BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini membahas tentang desain penelitian, lokasi dan sampel penelitian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dan rekomendasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan melalui pencatatan

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu tahapan yang harus dilalui seorang individu untuk bergerak ke

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Kerjasama Anak Usia Dini.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. kelas VIII-3, VIII-7, VIII-8, VIII-10, maka diperoleh data mengenai siswa

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI KARYA WISATA PADA KELOMPOK B TK KARYA THAIYYIBAH BALE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Riduwan

LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12).

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

III. METODE PENELITIAN. disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) keluarga

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research),

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta

Validitas Item Self-Esteem

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelompok B Paud Hidayatul

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun karakteristik siswa di sekolah tersebut adalah sebai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh anak didik kelompok B yang berjumlah 14 orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi ini didasari atas pertimbangan bahwa persoalan-persoalan yang diteliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, mulai dari siswa Taman Kanak-kanak yang biasa disebut belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dijelaskan dalam Undang Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Proses Pembelajaran. Belajar adalah suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

KISI KISI ANGKET. : RAHMI YULIA : AID : Dr.Drs. H.Hendra Sofyan, MSi : Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunahkan pendekatan kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan formal pertama dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Purwakarta. Adapun subjek penelitian ini adalah anak Kelompok B

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

SKALA I. 3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang dianggap benar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas V pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 Alasan peneliti memilih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel Dependen: Perilaku mengemudi agresif

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

Transkripsi:

63 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini membahas tentang desain penelitian, lokasi dan sampel penelitian, definisi oprasional, kisi-kisi perilaku sosial siswa sekolah dasar, instrumen penelitian, dan analisa data. A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang didesain untuk menjawab pertanyaan penelitian secara spesifik dengan menggunakan angka statistik, mulai dari pengumpulan data, penafsiran sampai penyajian hasilnya. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan utama pada penelitian ini, sedangkan sebagai pendekatan penunjang digunakan pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh gambaran faktual di lapangan, dalam penelitian ini data akan diperoleh melalui penggunaan instrumen angket dan pedoman observasi. Metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan program bimbingan kelompok melalui permainan untuk mengembangkan perilaku sosial siswa dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Penelitian deskritif yang dilakukan dengan menggunakan metode survei (Soehartono, 999: 35). Alasan lainnya memilih metode deskriptif, karena peneliti bermaksud mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil suatu generalisasi dari pengamatan mengenai perilaku sosial siswa Sekolah Dasar. Setelah diperolah data empiris mengenai profil perilaku sosial siswa Sekolah Dasar, diharapkan penelitian ini menghasilkan suatu produk pengembangan program

64 bimbingan kelompok melalui permainan untuk mengembangkan perilaku sosial siswa Sekolah Dasar. B. Lokasi dan Sampel penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Pasir Kadusirung Cikeusal Serang, dengan alasan bahwa di sekolah ini masih ditemukan adanya siswa yang memiliki perilaku kurang sosial diantaranya mengganggu teman, ingin menang sendiri, suka jahil, atau tidak mau lepas dari orang tuanya atau memiliki ketergantungan pada orang tuanya, anak tidak mau sekolah jika tidak ditemani orang tuanya, hal ini dapat dilihat dalam hasil wawancara dengan guru kelas dan orang tua siswa serta pengamatan peneliti selama peneliti mengadakan penelitian dilokasi tersebut. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sabanyak 6 Kelas dengan jumlah siswa 98 siswa, dan untuk menentukan sampel atau kelas yang menjadi subyek penelitian peneliti mengambil kelas I, dengan jumlah siswa 27 orang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Sebab berdasarkan pengamatan peneliti siswa kelas I merupakan awal permulaan anak bersosialisasi dengan orang lain, sebelumnya anak hanya berhubungan dengan teman-teman di rumah dan keluarga, namun disekolah anak memulai lingkungan dan situasi yang baru yang memerlukan adaptasi dan penyesuaian baik dengan teman-teman maupun dengan guru-guru di sekolah, maka untuk penyesuaian diri anak dan lingkunagan yang baru perlu dikembangkan perilaku sosialnya, mengingat anak-anak di SD Negeri Pasir Kadusirung ini pada umumnya tidak melalui pendididkan Taman Kanak-kanak.

