EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan

Sri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta. posyandu tentang kanker serviks dengan motivasi pada pemeriksaan deteksi dini

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN BONGSARI SEMARANG BARAT TAHUN 2011

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

SKRIPSI. Disusun Oleh: Lia Nurjana

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB I PENDAHULUAN. serviks. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

ANALISIS FAKTOR PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

50 Pengaruh Penyuluhan Tentang Kanker Serviks...

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA DUKUHAGUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

MOTIVASI UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA PADA WANITA USIA SUBUR

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER LEHER RAHIM DI RW 7 DESA TROSO KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN WUS USIA TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PENGALAMAN MENGIKUTI PAP SMEAR

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA DEWASA AWAL DI DUSUN PLALANGAN DESA PLOSOWAHYU KECAMATAN LAMONGAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit keganasan yang menimbulkan masalah dengan kesehatan terutama di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Kanker serviks disinyalir menjadi pembunuh nomor 1 bagi wanita, dan urutan terbesar dari jumlah penderita penyakit kanker. Saat ini di seluruh dunia terdapat 270.000 penderita kanker serviks baru dan 140.000 diantaranya meninggal dunia tiap tahunnya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks di UPT Puskesmas Gayaman Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini menggunakan pendekatan pre test dan post test design. Variabel independent dalam penelitian ini yaitu efektifitas penyuluhan dan variabel dependent yaitu pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks. Populasi yang diambil sejumlah 892 wanita, sedangkan sampel yang diambil sejumlah 89 wanita usia subur dengan teknik cluster sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner data dianalisa menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian persentase terbesar pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sebelum penyuluhan kurang sebesar 53,9% dan persentase terbesar pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sesudah penyuluhan baik sebesar 70,8%. Dengan menggunakan uji wilcoxon didapatkan ρ < α 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan Ho ditolak dan H 1 diterima yang artinya penyuluhan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks. Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan dalam memberikan informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan kesehatan khususnya bagi wanita usia subur. Kata kunci : efektifitas, penyuluhan, pengetahuan, kanker serviks. A. PENDAHULUAN Kanker serviks uteri merupakan penyakit keganasan yang menimbulkan masalah dengan kesehatan terutama di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia (Mardiana, 2004). Kanker serviks disinyalir menjadi pembunuh nomor 1 bagi wanita, dan urutan terbesar dari jumlah penderita penyakit kanker. Saat ini di seluruh dunia terdapat 270.000 penderita kanker serviks baru dan 140.000 diantaranya meninggal dunia tiap tahunnya (Wijaya, 2008). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2002, dari sekitar 470 ribu kasus baru kanker serviks di seluruh dunia, 370 ribu kasus di antaranya menimpa kaum perempuan di negara berkembang. Sedangkan dari 370 ribu kasus tersebut, lebih separuhnya terjadi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Kanker serviks juga menjadi penyebab kematian 233.400 perempuan di dunia setiap tahun, 80% berasal dari negara berkembang. Departemen Kesehatan RI memperkirakan insiden kanker serviks pada bulan Januari Desember 2008 adalah kanker terbanyak diantara kanker ginekologi yaitu 100 per 100.000 penduduk per tahun. Sedangkan di Jawa Timur, setiap tahun rata-rata ditemukan kasus baru kanker serviks sebanyak 300-350 orang (Askandar, 2009). Kanker serviks dapat dialami oleh wanita muda maupun dewasa beresiko terkena kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi atau infeksi berulang yang disebabkan oleh HPV (human papillomavirus) penyebab kanker. Diperkirakan 50-80% wanita mendapatkan infeksi HPV melalui kontak kelamin dalam hidup mereka dan sampai dengan 50% infeksi tersebut berpotensi menyebabkan kanker (Moegni, 2007). kanker serviks akan menimbulkan masalah berupa kesakitan (morbiditas), penderitaan, kematian, finansial/ekonomi maupun lingkungan bahkan pemerintah (Farid, 2001). Diagnosa kanker serviks masih sering terlambat dibuat dan penanganannya ternyata tidak memberi hasil yang baik (Harahap, 2004). Keterlambatan diagnosa berakibat lebih dari separuh penderita kanker serviks berada dalam stadium lanjut yang memerlukan fasilitas khusus untuk pengobatan seperti peralatan radioterapi yang hanya tersedia di beberapa kota besar saja. Disamping mahal, pengobatan terhadap kanker stadium lanjut *) Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto 50

memberikan hasil yang tidak memuaskan dengan harapan hidup 5 tahun yang rendah (Melissa, 2009). Langkah yang dapat di ambil oleh wanita usia subur untuk meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks adalah melalui media masa maupun elektronik dan sering mengikuti seminar tentang kesehatan reproduksi dan tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan kepada wanita usia subur tentang kanker serviks, karena penyuluhan dapat menambah perilaku individu atau masyarakat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal (Riyanto, 2009). Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti menggangap perlu untuk melakukan penelitian tentang Efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks Di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancang bangun adalah pre eksperimental design dengan jenis pre test post test design. Hipotesis dalam penelitian ini adalah H 0 : Tidak Ada Efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan WUS tentang kanker serviks di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto. H 1 : Ada Efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan WUS tentang kanker serviks di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto. dengan Variabel independent (bebas) nya adalah penyuluhan dan variabel dependent (terikat) nya adalah pengetahuan WUS tentang kanker. Tabel 1. Definisi Operasional Efektifitas Penyuluhan Terhadap Pengetahuan WUS Tentang Kanker Serviks Di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto No. Variabel Definisi Operasional Kriteria Skala 1. Variabel independen: Efektifitas penyuluhan Suatu kegiatan memberikan informasi atau pengetahuan baru tentang kanker serviks dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan menggunakan alat bantu leafleat. Alat ukur check list 1. Efektifitas sebelum diberikan penyuluhan 2. Efektifitas sesudah diberikan penyuluhan Nominal 2. Variabel dependen: Pengetahuan WUS tentang kanker serviks Hasil dari tahu tentang : 1. Pengertian kanker serviks 2. Faktor Penyebab kanker serviks 3. Gejala kanker servks 4. Deteksi dini kanker serviks 1. Baik > 75% 2. Cukup 60-75% 3. Kurang < 60% (Arikunto, 2006) Ordinal Dengan menggunakan kuesioner Penelitian dilaksanakan di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto pada tanggal 12 Juni - 06 Juli 2012. Populasi yang diambil sejumlah 892 wanita, sedangkan sampel yang diambil sejumlah 89 wanita usia subur dengan teknik cluster sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner data dianalisa menggunakan uji wilcoxon. 51

C. HASIL PENELITIAN 1. Data Umum a. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 2. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto No Umur Responden Frekuensi Persentase (%) 1 < 20 tahun 6 6,742 2 20-35 tahun 56 62,92 3 > 35 tahun 27 30,34 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa persentase terbesar responden berumur 20-35 tahun sebesar 56 responden (62,92%). b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 3. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto No Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 1 SD 5 5,62 2 SMP 15 16,85 3 SMA 61 68,54 4 PT 8 8,99 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa persentase terbesar responden berpendidikan SMA sebesar 61 responden (68,54%). c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1 Bekerja 55 61,8 2 Tidak bekerja 34 38,2 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa persentase terbesar responden bekerja sebesar 55 responden (61,8%). d. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi Tabel 5. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan sumber informasi di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto No Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%) 1 Media massa 16 17,98 2 Teman/tetangga 35 39,33 3 Tenaga kesehatan 38 42,7 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa persentase terbesar responden mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan sebesar 38 responden (42,7%). e. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak Tabel 6. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jumlah anak di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto No Jumlah anak Frekuensi Persentase (%) 1 Belum punya anak 12 13,48 2 1 orang 39 43,82 3 2-3 orang 32 35,96 4 > 4 orang 6 6,74 52

