GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Inventarisasi Hutan

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Inventarisasi Hutan

AA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG. PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Inventarisasi Hutan SUB BIDANG

AA. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI

Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 81 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI BALI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK INSPEKTORAT PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB I PENDAHULUAN. DINAS KEHUTANAN Bagian Pertama TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 1

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI

.000 WALIKOTA BANJARBARU

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) 92534

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI, Mengingat

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUMBAWA.

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI,

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

DINAS PERKEBUNAN. Tugas Pokok dan Fungsi. Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas :

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2011 TENTANG

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH DAN KEWENANGAN PROPINSI SEBAGAI DAERAH OTONOM *)

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 91 TAHUN 2011 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.394/menhut-II/2004 TANGGAL : 18 Oktober 2005

DINAS KEHUTANAN PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI MANDAILING NATAL

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

Kepala Dinas mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Dinas; b. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja Dinas;

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

1 S A L I N A N. No. 150, 2016 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 150 TAHUN 2016 NOMOR 150 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 123/Kpts-II/2001

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 130 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KEHUTANAN

Transkripsi:

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 172 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Rincian Tugas Pokok Dinas Kehutanan Provinsi Bali; Mengingat : 1. 2. 3. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. 5. 6. 7. 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2008 Nomor 1); Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 4); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Gubernur adalah Gubernur Bali. 2. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Bali. 3. Dinas Kehutanan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Kehutanan Provinsi Bali. 4. Kepala Dinas Kehutanan yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali.

BAB II TUGAS POKOK DINAS Pasal 2 Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kehutanan. BAB III FUNGSI DINAS Pasal 3 Dinas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis sesuai kewenangan di bidang kehutanan; b. penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum sesuai bidang kehutanan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang kehutanan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. BAB IV RINCIAN TUGAS KEPALA DINAS Pasal 4 Kepala Dinas mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Dinas; b. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja Dinas; c. merumuskan kebijakan umum Dinas serta menyelenggarakan administrasi berdasarkan kewenangan; d. mendistribusikan tugas kepada bawahan; e. menilai prestasi kerja bawahan; f. menyediakan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota; g. melakukan pengendalian terhadap pelayanan umum dan perizinan; h. membina bawahan dalam pencapaian Program Dinas; i. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan; j. melaksanakan pembinaan umum dan pembinaan teknis; k. melaksanakan sistem pengendalian intern; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

BAB V RINCIAN TUGAS SEKRETARIS Bagian Kesatu Sekretaris Pasal 5 Sekretaris mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja kesekretariatan; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Sub Bagian; c. mengkoordinasikan para Kepala Sub Bagian; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub Bagian dan bawahan; f. melakukan koordinasi dengan para Kepala Bidang dan Kepala UPT; g. menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun; h. melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengelolaan urusan umum dan kepegawaian, penyususunan program dan keuangan; i. mengumpulkan laporan Sekretariat, Bidang, UPT sebagai bahan laporan Dinas; j. melaksanakan sistem pengendalian intern; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas. Bagian Kedua Kepala Sub Bagian Pasal 6 (1) Kepala Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian; d. melaksanakan pengelolaan tata usaha kepegawaian; e. menata dan menyimpan berkas kepegawaian; f. menyiapkan dan menyusun data formasi dan pengembangan pegawai; g. menyiapkan bahan dan menyusun telaahan/kajian mutasi pegawai; h. menyiapkan blanko-blanko di bidang kepegawaian; i. membuat rekapitulasi absensi kepegawaian; j. menyiapkan bahan telaahan, kajian dan analisis organisasi dan ketatalaksanaan, analisis jabatan dan pengukuran beban kerja serta menyiapkan bahan penyusunan dan laporan realisasi WASKAT;