65 Tabel 3. Sampel penelitian Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan perilaku Sosial Siswa NO KELAS JUMLAH SISWA Laki-laki Perempuan Jumlah NAMA GURU KELAS I 3 4 27 Rukiah 2 II 4 4 28 Ita Hermayati 3 III 20 25 45 Umayah 4 IV 2 9 40 Nepi Pariyanti 5 V 9 9 38 Ima Ahdia T.H 6 VI 9 20 Masri Jumlah 98 00 98 Sumber penelitian adalah siswa kelas I dengan melalui kegiatan observasi peneliti dan didampingi oleh orang tua siswa, dan guru kels I mengingat kelas I belum dapat menentukan sikap dan perilakunya sendiri, anak masih tergantung dan patuh pada aturan/petunjuk/nasehat orang tua atau guru di sekolah. namun peneliti juga melengkapi penelitian ini dengan langsung mengadakan pengamatan pada saat anak bermain, anak belajar di sekolah dan juga menggunakan sumber sekunder yaitu guru kelas dan guru mata pelajaran yang lain seperti guru agama, guru olah raga dan kepala sekolah, orang tua siswa serta teman bermain siswa, hal ini dilakukan guna mempertajam dan menggali lebih luas data demi akuratnya penelitian ini selain itu peneliti juga menggambil data-data lain dari para peneliti terdahulu.

66 C. Definisi Oprasional Bimbingan kelompok lebih menekankan pada pemberian informasi atau keterangan mengenai perkembangan belajar, jabatan, penjelasan mengenai kesehatan pergaulan sosial dengan memanfatkan suasana kelompok, karena dalam suasana kelompok siswa dapat mengenal dirinya, berperilaku sosial, membantu mengurangi beban moril, mengatasi konflik-konflik serta membentuk sikap-sikap positif lainya dengan melalui kelompok Bimbingan kelompok dapat dimanfaatkan untuk anak yang mengalami kesulitan bersosialisasi atau berperilaku kurang sosial dalam hal ini suka mengganggu orang lain, mau menang sendiri, tidak mau menerima kekalahan dan jika perilaku dilakukan berulang-ulang dimungkinkan akan membentuk sikap dan kebiasaan yang kurang baik atau maljasman. Maka salah satu upaya guru bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat membantu mengembangkan perilaku sosial anak agar siswa dapat diterima oleh lingkungannya karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri, menurut David Schneider (Wirawan sarlito, 996 : 36) menyatakan bahwa manusia merupakan bagian dari dunia keteraturan yang alamiah dan rasional sehingga memiliki tanggungjawab satu dengan yang lainnya dan secara bersama-sama mengejar kebahagiaan. Dinamika kelompok merupakan bidang ilmu pengetahuan sosial, khususnya ilmu tentang perilaku manusia (behavior science), dinamika kelompok diciptakan oleh Kurt Lewin (946) pada saat kelompok lebih menonjolkan kepentingan perseorangan akibat dari sifat individualitasnya. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diciptakan latihanlatihan dengan melalui permainan kelompok agar terciptanya suatu kerjasama atau peleburan anggota kelompok secara penuh, setiap kelompok memiliki kesadaran dan

