LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Bantaeng, 7 Desember 2016 Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten Bantaeng Ketua, ABDUL WAHAB, SE, M.Si Sekretaris Daerah

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

KATA PENGANTAR LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN BANGGAI 2014

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA TERNATE TAHUN 2014

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH

( ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT ) KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT)

LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT) KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2013 BAB 1 PENDAHULUAN

LAPORAN STUDI EHRA ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tahun 2013

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG

Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Pohuwato.

LAPORAN AKHIR STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan TAHUN 2015 KABUPATEN NGAWI

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KAPUAS. Kelompok Kerja Sanitasi/Pokja AMPL Kabupaten Kapuas

LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb.

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

KATA PENGANTAR. Bontang, November 2011 TIM STUDI EHRA KOTA BONTANG. Laporan Studi EHRA Kota Bontang

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

Profil Sanitasi Wilayah

KATA PENGANTAR. Cimahi, 2015 Ketua Pokja AMPL Kota Cimahi (...)

ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA)

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA PALANGKA RAYA

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN TAPIN

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI... 1 DAFTAR SINGKATAN DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GRAFIK... 6 DAFTAR FOTO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN Jalan Jemursari No. 197 SURABAYA 60243

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau

Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/kota karena:

Pasir Pengaraian, Mei Bupati Rokan Hulu. H. Achmad, M.Si

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 5. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

LAPORAN STUDI EHRA(Environmental Health Risk Assessment)

3.1. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/RESPONDEN

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB V Area Beresiko Sanitasi

Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan)

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT)

LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR RENCANA PENGADAAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN ANGGARAN No Nama Kegiatan Sumber Dana Satuan Nilai HPS

BAB 3 HASIL STUDI EHRA TAHUN 2013 KABUPATEN MOJOKERTO 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN

KATA PENGANTAR. Tarempa, September 2016 Ketua Pokja Studi EHRA Kabupaten Kepulauan Anambas SAHTIAR, SH, MM NIP

Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan)

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA)

LAPORAN PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA PADANG PANJANG

DISIAPKAN OLEH : POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Laporan Pelaksanaan dan Hasil STUDI EHRA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Toraja Utara RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

5.1. Area Beresiko Sanitasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM. Bab.I Pendahuluan

1.2 Maksud. 1.3 Tujuan dan Manfaat. 1.4 Pelaksana Studi EHRA

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN SAMBAS

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

LAMPIRAN I HASIL KAJIAN ASPEK NON TEKNIS DAN LEMBAR KERJA AREA BERISIKO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Study EHRA Kota Lhokseumawe Utara

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BANJARMASIN

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

LAPORAN STUDI EHRA. Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Environmental Health Risk Assessment Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan

Environmental Health Risk Assessment (EHRA) \ Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara. lain:

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT ( EHRA ) KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Laporan Pelaksanaan dan Hasil STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN LUWU

BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2014Kota Padangsidimpuan. Kecamatan Kluster. PSP.Tenggara 3. PSP.

Transkripsi:

LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 DISIAPKAN OLEH: POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016

KataPengantar Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat- Nya, sehingga Laporan Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini memberikan informasi tentang data ilmiah dan faktual tentang ketersediaan layanan sanitasi di tingkat rumah tangga dalam skala Kabupaten Samosir. Komponen sanitasi yang menjadi obyek studi meliputi limbah cair domestik, limbah padat/sampah dan drainase lingkungan, serta perilaku higiene dan sanitasi termasuk praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sesuai dengan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pelaksanaan pengumpulan data studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2016 di 5 (lima) Kecamatan dan 10 desa/kelurahan. Dinas kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan 20 Enumerator yang berada di 10 puskesmas se-kabupaten Labuhanbatu Selatan telah melakukan pengumpulan data terhadap 400 responden. Proses pelaksanaan studi EHRA dimulai dengan pengumpulan data, kemudian dientri ke komputer dan dianalisa dalam bentuk tabel dan grafik di Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Proses pengumpulan data dan manajemen data membutuhkan waktu yang lama khususnyadalam menghimpun semua kuesioner yang masih bermasalah untuk dicek ulang guna mendapatkan perbaikan sebagaimana mestinya. Saya minta agar segenap pengelola dan pelaksana pembangunan sanitasi memanfaatkan data dan informasi yang dihasilkan studi EHRA dalam merumuskan kebijakan dan mengembangkan program sanitasi, demi terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ucapan selamat dan apresiasi saya sampaikan kepada Tim Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 dan semua pihak yang terlibat dalam studi EHRA ini sehingga hasil studi EHRA dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) berdasarkan pendekatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Kotapinang, September 2016 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page i

Ringkasan Eksekutif Studi Enviromental Health Risk Assesment (EHRA) atau studi Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan adalah sebuah studi partisipatif di Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di kabupaten/kota sampai dengan desa/kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagai salah satu bahan untuk menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dan penetapan area berisiko. Berdasarkan pertimbangan keterbatasan dana dan kaidah statistik dalam sebuah riset, maka pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan dilakukan dengan kebijakan sampel. Kebijakan sample dilakukan dengan menentukan persentase desa/kelurahan yang diambil sebagai area studi EHRA dan jumlah responden yang diambil sebagai sample studi EHRA. Dalam studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016, jumlah desa/kelurahan sebagai target area studi adalah sebanyak 10 desa/kelurahan atau sebesar 18.5% dari seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan jumlah sampel per desa/kelurahan sebanyak 40 responden. Dengan demikian jumlah seluruh sample adalah sebanyak 400 responden. Penentuan desa/kelurahan dilakukan secara random dan dilanjutkan dengan melakukan random untuk responden/sample studi EHRA. Sebelum melakukan random sampling dalam menentukan desa/kelurahan target area studi dan responden/sample, maka Tim studi EHRA terlebih dahulu melaksanakan stratifikasi terhadap seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Desa/kelurahan area studi dalam populasi mempunyai karakteristik geografi dan demografi yang sangat variatif (heterogen). Agar keanekaragaman karakteristik tersebut bermakna bagi analisa studi dan agar tidak terambil dari kelompok tertentu saja maka kepada desa/kelurahan area studi dilakukan stratifikasi terlebih dahulu sebelum diambil samplenya secara random (Stratified Random Sampling). Desa/kelurahan yang menjadi area studi pada suatu strata akan mewakili desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area studi pada strata yang sama. Penetapan strata memberikan indikasi awal strata/tingkat resiko kesehatan lingkungan desa/kelurahan sehingga dapat dipakai sebagai sarana advokasi kepada pemangku kepentingan di kecamatan sehingga lebih memperhatikan desa/kelurahan yang mempunyai strata risiko kesehatan lingkungan yang tinggi. Penetapan strata dilakukan berdasarkan 4 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page ii

(empat) kriteria utama yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP dan wajib digunakan oleh semua Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota dalam melakukan studi EHRA. Kriteria utama penetapan strata tersebut meliputi kepadatan penduduk, angka kemiskinan, daerah/wilayah yang dialiri sungai dan daerah terkena banjir. Hasil analisis area berisiko persampahan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan menunjukkan bahwa persentase pengelolaan sampah yang aling banyak dibakar adalah sebesar 74,8 persen. Persentase frekuensi pengangkutan sampah adalah sebesar 100 persen menurut jawaban responden. Persentase ketepatan waktu pengangkutan sampah yang tidak tepat waktu adalah sebesar 100 persen. Persentase pengolahan sampah setempat yang tidak diolah adalah sebesar 90,5 persen. Hasil analisis area berisiko air limbah domestik di Kabupaten Labuhanbatu Selatan menunjukkan bahwa persentase tanki septik suspek yang tidak aman adalah sebesar 29,3 persen. Persentase pencemaran karena pembuangan isi tanki septik yang tidak aman adalah sebesar 100 persen. Persentase pencemaran karena SPAL yang tidak aman adalah sebesar 48 persen. Hasil analisis area berisiko genangan air di Kabupaten Labuhanbatu Selatan menunjukkan bahwa persentase adanya genangan air adalah sebesar 19,5 persen. Hasil analisis area berisiko perilaku hygiene dan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu Selatan menunjukkan bahwa persentase yang tidak melaksanakan CTPS di lima waktu penting adalah sebesar 42,2 persen. Persentase lantai dan dinding jamban yang tidak bebas dari tinja adalah sebesar 35,0 persen. Persentase jamban yang tidak bebas dari kecoa dan lalat adalah sebesar 45,0 persen. Persentase ketidakberfungsian penggelontor adalah sebesar 59,0 persen. Persentase yang tidak terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban adalah sebesar 40,8 persen. Persentase pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air adalah sebesar 19,5 persen. Persentase perilaku BABS adalah sebesar 45,3 persen. Berdasarkan hasil template Indeks Risiko Sanitasi (IRS) studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016, maka prioritas penanganan permasalahan yang mendesak di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah 90% (persampahan), 77%(air limbah domestik), 54% (perilaku hidup bersih dan sehat), 47% (sumber air) dan 39% (genangan air). Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page iii

Daftar Isi Kata Pengantar... i Ringkasan Eksekutif... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... v Daftar Gamba... vi Daftar Singkatan... vii Bab I. Pendahuluan... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Tujuan dan Manfaat... I-2 1.3 Waktu Pelaksanaan Studi EHRA... I-2 Bab II. Metodologi dan Langkah Studi EHRA... II-3 2.1 Penentuan Kebijakan Sample Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Selatan... II-1 2.2 Penentuan Strata Desa/Kelurahan... II-1 2.3 Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi... II-8 2.4 Penentuan Desa/Kelurahan dan Responden di Area Studi... II-11 2.5 Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya... II-13 Bab III. Hasil Studi EHRA... III-1 3.1 Informasi Responden... III-1 3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga... III-2 3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja... III-3 3.4 Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir... III-7 3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga... III-12 3.6 Perilaku Higiene dan Sanitasi... III-15 3.7 Kejadian Penyakit Diare... III-18 3.8 Indeks Risiko Sanitasi (IRS)... III-20 Bab IV. Penutup... IV-1 4.1 Kesimpulan... IV-1 4.2 Hambatan/Kendala... IV-1 4.3 Saran... IV-1 Lampiran dan Dokumentasi... 1-47 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page iv

Daftar Tabel Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Studi EHRA... I-1 Tabel 2.1 Strata Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Utama Stratifikasi... II-2 Tabel 2.2 Sumber Data Penetapan Strata Desa/Kelurahan... II-3 Tabel 2.3 Stratifikasi Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Penetapan Strata... II-4 Tabel 2.4 Rekapitulasi Stratifikasi Desa/Kelurahan... II-5 Tabel 2.5 Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi EHRA... II-7 Tabel 2.6 Desa/Kelurahan Terpilih Sebagai Target Area Studi EHRA Berdasarkan Strata... II-8 Tabel 2.7 Rekapitulasi Desa/Kelurahan Terpilih Sebagai lokasi Studi EHRA... II-10 Tabel 2.8 Karakteristik Supervisor dan Enumerator serta wilayah Tugasnya dalam Studi EHRA... II-11 Tabel 3.1 Informasi Responden... III-1 Tabel 3.2 Area Berisiko Persampahan... III-3 Tabel 3.3 Area Berisiko Air Limbah Domestik... III- 7 Tabel 3.4 Area Berisiko Genangan Air... III- 12 Tabel 3.5 Area Berisiko Sumber Air... III-14 Tabel 3.6 Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi... III-17 Tabel 3.7 Kejadian Diare pada Penduduk... III-19 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page v

Daftar Gambar Gambar 2.1 Grafik Distribusi Stratifikasi Desa/Kelurahan... II-6 Gambar 3.1 Grafik Pengolahan Sampah... III-2 Gambar 3.2 Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar... III-4 Gambar 3.3 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja... III-4 Gambar 3.4 Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik... III-5 Gambar 3.5 Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik... III-6 Gambar 3.6 Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman... III-6 Gambar 3.7 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Rutin... III-8 Gambar 3.8 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin... III-8 Gambar 3.9 Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir... III-9 Gambar 3.10 Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah... III-9 Gambar 3.11 Grafik Persentase Kepemilikan SPAL... III-10 Gambar 3.12 Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga... III-10 Gambar 3.13 Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi... III-11 Gambar 3.14 Grafik Pencemaran SPAL... III-11 Gambar 3.15 Grafik Akses Terhadap Air Bersih... III-12 Gambar 3.16 Grafik Sumber Air Minum dan Memasak... III-13 Gambar 3.17 Grafik CTPS di Lima Waktu Penting... III-15 Gambar 3.18 Grafik Waktu Melakukan CTPS... III-15 Gambar 3.19 Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS... III-16 Gambar 3.20 Grafik Indeks Risiko Sanitasi (IRS)... III-20 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page vi

Daftar Singkatan EHRA : Environmental Helth Risk Assessment Pokja Sanitasi : Kelompok Kerja Sanitasi BPS SSK STBM : Buku Putih Sanitasi : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 3 R : Reduce, Reuse dan Recycle PPSP DAS SKTM TPS MCK BAB BABS SPAL PAMRT PDAM CTPS IRS PHBS Monev : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman : Daerah Aliran Sungai : Surat Keterangan Tidak Mampu : Tempat Pembuangan Sampah : Mandi Cuci Kakus : Buang Air Besar : Buang Air Besar Sembarangan : Saluran Pembuangan Air Limbah : Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga : Perusahaan Daerah Air Minum : Cuci Tangan Pakai Sabun : Indeks Risiko Sanitasi : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Monitoring dan Evaluasi Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan (Environmental Health Risk Assesment = EHRA) adalah sebuah studi partisipatif di kabupaten/kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di kabupaten/kota sampai dengan desa/kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota sebagai salah satu bahan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan penetapan area berisiko. Studi EHRA dipandang perlu oleh Kabupaten/Kota karena: 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat; 2. Data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas dan data sanitasi umumnya tidak dapat dipecah sampai kelurahan/desa serta data tidak terpusat melainkan berada di kantor yang berbeda; 3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrembang; 4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan; 5. EHRA secara tidak langsung memberi amunisi bagi stakeholders dan masyarakat desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama masyarakat atau stakeholders kelurahan/desa; 6. EHRA adalah studi yang menghasilkan data representatif di kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat desa/kelurahan. Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat seperti: A. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: 1. Sumber air minum; 2. Layanan pembuangan sampah; 3. Jamban; 4. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga. B. Perilaku yang di pelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan sanitasi yang mengacu kepada STBM: Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Bab I - 1

1. Buang air besar; 2. Cuci tangan pakai sabun; 3. Pengelolaan air minum rumah tangga; 4. Pengelolaan sampah dengan 3R; 5. Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan). 1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan Studi EHRA bertujuan untuk mengumpulkan data primer, untuk mengetahui: a. Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan; b. Informasi dasar yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan; c. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi. 1.2.2 Manfaat Hasil studi EHRA digunakan sebagai salah satu bahan dalam penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan juga sebagai data primer Dinas Kesehatan. 1.3 Waktu Pelaksanaan Studi EHRA Jadwal pelaksanaan studi EHRA direncanakan mulai pada awal Mei dan selesai pada bulan Agustus 2016. Tabel 1.1. Jadwal Pelaksanaan Studi EHRA No Kegiatan Pelaksanaan Studi EHRA 1.1 Persiapan Studi EHRA Rapat persiapan untuk: Membangun kesepahaman tentang studi EHRA Membentuk Tim Pelaksana studi EHRA Menyiapkan anggaran studi EHRA 1.2 Penentuan area studi Penentuan Stratifikasi Desa/Kel wilayah studi EHRA Penentuan desa/kelurahan wilayah studi EHRA Penentuan responden terpilih dalam setiap desa/kelurahan 1.3 Pelatihan supervisor, enumerator, dan petugas entri data Pemilihan supervisor, enumerator, dan petugas entri data Pelatihan Studi EHRA praktik wawancara bagi enumerator, dan pelatihan entri data 1.4 Pelaksanaan studi EHRA 1.5 Pengolahan, Analisis Data dan penulisan laporan Entri Data Analisis Data Penulisan Laporan Periode Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Bab I - 2

BAB II METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA 2.1 Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota Berdasarkan pertimbangan keterbatasan dana dan kaidah statistik dalam sebuah riset, maka pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan dilakukan dengan kebijakan sample. Kebijakan sample dilakukan dengan menentukan persentase desa/kelurahan yang diambil sebagai area studi EHRA dan jumlah responden yang diambil sebagai sample studi EHRA. Jumlah desa/kelurahan sebagai target area studi adalah sebanyak 10 desa/kelurahan atau sebesar 18.52% dari seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Sementara jumlah sampel per desa/kelurahan adalah sebanyak 40 responden. Dengan demikian jumlah seluruh sample pada studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 di 10 desa/kelurahan adalah sebanyak 400 responden. Penentuan desa/kelurahan dilakukan secara random dan dilanjutkan dengan melakukan random untuk responden/sampel studi EHRA. 2.2 Penentuan Strata Desa/Kelurahan Sebelum melakukan random sampling dalam menentukan desa/kelurahan target area studi dan responden/sampel, maka Tim studi EHRA terlebih dahulu melaksanakan penentuan stratifikasi desa/kelurahan terhadap seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Desa/kelurahan area studi dalam populasi mempunyai karakteristik geografi dan demografi yang sangat variatif (heterogen). Agar keanekaragaman karakteristik tersebut bermakna bagi analisa studi dan agar tidak terambil dari kelompok tertentu saja maka kepada desa/kelurahan area studi dilakukan stratifikasi terlebih dahulu sebelum diambil sampelnya secara random (Stratified Random Sampling). Desa/kelurahan yang menjadi area studi pada suatu strata akan mewakili desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area studi pada strata yang sama. Penetapan strata memberikan indikasi awal strata/tingkat resiko kesehatan lingkungan desa/kelurahan sehingga dapat dipakai sebagai sarana advokasi kepada pemangku kepentingan di kecamatan sehingga lebih memperhatikan desa/kelurahan yang Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 1

mempunyai strata risiko kesehatan lingkungan yang tinggi. Penetapan strata dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria utama yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP dan wajib digunakan oleh semua Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota dalam melakukan studi EHRA. Kriteria utama penetapan strata tersebut adalah sebagai berikut: a. Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per luas wilayah tertentu. Desa/kelurahan yang memiliki penduduk yang padat adalah desa/kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk lebih dari 25 jiwa per Ha. b. Angka kemiskinan Berdasarkan hasil rapat persiapan pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016, maka disepakati bahwa desa/kelurahan miskin berdasarkan data BPM Pemdes Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2015 adalah desa/kelurahan yang dengan persentase lebih dari 10,82%. c. Daerah/wilayah yang dialiri sungai Daerah/wilayah yang dialiri sungai adalah desa/kelurahan yang mempunyai sungai dengan jarak minimal 50 meter dari lokasi permukiman penduduk. d. Daerah terkena banjir. Daerah yang terkena banjir adalah desa/kelurahan yang mengalami banjir secara rutin dengan ketinggian genangan lebih dari 30 cm dan lamanya genangan lebih dari 2 jam (SPM). Penetapan strata desa/kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1. Strata Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Utama Stratifikasi Strata Desa/Kelurahan Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Kriteria Utama Stratifikasi Desa/kelurahan yang tidak memiliki kriteria utama stratifikasi Desa/kelurahan yang memiliki 1 (satu) kriteria utama stratifikasi Desa/kelurahan yang memiliki 2 (dua) kriteria utama stratifikasi Desa/kelurahan yang memiliki 3 (tiga) kriteria utama stratifikasis Desa/kelurahan yang memiliki 4 (empat) kriteria utama stratifikasi Sumber data yang dipergunakan dalam penetapan strata desa/kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut. Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 2

Tabel 2.2. Sumber Data Penetapan Strata Desa/Kelurahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 No Jenis Data Sumber Data 1 Kepadatan Penduduk Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2 Angka Kemiskinan BPM Pemdes Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2015 3 Daerah/wilayah yang dialiri sungai Desa/kelurahan 4 Daerah terkena banjir Desa/kelurahan Stratifikasi Desa/Kelurahan terhadap seluruh desa/kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 berikut: Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 3

Tabel 2.3. Stratifikasi (Penetapan Strata) Desa/Kelurahan Area Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 NO. KECAMATAN DESA/KELURAHAN KRITERIA STRATA DESA/KELURAHAN PADAT MISKIN DAS BANJIR STRATA DESA/ KELURAHAN 1 KOTAPINANG 1 Simatahari - - + - 1 2 Pasir Tuntung - - + - 1 3 Mampang - + + - 2 4 Hadundung - + + - 2 5 Perk. Normark - - - - 0 6 Sosopan - + - - 1 7 Perk. Nagodang - + - - 1 8 Kotapinang - - + + 2 9 Perk. Sei Rumbia - - + - 1 10 Sisumut - - + 1 2 SUNGAI KANAN 1 Batang Nadenggan - - + + 2 2 Langgapayung - + + + 3 3 Sabungan - - + - 1 4 Hajoran - - + - 1 5 Ujung Gading - + + + 3 6 Huta Godang - + + + 3 7 Parimburan - + + - 2 8 Sampean - + + - 2 9 Marsonja - + + + 3 3 SILANGKITANG 1 Binanga Dua - + + - 2 2 Mandalasena - + + - 2 3 Ulumahuam - + + - 2 4 Aek Goti - + + - 2 5 Rintis - + - - 1 6 Sukadame - + + - 2 4 TORGAMBA 1 Bukit Tujuh - - - - 0 2 Sungai Meranti - + - + 2 3 Torganda - + - - 1 4 Torgamba - - - - 0 5 Aek Raso - + - - 1 6 Rasau - - + + 2 7 Bangai - - + - 1 8 Teluk Rampah - + + - 2 9 Aek Batu - - - - 0 10 Beringin Jaya - - - - 0 11 Pinang Damai - - - - 0 12 Asam Jawa - - - + 1 13 Pangarungan - - - - 0 14 Bunut - - - - 0 5 KAMPUNG RAKYAT 1 Kamp. Perlabian - + - - 1 2 Perk. Perlabian - - - - 0 3 Pekan Tolan - + - - 1 4 Tolan I/II - - - - 0 5 Air Merah - - + - 1 6 Perk. Batang Saponggol - - + + 2 7 Perk. Teluk Panji - - - - 0 8 Teluk Panji I - + - - 1 9 Teluk Panji II - + - - 1 10 Teluk Panji III - + - - 1 11 Teluk Panji IV - - - - 0 12 Kamp.Teluk Panji - + - + 2 13 Tanjung Medan - + + - 2 14 Tanjung Selamat - + - - 1 15 Tanjung Mulia - - + + 2 Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 4

Tabel 2.4. Rekapitulasi Stratifikasi (Penetapan Strata) Desa/Kelurahan REKAPITULASI STRATIFIKASI (PENETAPAN STRATA) DESA/KELURAHAN Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 KECAMATAN DESA / KELURAHAN KECAMATAN DESA / KELURAHAN KECAMATAN DESA / KELURAHAN KECAMATAN DESA / KELURAHAN KECAMATAN DESA / KE KOTAPINANG 1 Perk. Normark KOTAPINANG 1 Simatahari KOTAPINANG 1 Mampang SUNGAI KANAN 1 Langgapayung TORGAMBA 2 Bukit Tujuh 2 Pasir Tuntung 2 Hadundung 2 Ujung Gading 3 Torgamba 3 Sosopan 3 Kotapinang 3 Huta Godang 4 Aek Batu 4 Perk. Nagodang SUNGAI KANAN 4 Batang Nadenggan 4 Marsonja 5 Beringin Jaya 5 Perk. Sei Rumbia 5 Parimburan 6 Pinang Damai 6 Sisumut 6 Sampean 7 Pangarungan SUNGAI KANAN 7 Sabungan SILANGKITANG 7 Binanga Dua 8 Bunut 8 Hajoran 8 Mandalasena KAMPUNG RAKYAT 9 Perk. Perlabian SILANGKITANG 9 Rintis 9 Ulumahuam 10 Tolan I/II TORGAMBA 10 Torganda 10 Aek Goti 11 Perk. Teluk Panji 11 Aek Raso 11 Sukadame 12 Teluk Panji IV 12 Bangai TORGAMBA 12 Sungai Meranti 13 Asam Jawa 13 Rasau KAMPUNG RAKYAT 14 Kamp. Perlabian 14 Teluk Rampah 15 Pekan Tolan KAMPUNG RAKYAT 15 Perk. Batang Saponggol 16 Air Merah 16 Kamp. Teluk Panji 17 Teluk Panji I 17 Tanjung Medan 18 Teluk Panji II 18 Tanjung Mulia 19 Teluk Panji III 20 Tanjung Selamat Jumlah Desa 3 12 5 20 5 18 1 4 0 0 Persentase (%) 22.22 37.04 33.33 7.41 0. Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 5

Hasil stratifikasi desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang terdiri dari 54 desa/kelurahan adalah sebagai berikut : 1. Strata 0 sebanyak 12 desa/kelurahan atau sebesar 22,22 %; 2. Strata 1 sebanyak 20 desa/kelurahan atau sebesar 37,04 %; 3. Strata 2 sebanyak 18 desa/kelurahan atau sebesar 33,33 %; 4. Strata 3 sebanyak 4 desa/kelurahan atau sebesar 7,41 %. Distribusi stratifikasi desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1. Grafik Distribusi Stratifikasi Desa/Kelurahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 60 50 54 40 30 37.04 33.33 20 22.22 10 7.41 0 Strata 0 1 2 3 Total Jumlah 22.22 37.04 33.33 7.41 54 2.3 Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi Proses pemilihan desa/kelurahan sebagai target area studi dilakukan dengan teknik random atau acak dimana setiap desa/kelurahan mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sebagai desa/kelurahan target area studi. Jumlah desa/kelurahan yang menjadi target area studi adalah sebanyak 10 desa/kelurahan atau sekitar 18.52% dari 54 desa/kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Jumlah desa/kelurahan sebagai area studi EHRA Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 6

berdasarkan target area studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut. Tabel 2.5. Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi EHRA (Berdasar Jumlah Responden yang diambil sebagai Sampel) Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 Strata Jumlah & Persentase Desa tiap Strata Jumlah Desa yang diambil sebagai Desa Target Area Studi Jumlah % Jumlah % Strata 0 12 22 % 2 22 % Strata 1 20 37 % 4 37 % Strata 2 18 33 % 3 33 % Strata 3 4 7 % 1 7 % Strata 4 0 0 % 0 0 % Jumlah 54 100 % 10 100 % Setelah ditentukan jumlah desa/kelurahan yang diambil sebagai target area studi, maka dilakukan pemilihan desa/kelurahan target area studi secara random sampai tercapai jumlah sesuai dengan perhitungan jumlah desa/kelurahan target area studi disetiap stratannya. Desa/Kelurahan terpilih sebagai target area studi berdasarkan strata dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut. Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 7

Tabel 2.6. Desa/Kelurahan Terpilih sebagai Target Area Studi EHRA Berdasarkan Strata Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 PEMILIHAN DESA / KELURAHAN SEBAGAI LOKASI STUDI EHRA STRATA 0 KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 No. Kecamatan Memiliki Desa/Kelurahan Strata 0 Desa/Kelurahan Strata 0 No. Urut Desa/Kelurahan Strata 0 Desa/Kelurahan Strata 0 Terpilih I KOTA PINANG Perk. Normark 1 II TORGAMBA Bukit Tujuh 2 Torgamba 3 Desa/Kelurahan Ke-1 Aek Batu 4 Beringin Jaya 5 Pinang Damai 6 Pangarungan 7 Bunut 8 III KAMPUNG RAKYAT Perk. Perlabian 9 Desa/Kelurahan Ke-2 Tolan I/II 10 Perk. Teluk Panji 11 Teluk Panji IV 12 PEMILIHAN DESA / KELURAHAN SEBAGAI LOKASI STUDI EHRA STRATA 1 KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 No. Kecamatan Memiliki Desa/Kelurahan Strata 1 Desa/Kelurahan Strata 1 No. Urut Desa/Kelurahan Strata 1 I KOTAPINANG Simatahari 1 Pasir Tuntung 2 Sosopan 3 Desa/Kelurahan Strata 1 Terpilih Perk. Nagodang 4 Desa/Kelurahan Ke-1 Perk. Sei Rumbia 5 Sisumut 6 II SUNGAI KANAN Sabungan 7 Hajoran 8 III SILANGKITANG Rintis 9 Desa/Kelurahan Ke-2 IV TORGAMBA Torganda 10 Aek Raso 11 Bangai 12 Asam Jawa 13 V KAMPUNG RAKYAT Kamp. Perlabian 14 Desa/Kelurahan Ke-3 Pekan Tolan 15 Air Merah 16 Teluk Panji I 17 Teluk Panji II 18 Teluk Panji III 19 Desa/Kelurahan Ke-4 Tanjung Selamat 20 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 8

PEMILIHAN DESA / KELURAHAN SEBAGAI LOKASI STUDI EHRA STRATA 2 KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 No. Kecamatan Memiliki Desa/Kelurahan Strata 2 Desa/Kelurahan Strata 2 No. Urut Desa/Kelurahan Strata 2 Desa/Kelurahan Strata 2 Terpilih I KOTAPINANG Mampang 1 Hadundung 2 Kotapinang 3 II SUNGAI KANAN Batang Nadenggan 4 Parimburan 5 Sampean 6 Desa/Kelurahan Ke-1 III SILANGKITANG Binanga Dua 7 Mandalasena 8 Ulumahuam 9 Aek Goti 10 Sukadame 11 IV TORGAMBA Sungai Meranti 12 Desa/Kelurahan Ke-2 Rasau 13 Teluk Rampah 14 V KAMPUNG RAKYAT Perk. Batang Saponggol 15 Kamp. Teluk Panji 16 Tanjung Medan 17 Tanjung Mulia 18 Desa/Kelurahan Ke-3 PEMILIHAN DESA / KELURAHAN SEBAGAI LOKASI STUDI EHRA STRATA 3 KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 No. Kecamatan Memiliki Desa/Kelurahan Strata 3 Desa/Kelurahan Strata 3 No. Urut Desa/Kelurahan Strata 3 Desa/Kelurahan Strata 3 Terpilih I SUNGAI KANAN Langgapayung 1 Desa/Kelurahan Ke-1 Ujung Gading 2 Huta Godang 3 Marsonja 4 2.4 Penentuan Desa/Kelurahan dan Responden di Area Studi Setelah ditentukan jumlah desa/kelurahan yang diambil sebagai target area studi, maka dilakukan pemilihan desa/kelurahan target area studi secara random sampai tercapai jumlah sesuai dengan perhitungan jumlah desa/kelurahan target area studi disetiap stratannya. Desa/Kelurahan terpilih sebagai target area studi berdasarkan strata dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut. Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 9

Tabel 2.7. Rekapitulasi Desa/Kelurahan Terpilih sebagai Lokasi Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 REKAPITULASI DESA/KELURAHAN STRATA 0 YANG TERPILIH SEBAGAI LOKASI STUDI Desa/Kelurahan Lokasi ke No. Urut Desa/Kelurahan Kecamatan Desa/Kelurahan Strata 0 Terpilih 1 3 TORGAMBA Torgamba 2 9 KAMPUNG RAKYAT Perk. Perlabian REKAPITULASI DESA/KELURAHAN STRATA 1 YANG TERPILIH SEBAGAI LOKASI STUDI Desa/Kelurahan Lokasi ke No. Urut Desa/Kelurahan Kecamatan Desa/Kelurahan Strata 1 Terpilih 1 4 KOTAPINANG Perk. Nagodang 2 9 SILANGKITANG Rintis 3 14 KAMPUNG RAKYAT Kamp. Perlabian 4 19 KAMPUNG RAKYAT Teluk Panji III REKAPITULASI DESA/KELURAHAN STRATA 2 YANG TERPILIH SEBAGAI LOKASI STUDI Desa/Kelurahan Lokasi ke No. Urut Desa/Kelurahan Kecamatan Desa/Kelurahan Strata 2 Terpilih 1 6 SUNGAI KANAN Sampean 2 12 TORGAMBA Sungai Meranti 3 18 KAMPUNG RAKYAT Tanjung Mulia REKAPITULASI DESA/KELURAHAN STRATA 3 YANG TERPILIH SEBAGAI LOKASI STUDI Desa/Kelurahan Lokasi ke No. Urut Desa/Kelurahan Kecamatan Desa/Kelurahan Strata 3 Terpilih 1 1 SUNGAI KANAN Langgapayung Setiap desa/kelurahan yang terpilih menjadi target area studi di masing-masing strara terdiri dari 40 responden dengan jumlah 10 desa/kelurahan, sehingga jumlah total responden adalah 400 responden. Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 10

2.5 Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta wilayah tugasnya dalam Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2016 sangat bervariasi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut. Tabel 2.8. Karakteristik Supervisor dan Enumerator serta wilayah Tugasnya dalam Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 Kecamatan Desa/Kel Strata Nama Enumerator Nama Supervisor Torgamba Torgamba 0 Yelli Syahfi Sarma Ulina Br Ritonga Kampung Rakyat Perk. Perlabian 0 Ika trisnawati Novarita Siahaan Kotapinang Perk. Nagodang 1 Ruslina ritonga Dedek Irawati Nst Silangkitang Rintis 1 Suyarti Mery Yusenny Tanjung Kampung Rakyat Kamp. Perlabian 1 Asmaya Rani Elviana S Kampung Rakyat Teluk Panji III 1 Marlina Siahaan Gemala dwi Rambe Sungai Kanan Sampean 2 Suriyani Tanjung Asbina Torgamba Sungai Meranti 2 Desi Olga Siagian Evi Ismawati Kampung Rakyat Tanjung Mulia 2 Eva Yeni Rahayu Nurhayati Nst Sungai Kanan Langgapayung 3 Ade Maysyarah Masry Siti Kholimah Hrp Sanggam Gultom Bustami Rambe,AMK Riska Siraitr,AMKL Eliyana Bustami Rambe,AMK Masta Resna Damanik Asrol Adam Tambak,AMK Juniar Simanjuntak Bustami Rambe,AMK Rina Hadmi Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 11

BAB III HASIL STUDI EHRA 3.1 Informasi Responden Karakteristik responden berdasarkan hasil studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah bervariasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1. Informasi Responden Berdasarkan Hasil StudiEHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 VARIABEL KATEGORI 0 1 2 3 9 10 n % n % n % n % n % Kelompok Umur Responden B2. Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini? B3. Apa pendidikan terakhir anda? B4. Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan? B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)? B6. Apakah ibu mempunyai anak? Informasi Responden Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 <= 20 tahun 0.0 3 1.9 4 3.4 1 2.4 8 2.0 21-25 tahun 13 16.5 13 8.1 14 11.8 6 14.6 46 11.5 26-30 tahun 9 11.4 37 23.1 16 13.4 7 17.1 69 17.3 31-35 tahun 23 29.1 30 18.8 24 20.2 9 22.0 86 21.6 36-40 tahun 8 10.1 32 20.0 17 14.3 6 14.6 63 15.8 41-45 tahun 11 13.9 10 6.3 8 6.7 5 12.2 34 8.5 > 45 tahun 15 19.0 35 21.9 36 30.3 7 17.1 93 23.3 Milik sendiri 7 8.9 99 61.9 99 82.5 36 87.8 241 60.3 Rumah dinas 69 87.3 39 24.4 5 4.2 0.0 113 28.3 Berbagi keluarga lain dengan Strata Desa/Kelurahan 2 2.5 0.0 1.8 1 2.4 4 1.0 Sewa 0.0 7 4.4 4 3.3 3 7.3 14 3.5 Kontrak 0.0 2 1.3 0.0 1 2.4 3.8 Milik orang tua 1 1.3 11 6.9 11 9.2 0.0 23 5.8 Lainnya 0.0 2 1.3 0.0 0.0 2.5 Tidak sekolah formal 0.0 15 9.4 12 10.0 2 4.9 29 7.3 SD 14 17.7 63 39.4 47 39.2 9 22.0 133 33.3 SMP 25 31.6 52 32.5 30 25.0 14 34.1 121 30.3 SMA 28 35.4 22 13.8 25 20.8 12 29.3 87 21.8 SMK 9 11.4 4 2.5 0.0 0.0 13 3.3 Universitas/Akademi 3 3.8 4 2.5 6 5.0 4 9.8 17 4.3 Ya 5 6.3 32 20.0 35 29.2 12 29.3 84 21.0 Tidak 74 93.7 128 80.0 85 70.8 29 70.7 316 79.0 Ya 74 93.7 73 45.6 64 53.3 17 41.5 228 57.0 Tidak 5 6.3 87 54.4 56 46.7 24 58.5 172 43.0 Ya 67 84.8 149 93.1 116 96.7 41 100.0 373 93.3 Tidak 12 15.2 11 6.9 4 3.3 0.0 27 6.8 Total Tabel 3.1 di atas menunjukkan bahwa responden studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 sebagian besar terdapat pada responden dengan kelompok umur >45 tahun (23.3%), responden dengan kepemilikan rumah milik sendiri (60.3%), responden dengan pendidikan terakhir SD (33.3%), responden yang tidak mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (79%), responden yang tidak mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (43%) dan responden yang mempunyai anak (93.3%). Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 1

3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dalam hal pengelolaan sampah, hanya 17 persen di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang pengelolaan sampahnya dikumpulkan dan dibuang ke TPS. Sebagian besar mengelola sampah dengan cara dibakar (74.8%), dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk (2%) dan dibiarkan saja membusuk (2.3%). Pengelolaan sampah dengan cara dikumpulkan dan dibuang ke TPS di strata 0 (39,2%) lebih tinggi dibandingkan strata 1 (22.5%), di strata 2 (0%) dan strata 3 (2,4%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.1 berikut. Gambar 3.1. Grafik Pengolahan Sampah Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 PERSENTASE PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 100% 90% 80% 70%.0.7.6.0.6.0 5.0 4.9 4.4.6 2.4 6.0 5.4 5.8.0 2.5 7.3.0.0 60.8 2.0.8 2.3 1.8 3.3.3 Lain-lain Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Dibiarkan saja sampai membusuk 60% 50% 40% 70.6 86.7 82.9 74.8 Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibakar 30% 20% 39.2 Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang 10% 22.5 17.0 0%.0.0.1.0 2.4.0.1 0 1 2 3 Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 2

Tabel 3.2. Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 VARIABEL KATEGORI 0 1 2 3 9 10 n % n % n % n % n % 3.1 Pengelolaan sampah 3.2 Frekuensi pengangkutan sampah 3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah 3.4 Pengolahan sampah setempat Tidak memadai 48 60.8 123 76.9 120 100.0 40 97.6 331 82.8 Ya, memadai 31 39.2 37 23.1 0.0 1 2.4 69 17.3 Tidak memadai Tidak waktu tepat 3. PERSAMPAHAN. Strata Desa/Kelurahan 0.0 1 100.0 0.0 0.0 1 100.0 0.0 1 100.0 0.0 0.0 1 100.0 Tidak diolah 74 93.7 131 81.9 116 96.7 41 100.0 362 90.5 Ya, diolah 5 6.3 29 18.1 4 3.3 0.0 38 9.5 Total Tabel 3.2. di atas menunjukkan bahwa persentase pengelolaan sampah yang tidak memadai adalah sebesar 82,8 persen. Persentase pengelolaan sampah yang tidak memadai di strata 2 (100%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (60,8%), strata 1 (76,9%) dan strata 3 (97,6%). Persentase frekuensi pengangkutan sampah yang tidak memadai adalah sebesar 100 persen. Hal ini terjadi hanya di strata 1. Persentase ketepatan waktu pengangkutan sampah yang tidak tepat waktu adalah sepesar 100 persen. Dan persentase pengolahan sampah setempat dengan cara tidak diolah sebesar 90,5 persen. Persentase pengolahan sampah setempat dengan cara tidak diolah di strata 3 (100%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (93,7%), strata 1 (81,9%) dan strata 2 (96,7%). 3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja Tempat buang air besar di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada umumnya adalah dengan menggunakan fasilitas jamban pribadi (76%), MCK umum (4,8%), ke lubang galian (3,3%) dan ke WC Helikopter (1,5%). Masih terdapat rumah tangga yang tidak menggunakan fasilitas BAB sehingga melakukan BAB sembarangan yaitu sebesar 16,6 persen. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.2 berikut. Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 3

Gambar 3.2. Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 Persentase tempat penyaluran akhir tinja di Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagian besar menggunakan tanki septik (585%). Masih terdapat penyaluran akhir tinja yang tidak menggunakan tanki septik (cubluk/lobang tanah, sungai/danau/pantai, kebun/tanah lapang, pipa sewer, langsung ke drainase, kolam/sawah). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.3 berikut. Gambar 3.3. Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 4

Waktu terakhir pengurasan tanki septik di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada umumnya adalah 1-5 tahun yang lalu (0,9%), 0-12 bulan yang lalu (0,9%), lebih dari 5-10 tahun yang lalu (0,9%) dan lebih dari 10 tahun (5,2%). Sebagian besar tidak pernah melakukan pengurasan tanki septik (93,1%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.4 berikut. Gambar 3.4. Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 Praktik pengurasan tanki septik di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada umumnya adalah dengan cara dikosongkan sendiri (6,3%), membayar tukang (18,8%) dan layanan sedot tinja (0,3%). Pengurasan tangki septik dengan menggunakan layanan sedot tinja di strata 2 dan strata 3 (0,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 dan strata 1 (0,0%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.5 berikut. Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 5

Gambar 3.5. Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 PRAKTIK PENGURASAN TANKI SEPTIK BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%.0 50.0 71.4 85.7.8.0 28.6 50.0.0 14.3.0.0.8.0 0 1 2 3 75.0 6.3 18.8.3 Tidak tahu Dikosongkan sendiri Membayar tukang Layanan sedot tinja Strata Desa/Kelurahan Total Persentase kualitas tanki septik di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada umumnya adalah suspek aman (59,8%). Persentase kualitas tanki septik suspek aman di strata 2 (82,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 3 (70,7%), strata 1 (60,6%) dan strata 0 (17,7%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.6 berikut. Gambar 3.6. Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 AKIBAT TIDAK MEMILIKI SPAL RUMAH TANGGA BERDASARKAN STRATA 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 80.8 78.0 94.9 91.9 19.2 22.0 5.1 8.1 0 1 2 3 Tidak ada genangan Ya, ada genangan Strata Desa/Kelurahan Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 6

Tabel 3.3. Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 Tabel 3.3. di atas menunjukkan bahwa persentase tanki septik suspek yang tidak aman di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebesar 40,3 persen. Persentase tanki septik suspek yang tidak aman di strata 0 (82,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (39,4%), strata 2 (17,5%) dan strata 3 (29,3%). Persentase pencemaran karena pembuangan isi tanki septik yang tidak amam adalah sebesar 100 persen. Persentase pencemaran karena pembuangan isi tanki septik yang tidak aman di strata 0, strata 1 dan strata 2 (100%) lebih tinggi dibandingkan dengan strata 3 (0,0%). Persentase pencemaran karena SPAL yang tidak aman adalah sebesar 48 persen. Persentase pencemaran karena SPAL yang tidak aman di strata 1 (61,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (51,9%), strata 2 (45,8%) dan strata 3 (34,1%). 3.4 Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir Persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebesar 1 persen. Persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir dengan beberapa kali setahun dan sekali dalam setahun masing-masing sebesar 1 persen dan 10,3 persen. Persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir di strata 3 (2,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (0%), strata 1 (1,3%) dan strata 2 (0,8%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.7 berikut. Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 7

Gambar 3.7. Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI BANJIR DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 1.8.0.6 1.0 7.3 1.3.0 10.3.0 1.3 5.0 2.4.0.8 30.8 98.7 98.1 90.2 87.0 Tidak tahu Beberapa kali dalam 63.3 Sekali dalam setahun Tidak pernah Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata Desa/Kelurahan Total Dari 12 rumah tangga (0,6%) yang pernah mengalami banjir di Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.4.1 di atas, persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin adalah sebanyak 6 rumah tangga (40%). Persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin di strata 3 (2,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (1,3%) dan strata 2 (0,8%). Sedangkan di strata 0 tidak pernah mengalami banjir rutin (0,0%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.8 berikut. Gambar 3.8. Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 100% PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI BANJIR RUTIN DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 90% 80% 37,5 70% 60,0 60% 50% 40% 85,7 Tidak Ya 30% 62,5 20% 10% 0% 40,0 14,3 0,0 0,0 Strata 0 Strata 1 Strata2 Total Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 8

Lama air menggenang jika terjadi banjir di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada umumnya adalah antara 1-3 jam (66,7%). Lama air menggenang jika terjadi banjir antara 1-3 jam di strata 2 (80,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (50,0%) dan strata 0 (0,0%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.9 berikut. Gambar 3.9. Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 PERSENTASE LAMA AIR MENGGENANG JIKA TERJADI BANJIR DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%.0 11.1 25.0 11.1 25.0 80.0 66.7 50.0 20.0.0 11.1.0.0.0.0 Strata 0 Strata 1 Strata2 Total Satu hari Setengah hari Antara 1-3 jam Kurang dari 1 jam Lokasi genangan di sekitar rumah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagian besar berada di dekat bak penampungan (85,7%), di dekat dapur (77,6%) dan di dekat kamar mandi (67,3%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.10 berikut. Gambar 3.10. Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 PERSENTASE LOKASI GENANGAN DI SEKITAR RUMAH DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 10.2 Lainnya 89.8 14.3 Di dekat bak penampungan 85.7 32.7 Di dekat kamar mandi 67.3 % 22.4 Di dekat dapur 77.6 57.1 Dihalaman rumah 42.9-10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 9

Persentase kepemilikan SPAL di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebesar 77,3 persen, sedangkan yang tidak memiliki SPAL sebesar 22,8%. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.11 berikut. Gambar 3.11. Grafik Persentase Kepemilikan SPAL Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 PERSENTASE KEPEMILIKAN SPAL DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 22.8 Ya, ada Tidak ada 77.3 Akibat tidak memiliki SPAL rumah tangga di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah genangan (12,3%). Adanya genangan akibat tidak memiliki SPAL di strata 3 (22%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (5,1%), strata 1 (8,1%) dan strata 2 (19,2%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.12 berikut. Gambar 3.12. Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 AKIBAT TIDAK MEMILIKI SPAL RUMAH TANGGA BERDASARKAN STRATA 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 80.8 78.0 94.9 91.9 19.2 22.0 5.1 8.1 0 1 2 3 Tidak ada genangan Ya, ada genangan Strata Desa/Kelurahan Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 10

Persentase SPAL yang berfungsi di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebesar 51,0 persen. Persentase SPAL yang berfungsi di strata 1 (55,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (49,5%) dan strata 1 (5,0%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.13 berikut. Gambar 3.13. Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% PERSENTASE SPAL YANG BERFUNGSI BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 0,0 95,00,0 5,0 34,0 8,6 2,0 55,4 38,9 7,1 4,5 38,0 4,8 6,1 49,5 51,0 14.3% 0.8% 9.3% 75.8% Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total Tidak ada saluran Tidak dapat dipakai, saluran kering Tidak Ya Persentase pencemaran SPAL di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebesar 0 persen. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.14 berikut. Gambar 3.14. Grafik Pencemaran SPAL Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 PENCEMARAN SPAL BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%.0.0.0 100.0 100.0 100.0.0 0 1 2 3.0 77.0 Ada pencemaran SPAL Tidak, ada pencemaran SPAL Strata Desa/Kelurahan Total Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 11

Tabel 3.4. Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 Tabel 3.4.1 di atas menunjukkan bahwa persentase adanya genangan air di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebesar 19,5 persen. Persentase adanya genangan air di strata 0 (93,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (90,6%),strata 0 (2,5%) dan strata 3 (73,2%). 3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, cuci piring dan gelas, cuci pakaian dan gosok gigi di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada umumnya adalah waduk/danau, air hujan dan mata air tidak terlindungi. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.15 berikut. Gambar 3.15. Grafik Akses Terhadap Air Bersih Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 GRAFIK PENGGUNAAN SUMBER AIR DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%.3.0.8 12.3.0.8 2.8 36.0.8.3.3.5.0.8 11.8 34.8 25.3 11.5 4.3.5.8 13.0 34.5 24.8 11.5 5.0.8.8 12.8 25.8 11.3 5.0 36.0.8 12.3 27.8 12.8.5 4.8 25.0.8 10.3.3 19.0 22.5 12.0 4.5.3.5 8.5 1.0.8 11.8.5 9.0 1.0 6.0.3 4.0 1.8 1.3.3.3 1.0 1.5 1.3.3.0 Gosok Gigi Cuci Pakaian Cuci Piring dan Gelas Masak Minum Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 12