k. melaksanakan sistem pengendalian intern; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris. (2) Kepala Sub Bagian Keuangan dan Penyusunan Program mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian; d. melaksanakan pengurusan gaji pegawai dan tunjangan lainnya; e. melaksanakan kontrol keuangan; f. melaksanakan penatausahaan keuangan; g. mengkoordinasikan penyiapan bahan dan data rencana kerja dan anggaran Dinas; h. mengkoordinasikan penyusunan anggaran pembiayaan pembangunan kehutanan; i. melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan; j. melakukan monitoring pelaksanaan anggaran; k. menyusun dan menyampaikan laporan dan pertanggung jawaban keuangan dan program; l. melaksanakan sistem pengendalian intern; m. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh n. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris. (3) Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian; d. mengelola, memelihara, dan mendistribusikan barang bergerak dan/atau tidak bergerak, serta menyiapkan bahan usulan penghapusannya; e. memelihara, gedung, menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan lingkungan kantor serta melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan dinas; f. mengelola urusan surat menyurat; g. menyusun dan meneliti bahan penyusunan produk hukum, serta menghimpun peraturan perundang-undangan yang berlaku; h. melaksanakan tugas-tugas kehumasan dan keprotokolan; i. melaksanakan sistem pengendalian intern; j. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.

BAB VI RINCIAN TUGAS BIDANG Bagian Kesatu Bidang Pengkajian dan Pengembangan Pasal 7 Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi; c. mengkoordinasikan para Kepala Seksi; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan; f. mengkoordinir pelaksanaan pengkajian dan pengembangan program-program bidang kehutanan; g. mengkoordinir penyusunan rencana strategis Dinas (RENSTRA), indikator kinerja utama (IKU) Dinas; h. menyusun rancang bangun, pembentukan dan pengusulan penetapan wilayah pengelolaan hutan lindung dan hutan produksi serta pertimbangan teknis institusi wilayah pengelolaan hutan; i. memberikan pertimbangan teknis pengesahan rencana pengelolaan jangka panjang, menengah dan pendek unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP), Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK); j. memberikan pertimbangan teknis pengesahan rencana kerja usaha dua puluh tahunan, lima tahunan dan tahunan unit usaha pemanfaatan hutan produksi dan lindung; k. memberikan pertimbangan teknis untuk pengesahan, koordinasi dan pengawasan pelaksanaan penataan batas luar areal kerja unit pemanfaatan hutan produksi lintas Kabupaten/Kota; l. memberikan pertimbangan teknis pengesahan penataan areal kerja unit usaha pemanfaatan hutan lindung kepada pemerintah; m. menghimpun bahan dan penyusunan Ladporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); n. melaksanakan sistem pengendalian intern; o. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh p. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas. Pasal 8 (1) Kepala Seksi Data dan Pengkajian mempunyai tugas: d. mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data bidang kehutanan;

e. melakukan pengkajian program dan kegiatan pembangunan bidang kehutanan; f. menyusun indikator kinerja utama (IKU) Dinas; g. penyelenggaraan inventarisasi hutan produksi, hutan lindung, taman hutan raya dan perlindungan jurang skala DAS lintas Kabupaten/Kota; h. pemberian pertimbangan teknis penunjukan, pengukuhan dan penetapan kawasan hutan produksi, hutan lindung, kawasan pelestarian alam, kawasan suaka alam dan taman buru dan tata ruang; i. pengusulan dan pertimbangan teknis pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus untuk masyarakat hukum adat, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan kehutanan, lembaga sosial dan keagamaan untuk skala provinsi; j. menyiapkan bahan pertimbangan teknis perubahan status dan fungsi hutan, perubahan status dari lahan milik menjadi kawasan hutan, dan penggunaan serta tukar menukar kawasan hutan; k. melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kehutanan di tingkat Provinsi dan/atau yang memiliki dampak antar Kabupaten/Kota dan pemberian perizinan penelitian pada hutan produksi dan kawasan lindung yang tidak ditetapkan sebagai kawasan hutan dengan tujuan khusus skala Provinsi; l. melaksanakan sistem pengendalian intern; m. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh n. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Pengembangan mempunyai tugas: d. menyusun rencana strategis (RENSTRA) dinas; e. melakukan pengembangan program dan kegiatan pembangunan bidang kehutanan; f. menyusun rancang bangun, pembentukan dan pengusulan penetapan wilayah pengelolaan hutan lindung dan hutan produksi serta pertimbangan teknis institusi wilayah pengelolaan hutan; g. memberikan pertimbangan teknis pengesahan rencana pengelolaan jangka panjang, menengah dan pendek unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP), Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK); h. memberikan pertimbangan teknis pengesahan rencana kerja usaha dua puluh tahunan, lima tahunan dan tahunan unit usaha pemanfaatan hutan produksi dan lindung; i. memberikan pertimbangan teknis untuk pengesahan, koordinasi dan pengawasan pelaksanaan penataan batas luar areal kerja unit pemanfaatan hutan produksi lintas Kabupaten/Kota;

