KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,99 PERSEN.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017


KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN NOVEMBER 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

Transkripsi:

No. 74/11/52/Th. VII, 6 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 5,38 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2013 mencapai 2.094.550 orang, berkurang sekitar 140.797 orang dibanding angkatan kerja Februari 2013 yang berjumlah 2.235.347 orang atau bertambah sekitar 5.838 orang dibanding angkatan kerja Agustus 2012 yang berjumlah 2.088.712 orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2013 mencapai 1.981.842 orang, berkurang sekitar 133.501 orang dibanding keadaan Februari 2013 yang berjumlah 2.115.343 orang atau bertambah 3.078 orang dibanding keadaan Agustus 2012 yang berjumlah 1.978.764 orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2013 mencapai 5,38 persen, mengalami kenaikan dibanding TPT Februari 2013 (5,37 persen) dan juga mengalami kenaikan dibandingkan dengan TPT Agustus 2012 (5,26 persen). Pada Agustus 2013 sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sektor Pertanian yaitu sebesar 45,02 persen, diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (Rumah Makan) sebesar 18,86 persen dan sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan dan Jasa Perorangan sebesar 15,73 persen, serta sektor industri sebesar 8,06 persen. Berdasarkan jumlah jam kerja pada Agustus 2013, sebanyak 1.056.954 orang (53,33 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 227.012 orang (11,45 persen). Pada Agustus 2013, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 1.110.204 orang (56,02 persen), sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan SMP dan SMA/SMK masing-masing sebanyak 294.998 orang (14,89 persen) dan 371.138 orang (18,73 persen). Sementara itu untuk penduduk yang bekerja dengan pendidikan diploma/perguruan tinggi hanya sebanyak 205.502 orang (10,37 persen). Berita Resmi Statistik No. 74/11//52/Th. VII, 6 November 2013 1

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran Keadaan ketenagakerjaan di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2013 menunjukkan adanya penurunan pada tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2013 sebanyak 2.094.550 orang, atau turun sebesar 140.797 orang dibanding keadaan Februari 2013. Jika dibandingkan dengan keadaan setahun yang lalu (Agustus 2012), angkatan kerja bertambah sekitar 5.838 orang. Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2013 sebanyak 1.981.842 orang, berkurang sebesar 133.501 orang dibanding keadaan Februari 2013, atau bertambah 3.078 orang dibanding keadaan Agustus 2012. Secara absolut, penganggur pada Agustus 2013 yang berjumlah 112.708 orang berkurang sekitar 7.296 orang jika dibanding keadaan Februari 2013, atau bertambah sebesar 2.760 orang jika dibanding keadaan Agustus 2012. Namun secara persentase, tingkat pengangguran pada bulan Agustus 2013 mengalami sedikit kenaikan, yaitu sekitar 0,01 persen jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013. Dibandingkan dengan keadaan Agustus 2012, tingkat pengangguran mengalami peningkatan sebesar 0,12 persen. Tabel 1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Februari 2012 Agustus 2013 Jenis Kegiatan Utama 1. Angkatan Kerja 2.181.442 2.088.712 2.235.347 2.094.550 Bekerja 2.067.807 1.978.764 2.115.343 1.981.842 Penganggur 113.635 109.948 120.004 112.708 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,27 66,02 70,35 65.44 3. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,21 5,26 5,37 5,38 4. Pekerja tidak penuh (%) 39,23 44,50 38,99 46,67 2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Komposisi penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan hingga Agustus 2013 tidak mengalami perubahan, di mana sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Sektor Industri secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Nusa Tenggara Barat. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja sebesar 45,02 persen, sektor perdagangan sebesar 18,86 persen, disusul sektor jasa sebesar 15,73 persen dan sektor lainnya sebesar 12,32 persen serta sektor industri sebesar 8,06 persen. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013, jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan pada Sektor Jasa sebanyak 12.549 orang (4,19 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan jumlah tenaga kerja adalah Sektor Pertanian sebanyak 25.185 orang (2,74 persen), Industri sebanyak 10.928 orang (6,40 persen), Perdagangan sebanyak 100.466 orang (21,18 persen), dan sektor lainnya sebanyak 9.471 orang (3,73 persen). Lain halnya jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2012, sektor Pertanian dan Perdagangan mengalami kenaikan jumlah penduduk bekerja, yaitu masing-masing sebanyak 16.653 orang (1,90 persen) dan 1.310 orang (0,35 persen). Sementara itu, untuk Sektor Industri, Jasa dan lainnya mengalami penurunan jumlah tenaga kerja, yaitu berkurang sebanyak 8.463 orang (5,03 persen) pada Berita Resmi Statistik No. 74/11//52/Th. VII, 6 November 2013 2

