BAB III. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

Cara Menyerang Patogen (1) Mofit Eko Poerwanto

V. PERAMALAN EPIDEMI PENYAKIT TANAMAN

SIKLUS PENYAKIT DAN PENGHITUNGAN INTENSITAS PENYAKIT TANAMAN. Compilled by N.Istifadah

IV. ANALISIS EPIDEMIOLOGI

IV INTERAKSI FAKTOR PENYEBAB DAN EPIDEMI PENYAKIT

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

Foto: Ibu Mariana (Disertasi Pascasarjana Unibraw)

II. PENYAKIT EPIDEMIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERKEMBANGAN PENYAKIT TERBAWA BENIH

BAB I. PENGANTAR A.PENDAHULUAN

PROSES PENYAKIT TUMBUHAN

Ketahan Tumbuhan. Mofit Eko Poerwanto

MODUL. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN (S1): DAUR PERKEMBANGAN PENYAKIT Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

MODUL. EPIDEMIOLOGI KUANTITATIF (S2): Penggunaan Analisis Sidik Lintas Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA

PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) A. SILABUS

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR DASAR-DASAR ILMU PENYAKIT TUMBUHAN (PNH 2800) SKS 3 (2/1)

BAB V. PATOLOGI DAN PATOGENESIS PENDAHULUAN

dan kehilangan kemampuan untuk berproduksi tinggi. Penyebaran dan tingkat serangan penyakit tergantung pada kondisi lingkungan seperti temperatur dan

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani

TUGAS TIK. Untuk Melengkapi Tugas Akhir Kuliah. Ujian Tengah Semester (UTS)

KONSEP PENYAKIT TUMBUHAN

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

MODUL. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN (S1): Peranan Ketahanan Tanaman SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED)

Penyakit Busuk Daun Kentang

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. PROSES TERJADINYA PENYAKIT TUMBUHAN

MODUL. EPIDEMIOLOGI & PENGENDALIAN (S3): Model Prediksi pada Penyakit Blas Padi SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED)

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 2 triliun/tahun. (Anonim. 2014). sebagai berikut : adanya parasite, adanya sumber parasit untuk

MODUL. EPIDEMIOLOGI KUANTITATIF (S3) Proses Daur Infeksi Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

PENGARUH PATOGEN THD FUNGSI FISIOLOGIS TUMBUHAN. Mofit Eko Poerwanto

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

Dina Ernawati, SP. dan Vidiyastuti Ari Yustiani, SP.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN Edisi, 2, oleh Firdaus Rivai Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) dalam Bajeng, 2012

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

MODUL. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN (S1): Hubungan cuaca dengan penyakit tumbuhan SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED)

INTENSITAS DAN LAJU INFEKSI PENYAKIT KARAT DAUN Uromyces phaseoli PADA TANAMAN KACANG MERAH

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. Oleh: Tim Dosen HPT. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2013

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

Gejala Penyakit. Mofit Eko Poerwanto

Ilmu Pengetahuan Alam

EKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan

Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

KULIAH 2. ILMU PENYAKIT TUMBUHAN DASAR

ILMU PENYAKIT TUMBUHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta

KONSEP, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI PENYAKIT TANAMAN

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk fase vegetatif dan paruh kedua untuk fase generatif. Jagung memiliki

Diselenggarakan Oleh LPPM UPN Veteran Jawa Timur

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

III. TEORI PENDEKATAN EPIDEMI

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Spesies : Ganoderma spp. (Alexopolus and Mims, 1996).

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

MODUL-12 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP A. KOMPTENSI DASAR B.

PENDAHULUAN. Sebagian besar produk perkebunan utama diekspor ke negara-negara lain. Ekspor. teh dan kakao (Kementerian Pertanian, 2015).

II. TINJAUAN PUSTAKA

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi


TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

PEMBAHASAN Sistem Petikan

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

CARA TUMBUHAN MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN PATOGEN. Mofit Eko Poerwanto

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU

FAKTOR LINGKUNGAN DAN MODEL PERAMALAN PENYAKIT GUGUR DAUN KARET CORYNESPORA

Ni Made Laksmi Ernawati Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (PA 1082)

Transkripsi:

BAB III. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang penyebaran penyakit tumbuhan, serta tipe siklus (daur) hidup patogen. Selanjutnya juga akan disampaikan mengenai beberapa teknik peramalan epidemi penyakit tumbuhan sehingga terjadinya epidemi dapat diantisipasi agar kerugian yang ditimbulkan dapat diperkecil. Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa akan dapat memahami tentang cara-cara penyebaran patogen. Materi ini akan disampaikan dalam satu kali pertemuan (2 jam tatap muka). PENYAJIAN Epidemi (epidemic) merupakan suatu kejadian meningkatnya penyakit dengan hebat pada waktu dan wilayah tertentu dalam suatu populasi tumbuhan. Epidemi terjadi dalam jangka waktu dan ruang tertentu, sehingga tidak terjadi setiap saat dan tidak merata. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit dalam tingkat populasi, karena wabah penyakit akan terjadi apabila ada interaksi antara populasi patogen dalam populasi tanaman inang, dalam kurun waktu dan ruang tertentu. Penyebaran patogen Perkembangan patogen ditentukan oleh jumlah inokulum yang dibentuk, pembebasan inokulum dari substratnya, ketahanan inokulum terhadap faktor yang tidak baik, luas dan lamanya penyebaran, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan inokulum dan infeksi. Inokulum patogen mempunyai ketahanan yang berbeda-beda. Bakteri patogen tumbuhan tidak membentuk spora, namun beberapa di antaranya dapat bertahan cukup lama di dalam bagian tumbuhan, sisa-sisa tumbuhandan dalam tanah. Miselium jamur dapat bertahan pada bahan perbanyakan seperti biji, umbi maupun alat pembiak lainnya, kompos, sisa tanaman, dan pada umumnya tidak mampu bertahan dalam waktu yang relatif lama di dalam tanah bila kelembapan terlalu tinggi.

Pada umumnya penyebaran patogen terjadis secara pasif, meskipun beberapa bakteri, zoospora, nematoda mampu bergerak secara aktif, namun patogen tersebut hanya dapat bergerak dalam jarak yang sangat pendek. Penyebaran patogen dapat terjadi dengan perantaraan angin, air, serangga, hewan lain, dan manusia. Angin merupakan salah satu agensia penyebaran patogen yang paling efektif. Angin dapat membawa spora jamur, bakteri mapun partikel virus, baik berupa propagul patogen itu sendiri maupun terangkut bersama dengan jaringan tanamannya. Angin merupakan agensia penyebar yang efektif dalam jarak pendek, namun tidak efektif untuk penyebaran jarak jauh, karena pada umumnya spora jamur akan mati karena kekeringan dan sinar matahari pada waktu menempuh perjalanan yang jauh tersebut. Selain itu adanya barier alam yang berupa gunung dan laut, akan menghambat penyebaran jarak jauh dari patogen, karena apabila isokulum jatuh pada tempat yang tidak sesuai maka penyakit tidak akan terjadi. Penyebaran patogen dengan bantuan air hanya bersifat lokal. Percikan air hujan maupun air irigasi yang dilakukan dengan cara penyiraman dapat memercikkan spora jamur maupun bakteri. Aliran air irigasi maupun air hujan dapat mengangkut spora jamur maupun bakteri, miselium jamur, nematoda, menuju ke areal-areal yang lebih rendah letaknya. Serangga selain berperan sebagai agensia penyebar juga mampu berperan sebagai agensia pembiak karena beberapa patogen mampu membiak dan bertahan di dalam tubuh serangga. Serangga yang pergerakannya lambat merupakan agen penular yang efektif namun bukan penyebar yang efektif. Penyebaran yang efektif hanya dapat dilakukan oleh serangga yang bersayap sehingga dapat terbang atau tertiup angin. Jadi dalam hal ini serangga dapat berperan sebagai penyebar, penular, pembiak dan tempat bertahan patogen. Penyebaran oleh manusia merupakan penyebaran yang paling efektif. Manusia dapat menyebarkan patogen dalam jarak yang cukup jauh dan dalam jangka waktu yang relatif singkat, apalagi seiring dengan kemajuan sistem transportasi pada saat ini yang memungkinkan manusia untuk pergi dalam jarak yang jauh dalam waktu yang relatif singkat, serta kemungkinan untuk dapat menjangkau daerah-daerah yang terpencil. Manusia dapat menyebarkan patogen bersama dengan bahan tanaman, tanah, bahan organik, kompos, atau produk pertanian yang dibawanya, bahkan spora jamur atau bakteri dapat menempel pada baju atau badan manusia dan akan terbawa mengikuti ke mana perginya.

Tipe penyebaran penyakit Penyakit dapat menular dan meluas dari satu daerah ke daerah yang lain, namun kecepatan meluasnya penyakit-penyakit tersebut tidak sama, ada yang lambat dan ada yang cepat. Dalam epidemiologi penyakit relatif cepat berkembang digolongkan dalam penyakit bunga majemuk (polisiklik) sedangkan penyakit relatif lambat perkembangannya digolongkan dalam penyakit bunga tunggal (monosiklik). Penyakit bunga majemuk memiliki ciri sebagai berikut : (a) inokulum berkembang dengan cepat; (b) perkembangannya bersifat logaritmik (eksponensial); (c) bagian tanaman atau tanaman yang mula-mula terinfeksi maupun yang baru saja terinfeksi akan menjadi sumber infeksi bagi tanaman di sekitarnya; (d) laju infeksinya mula-mula kecil, namun akan meningkat dengan cepat. Pada umumnya penyakit yang termasuk dalam golongan ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh patogen yang penyebarannya dengan perantaraan angin. Penyakit bunga tunggal mempunyai ciri sebagai berikut: (a) jumlah inokulum relatif tidak bertambah; (b) perkembangan penyakitnya bersifat lamban; (c) tanaman yang menjadi sumber infeksi bagi tanaman berikutnya hanya tanaman yang barn saja terinfeksi sedangkan tanaman yang telah terinfeksi sebelumnya tidak menjadi sumber infeksi; (d) laju infeksinya relaif rendah. Pada umumnya penyakit yang termasuk dalam golongan ini adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen terbawa tanah (soil borne pathogen). Peramalan epidemi penyakit Peramalan akan terjadinya epidemi penyakit tumbuhan sangat berguna untuk melakukan tindakan pencegahan, sehingga kerugian yang besar dapat dihindari. Untuk dapat dilakukan peramalan, faktor-faktor yang membantu perkembangan penyakit perlu diketahui. Gabungan dari faktor patogen, tumbuhan inang, lingkungan, dan waktu merupakan kombinasi yang sangat menentukan terjadinya epidemi. Agar dapat dilakukan peramalan terhadap akan terjadinya epidemi, diperlukan beberapa persyaratan, antara lain : a. Tumbuhan inang tersebut merupakan tanaman yang penting, atau yang mempunyai nilai ekonomi tinggi

b. Penyakit dapat menimbulkan kerugian yang besar, tetapi hanya pada keadaan tertentu. Apabila pengendalian dilakukan secara terus menerus akan membuang biaya namun jika dilalaikan akan menimbulkan bahaya. c. Perlu terdapat cukup keterangan, baik basil pengamatan maupun penelitian, tentang pengaruh berbagai faktor lingkungan terhadap perkembangan penyakit. d. Para penanam/petani cukup siap dan mengerti. e. Untuk penyakit yang bersangkutan telah tersedia cara pengendalian yang tepat. f. Terdapat jarak (tenggang waktu) yang cukup panjang antara diumumkannya hasil peramalan dengan timbulnya epidemi penyakit. Peramalan penyakit tumbuhan yang telah disusun antara lain adalah untuk penyakit cacar teh yang telah dilakukan oleh Huysmans dengan berdasarkan pada kelembapan udara di slang hari, namun karena kesulitan pengukuran kelembapan udara pada perkebunan yang topografinya tidak rata, maka Homburg, van der Knapp dan de Weille menyusun cara peramalan dengan berdasarkan pada lamanya penyinaran matahari, sedangkan Wolthuis menyusun cara peramalan berdasarkan pengamatan pada perkecambahan spora di lapangan. Peramalan epidemi penyakit hawar daun kentang dilakukan berdasarkan atas pengamatan cuaca dan intensitas penyakit di banyak petak pengamatan yang letaknya tersebar luas, dengan mengamati jumlah bercak aktif. Dengan diketahui akan adanya epidemi penyakit dengan sistem peramalan tersebut maka pekebun dapat segera melakukan tindakan pencegahan, sehingga kerugian yang akan ditimbulkan akibat adanya epidemi penyakit dapat diantisipasi. PENUTUP Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa akan dapat memahami tentang sistem penyebaran patogen yang efektif, dan bagaimana terjadinya epidemi penyakit tumbuhan.

REFERENSI Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology. 3d Ed. Academic Press, New York. 803p. Nagarajan, N., 1983. Plant Diseases Epidemiology, Oxford & 1BH Publ, New Delhi, 267p. Oka, 1.N.1993. Pengantar Epidemiologi Penyakit Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, 92p. Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. 754p.