan frekuensi sebesar ±3% saat sistem mengalami gangguan (Primanda, 1998; Kundur P, 1996). 2. METODOLOGI SIMULASI LOAD SHEDDING DAN PENENTUAN KURVA KAPABILITAS 2.1 Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data dari perusahaan x beserta philosophy dari sistem load shedding pada perusahaan, membaca buku yang berkaitan dengan sistem load shedding pada buku perusahaan oil dan gas, mencari bahan melalui internet yang berkaitan dengan stabilitas sistem tenaga listrik, dan dari tutorial program simulasi yang digunakan yaitu dengan setting batas UFR pada kelistrikan, kemudian di running dan melihat sistem bekerja dan menganalisa dari perubahan frekuensi, kecepatan putaran generator, dan dari perubahan tegangannya, kemudian pelepasan beban harus memilih beban yang tidak berhubungan dengan proses produksi agar produksi tetap berjalan. Gambar 2 Single line diagram Perusahaan x Gambar 2 merupakan gambar diagram kelistrikan di perusahaan x dimana perusahaan x minyak lepas pantai ini mempunyai 5 pembangkitan, 4 GTG SOLAR TAURUS 70 dengan kapasitas 5778Kw (3 dalam kondisi operasi dan 1 kondisi standby), 1 EDG yang berkapasitas 1400kW berguna sebagai backup daya pada bus proses essential saat black start. Pada sistem ini batasbatas standar tegangan dan frekuensi saat terjadi gangguan short circuit atau starting motor yaitu, ±10% untuk tegangan dan ±3% untuk frekuensi. Namun secara keseluruhan sistem ini dirancang untuk tegangan jatuh saat kondisi beban normal dan tegangan jatuh tidak diizinkan melebihi 5% pada konsumen terminal. Untuk transient tegangan jatuh saat starting motor secara group pada saat starting serempak tidak di izinkan melebihi 15% dari tegangan nominal pada supply switch board. Jurnal Reka Elkomika - 122

Studi Load Shedding pada Sistem Kelistrikan Pengeboran Minyak Lepas Pantai, Kasus di Perusahaan X 2.2 Metodologi Perhitungan Kurva Kapabilitas Batas pemanasan stator dan rotor, bersama dengan batas-batas eksternal pada generator sinkron dapat dinyatakan dalam bentuk grafis dengan diagram kemampuan generator. Diagram kapabilitas adalah plot dari daya kompleks S = P + jq. Hal ini berasal dari diagram fasor generator, dengan asumsi bahwa V Ф konstan pada tegangan rata-rata mesin. Gambar 3(a) menunjukan diagram fasor generator sinkron beroperasi pada factor daya lagging dan tegangan rata-rata. Sebuah set orthogonal dari sumbu digambarkan pada diagram yang berasal dari ujung V Ф dan dengan satuan satuan volt. Pada diagram ini, segmen vertikal AB memiliki panjang X S I A Cos θ, dan segmen horizontal OA memiliki panjang X S I A Sin θ. Daya nyata pada generator adalah (Chapman,1985) : P = 3 V Ф I A cos θ (1) (a) (b) Gambar 3 Derivasi dari kurva kemampuan generator sinkron: (a) diagram fasor generator. (b) korespondensi unit daya Daya reaktif output adalah : Daya semu output adalah : Q = 3 V Ф I A sin θ (2) S = 3 V Ф I A (3) Sehingga sumbu vertical dan horisontal dari angka ini dapat dikalibrasi ulang dalam hal daya nyata dan daya reaktif (Gambar 3(b)). Faktor konversi yang diperlukan untuk mengubah skala dari sumbu volt untuk voltampere (unit daya) adalah 3 V Ф /X S P = 3.V Ф.I Ф.Cos θ = {(3 V Ф )/Xs}.{Xs.I A.Cos θ} (4) Q = 3.V Ф I Ф.Sin θ = {(3 V Ф )/Xs}.{Xs.I A.Sin θ} (5) Jurnal Reka Elkomika - 123

Rubianto, Syahrial, Waluyo Pada sumbu tegangan asal dari diagram fasor adalah di V pada sumbu horizontal sehingga titik asal dari diagram daya adalah : Arus medan sebanding dengan fluks mesin, dan fluks sebanding dengan Ea = kфω. Dimana panjang Ea pada sudut daya adalah : (7) (6) Arus jangkar I A adalah sebanding dengan X S I A, dan panjang sesuai dengan X S I A pada Gambar 4 dimana kemudian akan dihasilkan gambar kurva kapabilitas seperti dibawah. Gambar 4 kurva kapabilitas generator sinkron 3. ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DAN PERHITUNGAN DAYA REAKTIF GTG Pada kasus ini respon dipantau pada salah satu Gas Turbine Generator Solar Taurus 70 (ETAP, 2009; Saadat, 1999). 3.1 Kondisi Normal Sistem dijalankan secara normal dalam keadaan beban penuh tanpa diberikan gangguan untuk dapat melihat hasil keluaran respon sistem secara normal dari generator terhadap putaran kecepatan generator, frekuensi, dan tegangan bus, dimana putarannya adalaha 1800 rpm, dan frekuensi pada sistem ini adalah 60 Hz. Jurnal Reka Elkomika - 124

