PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002).

II. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN KELINCI JAJI S FARM DI DESA CIHERANG KABUPATEN CIANJUR

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Perkembangan usaha peternakan di Indonesia meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PENDAHULUAN. akan protein hewani berangsur-angsur dapat ditanggulangi. Beberapa sumber

BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. berubah, semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT*)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN 2007

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

BAB I PENDAHULUAN. banyak membutuhkan modal dan tidak memerlukan lahan yang luas serta sebagai

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perbaikan taraf

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi

PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan.

PENDAHULUAN. Populasi ternak sapi di Sumatera Barat sebesar 252

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut (Putra et. al., 2015). Usaha

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

I. PENDAHULUAN. Biro Pusat Statistik (1997) dan Biro Analisis dan Pengembangan. Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Indonesia dengan populasi mencapai lebih dari 110 juta ekor (Data Direktorat

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

PENDAHULUAN. Kambing perah merupakan salah satu ternak penghasil susu. Susu

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

KA-DO UNTUK PETERNAKAN INDONESIA Oleh: Fitria Nur Aini

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Berinvestasi dengan cara beternak sapi merupakan salah satu cara usaha yang relatif aman,

BAB I PENDAHULUAN. dari Departemen Pertanian, bahwa komoditas daging sapi. pilihan konsumen untuk meningkatkan konsumsi daging sapi.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Revisi ke 05 Tanggal : 27 Desember 2017

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan persentase kenaikan jumlah penduduk yang tinggi setiap tahunnya. Saat ini, Indonesia menempati posisi ke-4 dalam hal jumlah penduduk tertinggi. Dalam hal pembangunan, Indonesia sedang berada dalam arah peningkatan taraf ekonomi, sosial dan kesehatan. Adanya kemajuan teknologi dan pendidikan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat menyebabkan mudahnya masyarakat dalam mengakses informasi yang lebih tentang makanan yang sehat. Pada saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai sadar akan pentingnya kebiasaan hidup sehat, pola konsumsi masyarakat saat ini juga dipengaruhi oleh adanya tren pentingnya kesehatan. Pengetahuan akan kesehatan dapat diperoleh masyarakat melalui pendidikan formal, informal dan non formal. Peningkatan jumlah penduduk maka secara otomatis akan menambah tingkat kebutuhan konsumsi masyarakat dimana hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Perkembangan pendidikan dan pengetahuan berperan penting terhadap mengerti pentingnya konsumsi makanan yang sehat untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan makanan yang berkualitas baik dan bergizi tinggi. Kebutuhan akan pemenuhan kebutuhan gizi pada umumnya diperoleh dari produk peternakan karena produk peternakan memiliki manfaat sebagai sumber gizi yang memiliki kandungan protein yang tinggi. Peternakan di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan dan mencapai kemajuan yang cukup pesat dengan bukti banyaknya peternakan yang berskala industri. Pembangunan peternakan ini memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat seperti daging, telur, susu dan produk olahan (sampingan). Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola pikir yang dipengaruhi oleh perkembangan jaman. Berbagai macam produk peternakan menawarkan segala keunggulan akan pentingnya hidup sehat diantaranya adalah produk peternakan kelinci. Peternakan kelinci memiliki potensi sebagai penyedia daging ternak kelinci memiliki pertumbuhan dan reproduksi yang cepat. Untuk satu siklus reproduksi,

kelinci dapat menghasilkan 4-10 ekor anakan dengan periode kelahiran 5 sampai 6 kali dalam setahun. Berikut adalah jumlah populasi ternak di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Populasi Ternak di Indonesia Tahun 2008-2010 (ribu ekor) Jenis Spesies 2008 2009 2010 Sapi potong 11.869,16 13.235 14.128 Kerbau 2.191,64 1.933 2.005 Kambing 15.805,90 15.815 16.821 Ayam Ras Pedaging 1.075.884,79 991.281 1.249,95 Kelinci 792,80 999,14 1.258 Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2011 Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah populasi peternak kelinci masih lebih rendah dibandingkan dengan peternak lainnya karena kurangnya kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki ternak kelinci. Untuk itu, diperlukan adanya penyuluhan dan pelatihan yang efektif dan dibantu oleh pemerintah kepada masyarakat agar budidaya ternak kelinci dapat memberikan manfaat yang maksimal dan menjadikan kelinci sebagai salah satu jawaban untuk pemenuhan gizi yang berasal dari hewani. Kelinci merupakan hewan yang memiliki nilai manfaat yang tinggi karena hampir semua bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan supaya menghasilkan nilai ekonomis. Kelinci termasuk kedalam hewan herbivora non ruminan yang menghasilkan daging putih yang memiliki kandungan kolestrol rendah dengan kandungan protein 21 persen, lemak 8 persen dan air 70 persen. Perincian kandungan kimia yang terkandung dalam daging kelinci dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Komposisi Kimia Daging Kelinci dan Ternak Lainnya Jenis Energi Sodium Lemak jenuh Kadar air Protein Lemak (kkal/kg) (mg/g) (mg/g) (%) (%) (%) Kelinci 160 40 37 70 21 8 Ayam 200 70-67 19,5 12 Sapi 380 65 41,3 49 15,5 35 Domba 345 75 55,4 53 15 31 Babi 330 70 38,6 54,5 15 29,5 Sumber : Sarwono (2001)

