KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN FEBRUARI 2016

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016


KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

Transkripsi:

No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2016 mencapai 2.382.466 orang, bertambah sebanyak 10.451 orang dibanding angkatan kerja Agustus 2015 (2.372.015 orang), atau berkurang sebanyak 76.318 orang dibanding angkatan kerja Februari 2015 (2.458.784 orang). Jumlah penduduk yang bekerja di Bali pada Februari 2016 mencapai 2.332.064 orang, bertambah sebanyak 7.259 orang dibandingkan keadaan Agustus 2015 (2.324.805 orang), atau berkurang sebanyak 93.109 orang dibanding keadaan pada Februari 2015 (2.425.173 orang). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bali pada Februari 2016 mencapai 2,12 persen, mengalami peningkatan baik dibandingkan TPT Agustus 2015 yang hanya mencapai 1,99 persen, maupun dibanding dengan TPT Februari 2015 yang hanya mencapai 1,37 persen. Penduduk yang bekerja pada Februari 2016 menurun sebesar 3,84 persen dari kondisi Februari 2015, namun terdapat variasi antar sektornya. Sektor transportasi dan jasa kemasyarakatan merupakan dua sektor yang mengalami peningkatan, yaitu masing-masing sebesar 36,15 persen, dan 12,61 persen. Sementara itu, di keenam sektor lainnya yaitu sektor industri, pertanian, keuangan, konstruksi, perdagangan, dan lainnya (pertambangan dan penggalian serta LGA) mengalami penurunan masing-masing sebesar 17,40 persen, 10,12 persen, 9,93 persen, 4,94 persen, 1,91 persen, dan 33,33 persen. Pada Februari 2016, jumlah penduduk yang bekerja di sektor formal sebesar 46,93 persen, sedangkan penduduk yang bekerja di sektor informal sebesar 53,07 persen. Penduduk yang bekerja di sektor formal didominasi oleh mereka yang berstatus sebagai buruh/karyawan sebanyak 1.009.604 orang (43,29 persen) Sementara itu, penduduk yang bekerja pada sektor informal didominasi oleh mereka yang berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 452.674 orang (19,41 persen), berusaha sendiri sebanyak 325.000 (13,94 persen), dan pekerja keluarga/pekerja tak dibayar sebanyak 305.130 orang (13,08 persen). Berdasarkan jumlah jam kerja, pada Februari 2016 terdapat 1.361.718 orang (58,39 persen) bekerja 35 jam atau lebih perminggu, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam perminggu sebanyak 970.346 orang (41,61 persen). Pada Februari 2016, pekerja dengan jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 858.390 orang (36,81 persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan SMP sebanyak 369.220 orang (15.83 persen) dan pekerja dengan pendidikan SMA/SMK sebanyak 694.988 orang (29,80 persen). Sementara, pekerja yang telah menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi hanya sebanyak 409.466 orang (17,56 persen). Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 1

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Pengangguran Ketenagakerjaan merupakan salah satu persoalan dalam penanganan kependudukan di Provinsi Bali. Terlebih lagi, Provinsi Bali sebagai ikon pariwisata nasional yang tidak saja menjadi daya tarik bagi wisatawan akan tetapi juga menarik bagi pencari kerja untuk mengadu peruntungannya. Industri pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian Bali menyediakan peluang kerja yang menjanjikan baik bagi penduduk Bali maupun penduduk di luar Bali. Meningkatnya jumlah penduduk Bali tidak bisa terlepas dari kenyataan tersebut, yang pada gilirannya membawa berbagai persoalan sosial ekonomi tersendiri, salah satunya adalah masalah ketenagakerjaan. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2016 menunjukkan keadaan ketenagakerjaan di Bali tergolong cukup baik. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah penduduk yang bekerja serta rendahnya tingkat pengangguran. Dari sebanyak 3.164.653 penduduk usia kerja, sebanyak 2.382.466 orang tergolong sebagai angkatan kerja, dengan kata lain tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 75,28 persen. Sementara itu, sebanyak 782.187 orang lainnya tergolong sebagai bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang hanya memiliki kegiatan bersekolah dan mengurus rumah tangga serta lainnya. Angkatan kerja terbagi dalam kelompok penduduk yang bekerja dan penganggur. Pada Februari 2016 jumlah penduduk yang bekerja mencapai 2.332.064 orang atau sebesar 97,88 persen dari jumlah angkatan kerja, dan hanya 2,12 persen penduduk angkatan kerja lainnya yang tidak terserap dalam lapangan kerja. Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2016 mengalami peningkatan sebesar 7.259 orang (0,31 persen) dibandingkan Agustus 2015, namun jumlah ini mengalami penurunan sebesar 93.109 orang (3,84 persen) dibandingkan kondisi Februari 2015. Perbedaan jumlah penduduk yang bekerja antara Februari dan Agustus kemungkinan disebabkan oleh kondisi musim untuk bercocok tanam yang berbeda pada dua periode pencacahan tersebut. Sementara itu, jumlah pengangguran di Bali pada Februari 2016 mengalami peningkatan, baik dibandingkan dengan kondisi Februari 2015 maupun Agustus 2015. Jumlah pengangguran di Bali pada Februari 2016 mencapai 50.402 orang. Hal ini berakibat pada meningkatnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Bali baik dari Februari 2015 (1,37 persen) maupun Agustus 2015 (1,99 persen) menjadi 2,12 persen pada Februari 2016. Tabel 1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Kegiatan Utama 1. Penduduk Usia 15+ 3.066.498 3.092.880 3.118.036 3.141.285 3.164.653 2. Angkatan Kerja 2.410.422 2.316.758 2.458.784 2.372.015 2.382.466 A. Bekerja 2.377.394 2.272.632 2.425.173 2.324.805 2.332.064 B. Penganggur 33.028 44.126 33.611 47.210 50.402 3. Bukan Angkatan Kerja 656.076 776.122 659.252 769.270 782.187 4. TPAK (%) 78,61 74,91 78,86 75,51 75,28 5. TPT (%) 1,37 1,90 1,37 1,99 2,12 6. Pekerja tidak penuh 545.757 513.334 560.330 479.037 970.346 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016

2. Lapangan Pekerjaan Utama Kondisi ketenagakerjaan baik menyangkut tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada. Jumlah penduduk yang bekerja pada tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Februari 2016, penduduk Bali paling banyak bekerja pada sektor perdagangan, rumah makan, dan akomodasi sebanyak 708.012 orang, atau sebesar 30,36 persen dari total penduduk yang bekerja. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1,91 persen. Meskipun mengalami penurunan jumlah pekerja yang cukup tinggi, sektor pertanian masih memiliki peranan yang cukup penting dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian, yaitu sebesar 511.861 orang (21,95 persen). Jumlah pekerja yang terserap di sektor pertanian pada Februari 2016 mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi Februari 2015, yaitu sebesar 57.632 orang (-10,12 persen). Penurunan jumlah pekerja sektor pertanian ini tidak terlepas dari pengaruh musim yang terkadang anomali. Sektor jasa kemasyarakatan dan sektor industri juga memiliki peranan yang cukup penting dalam menyerap tenaga kerja. Penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan pada bulan Februari 2016 berjumlah 418.862 orang (17,96 persen). Sementara itu, penduduk yang berkerja di sektor industri pada Februari 2016 berjumlah 329.478 orang (14,13 persen). Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama pada masing masing sektor disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Lapangan Pekerjaan Utama Pertanian 590.169 528.506 569.493 520.775 511.861 Industri 337.080 316.598 398.873 287.534 329.478 Konstruksi 230.524 205.470 177.619 196.696 168.845 Perdagangan 674.595 658.312 721.776 768.075 708.012 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 71.982 70.658 66.368 75.472 90.360 Keuangan 73.168 82.431 107.945 92.546 97.228 Jasa Kemasyarakatan 381.219 393.056 371.973 368.535 418.862 Lainnya (Pertambangan, Penggalian, LGA) 18.657 17.601 11.126 15.172 7.418 3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Pendekatan kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status dalam pekerjaan utama. Dari enam kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal yaitu pekerja yang termasuk dalam kategori berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas dan pekerja tidak dibayar. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2016 sebanyak 1.094.500 orang (46,93 persen) bekerja pada kegiatan formal dan sebanyak 1.237.564 orang (53,07 persen) bekerja pada kegiatan informal. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk Bali yang bekerja masih bergantung pada kegiatan informal. Pada Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 3