Gambar 3.15. di atas menunjukkan bahwa sumber air yang paling banyak digunakan untuk minum adalah air isi ulang (36%), air sumur gali terlindungi (22,5%) dan air sumur pompa tangan (19%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk masak adalah air sumur gali terlindungi (27,8%), air sumur pompa tangan (25%) dan air sumur gali tidak terlindungi (12,8%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk cuci piring dan gelas adalah air sumur pompa tangan (36%), air sumur gali terlindungi (25,8%) dan Air kran umum -PDAM/PROYEK (12,3%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk cuci pakaian adalah air sumur pompa tangan (34,5%), air sumur gali terlindungi (24,8%) dan Air kran umum -PDAM/PROYEK (13%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk gosok gigi adalah air sumur pompa tangan (34,8%), air sumur gali terlindungi (25,3%) dan Air kran umum -PDAM/PROYEK (11,8%). Sumber air yang digunakan untuk minum dan masak di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada umumnya air isi ulang (36%) dan air sumur gali terlindungi (27,8%). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3.16 berikut. Gambar 3.16. Grafik Sumber Air Minum dan Memasak Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 GRAFIK SUMBER AIR MINUM DAN MEMASAK DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 Air sumur gali terlindungi Air sumur pompa tangan 27.8% 22.5% 25.0% 19.0% Air kran umum -PDAM/PROYEK 12.3% 10.3% Air hidran umum - PDAM Air Ledeng dari PDAM.8%.8%.0% 12.3% Masak Minum Air isi ulang 12.3% 36.0% Air botol kemasan.8% 2.8%.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0% Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 13

Gambar 3.15. di atas menunjukkan bahwa sumber air yang digunakan untuk minum pada umumnya adalah air isi ulang (36%), air sumur gali terlindungi (22,5%) dan air sumur pompa tangan (19%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk masak adalah air sumur gali terlindungi (27,8%), air sumur pompa tangan (25%) dan air sumur gali tidak terlindungi (12,8%). Tabel 3.5. Area Berisiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 Tabel 3.5. di atas menunjukkan bahwa persentase sumber air yang tidak terlindungi di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebesar 55,5 persen. Persentase sumber air yang tidak terlindungi di strata 3 (65,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (59,5%), strata 1 (41,9%) dan strata 2 (40%). Persentase penggunaan sumber air tidak terlindungi yang tidak aman adalah sebesar 46,3 persen. Persentase penggunaan sumber air yang tidak aman di strata 2 (60%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (40,5%), strata 1 (41,9%) dan strata 3 (34,1%). Persentase kelangkaan air adalah sebesar 28,3 persen. Persentase kelangkaan air di strata 3 (43,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (11,4%), strata 1 (28,8%) dan strata 2 (33,3%). Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 14

3.6 Perilaku Higiene dan Sanitasi Persentase CTPS di lima waktu penting di Kabupaten Labuhanbatu Selatan hanya sebesar 39,5%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.17 berikut. Gambar 3.17. Grafik CTPS di Lima Waktu Penting Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 PERSENTASE CTPS DI LIMA WAKTU PENTING DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 39.5 60.5 Tidak Ya Waktu melakukan CTPS di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada umumnya adalah setelah dari buang air besar (82%), sebelum makan (76,3%) dan setelah makan (67%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.18 berikut. Gambar 3.18. Grafik Waktu Melakukan CTPS Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 WAKTU MELAKUKAN CTPS DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 Lainnya 3.5 Sebelum sholat Setelah memegang hewan Sebelum menyiapkan masakan 58.3 61.5 59.5 Sebelum memberi menyuapi anak 48.8 Setelah makan 67.0 % Sebelum makan Setelah dari buang air besar 76.3 82.0 Setelah menceboki bayi/anak 54.5 Sebelum ke toilet 11.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 15

Persentase penduduk yang melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) adalah sebesar 45,3 persen. Persentase penduduk yang melakukan BABS di strata 2 (68,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (7,6%), strata 1 (44,4%) dan strata 3 (45,3%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.19 berikut. Gambar 3.19. Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 PERSENTASE PRAKTIK BABS DI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 100.0 80.0 55.6 31.7 46.3 54.8 60.0 40.0 20.0 92.4 44.4 68.3 53.7 45.3 Tidak Ya, BABS 0.0 7.6 Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Total Persentase Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 16

Tabel 3.6. Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 17

Tabel 3.6. di atas menunjukkan bahwa persentase yang tidak melaksanakan CTPS di lima waktu penting adalah sebesar 60,5 persen. Persentase yang melaksanakan CTPS di lima waktu penting di strata 0 (72,2%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (34,4%), strata 2 (25,8%) dan strata 3 (36,6%). Persentase lantai dan dinding jamban yang tidak bebas dari tinja adalah sebesar 35 persen. Persentase lantai dan dinding jamban yang tidak bebas dari tinja di strata 3 (56,1%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (17,7%), strata 1 (25,6%) dan strata 2 (51,7%). Persentase jamban yang tidak bebas dari kecoa dan lalat adalah sebesar 45 persen. Persentase jamban yang tidak bebas dari kecoa dan lalat di strata 3 (82,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (17,7%), strata 1 (35,6%) dan strata 2 (62,5%). Persentase ketidakberfungsian penggelontor adalah sebesar 39,8 persen. Persentase ketidakberfungsian penggelontor di strata 2 (60,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (0%), strata 1 (38,8%) dan strata 3 (58,5%). Persentase yang tidak terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban adalah sebesar 40,8 persen. Persentase yang tidak terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban di strata 3 (63,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (3,8%), strata 1 (50%) dan strata 2 (45%). Persentase pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air adalah sebesar 20,8 persen. Persentase pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air di strata 1 (28,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (8,9%). Strata 2 (18,3%) dan strata 3 (19,5%). Persentase perilaku BABS adalah sebesar 45,3 persen. Persentase perilaku BABS di strata 2 (68,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (7,6%). Strata 1 (44,4%) dan strata 3 (53,7%). 3.7 Kejadian Penyakit Diare Waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare di Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada umumnya adalah 1 bulan terakhir (10,2%), lebih dari 6 bulan yang lalu (9,9%) dan 3 bulan terakhir (8,0%), dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut. Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 18

Tabel 3.7. Kejadian Diare pada Penduduk Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 Tabel 3.7 di atas menunjukkan bahwa persentase 1 bulan terakhir waktu paling dekat anggota ibu terkena diare di strata 2 (13,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (6,3%), strata 1 (5%) dan strata 3 (12,2%). Anggota keluarga yang mengalami diare pada umumnya adalah anak-anak balita (55,6%), orang dewasa perempuan (17,7%), anak-anak non balita (15,2%), orang dewasa laki-laki (9,6%), anak remaja perempuan (6,6%) dan anak remaja laki-laki (8,3%). Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 19

3.8 Indeks Risiko Sanitasi (IRS) Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di Kabupaten Labuhanbatu Selatan di strata 0 adalah 17 (sumber air), 77 (air limbah domestik), 39 (persampahan), 6 (genangan air), dan 14 (perilaku hidup bersih dan sehat). Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di strata 1 adalah 37 (sumber air), 59 (air limbah domestik), 90 (persampahan), 9 (genangan air) dan 44 (perilaku hidup bersih sehat). Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di strata 2 adalah 46 (sumber air), 57 (air limbah domestik), 49 (persampahan), 39 (genangan air) dan 54 (perilaku hidup bersih sehat). Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di strata 3 adalah 47 (sumber air), 32 (air limbah domestik), 49 (persampahan), 27 (genangan air) dan 50 (perilaku hidup bersih sehat). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.20 berikut. Gambar 3.20. Grafik Indeks Risiko Sanitasi (IRS) Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 300 Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 250 200 150 100 50-44 54 9 39 50 14 6 90 49 27 39 49 57 59 77 32 17 37 46 47 STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT. 4. GENANGAN AIR. 3. PERSAMPAHAN. 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 1. SUMBER AIR Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 20

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan a. Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 merupakan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku masyarakat pada skala rumah tangga di Kabupaten Labuhanbatu Selatan; b. Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 adalah 90% (persampahan), 77% (air limbah domestik), 54% (perilaku hidup bersih dan sehat), 47% (sumber air) dan 39% (genangan air); c. Hasil studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 merupakan informasi dasar yang dapat dipergunakan sebagai bahan promosi kesehatan dan pemicuan untuk meningkatkan kualitas hidup bersih dan sehat; d. Hasil studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 merupakan salah satu data yang akan digunakan Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Selatan berdasarkan pendekatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). 4.2 Hambatan/Kendala a. Ketidaktersediaan data sekunder dalam penentuan stratifikasi desa/kelurahan wilayah studi EHRA dan penentuan responden terpilih dalam setiap desa/kelurahan; b. Kegiatan entry data yang bermasalah diketahui setelah analisis data; c. Sebagian besar kuesioner yang sudah terisi (hasil wawancara) diserahkan secara sekaligus. 4.3 Saran a. Studi EHRA idealnya dilakukan secara berkala sehingga studi ini merupakan baseline untuk hasil studi EHRA selanjutnya; b. Perlunya aplikasi yang dapat memperhatikan lompatan alur pertanyaan kuesioner, jawaban yang masih kosong dan jawaban yang terkait dengan jawaban sebelumnya (logika). Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 1