Survey membuktikan lima tahun belakangan ini peningkatan kebutuhan makanan sehat sudah menunjukan angka yang sangat signifikan 1. Dari sekian banyak produk peternakan yang memiliki label sehat, ternak kelinci merupakan salah satu hasil peternakan yang memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan. Kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi daging kelinci saat ini mulai meningkat disebabkan adanya kesadaran masyarakat akan kesehatan karena daging kelinci memiliki banyak manfaat diantaranya adalah sebagai makanan alternatif yang mampu menurunkan risiko kolesterol dan penyakit jantung walaupun popularitas daging kelinci di mata masyarakat saat ini masih rendah dan belum ditanggapi dengan baik oleh masyarakat. Kurang popularnya daging kelinci di masyarakat menyebabkan perkembangan populasi peternakan kelinci menjadi terbatas untuk wilayah sentrasentra produksi kelinci di Jawa Barat yang dikenal hanya Lembang Bandung (Jawa Barat). Padahal masih terdapat daerah lain di Jawa Barat yang memiliki potensi dan cocok untuk budidaya ternak kelinci salah satunya adalah desa Ciherang yang berada di kabupaten Cianjur (Cianjur Utara). Selama ini daerah Cianjur utara dikenal dengan daerah agribisnis, sebagian besar mata pencaharian masyarakat bergerak di bidang pertanian. Secara geografis, desa Ciherang merupakan salah satu lokasi yang cocok untuk budidaya kelinci, karena memiliki iklim dan suhu yang baik untuk pertumbuhan kelinci yaitu sekitar 18-25 o C. Selain itu, ketersediaan pakan hijauan yang melimpah memberikan nilai positif sehingga peternak tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak khususnya ternak kelinci. 1 Make diet & exercise always as a hobby, not a responsibility http://www.wrp-diet.com/ pola hidup sehat [15 November 2011].

Pada saat ini peternakan masyarakat masih bersandar kepada sistem tradisional masyarakat tidak melakukan penerapan yang baik terhadap manajemen salah satunya tidak melakukan pencatatan secara akuntabilitas. Terdapat banyak peternak kelinci yang berada di kabupaten Cianjur salah satu nya adalah Jaji s Farm. Jaji s Farm merupakan salah satu peternakan yang melakukan usaha budidaya kelinci dengan komoditas utama yaitu kelinci pedaging. Jaji s Farm dianggap sebagai sentra informasi peternakan kelinci oleh peternak lain, karena Jaji s Farm memiliki pengalaman dalam teknis budidaya sehingga para peternak kelinci bisa sedikit terbantu. 1.2. Perumusan Masalah Jaji s Farm merupakan salah satu peternakan kelinci yang menjadikan kelinci pedaging sebagai produk utamanya. Jaji s Farm telah berdiri lebih dari 20 tahun dan telah bekerjasama dengan peternakan kelinci lain yang berada di daerah sekitar dalam memenuhi permintaan kelinci. Populasi kelinci indukan di Jaji s Farm pada saat ini adalah 170 ekor dengan jumlah indukan betina sebanyak 150 ekor dan jantan 20 ekor. Jenis kelinci yang dibudidayakan oleh Jaji s Farm adalah kelinci jenis Vlaamse Reus yang mampu menghasilkan bobot hidup ± 3 kilogram pada umur tiga bulan. Produk yang dijual oleh Jaji s Farm ada dua jenis yaitu penjualan kelinci pedaging yang merupakan komoditas utama dalam peternakan kelinci dan penjualan kelinci anakan yang merupakan produk kedua. Kapasitas produksi kelinci rata-rata di Jaji s Farm sebanyak 750 ekor tiap periode kelahiran. Jumlah produksi kelinci di Jaji s Farm dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Produksi Kelinci di Peternakan Jaji s Farm Tahun 2009-2011. Tahun Jumlah Indukan Jumlah Produksi (ekor) (ekor) 2009 120 2400 2010 150 3750 2011 150 3750 Sumber : Jaji s Farm, 2011 Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan produksi kelinci pada tahun 2010 sebesar 56 persen yang dibandingkan dengan tahun 2009. Hal ini

disebabkan adanya penambahan jumlah indukan kelinci di Jaji s Farm pada tahun 2010. Pada tahun 2011 Jaji s Farm belum melakukan penambahan jumlah indukan sehingga jumlah produksi yang dihasilkan masih tetap sama dengan tahun 2010. Jaji s Farm memiliki konsumen yang berada di beberapa wilayah Jabodetabek, seperti restoran-restoran yang membutuhkan suplai kelinci pedaging dan tengkulak yang membutuhkan suplai kelinci anakan secara terus menerus. Pada saat ini permintaan daging kelinci ke Jaji s Farm mencapai 25 kwintal per minggu sedangkan permintaan kelinci anakan mencapai 60 ekor per minggu. Namun karena keterbatasan Jaji s Farm dalam memproduksi, permintaan pasar yang diajukan masih belum mampu memenuhi permintaan karena produksi yang dihasilkan sebesar 45-50 kilogram per minggu daging kelinci dan 25-30 ekor kelinci anakan per minggu. Berikut Tabel 4 permintaan kelinci di Jaji s Farm. Tabel 4. Permintaan Kelinci pada Peternakan Jaji s Farm di Tahun 2009-2011. Tahun Permintaan Komoditas Kelinci Anakan (ekor) Pedaging (ekor) 2009 1300 25000 2010 1500 48000 2011 2880 120000 Sumber : Jaji s Farm, 2011 Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa dalam memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan pendapatan, Jaji s Farm perlu melakukan pengembangan dengan menambah investasi berupa penambahan bangunan kandang yang baru dan populasi ternak kelinci. Dengan adanya pengembangan usaha ini diharapkan dapat memenuhi permintaan yang belum terpenuhi. Pengembangan usaha ini akan dilakukan dengan beberapa strategi yaitu ditinjau dari penggunaan modal yang terdiri dari modal sendiri dan pinjaman. Penambahan investasi ini memerlukan biaya yang cukup besar, sedangkan modal merupakan sumberdaya terbatas sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan pengembangan usaha. Ada kecenderungan peternakan ini kurang mampu melakukan respon terhadap informasi sistem agribisnis secara lengkap karena terbatasnya sumber daya manusia yang dimiliki. Dalam menjalankan usaha ini diperlukan adanya

suatu perencanaan yang matang agar Jaji s Farm dapat melakukan strategi dalam pengembangannya sehingga usaha ini layak atau tidak untuk dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan menganalisis kelayakan usaha yang dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial. Analisis aspek finansial akan dilakukan dengan menggunakan dua kondisi yaitu kondisi peternakan sebelum pengembangan (kondisi aktual) dan kondisi setelah pengembangan dengan adanya penambahan jumlah ternak dan pembangunan kandang baru. Dalam menjalankan usaha peternakan kelinci, biaya investasi awal yang dikeluarkan seperti pembangunan kandang (luar dan batre), pengadaan indukan kelinci yang berkualitas dan pengeluaran untuk biaya produksi membutuhkan modal yang relatif besar. Selain itu ada juga terdapat banyak resiko yang harus dihadapi dalam usaha peternakan tersebut diantaranya adalah tingginya harga bahan baku pakan, ketersediaan bahan baku pakan dan tingkat kematian ternak akibat penyakit atau salah penanganan budidaya. Hal tersebut didasarkan pada kejadian sebelumnya yang pernah terjadi di lingkup peternakan. Aspek-aspek yang akan dikaji adalah aspek non finansial meliputi aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar. Kemudian dilakukan analisis finansial untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan Jaji s Farm sehingga hasil dari analisis finansial bisa dilakukan analisis switching value untuk mengetahui tingkat sensitifitas usaha tersebut apabila terjadi perubahan didalam peternakan seperti adanya perubahan harga pakan (input) dan harga daging (output). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana kelayakan usaha peternakan kelinci dilihat dari aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan? 2. Bagaimana kelayakan usaha di peternakan dari tiap kondisi yang dilakukan dilihat dari aspek finansial? 3. Bagaimana tingkat kepekaan usaha peternakan dari tiap kondisi yang dilakukan, apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manfaat dan biaya?

1.3. Tujuan 1. Menganalisis kelayakan usaha peternakan kelinci dilihat dari aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. 2. Menganalisis kelayakan usaha di peternakan kelinci dari tiap kondisi yang dilakukan dilihat dari aspek finansial. 3. Menganalisis tingkat kepekaan usaha peternakan kelinci pada tiap kondisi yang dilakukan. 1.4. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran yang bermanfaat bagi peternak kelinci dalam mengidentifikasi faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kemajuan usaha, merencanakan, menetapkan strategi dan kebijakan, dan juga mampu mempertimbangkan langkah-langkah terbaik dalam meningkatkan kinerja peternakan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi penulis untuk dapat mengaplikasikan konsep-konsep atau teori yang diperoleh diperkuliahan dengan keadaan dilapangan, dan juga diharapkan akan memberikan manfaat informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan sebagai bahan perbandingan atau acuan untuk penelitian selanjutnya dengan cakupan yang lebih luas. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ini mentitikberatkan pada analisis kelayakan usaha yang mengkaji berbagai aspek meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan lingkungan, serta aspek finansial dalam usaha peternakan kelinci di Jaji s Farm yang terletak di Desa Ciherang Kabupaten Cianjur.