bulan Februari 2015 penduduk yang bekerja di sektor informal sebesar 52,67 persen sedangkan penduduk yang bekerja di sektor formal sebesar 47,33 persen. Kondisi ini mengalami perubahan pada Februari 2016 persentase ini dimana pekerja informal mengalami peningkatan menjadi 53,07 persen sedangkan pekerja formal mengalami penurunan menjadi 46,93 persen. Situasi ketenagakerjaan dikatakan semakin membaik, apabila tersedianya jaminan kelangsungan pekerjaan bagi pekerja. Jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan status pekerjaan juga menjadi salah satu indikasi kualitas tenaga kerja. Status sebagai buruh/karyawan misalnya, dikatakan lebih baik dibandingkan dengan status sebagai pekerja bebas maupun pekerja keluarga. Disamping stabilnya kedudukan di suatu usaha, pada umumnya pekerja yang berstatus buruh/karyawan memiliki produktifitas yang lebih tinggi. Berdasarkan status pekerjaan, pada Februari 2016 terdapat sebanyak 1.009.604 orang (43,29 persen) yang bekerja sebagai buruh/karyawan. Jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan ini mengalami penurunan baik secara absolut maupun komposisinya dibanding bulan yang sama di tahun 2015 yang sebanyak 1.058.267 orang (43,64) persen. Jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan status pekerjaan utama disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Ststus Pekerjaan Utama Berusaha sendiri 372.167 317.218 376.927 315.131 325.000 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 419.827 366.108 408.236 363.442 452.674 Berusaha dibantu buruh tetap 86.533 98.476 89.456 98.779 84.896 Buruh/karyawan 909.944 985.146 1.058.267 998.602 1.009.604 Pekerja bebas 206.182 203.142 156.313 229.079 154.760 Pekerja tak dibayar 382.741 302.542 335.974 319.772 305.130 4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja perminggu terbagi menjadi dua bagian, yaitu pekerja penuh dan pekerja tidak penuh. Penduduk disebut sebagai pekerja penuh apabila selama seminggu yang lalu mereka bekerja selama 35 jam atau lebih, termasuk mereka yang sementara tidak bekerja, sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu dikatakan sebagai pekerja tidak penuh, yaitu mereka yang bekerja selama 1-34 jam per minggu. Pada Februari 2016, komposisi jumlah orang yang bekerja menurut jam kerja perminggu, terlihat mengalami perubahan yang signifikan. Komposisi ini menunjukkan kondisi yang cukup berbeda dari kondisi sebelumnya yang tidak menunjukkan fluktuasi tinggi dari waktu ke waktu. Hal ini kemungkinan besar terjadi karena periode pencacahan yang berdekatan dengan hari raya keagaamaan di Bali yaitu Hari Raya Galungan yang jatuh pada 9 hingga 11 Februari 2016 dan Kuningan yang jatuh pada 20 Februari 2016, sementara periode pencacahan berlangsung dari tanggal 8 29 Februari 2012. Jumlah pekerja dengan jumlah jam kerja 1-34 jam perminggu bulan Februari tahun 2015 sebanyak 560.330 orang (23,10 persen) sedangkan pada bulan Februari 2016 mencapai 970.346 orang (41.61 persen) atau menigkat sebesar 79,18 persen. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016

Tabel 4 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Perminggu Jumlah Jam Kerja Perminggu *) Termasuk sementara tidak bekerja 1 7 21.865 22.073 31.622 19.103 75.414 8 14 80.372 75.964 90.284 69.809 216.869 15 24 194.231 179.149 190.996 162.176 350.658 25 34 249.289 236.148 247.428 227.949 327.405 1 34 545.757 513.334 560.330 479.037 970.346 35+*) 1.831.637 1.759.298 1.864.843 1.845.768 1.361.718 Sementara itu penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu pekerja yang bekerja 35 jam atau lebih perminggu. Di bulan Februari 2016 jumlahnya mencapai 1.361.718 orang, sedangkan pada bulan Februari tahun 2015 mencapai 1.864.843 orang (turun 26,98 persen) dan bulan Agustus 2015 sebanyak 1.845.768 orang (turun 26,22 persen). 5. Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan Secara umum, tingkat pendidikan akan menentukan kualitas dari tenaga kerja yang tersedia. Tenaga kerja yang berkualitas tentu saja akan memiliki tingkat produktifitas yang lebih tinggi. Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk usia kerja yang bekerja masih didominasi oleh pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah. Tabel 5 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan SD Ke Bawah 1.002.707 875.729 942.764 930.013 858.390 Sekolah Menengah Pertama 360.432 337.080 365.809 334.988 369.220 Sekolah Menengah Atas 476.634 482.680 432.128 457.522 400.619 Sekolah Menengah Kejuruan 274.374 264.750 342.283 274.841 294.369 Diploma I/II/III 84.420 99.321 106.837 107.783 129.394 Universitas 178.827 213.072 235.352 219.658 280.072 Pada Februari 2016, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah sebanyak 858.390 orang (36,81 persen) dari total penduduk yang bekerja. Sementara itu, pada Februari 2015 penduduk yang bekerja dengan jenjang pendidikan SD ke bawah adalah sebesar 942.764 orang (38,87 persen) mengalami penurunan sebesar 8,95 persen. Meskipun terjadi penurunan kontribusi jumlah pekerja yang berpendidikan SMA, namun mereka yang berpendidikan paling tinggi SMA merupakan tenaga kerja yang paling banyak diserap oleh lapangan pekerjaan. Bila dibandingkan dengan bulan Februari 2015 jumlah pekerja yang Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 5

berpendidikan SMA mengalami penurunan sebesar 7,29 persen, sedangkan bila dibandingkan dengan kondisi bulan Agustus 2015 jumlah pekerja yang berpendidikan SMA mengalami penurunan sebesar 12,44 persen. 6. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Pengangguran menurut tingkat pendidikan menggambarkan kondisi penyerapan tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan. Secara umum tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2016 di Bali sebesar 2,12 persen. Keadaan tersebut meningkat baik dibandingkan TPT Agustus 2015 yang hanya mencapai 1,99 persen dan Februari 2015 yang hanya mencapai 1,37 persen. Berdasarkan jenjang pendidikan, TPT terendah terdapat pada penduduk dengan tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 1,64 persen. Sementara itu, TPT tertinggi didominasi penduduk dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3,01 persen. Hal ini menggambarkan bahwa ketersediaan tenaga kerja terampil dan siap kerja pada Februari 2016 ternyata belum dapat terserap secara maksimal oleh pasar tenaga kerja. Angka pengangguran terbuka secara umum terlihat berfluktuatif antar jenjang pendidikan dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan belum stabilnya kondisi ketenagakerjaan yang cenderung bisa dimungkinkan dari sektor informal. Faktor hari raya keagamaan yang jatuh pada periode pencacahan jug amemberikan kontribusi yang cukup terhadap fluktuasi tingkat pengangguran antar jenjang pendidikan. Pada periode Agutus 2015 ke Februari 2016, terjadi kecenderungan kenaikan TPT pada mereka yang berpendidikan rendah. Sebaliknya TPT pada mereka yang berpendidikan tinggi relatif stabil. Hal ini dimungkinkan karena penduduk yang berpendidikan tinggi cenderung memiliki pekerjaan tetap, sehingga peluangnya untuk keluar masuk pekerjaan relatif lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan rendah. Sedangkan mereka yang berpendidikan rendah yang pada hari raya keagamaan keluar dari pasar tenaga kerja, belum mampu kembali memasuki pekerjaan sebelumnya. Perkembangan angka TPT menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan diperlihatkan pada Tabel 6. Tabel 6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan SD Ke Bawah 0,18 0,56 0,89 0,83 1,64 Sekolah Menengah Pertama 0,28 1,78 1,39 0,79 2,15 Sekolah Menengah Atas 2,85 2,29 3,18 2,87 2,65 Sekolah Menengah Kejuruan 3,92 4,51 0,24 3,62 3,01 Diploma I/II/III 3,86 3,26 2,51 5,25 2,06 Universitas 0,89 2,71 0,93 3,05 1,81 Jumlah 1,37 1,90 1,37 1,99 2,12 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 34/05/51/Th. X, 4 Mei 2016

Informasi lebih lanjut hubungi: Indra Susilo, DPSc, MM Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail: bps5100@bps.go.id