sektor industri, sebanyak 5.776 orang (1,82 persen) untuk sektor Jasa dan berkurang sebanyak 646 orang (0,26 persen) pada sektor lainnya. Tabel 2 Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2012 Agustus 2013 Lapangan Pekerjaan Utama Pertanian 937.458 875.660 917.498 892.313 Industri Pengolahan 136.965 168.272 170.737 159.809 Perdagangan, Hotel dan Restoran 437.681 372.505 474.281 373.815 Jasa Sosial Kemasyarakatan dan Jasa Perorangan 301.339 317.559 299.234 311.783 Lainnya *) 254.364 244.768 253.593 244.122 Jumlah 2.067.807 1.978.764 2.115.343 1.981.842 *) Lapangan pekerjaan utama/sektor lainnya terdiri dari: Sektor Pertambangan, Listrik, Gas, dan Air 3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, penduduk bekerja pada sektor formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pada sektor informal. Berdasarkan identifikasi ini, keadaan Agustus 2013 terdapat sekitar 485.827 orang (24,51 persen) bekerja pada sektor formal dan 1.496.015 orang (75,49 persen) bekerja pada sektor informal. Tabel 3 Menurut Status Pekerjaan Utama, Februari 2012 Agustus 2013 Status Pekerjaan Utama Berusaha sendiri 397.209 370.515 373.468 336.307 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 494.115 429.759 507.901 446.644 Berusaha dibantu buruh tetap 36.958 54.313 61.890 51.956 Buruh/Karyawan 447.311 417.985 451.154 433.871 Pekerja bebas 273.415 368.874 281.988 381.143 Pekerja keluarga/tak dibayar 418.799 337.318 438.942 331.921 Jumlah 2.067.807 1.978.764 2.115.343 1.981.842 Dalam setahun terakhir (Agustus 2012 Agustus 2013), penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri mengalami penurunan sebanyak 34.208 orang (9,23 persen). Penduduk yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap dan penduduk bekerja dengan status pekerja keluarga/tak dibayar juga berkurang jumlahnya yaitu masing-masing sebanyak 2.357 orang (4,34 persen) dan 5.397 orang (1,60 Berita Resmi Statistik No. 74/11//52/Th. VII, 6 November 2013 3

persen). Sedangkan penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu dengan buruh tidak tetap mengalami kenaikan sebanyak 16.885 orang (3,93 persen). Penduduk bekerja dengan status buruh/karyawan dan pekerja bebas juga mengalami kenaikan, yaitu sebanyak 15.886 orang (3,80 persen) dan 12.269 orang (3,33 persen). 4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Komposisi jumlah orang yang bekerja menurut jam kerja perminggu secara umum tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk bekerja pada kelompok 35 jam ke atas perminggu pada Agustus 2013 jumlahnya mencapai 1.056.954 orang (53,33 persen) dan pekerja tidak penuh dengan jam kerja kurang dari 35 jam perminggu sebanyak 924.888 orang (46,67 persen). Sementara itu, penduduk bekerja dengan jam kerja kurang dari 15 jam perminggu pada Agustus 2013 sebesar 227.012 orang (11,45 persen). Terkait dengan keadaan jam kerja pada Februari 2013 dan Agustus 2013, terlihat bahwa pada bulan Februari penduduk bekerja dengan jam kerja lebih dari 35 jam seminggu lebih banyak dibandingkan pada Agustus tahun bersangkutan. Pada Agustus 2013, penduduk bekerja dengan jam kerja lebih dari 35 jam seminggu sebanyak 53,33 persen. Sedangkan pada Februari 2013 dengan kasus yang sama mencapai 59,88 persen. Tabel 4 Menurut Jumlah Jam Kerja Perminggu, Februari 2012 Agustus 2013 Jumlah Jam Kerja Perminggu 1 7 38.005 57.045 38.039 55.584 8 14 167.192 168.614 138.907 171.428 15 24 280.594 315.411 293.599 359.942 25 34 325.378 339.434 354.265 337.934 35+ *) 1.256.637 1.098.260 1.290.533 1.056.954 Jumlah 2.067.807 1.978.764 2.155.343 1.981.842 *) Termasuk sementara tidak bekerja 5. Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2013 masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah sebanyak 1.110.204 orang (56,02 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebesar 294.998 orang (14,89 persen). Penduduk bekerja yang berpendidikan tinggi hanya sekitar 205.502 orang mencakup 53.194 orang (2,68 persen) berpendidikan diploma dan 152.308 orang (7,69 persen) berpendidikan universitas. Perbaikan kualitas tenaga kerja ditunjukkan oleh kecenderungan menurunnya tenaga kerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) dan meningkatnya tenaga kerja yang berpendidikan tinggi (diploma dan universitas). Dalam setahun terakhir, penduduk bekerja dengan pendidikan rendah mengalami penurunan dari 1.429.344 orang (72,23 persen) pada Agustus 2012 turun menjadi 1.405.202 orang (70,90 persen) pada Agustus 2013. Sementara penduduk bekerja dengan pendidikan tinggi meningkat dari 189.506 orang (9,58 persen) pada Agustus 2012 menjadi 205.502 orang (10,37 persen) pada Agustus 2013. Berita Resmi Statistik No. 74/11//52/Th. VII, 6 November 2013 4

