pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1999 Indonesia mulai menggalami krisis global disegala

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. cara hidup (fungsi mengatur/regulatory). Sedangkan bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar bagi pemerintah untuk menggalakkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini adalah berasal dari sektor perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah. meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara (pemerintah) baik secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada zaman orde baru mengandalkan penerimaan negara pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaa Negara dari sektor fiskal pemerintah telah membuat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erly Suandy (2008), dari segi ekonomi, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang utama. Lebih kurang 70% APBN bersumber dari pajak. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru

BAB I PENDAHULUAN. lain pajak merupakan biaya bagi perusahaan karena beban pajak akan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang cukup ketat antar perusahaan, meliputi pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang dipungut kepada obyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Perpajakan Pasal 1, pengertian Pajak adalah kontribusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya suatu negara dinilai maju dan berkembang dilihat dari segi

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting dalam Anggaran

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x. 1.1 Latar Belakang...1

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan perpajakan terdapat perbedaan antara pemerintah dengan wajib pajak,

BAB I PENDAHULUAN. maupun badan guna membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunannya. Tetapi, untuk meningkatkan pembangunan tersebut,

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peraturan dan ketetapan, baik itu perubahan dari peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

Banyak perusahaan yang mengidentikkan membayar pajak sebagai beban sehingga perusahaan akan berusaha meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya, yaitu kematian dan pajak. Secara umum, hampir seluruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu

BAB III PEMBAHASAN. A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net), metode pembebanan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian dewasa ini, pajak merupakan suatu hal yang

BAB II LANDASAN TEORI

Judul : Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Pegawai Tetap dengan Menerapkan Metode Gross-Up sebagai Upaya Perencanaan Pajak.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SEBAGAI UPAYA LEGAL UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PAJAK PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada CV.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari setiap perusahaan adalah memperoleh laba yang besar,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak salah satunya

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya sektor privat

BAB I PENDAHULUAN. bersih/penghasilan sehingga perusahaan akan selalu berusaha untuk

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Judul : Perencanaan Pajak CV. Rajawali atas perubahan status menjadi PT. (Perseroan Terbatas). Nama : Sherly Nim : ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia, Pajak merupakan sektor terbesar dari penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menerus dikeluarkan oleh pemerintah demi tercipta kesejahteraan rakyatnya. Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia yang semakin maju, Indonesia terus

Nining Fitri Andayani

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Workshop Perpajakan Manajemen Risiko Perpajakan & Tax Planning Pasca Tax Amnesty. Dr. Nur Hidayat, SE, ME, Ak, CA, BKP

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif

Abstrak ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar adalah dari sektor pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya peningkatan penerimaan negara dari sektor perpajakan selama 5 tahun terakhir. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut. Tabel 1 Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah) 2007-2011 Sumber Penerimaan 2007 2008 2009 2010 2011 Penerimaan Perpajakan 490.988 658.701 619.922 723.307 878.685 Pajak Dalam Negeri 470.052 622.359 601.252 694.392 831.745 Pajak Penghasilan 238.431 327.498 317.615 357.045 431.977 PPN 154.527 209.647 193.067 230.605 298.441 PBB 23.724 25.354 24.270 28.581 29.058 BPHTB 5.953 5.573 6.465 8.026 - Cukai 44.679 51.252 56.719 66.166 68.075 Pajak Lainnya 2.738 3.035 3.116 3.969 4.194 Pajak Perdagangan Internasional 20.936 36.342 18.670 28.915 46.940 Bea Masuk 16.699 22.764 18.105 20.017 21.501 Pajak Ekspor 4237 13578 565 8898 25349

Penerimaan Bukan Pajak 215.120 320.604 227.174 268.942 286.568 Penerimaan SDA 132.893 224.463 138.959 168.825 191.976 Bagian Laba BUMN 23.223 29.088 26.050 30.097 28.836 Penerimaan Bukan PajakLainnya 56.873 63.319 53.769 59.429 50.340 Pendapatan Badan Layanan Umum 2.131 3.734 8.369 10.591 15.416 Sumber : bps.go.id bersumber dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Bagi negara, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Dari segi ekonomis, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik, pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja (spending power) sektor privat. Agar tidak terjadi gangguan terhadap jalannya perusahaan, maka pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola dengan baik. Mangonting (2003 : 09) menyatakan bahwa banyak orang baik secara pribadi maupun kelompok merasa enggan untuk membayar pajak. Keengganan ini bisa jadi disebabkan karena tidak adanya kontra prestasi langsung yang diberikan akibat pembayaran tersebut, bisa juga karena pajak itu oleh mereka dianggap sebagai beban sehingga ada usaha-usaha untuk menguranginya. Untuk perusahaan besar, mengatur jumlah pajak seminimal mungkin akan sangat bermanfaat bagi mereka, karena ada aliran kas (cash flow) yang nantinya dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan perusahaan lainnya, dalam artian untuk pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan langsung dengan kegiatan pokok perusahaan.

Dalam praktek bisnis umumnya perusahaan mengidentikkan pembayaran pajak sebagai beban, sehingga berusaha meminimalkan beban untuk mengoptimalkan laba. Biaya dan laba selalu berbanding terbalik, semakin tinggi biaya maka akan semakin rendah laba yang diperoleh. Demikian sebaliknya semakin rendah biaya maka akan semakin tinggi keuntungan yang didapatkan. Oleh karena itu umumnya pihak manajemen merasa wajib untuk menekan biaya seoptimal mungkin, termasuk dalam pembayaran pajak. Sebagai ilustrasi, misalnya perusahaan memperoleh laba sebelum pajak penghasilan sebesar IDR 1 milyar, maka berdasarkan tarif progresif pajak yang harus dibayarkan adalah sebesar IDR.125.000.000,-. Bagi perusahaan beban pajak penghasilan tersebut cukup besar dan memberatkan. Hal ini menjadi faktor pendorong bagi pihak manajemen untuk memahami segala konsekuensi fiskal dari setiap transaksi maupun setiap keputusan bisnis dan manajerialnya, apabila mereka bermaksud untuk memaksimumkan keuntungan yang dapat diraih oleh pihak perusahaan. Keuntungan tersebut, harus diperoleh dengan mematuhi perundang-undangan perpajakan baik pajak pusat maupun daerah. Sebagai wajib pajak, setiap perusahaan harus mematuhi dan melaksanakan kewajiban pajaknya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Alternatif upaya dalam penghematan pajak yang harus dibayar oleh perusahaan, dilakukan dengan memanfaatkan pemahaman mendalam mengenai peraturan-peraturan perpajakan yang ada, melakukan kajian, analisis, maupun perencanaan mengenai setiap kegiatan yang menyebabkan konsekuensi fiskal dalam perusahaan. Hal ini sering disebut sebagai Perencanaan Pajak atau tax planning. Perencanaan Pajak dilakukan dengan harapan memperoleh penghematan pada pajak, sehingga perusahaan mengalami peningkatan laba bersih setelah pajak. Peluang melakukan penghematan pada Pajak Penghasilan yang

dikenakan pada laba perusahaan atau PPh pasal 25 salah satunya dapat dilakukan pada biaya-biaya yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan di antaranya adalah pada PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh karyawan. Zain (2007:53) mengungkapkan ada 3 (tiga) metode yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam menerapkan pemungutan PPh pasal 21 karyawan. Metode pertama, besarnya PPh pasal 21 dapat dipotong langsung dari gaji yang diterima oleh karyawan. Sedangkan metode kedua yang dapat diterapkan adalah dengan memberikan tunjangan tambahan yang berupa Tunjangan Pajak. Sedangkan metode yang ketiga adalah dengan memberikan tambahan pada penghasilan bruto karyawan sebesar pajak yang harus ditanggung karyawan, hingga akan menambah Penghasilan Kena Pajak (PKP) karyawan, sehingga PPh pasal 21 menjadi lebih besar,. Metode ini sering dikenal dengan sebutan metode Gross Up. Virgo Group adalah perusahaan yang bergerak dibidang Retail. Untuk pajak PPh 21, Virgo Group masih menggunakan metode Pph Pasal 21 pegawai tetap yang ditanggung pegawai, yaitu PPh 21 dipotong dari penghasilan pegawai pada saat pegawai menerima gaji. Dalam penelitian ini akan dibahas perbandingan 3 metode pengenaan pajak PPh 21 untuk dilihat metode mana yang dapat menghasilkan laba fiskal lebih kecil sehingga PPh Badan juga dapat lebih efisien. Berdasarkan permasalah mengenai pajak di atas, dalam proposal ini penulis bermaksud mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah tersebut dengan mengambil judul ANALISIS METODE PENGHITUNGAN DAN PEMOTONGAN

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM USAHA MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PERUSAHAAN. 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian mengenai usaha-usaha wajib pajak dalam hal ini pihak perusahaan, untuk meminimalkan beban pajak telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian terdahulu. Dalam hal ini penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul, antara lain: 1. Bagi perusahaan, pajak dianggap sebagai beban yang mengurangi laba perusahaan. Sehingga dibutuhkan sistem perhitungan pajak yang tepat agar perolehan laba bersih perusahaan menjadi maksimal. 2. Salah satu usaha yang dilakukan wajib pajak dalam meminimalisir beban pajak adalah memanfaatkan celah-celah ( loopholes ) dalam peraturan perpajakan, termasuk mengatur biaya-biaya yang dapat dikurangkan ( deductible expenses ) dari penghasilan bruto berdasarkan undang-undang perpajakan termasuk biaya kesejahteraan karyawan, dalam hal ini penghasilan pegawai tetap. Untuk itu perlu diketahui apakah tindakan tersebut sama sekali tidak melanggar peraturan perpajakan dan perundang-undangan yang berlaku. 1.3 Rumusan Masalah Dari identifikasi dan latar belakang masalah, Virgo Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang Retail, di mana dalam masalah pajak PPh pasal 21 yaitu dalam perhitungan dan pemotongannya, memiliki prosedur dan sistem yang diterapkan dalam kedua masalah tersebut.

Untuk itu, dalam penelitian ini, masalah utama yang akan menjadi bahasan pokok dalam penelitian ini mencakup permasalahan mengenai PPh pasal 21 di atas, yaitu: 1. Bagaimana prosedur serta metode pelaksanaan perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai tetap yang diterapkan pada Virgo Group? 2. Apakah proses serta metode perhitungan dan pemotongan PPh pasal 21 yang di lakukan oleh Virgo Group sudah sesuai dengan peraturan perpajakan? 3. Bagaimana dampak antara perhitungan PPH pasal 21 yang di tanggung karyawan, ditanggung perusahaan dan di beri tunjangan pajak ( gross up ) terhadap penghematan PPh Badan terutang pada Virgo Group? 1.4 Ruang Lingkup Sehubungan dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dalam hal ini penulis mencoba membatasi masalah yang ada, yaitu analisis hanya difokuskan pada metode pemotongan PPh pasal 21 atas gaji pegawai tetap pada Virgo Group selama periode tahun pajak 2011. Undang-undang yang dipergunakan adalah Undangundang Nomor 36 Tahun 2008. 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui prosedur serta metode pelaksanaan perhitungan dan pemotongan PPh 21 atas gaji pegawai tetap yang diterapkan pada Virgo Group.

2. Untuk mengetahui proses perhitungan dan pemotongan PPh pasal 21 sudah sesuai dengan peraturan perpajakan. 3. Untuk mengetahui dampak antara perhitungan PPh pasal 21 yang di tanggung karyawan, ditanggung perusahaan, dan di beri tunjangan pajak ( gross up ) terhadap penghematan PPh Badan terutang pada Virgo Group. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Sebagai bahan informasi atau pengetahuan tambahan di bidang akuntansi perpajakan khususnya dan merupakan sumber referensi bagi jurusan akuntansi terutama bagi yang akan meneliti lebih lanjut mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan, pemotongan dan pemungutan PPh pasal 21 atas gaji pegawai tetap dan hubungan dengan penghematan pada PPh Badan terutang. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dari penelitian yang dilakukan penulis dengan cara mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama perkuliahan dalam pembahasan masalah pada Virgo Group 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan untuk mengevaluasi perhitungan, pemotongan dan pemungutan PPh pasal 21 atas gaji pegawai tetap yang telah dilakukan.