67 tanggungjawab bersama, maka dinamika kelompok bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial anak atau perilaku sosial siswa. Permaianan merupakan metode atau cara yang tepat dalam pembelajaran yang dapat memanfaatkan seluruh kepribadian siswa agar siswa bergerak aktif secara fisik, karena gerak fisik dapat meningkatkan proses mental, karena bagian otak manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh (conteks motor) terletak tepat disebelah bagian otak yang digunakan untuk berfikir dan memecahkan masalah, oleh karena itu menghalangi gerak tubuh berarti menghalangi pikiran untuk berfungsi secara maksimal, sebaliknya dengan melibatkan tubuh dalam belajar cenderung membangkitkan kecerdasan terpadu sepenuhnya pada diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Dave Meier (2005:90) Belajar dengan menggunakan aktivitas fisik secara umum lebih efektif, belajar tidak aktif secara fisik dalam jangka waktu lama akan melumpuhkan otak dan belajarpun melambat layaknya merayap atau bahkan berhenti. Belajar yang melibatkan fisik akan membangkitkan proses mental dan cenderung membangkitkan kecerdasan terpadu. Belajar yang melibatkan fisik antara lain : membuat model, menciptakan sesuatu, memperagakan sesuatu, eksperimen, sosiodrama, cerita atau membicarakan dan merefleksikan pengalaman, simulasi, permaianan (games), melakukan tinjauan lapangan dan penelitian. Untuk merangsang hubungan pikiran tubuh, ciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu kewaktu. Dalam permainan ini akan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual serta penggunaan semua panca indra.

68 D. Kisi-Kisi untuk Mengukur Profil perilaku sosial siswa SD Tujuan Aspek Sub Aspek Indikator Juml item. Prilaku A. Bermain pada saat di rumah bermain Mengetahui profil perilaku sosial siswa 2. Prilaku pada saat belajar B. Bermain di sekolah A. Belajar di rumah B. belajar di sekolah. anak selalu ingin menguasai permaianan 2. anak marah jika dalam bermain mengalami kegagalan /kalah. 3. anak lebih suka bermain sendiri 4. anak selalu mengajak temanya untuk bermain bersama 5. anak menangis jika dalam bermain mengalami kekalahan 6. Bermain dengan temanteman sebayanya saja.. anak selalu ingin menang sendiri? 2. anak selalu terlibat dalam setiap permaianan di sekolah 3. anak sering membantu temannya dalam bermain 4. anak sering menolong temannya yang celaka /jatuh saat bermain. 5. anak berdiskusi dalam menyelesaikan permaianan. 6. anak memilih-milih teman dalam bermain 7. anak bermaian tanpa membedakan jenis kelamin.. Menurut perintah dan nasehat orang tua 2. Mengikuti apa yang dianjurkan teman-temannya. 3. Belajar dengan temantemannya (belajar sepeda). Menurut perintah dan nasehat guru 2. Mengerjakan tugas bersama teman di kelas 3. Meminjam alat tulis dengan Nomor item 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9

69 3. Prilaku pada saat istirahat A. Diluar kelas B. prilaku emosi cara memaksa. 4. Mengganggu temannya yang sedang belajar. 5. Berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan.. Bermain bersama temantemannya. 2. Membantu temannya yang mengalami kesulitan. 3. Berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan. 4. Merusak dan mengganggu permainan teman.. Merebut maianan orang lain dan ingin menguasai. 2. Jahil, suka mengambil milik atau mainan orang lain 3. Meminjam milik orang lain dan tidak mengembalikannya 4. Ingin selalu diperhatikan oleh orang tua dan guru 5. Iri jika teman yang lain memiliki barang atau permainan baru 6. Sekolah ditungguin oleh orang tuanya 7. Makan dan minum disuapin atau dilayani orang tua 8. Berangkat dan pulang sekolah di antar dan jemput oleh orang tua 9. Menangis jika orang tua tidak menunggu di depan kelas. 0. Tidak mau sekolah jika tidak diantar dan ditungguin orang tua 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3 32 33 34 35

70 E. Instrumen Penelitian Lembar pengamatan Nama siswa :.Nama siswa : No Pernyataan Ya Kadang Tidak pernah Anak selalu ingin menguasai permaianan 2 3 4 5 6 7 8 9 0 Anak marah jika dalam bermain mengalami kegagalan/kalah. Anak lebih suka bermain sendiri Anak selalu mengajak temanya untuk bermain bersama Anak menangis jika dalam bermain mengalami kekalahan Bermain dengan teman-teman sebayanya saja. Anak selalu ingin menang sendiri? Anak selalu terlibat dalam setiap permaianan di sekolah Anak sering membantu temannya dalam bermain Anak sering menolong temannya yang celaka/jatuh saat bermain. 2 3 4 5 6 7 8 Anak berdiskusi dalam menyelesaikan permaianan. Anak memilih-milih teman dalam bermain Anak bermaian tanpa membedakan jenis kelamin. Menuruti perintah dan nasehat orang tua Mengikuti apa yang dianjurkan teman-temannya. Belajar dengan teman-temannya (bola, englek, boneka) Menuruti perintah dan nasehat guru Mengerjakan tugas bersama teman-temannya di kelas

7 9 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Meminjam alat tulis dengan cara memaksa. Mengganggu temannya yang sedang belajar. Berbicara dengan bahasa yang baik dan sopan. Bermain bersama teman-temannya. Membantu temannya yang mengalami kesulitan. Saya bangga jika menang dalam permainan. Merusak dan mengganggu permainan teman. Merebut mainan orang lain dan ingin menguasai permainan. Jahil, suka mengambil milik atau mainan orang lain Meminjam milik orang lain dan tidak mengembalikannya Ingin selalu diperhatikan oleh orang tua dan guru Marah jika teman yang lain memiliki barang atau permainan baru 3 32 33 34 35 Sekolah ditunggu oleh orang tuanya hingga pulang sekolah Makan dan minum disuapin atau dilayani orang tua Berangkat dan pulang sekolah di antar jemput oleh orang tua Menangis jika orang tua tidak menunggu di depan kelas. Tidak mau sekolah jika tidak diantar dan ditungguin orang tua Catatan. jika jawaban iya = skor, kadang-kadang 2 dan tidak pernah 3 untuk pernyataan negatif. 2. jika jawaban ya = skor 3, kadang-kadang = skor 2 dan tidak pernah 3 jika pernyataan positif.

72 F. Analisis Data Analiasis data dengan menggunakan metode deskriptip, karena Metode deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Penelitian deskritif yang dilakukan dengan menggunakan metode survei (Soehartono, 999: 35). Alasan lainnya memilih metode deskriptif, karena peneliti bermaksud mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil suatu generalisasi dari pengamatan mengenai perilaku sosial siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang didesain untuk menjawab pertanyaan penelitian secara spesifik dengan menggunakan angka statistik, mulai dari pengumpulan data, penafsiran sampai penyajian hasilnya. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan utama pada penelitian ini, sedangkan sebagai pendekatan penunjang digunakan pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh gambaran faktual dilapangan, dalam penelitian ini data akan diperoleh melalui penggunaan instrumen angket dan pedoman observasi. penelitian ini untuk mengamati perilaku sosial siswa dimana perilaku sosial ini tidak dapat diukur denga tes tertulis maupun tes lisan, sedangkan dimaksudkan disini adalah untuk mengembangkan perilaku sosial siswa, menurut Cece Rakhmat (2006: 46) tes tindakan digunakan untuk mengukur aspek perilaku psikomotor dalam hal ini mengukur keterampilan melakukan kegiatan sosial yang tidak mungkin diukur atau diungkap oleh tes tertulis maupun tes lisan. Maka langkah dalam menganalisa data sebagai berikut :. Data yang telah dikumpul dari inventori perilaku sosial berdasarkan jawaban responden dengan menggunakan skala likert a. Pilihan responden diberi skor sebagai berikut ya =, kadang-kadang = 2, tidak pernah = 3 dan pilihan siswa kemudian dianalisa melalui normalitas sebaran jawaban dan daya pembeda butir soal dan hasilnya dikategorikan kedalam kategori siswa yang memiliki perilaku sosial tinggi, perilaku sosial yang sedang dan perilaku sosial rendah/kurang sosial.