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa persentase terbesar responden mempunyai anak 1 sebesar 39 responden (43,82%). 2. Data Khusus a. Pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sebelum penyuluhan Tabel 7. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sebelum penyuluhan di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 10 11,2 2 Cukup 31 34,8 3 Kurang 48 53,9 Dari tabel 7 diketahui bahwa persentase terbesar pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sebelum penyuluhan kurang sebesar 48 responden (53,9%). b. Pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sesudah penyuluhan Tabel 8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sesudah penyuluhan di Wilayah UPT Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 63 70,8 2 Cukup 21 23,6 3 Kurang 5 5,6 Dari tabel 8 diketahui bahwa persentase terbesar pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sesudah penyuluhan baik sebesar 63 responden (70,8%). c. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan Tabel 9. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan wanita usia subur tentang kanker serviks sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Gayaman Pengetahuan Pre Test Post Test Jumlah % Jumlah % Baik 10 11,2 63 70,8 Cukup 31 34,8 21 23,6 Kurang 48 53,9 5 5,6 89 100 Pada tabel 9 menunjukkan bahwa pengetahuan dari 89 responden sebelum penyuluhan 53,9% memiliki pengetahuan kurang dan setelah dilakukan penyuluhan 70,8% memiliki pengetahuan baik. D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sebelum penyuluhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sebelum penyuluhan kurang sebesar 48 responden (53,9%). Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarok, 2007). Menurut Fajri (2005) informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu keseluruhan makna yang menunjang amanat. Pengetahuan diperoleh melalui informasi yaitu kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri, misalnya informasi dari petugas kesehatan, membaca surat kabar, mendengarkan radio, melihat film atau televisi dan sebagainya. Pengetahuan kurang disebabkan karena responden kurang mendapatkan informasi dari petugas kesehatan, media elektronik dan media massa. Responden yang kurang 53

mendapatkan informasi akan kesulitan untuk memahami penyebab, dampak dan pencegahan kanker serviks sehingga dikhawatirkan mereka akan terinfeksi kanker serviks yang bisa mengakibatkan kematian pada wanita usia subur. 2. Pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sesudah penyuluhan Hasil riset menjelaskan bahwa persentase terbesar pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks sesudah penyuluhan baik sebesar 63 responden (70,8%). Menurut Mubarok (2007) dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan dan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan yaitu (1) perubahan ukuran, (2) perubahan proporsi, (3) hilangnya ciriciri lama, (4) timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir semakin matang dan dewasa. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007) usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dipengaruhi adalah faktor umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Berdasarkan hasil penelitian responden tersebut termasuk dewasa sehingga memungkinkan lebih banyak menerima informasi dan pengalaman sehingga pengetahuan yang dimiliki bertambah, usia tersebut juga dianggap masyarakat sebagai usia baligh atau masa dewasa, usia baligh bagi masyarakat dianggap sebagai usia yang sudah mampu untuk berfikir dan menentukan pilihan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarok, 2007). Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007) pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Berdasarkan faktor pendidikan responden sebagian besar berpendidikan menengah, responden yang berpendidikan akan lebih mudah untuk memperoleh informasi baik dari, media massa, buku dan televisi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang dikenalkan. Lingkungan pekerjaan juga dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarok, 2007). Berdasarkan pekerjaan hanya sebagian kecil responden yang bakerja, dengan responden bekerja akan memiliki teman banyak. Dari banyaknya teman responden akan memperoleh informasi tentang klimakterium dan juga pengalaman baru tentang kanker serviks. Sumber informasi juga merupakan faktor yang berperan bagi wanita usia subur untuk mengetahui. Berdasarkan hasil penelitian Diketahui bahwa responden mendapatkan informasi tentang kanker serviks dari petugas kesehatan. Pengetahuan responden cukup 54

karena responden telah mendapatkan informasi tentang kanker serviks dari petugas kesehatan. Semakin banyak informasi yang di dapat maka kemampuan dalam memiliki pengetahuan tentunya akan baik dan begitu sebaliknya semakin kurang informasi yang di dapat maka kemampuan dalam memiliki pengetahuan tentunya akan kurang. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks, responden diharapkan aktif mencari informasi tentang kesehatan khususnya tentang kanker serviks dari buku, majalah, teman dan petugas kesehatan. 3. Analisa efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan WUS tentang kanker serviks Dari uji statistik Wilcoxon menunjukkan bahwa H 1 diterima ρ (0,000) < α (0,05) dan H 0 ditolak ρ (0,000) α > (0,05) berarti penyuluhan tentang kanker serviks sangat efektif secara bermakna terhadap peningkatan pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks. Pernyataan di atas sesuai dengan konsep proses belajar yakni Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilainilai yang baru diperkenalkan (Mubarok, 2007). Penyuluhan yang dilakukan boleh dikatakan berhasil, hal ini dikarenakan peneliti mengambil sampel wanita usia subur yang umurnya sekitar 20-35 tahun dan berpendidikan SMA. Wanita usia subur umur 20-35 tahun mempunyai rasa ingin tahu yang besar sehingga peneliti mudah memasukkan konsep kanker serviks pada mereka, apalagi kanker serviks adalah penyebab kematian banyak wanita E. PENUTUP Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebelum dilakukan penyuluhan tentang kanker serviks pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks kurang sebesar 48 responden (53,9%). 2. Setelah dilakukan penyuluhan maka pengetahuan wanita usia subur menjadi baik sebesar 63 responden (70,8%). 3. Dari uji statistik Wilcoxon diperoleh H 1 diterima ρ ( 0,000 ) < α (0,05) dan H 0 ditolak ρ (0,000) α > (0,05) berarti ada efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan WUS tentang kanker serviks. Oleh sebab itu diharapkan hasil penelitian dapat memberikan konstribusi teoritis pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang kanker serviks serta dapat dijadikan sebagai bahan dalam memberikan informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan kesehatan khususnya bagi wanita usia subur DAFTAR PUSTAKA. Alimul, Hidayat. (2007). Kesehatan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Askandar. (2009). Waspada Kanker Mengintai Hidup Anda. (http://www.astaga.com/waspada kanker mengintai hidup anda/, diakses tanggal 29 Maret 2012). Budiarto, Eko. (2003). Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. BKKBN. (2004). Pencegahan Dini Terhadap Kanker Mulut Rahim. (http://www.jatimprov.go.id/ Pencegahan Dini Terhadap Kanker Mulut Rahim/, diakses pada tanggal 30 Maret 2012). Dewi. (2009). Perbedaan Efisiensi dan Efektifitas. (http//googleeece5099154b49f8.html, diakses tanggal 18 Mei 2012). Harahab. (2004). Kanker Serviks Membunuh Banyak Wanita. (http://kumpulaninfosehat.co.id.html/kanker serviks membunuh banyak wanita/, diakses tanggal 29 Maret 2012). Manuaba. (2004). Teknik Operasi Ginekologi. Jakarta : EGC. 55

Mardiana. (2004). Pembunuh Nomor 1 Wanita. (http://www.kapanlagi.com/pembunuh Nomor 1 Wanita/, diakses tanggal 29 Maret 2012). Masarif. (2009). Pengertian Penyuluhan.. (http://masarip.blog.friendster, diakses tanggal 18 Mei 2012). Melissa. (2009). Kanker Serviks Dapat Dicegah. (http://ihap.or.id/index.php?option, diakses tanggal 29 Maret 2012). Miller, Gregg. (2008). Segalanya Tentang Kanker. (http://www.kapanlagi.com/segalanya Tentang Kanker/, diakses tanggal 30 April 2012). Moegni. (2007). Cegah kanker Secara Terpadu. (http://republika.co.id/ Cegah kanker Secara Terpadu/, diakses tanggal 29 Maret 2012). Mubarrok. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika. Romauli, dkk. (2009). Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Triton. (2006). Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta : Andi. Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka. Siregat. (2007). Kanker Mengintai Wanita. (http://www.wordpress.com/ Kanker Mengintai Wanita/, diakses tanggal 28 Maret 2012). Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta. Serlina, Eka. (2009). Promosi kesehatan pada wanita usia subur. (http//ekasarlina.blogspot.com/ Promosi kesehatan pada wanita usia subur, diakses tanggal 30 April 2012). Wijaya. (2008). Gambaran Faktor Penyebab Wanita PUS Tidak Melakukan Pap Smear. (http://www.mantri-suster.blogspot.com/ Gambaran Faktor Penyebab Wanita PUS Tidak Melakukan Pap Smear, diakses tanggal 29 Maret 2012). 56