Lampiran-Lampiran Tabel-tabel Dasar Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016. Keputusan Bupati Labuhanbatu Selatan Nomor ---Tahun 2016 tentang Penetapan Tim Studi EHRA (Enviromental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun Anggaran 2016. Dokumentasi Pelaksanaan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016. Laporan Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 1

Tabel-tabel Dasar Hasil Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 2

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 3

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 4

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 5

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 6

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 7

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 8

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 9

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 10

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 11

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 12

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 13

K. Air hujan (Cuci pakaian) K. Air hujan (Gosok gigi) F. PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI & GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HIGIENE. Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI 0 1 2 7 8 n % n % n % n % G. Air sumur gali terlindungi (Cuci pakaian) G. Air sumur gali terlindungi (Gosok gigi) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Minum) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Masak) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Cuci piring&gelas) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Cuci pakaian) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Gosok gigi) I. Mata air terlindungi (Minum) I. Mata air terlindungi (Masak) I. Mata air terlindungi (Cuci piring&gelas) I. Mata air terlindungi (Cuci pakaian) I. Mata air terlindungi (Gosok gigi) J. Mata air tdk terlindungi (Minum) J. Mata air tdk terlindungi (Masak) J. Mata air tdk terlindungi (Cuci piring&gelas) J. Mata air tdk terlindungi (Cuci pakaian) J. Mata air tdk terlindungi (Gosok gigi) K. Air hujan (Minum) K. Air hujan (Masak) K. Air hujan (Cuci piring&gelas) L. Air dari sungai (Minum) L. Air dari sungai (Masak) L. Air dari sungai (Cuci piring&gelas) L. Air dari sungai (Cuci pakaian) L. Air dari sungai (Gosok gigi) M. Air dari waduk/danau (Minum) M. Air dari waduk/danau (Masak) M. Air dari waduk/danau (Cuci piring&gelas) T idak 40 100,0 778 96,9 1075 99,8 1893 98,6 Ya 0,0 25 3,1 2,2 27 1,4 T idak 40 100,0 762 94,9 1064 98,8 1866 97,2 Ya 0,0 41 5,1 13 1,2 54 2,8 T idak 40 100,0 800 99,6 1065 98,9 1905 99,2 Ya 0,0 3,4 12 1,1 15,8 T idak 40 100,0 800 99,6 1065 98,9 1905 99,2 Ya 0,0 3,4 12 1,1 15,8 T idak 40 100,0 800 99,6 1068 99,2 1908 99,4 Ya 0,0 3,4 9,8 12,6 T idak 40 100,0 800 99,6 1075 99,8 1915 99,7 Ya 0,0 3,4 2,2 5,3 T idak 40 100,0 800 99,6 1066 99,0 1906 99,3 Ya 0,0 3,4 11 1,0 14,7 T idak 31 77,5 641 79,8 921 85,5 1593 83,0 Ya 9 22,5 162 20,2 156 14,5 327 17,0 T idak 31 77,5 651 81,1 921 85,5 1603 83,5 Ya 9 22,5 152 18,9 156 14,5 317 16,5 T idak 36 90,0 672 83,7 952 88,4 1660 86,5 Ya 4 10,0 131 16,3 125 11,6 260 13,5 T idak 36 90,0 777 96,8 1030 95,6 1843 96,0 Ya 4 10,0 26 3,2 47 4,4 77 4,0 T idak 35 87,5 666 82,9 947 87,9 1648 85,8 Ya 5 12,5 137 17,1 130 12,1 272 14,2 T idak 17 42,5 692 86,2 798 74,1 1507 78,5 Ya 23 57,5 111 13,8 279 25,9 413 21,5 T idak 18 45,0 690 85,9 801 74,4 1509 78,6 Ya 22 55,0 113 14,1 276 25,6 411 21,4 T idak 34 85,0 712 88,7 849 78,8 1595 83,1 Ya 6 15,0 91 11,3 228 21,2 325 16,9 T idak 32 80,0 748 93,2 936 86,9 1716 89,4 Ya 8 20,0 55 6,8 141 13,1 204 10,6 T idak 32 80,0 704 87,7 833 77,3 1569 81,7 Ya 8 20,0 99 12,3 244 22,7 351 18,3 T idak 28 70,0 661 82,3 794 73,7 1483 77,2 Ya 12 30,0 142 17,7 283 26,3 437 22,8 T idak 28 70,0 657 81,8 791 73,4 1476 76,9 Ya 12 30,0 146 18,2 286 26,6 444 23,1 T idak 23 57,5 642 80,0 766 71,1 1431 74,5 Ya 17 42,5 161 20,0 311 28,9 489 25,5 T idak 25 62,5 742 92,4 897 83,3 1664 86,7 Ya 15 37,5 61 7,6 180 16,7 256 13,3 T idak 23 57,5 647 80,6 779 72,3 1449 75,5 Ya 17 42,5 156 19,4 298 27,7 471 24,5 T idak 40 100,0 777 96,8 1002 93,0 1819 94,7 Ya 0,0 26 3,2 75 7,0 101 5,3 T idak 40 100,0 779 97,0 1000 92,9 1819 94,7 Ya 0,0 24 3,0 77 7,1 101 5,3 T idak 39 97,5 766 95,4 978 90,8 1783 92,9 Ya 1 2,5 37 4,6 99 9,2 137 7,1 T idak 39 97,5 792 98,6 1036 96,2 1867 97,2 Ya 1 2,5 11 1,4 41 3,8 53 2,8 T idak 38 95,0 772 96,1 981 91,1 1791 93,3 Ya 2 5,0 31 3,9 96 8,9 129 6,7 T idak 34 85,0 501 62,4 841 78,1 1376 71,7 Ya 6 15,0 302 37,6 236 21,9 544 28,3 T idak 34 85,0 471 58,7 839 77,9 1344 70,0 Ya 6 15,0 332 41,3 238 22,1 576 30,0 T idak 19 47,5 449 55,9 795 73,8 1263 65,8 Ya 21 52,5 354 44,1 282 26,2 657 34,2 M. Air dari waduk/danau (Cuci pakaian) M. Air dari waduk/danau (Gosok gigi) N. Lainnya (Minum) T idak 27 67,5 666 82,9 989 91,8 1682 87,6 Ya 13 32,5 137 17,1 88 8,2 238 12,4 T idak 28 70,0 459 57,2 811 75,3 1298 67,6 Ya 12 30,0 344 42,8 266 24,7 622 32,4 T idak 40 100,0 797 99,3 992 92,1 1829 95,3 Ya 0,0 6,7 85 7,9 91 4,7 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 14

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 15

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 16

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 17

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 18

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 19

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 20

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 21

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 22

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 23

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 24

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 25

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 26

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 27

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 28

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 29

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 30

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 31

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Labuhanbatu Selatan Nomor 440.000/509a/DINKES/IV/2016 Tahun 2016 tentang Panitia Pelaksana Kegiatan Survey Studi Enviromental Health Risk Assessment /Penilaian Resiko Kesehatan karena Lingkungan (EHRA). Kabupten Labuhanbatu Selatan Tahun 2016. Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 32

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 33

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 34

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 35

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 36

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 37

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 38

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 39

DOKUMENTASI PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 PERTEMUAN PERSIAPAN PELAKSANAAN STUDI EHRA DAN PELATIHAN ENUMERATOR KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 40

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 41

PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2016 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 42

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 43

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 44

POKJA SANITASI KAB. LABUHANBATU SELATAN MENGIKUTI PELATIHAN STUDI EHRA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 45

POKJA SANITASI KAB. LABUHANBATU SELATAN MENGIKUTI RAPAT KOORDINASI PROGRAM PPSP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 46

Laporan Akhir Studi EHRA Kabupaten Labuhanbatu Selatan 2016 Page 47