Studi Load Shedding pada Sistem Kelistrikan Pengeboran Minyak Lepas Pantai, Kasus di Perusahaan X Gambar 5 Respon natural generator speed GTG ST70 pada keadaan normal. Gambar 5 menunjukkan speed dari GTG ST70 yaitu 1800 rpm pada saat keadaan normal beban penuh yaitu berjadala stabil tanpa teradapat sedikit gannguan. Gambar 6 Respon frekuensi pada Bus A (MV1) pada saat keadaan normal. Gambar 6 menunjukkan frekuensi sistem yang berjalan pada 100% yaitu 60 Hz tanpa ada gangguan. Gambar 7 Respon tegangan pada Bus A (MV1) saat keadan normal. Jurnal Reka Elkomika - 125

Rubianto, Syahrial, Waluyo Gambar 7 menunjukan respon pada tegangan bus saat keadaan normal pada posisi 100%, yang berarti tidak mengalami gangguan dan berjalan dalam posisi stabil. 3.2 Skenario Kondisi Beban Terbesar Start Pada skenario ini beban yang digukanan adalah beban PM-7320 yaitu sebesar 1500HP dengan setting waktu start pada saat t=2 s. Gambar 8 Respon speed GTG ST70 (1) saat beban terbesar masuk Pada gambar 8 menunjukkan respon speed pada GTG ST70 (1) saat beban terbesar sebesar 1500HP start, kecepatan hanya mengalami penurunan menuju 1780 rpm dan kembali naik menuju 1797 rpm dan masih dalam batas wajar. Gambar 9 Respon frekuensi bus A saat beban terbesar masuk. Gambar 9 menunjukkan respon frekuensi pada bus A yang mengalami penurunan sebesar 0,7% sehingga masih memenuhi persyaratan penurunan frekuensi sebesar ±3%, sehingga UFR yang telah di setting tidak bekerja. Gambar 10 Respon tegangan bus A saat beban terbesar masuk. Jurnal Reka Elkomika - 126

Studi Load Shedding pada Sistem Kelistrikan Pengeboran Minyak Lepas Pantai, Kasus di Perusahaan X Gambar 10 menunjukkan respon tegangan bus yang mengalami penurunan hingga mencapai 7% dari nominalnya sehingga masih dalam batas yang di perbolehkan jika melihat dari standard perusahaan yaitu 10%. Dari simulasi diatas dapat dianalisa bahwa sistem masih dalam batas standar penurunan frekuensi dan tegangan saat beban terbesar masuk, sehingga tidak perlu dilakukan load shedding. 3.3 Skenario Kondisi Generator Trip dan proses Load Shedding Pada skenario ini GTG ST70 (1) mengalami trip pada saat t=1s, Gambar 11 Respon speed GTG ST70 (2) saat load shedding Gambar 11 menunjukkan respon speed GTG ST70 (2), saat GTG ST70(1) trip pada saat t=1s generator mengalami speed droop, dan kembali ke kondisi steady state di putaran 1793rpm. Gambar 12 Respon frekuensi pada bus A saat load shedding dengan Simulasi Gambar 12 menunjukkan respon saat terjadi load shedding tahap 1 sebesar 1027kW terlihat turunnya frekuensi sebesar 0,5% yaitu f=58,4hz berubah dari yang drastis menjadi yang tidak terlalu curam menjadi f=58,2hz, namun karena masih turun menuju f=58,2hz kemudian dilakukan load shedding tahap 2 sebesar 1700kW yang kemudian terlihat frekuensi naik hingga menuju f=59,72hz pada saat t=80,011s. Jurnal Reka Elkomika - 127