Tabel 5 Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Februari 2012 Agustus 2013 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan SD Ke Bawah 1.191.400 1.125.481 1.158.536 1.110.204 Sekolah Menengah Pertama 281.447 303.863 349.889 294.998 Sekolah Menengah Atas 347.875 301.136 356.276 294.002 Sekolah Menengah Kejuruan 84.707 58.778 74.192 77.136 Diploma I/II/III 46.522 44.604 34.567 53.194 Universitas 115.656 144.902 141.883 152.308 Jumlah 2.067.607 1.978.764 2.115.343 1.981.842 6. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Jumlah pengangguran pada Agustus 2013 di Nusa Tenggara Barat mencapai 112.708 orang (5,38 persen). Sementara itu, untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dalam kurun waktu Februari 2012 Agustus 2013 cenderung fluktuatif. Di mana TPT Agustus 2013 sebesar 5,38 persen naik dari TPT Februari 2013 sebesar 5,37 persen dan TPT Agustus 2012 sebesar 5,26 persen naik dari TPT Februari 2012 sebesar 5,21 persen. Pada Agustus 2013, TPT untuk pendidikan menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 12,91 persen dan TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 11,24 persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2012, TPT Sekolah Menengah Atas dan Diploma ke atas yang mengalami kenaikan, sedangkan TPT untuk pendidikan rendah (SMP ke bawah), Sekolah Menengah Kejuruan cenderung menurun. Tabel 6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Februari 2012 Agustus 2013 (persen) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan SD Ke Bawah 5,12 2,82 5,51 2,77 Sekolah Menengah Pertama 4,19 6,33 3,27 5,59 Sekolah Menengah Atas 5,15 10,55 5,32 11,24 Sekolah Menengah Kejuruan 10,47 15,76 7,33 12,91 Diploma I/II/III ke atas 4,86 5,12 7,74 6,79 Jumlah 5,21 5,26 5,37 5,38 Berita Resmi Statistik No. 74/11//52/Th. VII, 6 November 2013 5

7. Tingkat Pengangguran Menurut Kabupaten/Kota Pada periode Agustus 2013, Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat memiliki tingkat pengangguran tertinggi, yaitu sebesar 9,21 persen dan 6,91 persen. Diikuti Kabupaten Lombok Timur dengan tingkat pengangguran sebesar 6,22 persen. Adapun kabupaten yang memiliki tingkat pengangguran terendah adalah Kabupaten Lombok Utara yakni sebesar 4,02 persen. Dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Kabupaten yang memiliki TPAK tertinggi adalah Kabupaten Lombok Tengah dengan TPAK sebesar 75,90 persen, sedangkan TPAK terendah di Kota Mataram yaitu sebesar 56,15 persen. Jika dibandingkan tingkat pengangguran kabupaten/kota dengan tingkat pengangguran provinsi, secara umum ada lima kabupaten/kota yang memiliki tingkat pengangguran di atas rata-rata provinsi yaitu Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat, Kota Mataram dan Kota Bima. Sedangkan Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima serta Kabupaten Lombok Utara memiliki tingkat pengangguran di bawah rata-rata provinsi. Tabel 7 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama Di Provinsi NTB Agustus 2013 Kabupaten/Kota Penduduk Usia Kerja Bekerja Pengangguran Total Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja TPAK (%) TPT (%) (6) (7) (8) 1. Lombok Barat 435.315 257.485 11.185 268.670 166.645 61,72 4,16 2. Lombok Tengah 612.778 439.703 25.387 465.090 147.688 75,90 5,46 3. Lombok Timur 769.618 461.157 30.578 491.735 277.883 63,89 6,22 4. Sumbawa 296.378 203.525 8.729 212.254 84.124 71,62 4,11 5. Dompu 146.862 82.721 4.474 87.195 59.667 59,37 5,13 6. Bima 297.845 178.427 9.184 187.611 110.234 62,99 4,90 7. Sumbawa Barat 84.764 51.776 3.842 55.618 29.146 65,62 6,91 8. Lombok Utara 140.723 78.330 3.277 81.607 59.116 57,99 4,02 9. Kota Mataram 309.614 164.324 9.522 173.846 135.768 56,15 5,48 10. Kota Bima 106.588 64.394 6.530 70.924 35.664 66,54 9,21 Total 3.200.485 1.981.842 112.708 2.094.550 1.105.935 65,44 5,38 Berita Resmi Statistik No. 74/11//52/Th. VII, 6 November 2013 6