73 Dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P = f n p = Prosentase f = frekuensi jawaban n = nilai total Dalam penetapan cara penyekoran, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berkisar I sampai dengan 3. Perincian Kriteria penskoran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.2 Kriteria (Skor) Alternatif Jawaban Untuk Tiap Item NO OPTION SKOR + _ Ya 3 2 Kadang-kadang 2 2 3 Tidak pernah 3 b. Cara menguji coba butir soal Item perilaku sosial tersebut diujicobakan kepada 27 responden dengan hasil sebagai berikut pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Analisis Perilaku Siswa NO KRITERIA KUALIFIKASI PERILAKU Lebih dari (rata-rata ideal +,5 SD ideal) Tinggi 2 Antara (rata-rata 0,5 SD) dan (rata-rata + 0,5 SD) Sedang 3 Kurang dari ( rata-rata + 0,5 SD) Rendah /kurang

74 Pensekoran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Option pilihan jawaban observer terdiri dari 3 pilihan yaitu sering (S), kadang-kadang (K), dan jarang (J) dan kriteria setiap item sebagai berikut sering = 3, kadang-kadang = 2, dan jarang =. Sedangkan untuk perilaku sosial siswa dapat dikategorikan dari skor maksimal ideal perilaku sosial siswa adalah 05, yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah item yaitu 35 item dengan skor maksimal 3, dan untuk memperoleh rata-rata ideal (setengah dari skor maksimal ideal) yaitu 52,5 dan simpangan baku ideal (sepertiga dari rata-rata ideal) yaitu 8. Dengan demikian untuk menentukan kecenderungan dan penafsiran mengenai perilaku sosial siswa dapat dikemukakan pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Hasil Analisis perilaku Sosial Siswa NO KRITERIA KUALIFIKASI PERILAKU SOSIAL 79 Tinggi 2 6-78 Sedang 3 6 Rendah /kurang Instrumen yang digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai lingkungan dan suasana permainan kelompok anak di sekolah peneliti mengunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi dengan analisa data kualitatif. Analisa ini dilakukan dengan mengadakan observasi lingkungan dan wawancara kepada guru kelas dan orang tua siswa serta guru-guru yang lain seperti guru olah raga dan guru agama. 2. Pedoman Observasi Observasi dilakukan langsung oleh peneliti artinya peneliti terlibat langsung sebagai partisipan dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun diluar kelas, seperti pada saat anak mengikuti permainan pada saat istirahat, dengan melalui

75 observasi ini peneliti dapat melihat langsung aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di kelas, diluar kelas, dilapangan, selain itu peneliti juga melakukan observasi tidak langsung yaitu dengan memanfaatkan guru kelas atau teman dekat anak pada saat bermain dengan kelompoknya baik di kelas maupun diluar kelas. Pengamatan atau observasi langsung ini merupakan penelitian utama karena peneliti langsung mengamati perilaku siswa disaat bermain dan belajar, hasil dari pengamatan ini menjadi bahan utama peneliti yang kemudian akan dilengkapi dan dan disempurnakan oleh hasil observasi tidak langsung yaitu oleh guru kelas, maupun oleh orang tua siswa meskipun dalam observasi tidak langsung ini kadang kala terdapat rekayasa subyektifitas observer, maka untuk menghindari hal tersebut peneliti menyediakan lembar observasi dengan option yang telah disediakan, observer hanya memberikan tanda chek dan kemudian melaporkan kepada peneliti. 3. Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan secara mendalam dengan guru kelas, dan orang tua siswa sebagai sumber data utama selain itu juga peneliti mengadakan wawancara dengan teman-temannya, sebelum melaksanakan wawancara dengan responden utama. Langkah awal sebelum peneliti mengadakan kegiatan wawancara terlebih dahulu meyiapkan lembar atau pedoman wawancara agar kegiatan wawancara lebih terarah dan terfokus pada masalah yang hendak diteliti. Pedoman wawancara disusun sesuai dengan tujuan penelitian Data pokok yang ingin diperoleh dari hasil wawancara adalah : () perilaku anak disaat pelajaran di kelas, (2) perilaku sosial anak disaat istirahat/bermain, (3) perilaku

76 sosial siswa kepada guru, (4) daya dukung personil sekolah terhadap layanan bimbingan dan konseling, (5) gambaran perilaku sosial siswa pada umumnya di sekolah.