j. memberikan pertimbangan teknis pengesahan penataan areal kerja unit usaha pemanfaatan hutan lindung kepada pemerintah; k. melaksanakan sistem pengendalian intern; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (3) Kepala Seksi Monitoring Evaluasi Dan Pelaporan mempunyai tugas: d. melakukan koordinasi, bimbingan, supervisi, konsultasi, pemantauan dan evaluasi bidang kehutanan skala Provinsi; e. melakukan pengawasan terhadap efektivitas pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan oleh Kabupaten/Kota dan kinerja penyelenggara Provinsi serta penyelenggaraan oleh Kabupaten/Kota di bidang kehutanan; f. menghimpun bahan dan menyusun laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); g. menyusun statistik kehutanan, neraca sumber daya hutan, laporan akuntabilitas dan data serta sistem informasi kehutanan (numerik dan spasial); h. menyusun naskah pedoman teknis pengelolaan hutan dan lahan; i. melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan dan anggaran pembangunan kehutanan; j. melaksanakan sistem pengendalian intern; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. Bagian Kedua Bidang Bina Produksi dan Pemanfaatan Hutan Pasal 9 Kepala Bidang Bina Produksi dan Pemanfaatan Hutan mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi; c. mengkoordinasikan para Kepala Seksi; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan; f. memberikan pertimbangan teknis untuk pemberian dan perpanjangan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi; g. memproses perizinan usaha pemanfaatan kawasan hutan dan jasa lingkungan skala provinsi;

h. memproses perizinan pemungutan hasil hutan kayu dan pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi skala Provinsi; i. memproses perizinan industri primer hasil hutan kayu sesuai dengan peraturan perundang-undangan; j. menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian penata usahaan hasil hutan skala Provinsi; k. melaksanakan sistem pengendalian intern; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas. Pasal 10 (1) Kepala Seksi Pemanfaatan Hutan mempunyai tugas: d. melaksanakan kajian pertimbangan teknis kepada menteri untuk pemberian dan perpanjangan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi; e. melaksanakan kajian pemberian izin usaha pemanfaatan kawasan hutan dan jasa lingkungan skala Provinsi; f. melaksanakan kajian pemberian perizinan pemungutan hasil hutan kayu dan pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan produksi skala Provinsi; g. melaksanakan kajian pemberian perizinan pemanfaatan kawasan hutan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu yang tidak dilindungi dan tidak termasuk ke dalam Lampiran (Appendix) Confention International Trade Endonyerid Species (CITES) dan pemanfaatan jasa lingkungan skala Provinsi; h. melaksanakan sistem pengendalian intern; i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Pengolahan Hasil Hutan mempunyai tugas: d. melaksanakan inventarisasi dan identifikasi potensi pengembangan, pemanfaatan dan pemungutan hasil hutan; e. melaksanakan proses perizinan industri primer hasil hutan kayu sesuai ketentuan yang berlaku; f. melaksanakan pengembangan produksi hasil hutan melalui Pengelolaan Hutan Produksi; g. melaksanakan pembinaan dalam pengembangan pengolahan hasil hutan; h. melaksanakan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan produksi;

