BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. secara langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Area pegunungan adalah salah suatu tempat yang sangat menarik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODA PENELITIAN. Kabupaten Indragiri Hilir terletak pada posisi 102*52,28-103*18,9' BT dan

III. METODE PENELITIAN. zona intertidal pantai Wediombo, Gunungkidul Yogyakarta.

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

memiliki karakteristik topografi yang berbeda. Penelitian ini dilakukan selama enam

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PAKU TANAH DI KAWASAN GUNUNG TIDAR KOTA MAGELANG

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah vegetasi mangrove

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan

3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif (Muhamad Ali, 1992). Jenis penelitian ini memberikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan kemandirian belajar siswa Kelas X SMA di Gunungkidul.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Indeks Keanekaragaman ( H) dari Shannon-Wiener dan Indeks Nilai Penting

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun 2015. Penelitian ini dilakukan di kawasan ekowisata jalur pendakian Cemoro Kandang Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar. Untuk identifikasi tumbuhan anggota famili Asteraceae yang ditemukan dilakukan Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan dalam pengambilan data lapangan adalah lembar data, alat tulis, thermometer, altimeter/gps, lux meter, higrometer, anemometer, ph meter, rol meter/tali rafia, kamera dan berbagai perlengkapan untuk pendakian gunung sedangkan alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan herbarium diantaranya alat tulis, pisau, plastik, gunting, sasak, oven, kertas karton, solasi/perekat, jarum, benang, tali rafia, kertas manila, dan alat tulis. Untuk identifikasi spesies yang ditemukan digunakan buku acuan yaitu FLORA karya C.G.G.J. van Steenis terjemahan oleh Moeso Surjowinoto et al. (1987) dan FLORA PEGUNUNGAN JAWA karya C.G.G.J. van Steenis terjemahan oleh Jenny A. Kartawinata (2010). 31

C. Rancangan Penelitian 1. Teknik Pengambilan Data Metode pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksplorasi/jelajah, wawancara dan kuisioner. Metode jelajah dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap spesies tumbuhan anggota famili Asteraceae pada stasiun pengamatan di kawasan ekowisata jalur pendakian Cemoro Kandang - Hargo Dumilah. Tumbuhan Asteraceae yang ditemukan diamati, diidentifikasi dan didokumentasikan. Metode wawancara ditujukan pada masyarakat lokal, tokoh kunci pertama (guide) atau stakeholder yang tepat agar didapatkan hasil data yang reliable. Wawancara dilakukan untuk mengetahui nama lokal dan pemanfaatan spesies tersebut oleh masyarakat sekitar jalur pendakian Cemoro Kandang Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian menggunakan metode deskriptif observasional yaitu peneliti mendeskripsikan suatu objek hasil observasi dilapangan dan hasil wawancara. Deskripsi data yang diperoleh meliputi identifikasi morfologi kemudian ditentukan nama ilmiah, nama lokal dan pemanfaatan tumbuhan dari famili Asteraceae oleh masyarakat setempat. Pada tiap stasiun pengumpulan data dilakukan pengukuran faktor lingkungan meliputi suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, kecepatan angin, ketinggian tempat dan ph tanah. 2. Teknik Penentuan Titik Sampling Penentuan titik sampling dilakukan pada 7 stasiun berdasarkan ketinggian tempat dengan masing masing stasiun berjarak 200 m dpl, pembagian stasiun diantaranya : 32

Stasiun I Stasiun II Stasiun III Stasiun IV Stasiun V Stasiun VI Stasiun VII : 1.800 K < 2.000 m dpl, : 2.000 K < 2.200 m dpl, : 2.200 K < 2.400 m dpl, : 2.400 K < 2.600 m dpl, : 2.600 K < 2.800 m dpl, : 2.800 K < 3.000 m dpl, : 3.000 K < 3.200 m dpl. Metode yang digunakan untuk penentuan titik sampling adalah metode kuadrat dengan tali rafia berukuran 1 x 1 m² kemudian kemudian dilakukan pencacahan individu jenis anggota Asteraceae yang ditemukan pada masing masing kuadrat tersebut. Kuadrat dibuat dengan distribusi sistematik sepanjang jalur pendakian dari Cemoro Kandang sampai puncak Hargo Dumilah pada sisi kiri atau kanan jalur transek secara bergantian dengan jarak antar kuadrat yaitu 50 meter. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan selama proses penelitian, mulai awal penelitian hingga seluruh data terkumpul. Observasi lapangan dilakukan dengan mengidentifikasi tumbuhan anggota famili Asteraceae di kawasan ekowisata jalur pendakian Cemoro Kandang - Hargo Dumilah dengan ketinggian 1800-3200 m dpl. Jenis tumbuhan anggota famili Asteraceae yang ditemukan pada tiap kuadrat diidentifikasi, didokumentasikan dengan kamera untuk memperjelas spesies yang ditemukan, dicatat nama spesies jika sudah diketahui, dan dihitung jumlah individunya. Jenis tumbuhan famili Asteraceae yang belum diketahui namanya dikoleksi untuk diidentifikasi di laboratorium Jurusan Biologi Fakultas MIPA 33

