BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Pembentukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/M-DAG/PER/8/2010

There are no translations available.

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-N TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 17/M-DAG/PER/9/2005

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Surat Keterangan Asal. Barang. Indonesia. Tata Cara Ketentuan. Pencabutan.

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Visi Menciptakan perdagangan yang tangguh di DKI Jakarta dalam bersaing di pasar global

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA DUMAI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

Menteri Perdagangan Republik Indonesia NOMOR : 43/M-DAG/PER/10/ /M-DAG/PER/9/2007

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 19 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 59/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MAKASSAR dan WALIKOTA MAKASSAR MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH NOMOR: 3 SERI: D TAHUN: 2005 NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

2 3. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 51); 4. Peraturan Menter

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

PROSEDUR PENERBITAN SKA FORM IJEPA PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 55 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-Y TAHUN 2011 TENTANG

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, mereka sebagai tenaga penggerak jalannya organisasi dengan tujuan

1. 3. Realisasi ekspor DKI Jakarta berdasarkan Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLA PORTAL INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI NTB

SKRIPSI. Oleh : SANDRA DODY TRISNA B

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Telah terjadi perubahan tentang Pembentukan, Susunan Oragnisasi dan. Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 16 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH.

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

2016, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Ne

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

2016, No turunannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Me

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/M-DAG/PER/4/2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

TLDDP ( Tempat Lain Dalam Daerah Pabean )

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

BAB II GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 14 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 14 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

2018, No Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

Oleh: Ayu Sri Muslichah NIM:F BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2009

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 NOMOR 8

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 96 TAHUN 2008

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Pekanbaru

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 38 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pembentukan, Unit Pelaksana Teknis, Metrologi, Dinas

(berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : )

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Pembentukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta berdiri sejak tahun 1950, yang pada saat itu bernama Kantor Pengadaan dan Penyaluran di bawah Departemen Perekonomian Umum yang menangani masalah bidang industri, bidang perdagangan dan bidang koperasi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang mula-mula tugasnya mengurus tentang pemberian izin pendirian perusahaan dan usaha dagang, tetapi setelah berjalan 5 (lima) tahun yakni 1955 berganti nama menjadi Kantor Industri Perdagangan dan Koperasi. Tahun 1957 Departemen Perekonomian Umum dihapuskan dan diganti menjadi Departemen Perdagangan Luar Negeri. Pada tahun 1971 Kantor Industri Perdagangan dan Koperasi berubah menjadi Kantor Departemen Perdagangan yang tidak berpengaruh pada Kantor Perdagangan dan Koperasi yang selokasi dengan Kantor Perindustrian yang letaknya di Jalan Yosodipuro 150 Surakarta. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dibentuk berdasarkan pada surat Keputusan Menteri Perindustrian dan 1

2 Perdagangan Republik Indonesia Nomor 84/MPP/Kep/4/1996 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kotamadya Surakarta yang mempunyai tugas dan fungsi Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan di Wilayah Kotamadya Surakarta. Pada waktu digulirkan otonomi daerah tahun 2000, Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta juga sempat mengalami perubahan dan perkembangan dengan berganti nama menjadi Departemen Perindustrian Perdagangan dan Penanam Modal Kota Surakarta, yaitu berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 6 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat daerah Kota Surakarta yang termuat dalam Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2001 Nomor 14 seri D.12. Berdasarkan Peraturan Walikota Kota Surakarta Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta, Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta, Departemen Perindustrian Perdagangan dan Penanam Modal Kota Surakarta berganti menjadi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta karena Dinas Penanam Modal telah memisahkan diri dan berdiri sendiri.

3 2. Lokasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Lokasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta berada di Jalan Yosodipuro Nomor 164 Surakarta. Telp (0271) 719932 726300, FAX 714942. Dinas Perindustrian dan Perdagangan berlokasi di tengah kota yang merupakan jalur yang strategis dan mudah dijangkau oleh para ekportir baik di dalam kota Surakarta maupun di luar kota Surakarta, sehingga eksportis merasa diuntungkan karena dapat menghemat waktu dalam memperoleh Surat Keterangan Asal lebih cepat. 3. Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta a. Visi Terwujudnya Kota Surakarta sebagai kota perdagangan dan industri yang maju dan berwawasan budaya. b. Misi 1) Terciptanya kesempatan berusaha di sektor perdagangan dan industri yang berwawasan lingkungan dan budaya. 2) Meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.

4 4. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta a. Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta 1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang perindustrian dan perdagangan. 2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalu Sekretaris Daerah. b. Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 14 Tahun 2011, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas umum pemerintah Kota Surakarta pada bidang perindustrian, perdagangan dan perlindungan terhadap konsumen. c. Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Berdasarkan Peraturan Walikota Kota Surakarta Nomor 14 Tahun 2011, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta mempunyai beberapa fungsi, antara lain : 1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas 2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan pelaporan 3) Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian

5 4) Pembinaan dan pengembangan pengusaha indsutri menengah, besar, kecil dan pengendalian pencemaran 5) Penyelenggaraan perlindungan terhadap konsumen 6) Penyelenggaraan sosialisasi 7) Pembinaan jabaran fungsional 8) Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) 5. Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta berdasarkan Keputusan Walikota Nomor 14 Tahun 2011, terdiri dari : a. Kepala Dinas b. Sekretariat, membawahkan: 1) Subbagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan 2) Subbagian kepegawaian 3) Subbagian keuangan c. Bidang Perindustrian, membawahkan: 1) Seksi industri kecil 2) Seksi industri menengah dan besar d. Bidang Perdagangan, membawahkan: 1) Seksi perdagangan luar negeri 2) Seksi perdagangan dalam negeri

6 e. Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen, membawahkan: 1) Seksi pengawasan 2) Seksi perlindungan konsumen f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) g. Kelompok Jabatan Fungsional 6. Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 14 Tahun 2011 Kota Surakarta, terdiri dari: a. Kepala Dinas Kepalas Dinas bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian, perdagangan dan perlindungan terhadap konsumen. b. Sekretariat Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas melaksanakn penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinanaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksaaan di bidang percenanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Sekretariat membawahkan:

7 1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, yang bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan. 2) Subbagian Keuangan, yang bertugas melakukan pengelolaan administrasi keuangan. 3) Subbagian Umum dan Kepegawaian, yang bertugas melakukan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian. c. Bidang Perindustrian Bidang Perindustrian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Perindustrian yang bertugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang industri kecil dan industri menengah dan besar. Bidang perindustrian membawahkan: 1) Seksi Industri Kecil yang bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang industri kecil, meliputi pembinaan dan pengembangan industri kecil. 2) Seksi Industri Menengah dan Besar yang bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksaan di bidang industri kecil, meliputi pembinaan dan pengembangan industri menengah dan besar.

8 d. Bidang Perdagangan Bidang Perdagangan dipimpin ole seorang Kepala Bidang Perdagangan yang bertugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri. Bidang perdagangan membawahkan: 1) Seksi Perdagangan Dalam Negeri yang bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang perdagangan dalam negeri, meliputi pembinaan dan pengembangan perdagangan dalam negeri. 2) Seksi Perdagangan Luar Negeri, yang bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang perdagangan dalam negeri, meliputi pembinaan dan pengembangan perdagangan luar negeri. e. Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengawasan dan perlindungan konsumen. Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen membawahkan: 1) Seksi Pengawasan yang bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di

9 bidang perdaganganan dalam negeri, meliputi pengawasan kelayakan dan kualitas produk kemasan. 2) Seksi Perlindungan Konsumen, yang bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang perdagangan dalam negeri, meliputi pembinaan perlindungan konsumen. f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan meliputi: 1) UPTD Metrologi Dipimpin Kepala UPTD Metrologi yang bertugas melaksanakan sebagian kewenangan yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas di bidang kemetrologian sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Kepala UPTD Metrologi membawahkan Subbagian Tata Usaha UPTD Metrologi. Subbagian Tata Usaha UPTD Metrologi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, evaluasi dan pelaporan. 2) UPTD Kawasan Kuliner Dipimpin Kepala UPTD Kawasan Kulier yang mempunyai tugas melakukan sebagian kegiatan teknis operasional dan kegiatan teknis penunjang dinas di bidang pengelolaan

