Salah satu upaya pencegahan pneumonia yang berhubungan dengan lingkungan adalah dengan menciptakan lingkungan hidup yang baik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia

BAB V PEMBAHASAN. kepadatan hunian tidak menunjukkan ada hubungan yang nyata.

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia sering ditemukan pada anak balita,tetapi juga pada orang dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang cepat dan sangat penting atau sering disebut masa kritis anak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian balita (AKB) merupakan salah satu indikator kesehatan yang paling

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 : PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK FAKTOR RESIKO ISPA PADA ANAK USIA BALITA DI PUSKESMAS PEMBANTU KRAKITAN, BAYAT, KLATEN. Suyami, Sunyoto 1

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

PENDAHULUAN. hidung sampai alveoli. ISPA terdiri dari bukan pneumonia, pneumonia, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF)

BAB I PENDAHULUAN. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang sering menyerang anak-anak. Salah satu penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Millenium

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Penta Hidayatussidiqah Ardin

Lingkungan Fisik Kamar Tidur dan Pneumonia pada Anak Balita di Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Gejala utama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan terhadap beberapa penyakit yang terjadi di Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia yang diukur

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. balita/hari (Rahman dkk, 2014). Kematian balita sebagian besar. pneumonia sebagian besar diakibatkan oleh pneumonia berat berkisar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2005) kematian balita disebabkan oleh Infeksi Saluran

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara

DEA YANDOFA BP

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS MOJOGEDANG II KABUPATEN KARANGANYAR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

OLEH: IMA PUSPITA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak yang diderita oleh anak-anak, baik di negara berkembang maupun di

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penularan penyakit campak terjadi dari orang ke orang melalui droplet respiration

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

BAB I PENDAHULUAN. selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, salah satunya seperti kematian

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. negara, dan Indonesia menduduki tempat ke-6, dengan jumlah kasus 6 juta kasus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia adalah merupakan infeksi saluran nafas bagian bawah yang merupakan masalah kesehatan dunia karena angka kematiannya tinggi di perkirakan terjadi lebih 2 juta kematian Balita karena di bandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria dan campak. Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS ) tahun 2007 menunjukkan angka kesakitan pada bayi 2,2%, Balita 3%, angka kematian pada bayi 29,8% dan Balita 15,5% [1] Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam pemberantasan. Program pengembangan imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi Defteri Pertusis Tetanus (DPT) dan campak yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan kematian bayi dan balita akibat. [ ² ] Kejadian pada bayi dan balita selain disebabkan oleh bakteri dan virus juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu : faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi umur status gizi, status imunisasi, jenis kelamin, ASI eksklusif, defisiensi vitamin A dan berat badan lahir rendah (BBLR), sedangkan faktor ekstrinsik terdiri dari kondisi rumah, kepadatan hunian, kelembaban, pencahayaan ventilasi dan jenis bahan bakar, pendidikan ibu, tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah [3] Rumah yang sehat harusnya memenuhi syarat syarat antara lain kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, terhindar dari penyakit menular dan terhindar dari kecelakaan kecelakaan. Rumah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan penularan penyakit antara anggota keluarga [4]. Pneumonia ditularkan melalui udara dimana droplet penderita yang sedang batuk dan bersin terbawa masuk ke dalam saluran pernafasan orang orang di sekitar penderita. Oleh karena itu kondisi rumah yang padat hunian, sirkulasi udara serta pencahayaannya tidak memadai akan mudah terjangkit infeksi saluran nafas terutama. [5]

Salah satu upaya pencegahan yang berhubungan dengan lingkungan adalah dengan menciptakan lingkungan hidup yang baik. Misalnya dengan mengurangi kepadatan hunian kamar, memperbaiki ventilasi, membuat cerobong asap dapur yang baik dan meningkatkan hygiene perorangan. [5]. di Puskesmas Cepiring dari bulan Mei sampai Juni 2010 tercatat 22 kasus baru pada Balita. [4] Kondisi lingkungan rumah di desa yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Cepiring masih banyak yang kurang memenuhi syarat kesehatan karena kurangnya ventilasi rumah yang mengakibatkan keadaan rumah menjadi lembab. Berdasarkan data yang diperoleh, keadaan perumahan penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cepiring yang termasuk kategori rumah sehat tercatat 72%, 32% kategori rumah tidak sehat. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi masih banyak rumah yang tidak mempunyai ventilasi dan masih banyak ditemui dalam satu rumah terdapat dua kepala keluarga. Tiap satu kepala keluarga mempunyai jumlah anggota keluarga tiga sampai lima orang dengan kondisi rumah yang tidak memenuhi syarat sebagai rumah sehat, ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan penghuninya dan memungkinkan terjadinya penularan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri bakteri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Siti rofiah dan mujiono yang menyatakan bahwa kepadatan hunian dan kurangnya ventilasi rumah dapat mempengaruhi kejadian pada Balita. Berdasarkan permasalahan di atas perlu diadakan suatu penelitian tentang hubungan kondisi fisik rumah seperti kepadatan hunian, kelembaban, ventilasi dan pencahayaan dengan kejadian pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Cepiring.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut " adakah hubungan antara kepadatan hunian, kelembaban, ventilasi dan pencahayaan di dalam kamar dengan kejadian pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Cepiring". C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan kepadatan hunian, pencahayaan, ventilasi dan kelembaban udara di dalam kamar dengan kejadian Balita di wilayah kerja Puskesmas Cepiring Kabupaten Kendal 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan kepadatan hunian kamar b. Mengukur pencahayaan di dalam kamar c. Mengukur ventilasi kamar d. Mengukur kelembaban udara di dalam kamar e. Mendiskripsikan kejadian f. Menganalisis hubungan antara kepadatan hunian kamar dengan kejadian g. Menganalisis hubungan antara pencahayaan kamar dengan kejadian h. Menganalisis hubungan antara ventilasi kamar dengan kejadian i. Menganalisis hubungan antara kelembaban kamar dengan kejadian.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Masyarakat Dapat menambah informasi baru tentang hubungan hubungan antara kepadatan hunian, kelembaban, pencahayaan dan ventilasi didalam kamar dengan kejadian pada Balita. b. Puskesmas Cepiring Sebagai masukan bagi Puskesmas cepiring untuk mengambil kebijakan dalam rangka menekan angka kejadian. 2. Manfaat Metodologis Dapat memberikan informasi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat dijadikan acuhan untuk penelitian sejenis. E. Keaslian Tabel Tabel 1.1 Keaslian Penelitian. [6] No Nama Judul Variabel bebas Metode Hasil Penelitian 1 Siti kofi'ah, 2006 2 mujiono, 2006 Beberapa Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia Balita di Puskesmas Welahan I Kabupaten Jepara Hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian pada Balita di Puskesmas Tanggulharjo Kabupaten Grobogan Status gizi, status imunisasi, Status pemberian ASI, Vitamin A,Riwayat BBLR, hunian, Kesediaan Ventilasi hunian, jenis rumah, lokasi dapur, ventilasi rumah, pemakaian kayu bakar Survey dengan Pendekata n case control Survey dengan Pendekata n case control Ada hubungan antara status gizi, pemberian vitamin A, kepadatan hunian dan ketersediaan ventilasi Ada hubungan hunian, ventilasi rumah, jenis rumah, bahan bakar kayu, sedang letak dapur tidak berpengaruh Perbedaan dengan kedua penelitian di atas pada variabel bebas yaitu kelembaban dan pencahayaan. Pada penelitian ini yang diteliti adalah faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian pada Balita di Puskesmas Cepiring.

Disain yang digunakan adalah Case control. Variabel bebas adalah kepadatan hunian, kelembaban, pencahayaan, dan ventilasi kamar. Varibel terikat adalah kejadian.