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Identifikasi ciri-ciri morfologi tumbuhan anggota famili Asteraceae dilakukan dengan mencatat bentuk morfologi tumbuhan sehingga dapat mengelompokkan tumbuhan famili Asteraceae yang ditemukan ke dalam tingkatan taksonomi pada kingdom plantae dengan menggunakan buku acuan yaitu FLORA karya C.G.G.J. van Steenis terjemahan oleh Moeso Surjowinoto et al. (1987) dan FLORA PEGUNUNGAN JAWA karya C.G.G.J. van Steenis terjemahan oleh Jenny A. Kartawinata (2010). 4. Pengukuran Faktor Lingkungan Pada masing masing titik sampling dilakukan pengukuran faktor lingkungan meliputi : a. Ketinggian tempat Ketinggian tempat diukur dengan menggunakan altimeter/gps. Jarak pengukuran 50 cm di atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 60 detik dan menentukan titik pengambilan sampling sesuai ketinggian yang telah ditentukan. b. Suhu udara Suhu udara diukur dengan alat termometer. Jarak pengukuran 50 cm di atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 60 detik dan dicatat nilai suhu udara yang ditunjukkan oleh alat termometer. c. Kelembaban udara Kelembaban udara diukur dengan alat higrometer. Jarak pengukuran 50 cm di atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 60 detik dan dicatat besarnya nilai kelembaban udara yang ditunjukkan oleh higrometer. 34

d. Intensitas Cahaya Intensitas cahaya diukur dengan alat yaitu Lux-meter. Jarak pengukuran 50 cm di atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 60 detik dan dicatat nilai intensitas cahaya. e. Kecepatan angin Kecepatan angin diukur dengan alat anemometer. Jarak pengukuran 50 cm di atas permukaan tanah kemudian ditunggu selama 60 detik dan dicatat kecepatan angin yang ditunjukkan oleh anemometer. f. ph tanah ph tanah diukur dengan alat ph meter. ph meter dimasukkan ke tanah sampai mencapai batas ukur ph meter dan ditekan tombol penunjuk nilai ph selama 60 detik kemudian dicatat ph yang terukur. g. Kelembaban tanah Kelembaban tanah diukur dengan alat ph meter. ph meter dimasukkan ke tanah sampai mencapai batas ukur ph meter selama 60 detik kemudian dicatat nilai kelembaban tanah yang terukur. 35

D. Analisis Data Jumlah individu setiap spesies tumbuhan anggota famili Asteraceae yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan beberapa tahap diantara nya : 1. Densitas/Kepadatan Densitas adalah cacah individu suatu spesies per satuan ruang. Densitas jenis A = Jumlah individu jenis A Luas area unit sampling Kepadatan populasi jenis A Densitas Relatif jenis A = X 100 % Jumlah kepadatan populasi semua individu 2. Frekuensi kehadiran spesies tumbuhan Asteraceae Frekuensi adalah banyaknya suatu spesies tumbuhan ditemukan selama pengambilan sampel. Variabel ini menunjukkan pola distribusi tumbuhan pada area kajian. Frekuensi Jenis A = Jumlah plot dimana jenis i ditemukan Jumlah semua plot Frekuensi Relatif Jenis A = Total frekuensi jenis A Total frekuensi seluruh jenis 36

3. Perhitungan Indeks Keanekaragaman Untuk mengetahui indeks keanekaragaman pada masing - masing lokasi dianalisis menggunakan rumus Shannon - Wiener, yaitu : ( ) ( ) Keterangan : : Indeks keragaman Shanon Wiener ni N : Jumlah individu spesies ke-i : Jumlah total individu spesies yang ditemukan Dengan kriteria : < 1 = Keanekaragaman rendah 1 3 = Keanekaragaman sedang 3 = Keanekaragaman tinggi 4. Perhitungan Indeks Similaritas Indeks Similaritas (IS) yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesamaan struktur komunitas antar stasiun, ditentukan dengan rumus Jaccard yang dikembangkan oleh Soremon pada tahun 1984 (Odum, 1993) sebagai berikut : Keterangan : S A B C : Indeks keanekaragaman spesies : Jumlah spesies dalam lokasi A : Jumlah spesies dalam lokasi B : Jumlah spesies yang sama pada kedua lokasi 37

5. Uji Korelasi Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini hubungan variabel yang dicari adalah lingkungan dengan indeks keanekaragaman tumbuhan famili Asteraceae dimana indeks keanekaragaman spesies sebagai variabel bebas dihubungkan dengan faktor lingkungan sebagai variabel terikat. Menurut Supranto (1995), rumus yang digunakan yaitu : Keterangan : r : Koefisien korelasi xi yi n : Nilai variabel faktor lingkungan : Nilai indeks keanekaragaman : Jumlah ulangan Tingkat koefisien korelasi dapat dibagi menjadi 6 yaitu : a. r = 0 ; tidak ada korelasi b. 0 < r < 0,200 ; korelasi sangat rendah atau sangat lemah c. 0,200 r < 0,400 ; korelasi rendah tetapi pasti d. 0,400 r < 0,700 ; korelasi cukup berarti e. 0,700 r < 0,900 ; korelasi tinggi atau kuat f. 0,900 r 1 ; korelasi sangat tinggi atau sangat kuat. 6. Distribusi dan Kemelimpahan Analisis data kemelimpahan tumbuhan menunjukkan nilai rata - rata cacah individu tumbuhan per satuan luas area. Distribusi tumbuhan di sepanjang jalur 38

pendakian dinyatakan dengan frekuensi pada masing-masing stasiun pengamatan, sedangkan pola distribusinya ditentukan dengan nilai Indeks Morista, yaitu : I = (N.Σ.X² - ΣX) : {(Σ.X² - ΣX} Keterangan : I = Indeks Morista N = jumlah seluruh sampel X = jumlah individu per sampel Dengan kriteria : I = 1 menunjukkan pola distribusi acak/random I > 1 menunjukkan pola distribusi berkelompok I < 1 menunjukkan pola distribusi beraturan (Barbour et al., 1987) 39