10 kawasan kuliner sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Kepala UPTD Kawasan Kuliner membawahkan Kepala Subbagian Tata Usaha UPTD Kawasan Kuliner. Kepala Subbagian Tata Usaha UPTD Kawasan Kuliner mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, evaluasi dan pelaporan g. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional. Kelompook Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. B. Latar Belakang Masalah Memasuki fase era globalisasi saat ini, membuat suatu negara dapat berinteraksi dengan ke beberapa negara yang ada di Bumi ini. Ikatan ini menjadi meningkat dengan adanya interaksi antar-negara dalam bidang-bidang tertentu, misalnya perdagangan internasional, yaitu kegiatan pertukaran barang yang melewati batas wilayah suatu negara. Penyebabnya adalah karena adanya kebutuhan negara yang harus dipenuhi, tetapi negara tersebut tidak mampu memproduksi barang yang dibutuhkan, sehingga negara tersebut harus melakukan kerjasama dengan

11 negara lain melalui kegiatan ekspor dan impor untuk memenuhi kebutuhannya. Kerjasama dalam bidang teknologi, sumber daya alam, kerajinan kreatifitas, dan sebagainya telah dilakukan banyak negara di dunia ini. Hal yang membuat suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, salah satunya karena perbedaan sumber daya alam. Sumber daya alam di setiap negara memiliki karakteristiknya tersendiri, maka dari itu perdagangan internasional digunakan sebagai media untuk pertukaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Seperti contoh, Indonesia mengekspor batu bara, karet, tembaga dan nikel ke Jepang karena sumber daya alam tersebut mudah didapatkan di Indonesia. Adanya perdagangan internasional yang baik dapat menimbulkan kerjasama internasional di bidang ekonomi dan non-ekonomi. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia perlu untuk terus menggalakkan pembangunan nasional. Untuk mempelancar pembangunan nasional diperlukan sumber dana. Sumber dana tersebut dapat berasal dari penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar negeri. Bagi perkembangan perekonomian Indonesia, kegiatan ekspor dan impor menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting dalam usaha untuk memperlancar pembangunan nasional, yaitu dengan meningkatkan kegiatan ekspor dan menekan kegiatan impor. Memperlancar pembangunan dengan menekan kegiatan impor dimaksudkan agar

12 produksi dalam negeri meningkat sehingga pendapatan per kapita masyarakat juga meningkat. Kegiatan ekspor yang memberikan kontribusi terhadap devisa negara adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah kepabeanan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, karenanya kegiatan ekspor berbeda dengan kegiatan perdagangan dalam negeri. Kegiatan ekspor lebih sulit, hal ini dikarenakan antara penjual dan pembeli terpisah oleh jarak yang jauh, sehingga dalam proses pengangkutannya dan pengirimannya harus melalui berbagai macam peraturan dan prosedur. Maka dari itu tidak semua individu atau perusahaan bisa mengekspor barang atau komoditi yang di produksinya, karena eksportir harus memenuhi persyaratan tertentu yang harus dipenuhi berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 13/M- DAG/PER/3/2012 Tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor. Dalam melakukan kegiatan ekspor harus memenuhi beberapa langkah persyaratan prosedur yang harus dilakukan oleh eksportir. Adapun beberapa pihak yang terkait dalam persyaratan kegiatan ekspor, antara lain bank devisa yang sebagai menerbitkan Letter of Credit (L/C), perusahaan pelayaran atau Freight Forwarder yang berperan menerbitkan Bill of Lading (B/L), perusahaan asuransi yang berperan memberikan pengamanan dalam transaksi ekpor, Direktorat Jendral Bea dan Cukai berperan menerbitkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), Dinas