Rubianto, Syahrial, Waluyo Gambar 13 Respon tegangan pada Bus A (MV1) saat load shedding hingga kondisi steady state. Gambar 13 menunjukkan respon tegangan pada Bus A (MV1) saat load shedding, yaitu dari 100% kemudian saat generator trip, tegangan turun menjadi 98,2% dapat dilihat pada standard sistem perusahaan yaitu penurunan tegagngan yang diperbolehkan yaitu ±10%. 3.4 Kurva Kapabilitas (Chapman,1985) Data pada generator untuk menghasilkan kurva kapabilitas, Tabel 2 Data Perhitungan Kurva Kapabilitas S = 7,223 MVA f = 60 Hz P = 5,778 MW PF = 0,8 lagging Vt = 6,6 kv P pm = 5,778 MW Xs = 1,55 Ω - Tegangan pada generator Arus max pada generator Rumus ini dicari unutk mencari ukuran tegengan maksimum yang diberikan generator Titik mula lingkaran batas arus dirotor Merupakan titik mula batas arus rotor pada kurva seperti pada Gambar 4 Jurnal Reka Elkomika - 128

Studi Load Shedding pada Sistem Kelistrikan Pengeboran Minyak Lepas Pantai, Kasus di Perusahaan X Ukuran tegangan maksimum yang diberikan Ea = V Ф + jxs.ia = 4,466 kv 10,103 o Maka jarak D E yang sebanding dengan Ea adalah : D E = Pmax prime mover = 5,778MW dimana : Daya reaktif Q = D E -Q 1 = 4,84 MVAR Merupakan batas daya reaktir dan cara menggambarnya melalui titik pusat Q1, dan batas lingkarannya adalah DE Gambar 14 Kurva Kapabilitas Gambar 14 menjelaskan gambar yang didapat dari hasil perhitungan diatas, dimana menghasilkan titik yang yang kemudian dihubungkan untuk membentuk gambar kurva kapabilitas, dan batas kerja dari generator tersebut, jika dilihat garis titik asal arus rotor yang dihubungkan dengan batas daya reaktif merupakan garis yang terbentuk pada diagram phasor daya, 37 o merupakan pf pada sistem yaitu 0,8. Jurnal Reka Elkomika - 129

Rubianto, Syahrial, Waluyo 4. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan pada single line diagram, simulasi dan analisis diatas dapat disimpulkan : 1. Sistem load flow beban normal berjalan pada f = 60Hz, 1800rpm, dengan daya yang digunakan sebesar 12,006Mw, dan total daya yang tersedia adalah 17334kW sehingga masih tersisa daya sebesar 30%, dan governor dapat bekerja dengan seharusnya. 2. Untuk skenario saat beban terbesar masuk sebesar 1500 HP, generator masih dalam batas kerja yang normal yaitu frekuensi belum melewati setting UFR = 58,5Hz, hanya mencapai f=59,5hz dan kembali steady state pada f=59,7hz sehingga tidak melebihi standard under frekuensi yaitu ±3% sehingga tidak perlu melakukan load shedding. 3. Akibat gangguan saat t=1detik GTG ST70(01) trip, sehingga generator pada saat t=1,11 mengalami penurunan putaran sebesar 2,5% sebesar 1756rpm dengan naiknya daya beban sebesar P=5755kW dengan f=59,95hz, kemudian penurunan frekuensi terus berlanjut hingga pada saat t=5,1s frekuensi mengalami penurunan hingga f=58,5hz sehingga UFR mendeteksi dan melakukan pelepasan beban pertama karena UFR pertama merasakan turunnya frekuensi mencapai batas UFR yaitu 58,5Hz, pelepasan kedua dilakukan setelah pelepasan beban pertama karena frekuensi masih turun hingga melebihi batas setting UFR kedua yaitu 58,2Hz, pelepasan beban ini dilakukan mengikuti tata cara grafik pelepasan beban untuk mencapai steady state dengan melihat batas turunnya frekuensi pada sistem ini yaitu ±3%. 4. Pada sistem ini mencapai keadaan steady state pada saat t=80,011s dengan mencapai f=59,72hz. Batas daya reaktif yang diberikan kebagian medan (penguatan) adalah 4,84 MVAR untuk menjaga kumparan dari overheating agar generator tetap dalam keadaan sinkron. DAFTAR RUJUKAN Chapman, Stephen J. (1985). Electric Machinery Fundamentals, Singapore. McGraw-Hill,Inc,. Chevron Corporation, (1996). Offshore Electrical Guidelines Chevron. ETAP, (2009). ETAP 7.0 User Guide, Operation Technology, Inc. Kundur P., (1996) Power System Analysis and Control McGraw Hill,Inc. Primanda, Analisis Stabilitas Transien Dan Perancangan Pelepasan Beban Pada Sistem Kelistrikan Tabang Coal Upgrading Plant (TCUP) Kalimantan Timur, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Saadat H. (1999), Power System Analysis,McGraw-Hill,Inc. Sheldrake, Alan L. (1993) Handbook Of Elcetrical Enggineering (For Practitioner in Oil, Gas and Petrochemical Industri), India. Jurnal Reka Elkomika - 130