GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014 Rika Oktapianti Dosen Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada ABSTRAK Menurut World Health Organisation (WHO): keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah suatu alat atau benda yang dimasukan kedalam rahim yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi. Data yang diperoleh dari Rumah Bersalin Rachmi Palembang pada tahun 2012 jumlah pemakai KB AKDR sebanyak 45 akseptor (3,39%) dari 1327 akseptor, tahun 2013 sebanyak 37akseptor (2,58%) dari 1431 akseptor dan tahun 2014 sebanyak 66 akseptor (2,45%) dari 2687 akseptor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dibalai pengobatan dan rumah bersalin Rachmi Palembang tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif.sampel penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan metode AKDR di RB Rachmi Palembang tahun 2014 66 responden. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder dan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 66 akseptor yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), ibu dengan umur 35 tahun lebih banyak yaitu 54 akseptor (81,8%), ibu dengan paritas multipara lebih besar yaitu 37 akseptor ( 56,1 %), dan ibu dengan pendidikan tinggi lebih besar dari pada ibu yang berpendidikan rendah yaitu sebanyak 39 orang (59,1 %). Diharapkan agar RB Rachmi Palembang Khususnya tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi tentang pemilihan Alat kontrasepsi Dalam Rahim. Kata Kunci : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ABSTRACT According to World Health Organization ( WHO ) of Expert Commitee in : Family Planning is an action to help spouse to avoid unwanted pregnancy, to get birth that is really dreamed on, to manage the interval of pregnancy, to control the time of maternity in harmony with the age of spouse as well as to decide the number of children that they want in their family. Based on the data taken from RD Rachmi Palembang in 2012, the number of KB AKDR user was 45 acceptors ( 3.39% ) of 1327 acceptors, in 2013 was 37 acceptors ( 2.58% ) of 1431 acceptors and in 2014 was 66 acceptors ( 2.45% ) of 2687 acceptors. The objective of the research is aimed to know the characteristic description of the mother with contraceptive device in womb at community health service and RB Rachmi Palembang in 2014. It is a descriptive research, and the sample of the research was all mothers who used AKDR method that was done at RB Rachmi Palembang by recording all data from registration book of KB acceptors in 2014 that were 66 respondents. The results of the research show that 66 acceptors that used AKDR, the mother whose age was 35 years more dominant were 54 acceptors ( 81.8% ), those who have bigger multipara parity were 37 acceptors ( 56.1% ) and those who have higher education than those who have lower education were 39 people ( 59.1% ). From the research, it can be concluded that the management of RB Rachmi Palembang especially to the health officers to increase more counseling and give bettter health service about the selection of contraceptive device in womb. Keyword : Contraceptive device in womb Rachmi Palembang Tahun 2014 Page 1
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut World Health Organisation (WHO) expert comitte1970 : keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. UU ini mendukung program KB sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas. Pengaturan kehamilan dalam Program KB dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ketahun selalu meningkat. Jumlah penduduk tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, tahun 2011 sebanyak 241 jutajiwa, dan sampai dengan bulan Maret tahun 2012 mencapai 245 juta jiwa. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia menjadi Negara keempat dengan penduduk terbanyak setelah China, India, dan AmerikaSerikat.Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang padat.laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan program pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka kelahiran di Indonesia dikenal dengan program keluarga berencana yang disingkat dengan KB. Pembatasan kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya untuk membatasi angka kelahiran tetapi juga mengurangi angka mortalitas ibu dan anak. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia(SDKI), memperlihatkan proporsi KB di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 75.025 KB suntik (43,325%) dan proporsi KB baru di Indonesia tercatat sebesar 63,9455%. Proporsi peserta KB yang terbanyak adalah KB suntikam (45,6%). AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polytheline). Ada yang dililit tembaga (Cu), ada pula yang tidak, ada pula yang dililit tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang dibatangnya berisi hormon progesterone. Menurut penelitian terkait Dwi novitasari (2010) dengan judul Gambaran Karakteristik Ibu Dalam Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di RS Tingkat II DR.AK Gani Palembang Tahun 2007-2009 Didapatkan hasil responden yang memiliki umur tua sebanyak 28 akseptor ( 66,7 %), lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang memiliki umur muda yaitu sebanyak 14 akseptor (22,5 %) dan memiliki paritas tinggi 13 akseptor (31%) lebih besar jika paritas rendah 29 akseptor (69%). Serta responden yang memiliki pendidikan tinggi 37 akseptor (88,1%) lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan rendah 5 akseptor (11,9 %). Menurut hasil penelitian Indrawati (2009) dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) di puskesmas makrayu Palembang tahun 2009, berdasarkan dari hasil penelitian ini bahwa dari 32 responden, akseptor yang menggunakan AKDR lebih banyak berumur tua yaitu 26 akseptor (81,25 %) di bandingkan dengan berumur muda yaitu 6 orang (18,75%), memiliki paritas rendah yaitu 28 orang (87,5%) lebih besar jika dibandingkan dengan paritas tinggi yaitu 4 orang (12,5 %). Berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Provinsi Sumatra Selatan, jumlah akseptor KB aktif pada tahun 2011 jumlah KB baru sebesar 487.363 orang, dengan perincian AKDR/IUD 10.441 orang (2,14%), MOW 2019 orang (0,14%), MOP 896 orang (0,18%), kondom 47.853 orang (9,81%), implan 46.103 orang (9,45%), suntik 216.256 orang (44,37%) dan pil 163.795 orang (33,65%) (BKKBN, 2011). Dan pada tahun 2012 sebesar 504.661 orang, dengan Rachmi Palembang Tahun 2014 Page 2
perincian AKDR/IUD 12.698 orang (2,51%), MOW 2.377 orang (0,47%), MOP 959 orang (0,19%), kondom 53.635 orang (10,62%), implan 50.394 orang (9,98%), suntik 221.154 orang (43,82%) dan pil 163.449 (32,38%). Berdasarkan data BKKBN dari kota Palembang tahun 2011 didapatkan ppeserta KB sebesar 75.025 orang, dengan perincian AKDR/IUD 2.044 orang(2,72%), MOW 919 orang(1,22%), MOP 499 orang (0,66%), kondom 7.211 orang(9,61%), implan 4.931 orang(6,57%), suntik 32.051 orang(44,68%), pil 26.920 orang(31,46%),dan pada tahun 2012 sebesar 86.001 orang, dengan perincian AKDR/IUD 4.113 orang(4,78%), MOW 1.198 orang(1,39%), MOP 560 orang(0,65%), kondom 9.384 orang(10,91%), implan 5.258 orang(6,11%), suntik 38.428 orang(44,68%), pil 27.060 orang(31,46%). Data yang diperoleh dari Rumah Bersalin Rachmi Palembang pada tahun 2013 jumlah pemakai KB AKDR sebanyak 45 akseptor (3,39%) dari 1327 akseptor, tahun 2014 sebanyak 37akseptor (2,58%) dari 1431 akseptor dan tahun 2015 sebanyak 66 akseptor (2,45%) dari 2687 akseptor. 1.2. Tujuan Penelitian 1.2.1. Tujuan Umum Diketahuinya gambaran karakteristik ibu dengan penggunaan kontrasepsi KB Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Rumah Bersalin Rachmi Palembang tahun 2014. 1.2.2. Tujuan Khusus 1. Diketahuinya distribusi frekuensi umur ibu dengan pemakaianalat kontrasepsi dalam 2. Diketahuinya distribusi frekuensi paritas ibu dengan pemakaianalat kontrasepsi dalam 3. Diketahuinya distribusi frekuensi pendidikan ibu dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam 1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1. Bagi Peneliti Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai gambaran karakteristik ibu pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim dibalai pengobatan dan RB Rachmi Palembang tahun 2014 sehingga pengetahuan dan wawasan bidan dapat bertambah serta sebagai penerapan ilmu yang didapat oleh peneliti. 1.3.2 Bagi Balai Pengobatan dan RB Rachmi Palembang Hasil penelitian ini diharapkan dapat member masukan bagi Balai Pengobatan dan RB Rachmi Palembang tentang alat kontrasepsi dalam rahim. 1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keputusan dan pengetahuan serta untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berguna bagi mahasiswa program studi kebidanan STIK Bina Husada. 2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui karakteristik ibu pemakai KB AKDR di Rumah Bersalin Rachmi Palembang tahun 2014. Populasi dalam peneliti ini adalah semua ibu yang menggunakan AKDR di Rumah Bersalin Rachmi Palembang Tahun 2014 yang berjumlah 66 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi Penelitian dilakukan di Rumah Bersalin Penelitian dilaksanakan pada bulan juni 2014. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari ruang catatan medis RB Rachmi, serta buku sumber yang terkait dengan judul penelitian. Analisis data menggunakan analisis univariat. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentasi dari tiap variabel. 3. HASIL PENELITIAN 3.1 Umur Ibu Hasil ukur umur ibu dibagi menjadi tiga kategori yaitu umur muda jika umur ibu 20 tahun, umur subur jika 20-35 tahun dan dikatakan tua jika umur ibu 35 tahun. Tabel 3.1 Distribusi Frekunsi Berdasarkan Umur Terhadap Akseptor KB AKDR di RB Rachmi Palembang Tahun 2014 Rachmi Palembang Tahun 2014 Page 3
No Umur Jumlah Presentase 1 Usia muda < 20 - - 2 Usia subur 20-35 12 18,2 3 Usia tua >35 54 81,8 Dari tabel 3.1 didapatkan ibu dengan umur tua yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim(AKDR) lebih banyak dari pada ibu dengan umur tua yaitu sebanyak 54 akseptor (81,8%). Menurut teori, Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin usia bertambah akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Pada usia muda, individu akan lebih berrperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan social serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya penyesuaian diri menuju usia tua, selain itu orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Hasil penelitian novitasari (2010) didapatkan hasil responden yang memiliki umur tua lebih besar ( 66,7 %), dibandingkan dengan responden yang memiliki umur muda (22,5 %). Responden yang memiliki paritas tinggi lebih besar (31%) pendidikan tinggi lebih besar (88,1%) pendidikan rendah (11,9%). yang dilakukan Novitasari (2010) maka peneliti berasumsi bahwa ibu dengan usia tua lebih banyak yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) karena AKDR adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang paling aman. 3.2 Paritas Ibu Tabel 3.2 dibawah ini menggambarkan paritas ibu dibagi menjadi tiga kategori yaitu primipara, multipara dan grandemulti. Tabel 3.2 Disrtibusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Terhadap Akseptor KB AKDR di RB Rachmi Palembang Tahun 2014 No Paritas Jumlah Presentase 1 Primipara 3 4,5 2 Multipara 37 56,1 3 Grandemulti 26 39,4 Dari tabel 3.2 didapatkan sebagian besar ibu dengan multipara yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ( 56,1 %). Sedangkan menurut teori, jumlah anak berkaitan erat dengan program KB karena salah satu misi dari program KB adalah terciptanya keluarga dengan jumlah anak yang ideal yakni dua anak dalam satu keluarga, laki-laki maupun perempuan sama saja. Sejalan dengan penelitian Novitasari (2010) dengan judul gambaran karakteristik ibu dalam menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di RS Tingkat II DR.AK Gani Palembang tahun 2007-2009 didapatkan hasil responden yang memiliki paritas tinggi 13 akseptor (31%) lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang memiliki paritas rendah 29 akseptor (69%). maka peneliti berasumsi bahwa ibu dengan paritas multipara lebih banyak yang menggunakan AKDR. Hal ini terjadi karena kesadaran ibu tentang memiliki 2 anak yang berkualitas sudah berjalan sesuai dengan visi program keluarga berencana. 3.3 Pendidikan Ibu Tabel 3.3 dibawah ini menggambarkan r pendidikan ibu dibagi menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Tabel 3.3 Disrtibusi Frekuensi Berdasarkan pendidikan Terhadap Akseptor KB AKDR di RB Rachmi Palembang Tahun 2014 No Paritas Jumlah Presentase 1 Tinggi 39 59,1 2 Rendah 27 40,9 Dari tabel 3.3 didaptkan sebagian besar ibu dengan paritas tinggi yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Rachmi Palembang Tahun 2014 Page 4
(56,1%). Dari penelitian Novitasari (2010) dengan judul gambaran karakteristik ibu dalam menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di RS Tingkat II DR.AK Gani Palembang tahun 2007-2009 didapatkan hasil responden yang memiliki pendidikan tinggi 37 akseptor (88,1%) lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan rendah 5 akseptor (11,9 %). maka peneliti berasumsi penelitian bahwa pendidikan lebih tinggi cendrung menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim dikarenakan sangat efektif dan tidak terlalu mengeluarkan banyak biaya selain itu juga makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah untuk menerima informasi. VI. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesiimpulan 1. Sebagian besar ibu dengan usia tua yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (81,8%). 2. Sebagian besar ibu dengan multipara yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (56,1%). 3. Sebagian besar ibu dengan parits tinggi yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (56,1%). DAFTAR PUSTAKA BKKBN Kota Palembang Tahun 2014.Laporan Penggunaan KB Kota Palembang. BKKBN. Provinsi Sumatera Selatan. Laporan Penggunaan KB Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014. Indrawati 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di Puskesmas Makrayu Palembang. Novitasari, Dwi. 2009. Gambaran Karakteristik Ibu Dalam Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di RS Tingkat II Dr. AK. Gani Palembang. Profil RB Rachmi Tahun 2014. Survei Demografi Kesehatan Indonesia, 2012. Proporsi Penggunaan KB di Indonesia Tahun 2012. 4.2 SARAN 1. Diharapkan bagi RB Rachmi Palembang agar lebih meningkatkan upaya pelayanan dan memberikan motivasi pada PUS terhadap program kesehatan reproduksi khususnya program KB tentang penggunaan kontrasepsi jangka panjang. 2. Menganjurkan kepada ibu terutama ibu yang berusia < 20 tahun dan > 35 tahun serta ibu dengan paritas lebih dari 3 (tiga) untuk menggunakan kontrasepsisebagai upaya untuk mencegah dan menjarangkan kehamilan serta menjaga kesehatan reproduksi ibu. Rachmi Palembang Tahun 2014 Page 5