i. melaksanakan sistem pengendalian intern; j. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (3) Kepala Seksi Peredaran dan Pemasaran Hasil Hutan mempunyai tugas: d. melaksanakan inventarisasi dan menyajikan data peredaran dan harga pasar hasil hutan; e. melaksanakan pengukuran dan pengujian hasil hutan; f. pengawasan dan pengendalian penatausahaan hasil hutan skala Provinsi; g. melaksanakan pengelolaan dokumen Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH) sesuai ketentuan yang berlaku; h. melaksanakan sistem pengendalian intern; i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. Bagian Ketiga Bidang Pengukuhan Perlindungan dan Konservasi Alam Pasal 11 Kepala Bidang Pengukuhan Perlindungan dan Konservasi Alam mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi; c. mengkoordinasikan para Kepala Seksi; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan; f. melakukan pengukuhan dan penatagunaan kawasan hutan; g. melakukan inventarisasi dan identifikasi permasalahan perlindungan hutan dan konservasi alam skala Daerah Aliran Sungai (DAS) lintas Kabupaten/Kota; h. pemberian fasilitasi, bimbingan dan pengawasan dalam kegiatan perlindungan hutan pada hutan produksi dan hutan lindung pada hutan Negara dan seluruh fungsi pada hutan hak skala Provinsi; i. menyelenggarakan pengawasan pemberian izin pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi dan tidak termasuk dalam Lampiran (Appendix) Confention International Trade Endonyerid Species (CITES); j. memberikan pertimbangan teknis pengesahan rencana pengelolaan, izin lembaga konservasi dan pengusahaan kawasan hutan konservasi skala Provinsi; k. menyelenggarakan bimbingan teknis dan fungsional kehutanan skala Provinsi; l. penguatan kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan kehutanan skala Provinsi;

m. melaksanakan sistem pengendalian intern; n. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh o. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas. Pasal 12 (1) Kepala Seksi Perlindungan Hutan mempunyai tugas: d. melakukan inventarisasi dan identifikasi permasalahan perlindungan hutan dan skala Daerah Aliran Sungai (DAS) lintas Kabupaten/Kota; e. pemberian fasilitasi, bimbingan dan pengawasan dalam kegiatan perlindungan hutan pada hutan yang dibebani hak dan hutan adat skala Provinsi; f. pelaksanaan perlindungan hutan pada hutan produksi, hutan lindung yang tidak dibebani hak dan hutan adat serta taman hutan raya skala Provinsi; g. menyusun petunjuk pelaksanaan dan prosedur tetap pengendalian gangguan keamanan dan kelestarian hutan, operasi keamanan hutan, penanggulangan kebakaran hutan dan pemanfaatan sarana prasarana pengamanan hutan; h. memberikan bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan serta kepolisian kehutanan; i. melaksanakan sistem pengendalian intern; j. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Konservasi Sumberdaya Alam mempunyai tugas: d. melaksanakan inventarisasi dan identifikasi potensi kawasan konservasi, flora dan fauna sesuai ketentuan; e. memberikan kajian pertimbangan teknis pengusahaan pariwisata alam dan taman buru serta pemberian perizinan pengusahaan kebun buru skala Provinsi; f. melaksanakan pengawasan pemberian izin pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi dan tidak termasuk dalam Lampiran (Appendix) Confention International Trade Endonyerid Species (CITES); g. memberikan kajian pertimbangan teknis izin kegiatan lembaga konservasi; h. pertimbangan teknis pengesahan rencana pengelolaan jangka panjang (dua puluh tahunan), jangka menengah dan jangka pendek untuk cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam dan taman buru skala Provinsi;

i. memberikan bimbingan teknis kepada pihak-pihak yang memperoleh izin pemanfaatan flora dan fauna dan penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan kehutanan; j. melaksanakan sistem pengendalian intern; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (3) Kepala Seksi Pengukuhan Hutan mempunyai tugas: d. pemberian pertimbangan teknis penunjukan, pengukuhan dan penetapan kawasan hutan produksi, hutan lindung, kawasan pelestarian alam, kawasan suaka alam dan taman buru dan tata ruang; e. pengusulan dan pertimbangan teknis pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus untuk masyarakat hukum adat, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan kehutanan, lembaga sosial dan keagamaan untuk skala Provinsi; f. menyiapkan bahan pertimbangan teknis perubahan status dan fungsi hutan, perubahan status dari lahan milik menjadi kawasan hutan, dan penggunaan serta tukar menukar kawasan hutan; g. melaksanakan sistem pengendalian intern; h. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. Bagian Keempat Bidang Rehabilitasi Lahan Dan Perhutanan Sosial Pasal 13 Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi; c. mengkoordinasikan para Kepala Seksi; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan; f. menyelenggarakan rehabilitasi hutan dan pemeliharaan hasil rehabilitasi hutan pada hutan produksi, hutan lindung yang tidak dibebani izin pemanfaatan/pengelolaan hutan dan lahan di luar kawasan hutan skala Provinsi; g. penyusunan rencana dan pelaksanaan reklamasi hutan pada areal bencana alam skala Provinsi dan pengesahan rencana reklamasi hutan;

h. pemantauan, evaluasi dan fasilitasi hutan kota, hutan hak dan aneka usaha kehutanan dan pemberdayaan masyarakat setempat di dalam dan di sekitar kawasan hutan, di bidang Rehabilitasi Lahan dan Konsevasi Tanah (RLKT); i. pertimbangan teknis lokasi calon areal sumber daya genetik, pelaksanaan sertifikasi sumber benih dan mutu benih/bibit tanaman hutan; j. penetapan lahan kritis skala Provinsi dan pertimbangan teknis rencana rehabilitasi hutan dan lahan DAS/sub Daerah Aliran Sungai (DAS), serta penyusunan rencana pengelolaan, penyelenggaraan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) skala Provinsi; k. penetapan rencana pengelolaan, rencana tahunan dan rancangan rehabilitasi hutan yang tidak dibebani izin pemanfaatan/ pengelolaan hutan dan lahan di luar kawasan hutan skala Provinsi; l. melaksanakan sistem pengendalian intern; m. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh n. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas. Pasal 14 (1) Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan mempunyai tugas: d. melaksanakan inventarisasi dan identifikasi kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan; e. melaksanakan rehabilitasi hutan dan pemeliharaan hasil rehabilitasi hutan pada hutan yang tidak dibebani izin pemanfaatan/pengelolaan hutan, dan lahan di luar kawasan hutan skala Provinsi; f. membuat kajian dan konsep pengesahan rencana reklamasi hutan; g. penyusunan rencana dan pelaksanaan reklamasi hutan pada areal bencana alam skala Provinsi; h. memberikan bimbingan teknis dalam pelaksanaan rehabilitasi, reklamasi, reboisasi hutan dan lahan; i. melaksanakan sistem pengendalian intern; j. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Perbenihan dan Perhutanan Sosial mempunyai tugas: d. melaksanakan inventarisasi dan identifikasi kegiatan pengembangan Perbenihan Tanaman Hutan dan Perhutanan Sosial;

e. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat setempat di dalam dan di sekitar kawasan hutan; f. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan fasilitasi hutan hak dan aneka usaha kehutanan; g. memberikan pertimbangan teknis calon areal sumber daya genetik, pelaksanaan sertifikasi sumber benih dan mutu benih/bibit tanaman hutan; h. melaksanakan kegiatan perbenihan meliputi : kebun benih, pemanenan, seleksi, standarisasi, pengawasan distribusi dan penyimpanan benih; i. memberikan bimbingan teknis dalam pelaksanaan persemaian yang meliputi : persiapan, pembuatan, pemeliharaan, pendistribusian dan pengangkutan bibit; j. melaksanakan sistem pengendalian intern; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (3) Kepala Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai mempunyai tugas: d. melaksanakan inventarisasi dan identifikasi lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan, penanganan erosi, sedimentasi dan produktivitas lahan, serta pengelolaan daerah aliran sungai skala Provinsi; e. mengkaji bahan pertimbangan teknis rencana rehabilitasi hutan dan lahan DAS/sub Daerah Aliran Sungai (DAS); f. membuat konsep penetapan rencana pengelolaan rehabilitasi hutan, rencana tahunan dan rancangan rehabilitasi hutan pada taman hutan raya skala Provinsi; g. membuat konsep penetapan rencana pengelolaan, rencana tahunan dan rancangan rehabilitasi hutan pada hutan produksi, hutan lindung yang tidak dibebani izin pemanfaatan/pengelolaan hutan dan lahan di luar kawasan hutan skala Provinsi; h. memberikan pertimbangan teknis penyusunan rencana pengelolaan, penyelenggaraan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) skala Provinsi; i. melaksanakan pola kemitraan dan pembinaan kelembagaan masyarakat dalam kegiatan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS); j. melaksanakan sistem pengendalian intern; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

BAB VII KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 15 Kelompok Jabatan Fungsional Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2012. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bali. Ditetapkan di Denpasar pada tanggal 7 Nopember 2011 GUBERNUR BALI, MADE MANGKU PASTIKA Diundangkan di Denpasar pada tanggal 7 Nopember 2011 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI, I MADE JENDRA BERITA DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2011 NOMOR 71