13 Perindustrian dan Perdagangan berperan menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO). Certificate of Origin (COO) merupakan suatu dokumen yang berisi kesepakatan dalam suatu perjanjian antar-negara baik perjanjian bilateral, regional maupun multilateral serta berisi pernyataan dari mana barang tersebut berasal. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 22/M-DAG/PER/3/2015 terdapat 2 (dua) jenis Certificate of Origin atau Surat Keterangan Asal, yaitu SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi. SKA Preferensi adalah SKA yang digunakan untuk memperoleh fasilitas pengurangan atau pembebasan tarif bea masuk di negara tujuan ekspor. SKA Non Preferensi adalah SKA yang digunakan dengan tidak memperoleh fasilitas pengurangan atau pembebasan tarif bebas masuk di negara tujuan ekspor. Sistem penerbitan Certificate of Origin yang digunakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta adalah dengan sistem e-ska. Sistem e-ska menggunakan sistem terpusat berbasiskan website, untuk menghubungkan seluruh IPSKA (Instansi Penerbit SKA) dengan Eksportir dan Kementerian Perdagangan. Sistem e-ska juga akan mengirimkan data SKA untuk dipertukarkan secara internasional, yang pada saat ini digunakan untuk Indonesian National Single Window (INSW) dan ASEAN Single Window (ASW). Dalam hal ini, penulis ingin menggali lebih dalam tentang bagaimana perkembangan prosedur yang sudah diterapkan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

14 dalam melakukan penerbitan COO berbasis elektronik atau e-ska serta menggali apa kekuatan dan kelemahan dalam sistem penerbitan berbasis elektronik dan mengetahui kendala yang dihadapi ketika melakukan proses penerbitan COO berbasis e-ska. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memilih judul PROSEDUR PENERBITAN DOKUMEN CERTIFICATE OF ORIGIN (COO) PADA EKSPOR PERIODE 2012-2015 (studi kasus pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta). C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini, dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis dalam melakukan penelitian, agar penulis dapat melakukan penilitian dengan tepat dan cermat sesuai dengan topik pembahasan. Rumusan masalah dalam peniltian ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan penerbitan Certificate of Origin berbasis e- SKA yang sudah diterapakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta sejak diberlakukannya, yaitu periode 2012-2015? 2. Bagaimana prosedur pengisian dan penerbitan Certificate of Origin dengan sistem e-ska di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta?

15 3. Apa saja kekuatan dan kelemahan dari sistem e-ska dalam proses penerbitan Certificate of Origin? 4. Apa saja yang menjadi kendala yang terjadi dalam penerbitan Certificate of Origin oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penilitan ini, antara lain: 1. Untuk mengetahui perkembangan prosedur penerbitan Certificate of Origin berbasis e-ska yang sudah diterapakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta sejak diberlakukannya hingga sekarang. 2. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah melakukan pengisian dan penerbitan Certificate of Origin dengan sistem e-ska. 3. Untuk mengetahui apa saja kekuatan dan kelemahan dari sistem e-ska dalam proses penerbitan Certificate of Origin di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta. 4. Untuk mengetahui kendala yang terjadi dalam penerbitan Certificate of Origin oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta.

16 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini, antara lain: 1. Bagi Penulis Sebagai syarat untuk penyusunan Tugas Akhir guna mendapatkan gelar Ahli Madya dari Program Studi Diploma III Perpajakan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Untuk dapat mengetahui, mengerti dan memahami secara terperinci mengenai prosedur penerbitan Certificate of Origin berbasis sistem e-ska. 2. Bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Adanya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui kelemahan serta kendala dalam proses perkembangan prosedur penerbitan Certificate of Origin berbasis sistem e-ska. Sehingga dapat dijadikan tolak ukur agar kedepannya bisa lebih baik. 3. Bagi Eksportir Diharapkan dapat dijadikan referensi dan tambahan informasi bagi eksportir mengenai prosedur penerbitan Certificate of Origin berbasis sistem e-ska. 4. Bagi Pembaca Memberikan informasi kepada pembaca tentang prosedur penerbitan Certificate of Origin berbasis sistem e-ska oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta.