ABSTRAK HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN TERHADAP GEJALA MAAG PADA MAHASISWA AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN Nordin 1 ; Aditya M.P.P 2 ;Yugo Susanto 3 Menurut data dari World Health Organization (WHO) bahwa Indonesia berada pada urutan keempat menurut banyaknya jumlah penderita maag setelah Amerika Serikat, Inggris dan Bangladesh dengan jumlah 430 juta penderita maag. Maag dapat disebabkan oleh pola makan yang salah seperti makan tidak teratur serta tidak memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi. Jadwal makan yang tidak teratur tentunya akan dapat menyerang lambung, maka dari sinilah penyakit maag akan muncul. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan, kekuatan hubungan dan arah hubungan serta kontribusi antara frekuensi makan terhadap gejala maag pada mahasiswa Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yaitu menggambarkan serta menganalisa uji hubungan, kekuatan dan arah hubungan digunakan metode uji korelasi serta menghitung kontribusinya menggunakan metode regresi linier. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa regular semester II, IV & VI di Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Tahun Akademik 2012/2013. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner yang dijawab langsung oleh responden. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2-11 Mei 2013. Data yang dihasilkan pada penelitian ini berdasarkan rata-rata total frekuensi makan responden sebesar 3,80 dan rata-rata total gejala maag responden sebesar 3,60. Hasil uji korelasi pada penelitian ini didapatkan taraf signifikan 0,001 sedangkan koefisien korelasinya 0,307 menunjukkan bahwa penelitian ini mempunyai hubungan yang signifikan antara frekuensi makan terhadap gejala maag pada mahasiswa Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin. Kekuatan korelasi pada penelitian ini lemah namun memiliki arah hubungan yang positif. Kontribusinya sebesar 9,3%. Kata Kunci: Hubungan, Frekuensi Makan, Gejala Maag
ABSTRACT RELATIONSHIP FREQUENCY OF EATING WITH MAAG SYMPTOMS OF COLLEGE STUDENT AT ACADEMY OF PHARMACY ISFI BANJARMASIN Nordin 1 ; Aditya M.P.P 2 ;Yugo Susanto 3 According to data from the World Health Organization (WHO) that Indonesia was ranked fourth by the largest number of patients with maag patient after United States, British and Bangladesh with the amount of 430 million people with maag patient. Maag can be caused by the wrong diet like eating irregularly and not pay attention to the type of food consumed. Irregular eating schedule will certainly be able to attack the stomach, then from this is where the ulcer disease will appear. Aim of this study is to know the relationship, relationship strength and direction of the relationship between frequency of eating with maag symptoms of college students in the Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin. This study used descriptive analytic in order to describe and analyze the test relationship, strength and direction of the relationship with the correlation method and used to calculate contributions using linier regression methode. The population in this study is all regular college student second, four,and six semester at Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin academic year 2012/2013. Data collection techniques such as questionnaires are answer directly by the respondent. The study was conducted on 2-11 May 2013. The data generated in this study based on the average total of respondents frequency eating is 3,80 and the average total respondents maag symptoms is 3,60. Correlation test of this study had a significant level is 0,001 while the correlation coefficient 0,307 indicates that is research has a significant relationship between the frequency of eating with maag symptoms in college students at Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin. Strength of the correlation in this study had a weak but positive relationship direction. Contribution is 9,3%. Keyword: Relationship, Eating Frequency, Maag Symptoms
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data dari World Health Organization (WHO), Indonesia berada pada urutan keempat menurut banyaknya jumlah penderita maag setelah Amerika Serikat, Inggris dan Bangladesh dengan jumlah 430 juta penderita maag (Depkes RI, 2004). Menurut Rehan (2009), maag adalah penyakit yang menyerang lambung dikarenakan kelebihan kadar asam lambung hingga menyebabkan sakit, mulas dan perih pada perut serta perasaan terbakar pada ulu hati. Maag dapat disebabkan oleh pola makan yang salah seperti makan tidak teratur serta tidak memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi. Jadwal makan yang tidak teratur tentunya akan dapat menyerang lambung, maka dari sinilah penyakit maag akan muncul. Dalam pola makan sehari-hari sering terlihat kebiasaan jadwal makan yang sering tidak teratur, seperti terlambat makan atau menunda waktu makan bahkan tidak sarapan pagi sehingga membuat perut mengalami kekosongan dalam jangka waktu yang lama (Fitri, 2013). Menurut Khasanah (2012) dalam Fitri (2013), pola makan adalah kebiasaan makan seseorang setiap harinya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola makan adalah cara atau kebiasaan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam kondisi sehat maupun sakit dalam hal mengkonsumsi makanan yang dilakukan secara berulang-ulang pada waktu tertentu dalam jangka waktu yang lama. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan khususnya sebagai penerus bangsa tidak luput dari aktivitas yang tinggi. Oleh sebab itu, mahasiswa diharapkan memiliki perilaku hidup sehat. Apabila mahasiswa tidak memperhatikan kesehatannya, maka mahasiswa sangat rentan terhadap penyakit. Proses pendidikan akan
ikut terganggu dan pencapaian mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang berkualitas tidak berjalan lancar. Aktivitas yang padat serta kehidupan sosial pada mahasiswa ini sangat mempengaruhi perilaku hidup sehatnya, khususnya pada pola makannya seharihari (Fitri, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn Fitri tahun 2013 tentang Deskripsi Pola Makan Penderita Maag Pada Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang bahwa pola makan mahasiswa berdasarkan keteraturan makan, sebagian besar responden jarang makan teratur, selalu makan dua kali sehari, tidak pernah makan tepat waktu, selalu terlambat makan dan menunggu lapar dulu baru makan dan jarang sarapan pagi. Fakta yang menyebutkan bahwa mahasiswa sering mengeluh sakit pada bagian perutnya sesuai dengan tanda-tanda gejala penyakit maag, yaitu perut kembung, perih, nyeri dan mual. Keluhan tersebut disebabkan oleh pola makannya yang tidak teratur. Karena aktivitas perkuliahan mahasiswa yang terlalu padat, seperti praktikum mahasiswa makan hanya 1 sampai 2 kali sehari dan sering tidak sarapan pagi, bahkan ada juga yang tidak terbiasa dengan sarapan pagi. Mahasiswa juga sering mengkonsumsi makanan yang asam, pedas, berlemak tinggi, berbumbu banyak dan merangsang lambung serta makanan yang sulit dicerna (Fitri, 2013). Berdasarkan uraian di atas dan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin khususnya pada mahasiswa regular telah didapatkan data tentang gejala maag yang diderita oleh mahasiswa sebanyak 51% dari 163 mahasiswa. Hal ini disebabkan karena kebiasaan pola makan yang kurang baik dan mengkonsumsi makanan yang justru dapat menyebabkan iritasi pada lambung. Untuk mengetahui lebih jelas apakah ada hubungan frekuensi makan terhadap gejala maag pada Mahasiswa Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, oleh karena itu peneliti mengangkat
penelitian ini karena sangat menarik untuk dibahas dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian penelitian yang akan dilakukan berjudul Hubungan Frekuensi Makan Terhadap Gejala Maag Pada Mahasiswa Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin.