BAB III PERANCANGAN ALAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB II DASAR TEORI. dapat dihilangkan. Proses pengacakan sinyal tersebut dinamakan scrambling, dan

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

ADC (Analog to Digital Converter)

$'&$QDORJWR'LJLWDO&RQYHUWLRQ

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK

ADC-DAC 28 IN-3 IN IN-4 IN IN-5 IN IN-6 ADD-A 5 24 IN-7 ADD-B 6 22 EOC ALE msb ENABLE CLOCK

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

Bab III. Operational Amplifier

OP-01 UNIVERSAL OP AMP

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB III PERANCANGAN ALAT

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

ADC dan DAC Rudi Susanto

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC)

Gambar 3. 1 Diagram blok system digital

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Konsep dasar perbedaan

Introduction to spread spectrum (SS) Alfin Hikmaturokhman,MT

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

CONVERSION. 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic

Perancangan Sistim Elektronika Analog

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum

Perancangan Modulator dan Demodulator pada DPSK

Penguat Oprasional FE UDINUS

Elektronika. Pertemuan 8

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

BAB III PERANCANGAN ALAT

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

MODUL XI / 11. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Iradath, ST., MBA ELEKTRONIKA ANALOG 1

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Definisi Filter. Filter berdasar respon frekuensinya : 1. LPF 2. HPF 3. BPF 4. BRF/BSF

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler Tipe Atmega 644p

BAB II TEORI DASAR SISTEM C-V METER PENGUKUR KARAKTERISTIK KAPASITANSI-TEGANGAN

RANGKAIAN ELEKTRONIKA ANALOG

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

BAB 5. MULTIVIBRATOR

PENGKONDISI SINYAL OLEH : AHMAD AMINUDIN

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

TUJUAN : Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian dasar dari DAC dan ADC secara prinsip

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

BAB I PENDULUAN 1.1 Pengertian Digital

APLIKASI RANGKAIAN TERINTEGRASI DIRECT DIGITAL SYNTHESIZER (DDS) SEBAGAI PEMBANGKIT SINYAL FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM (FHSS)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB 2 LANDASAN TEORI. input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

Elektronika Lanjut. Pengkondisian Sinyal. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

BAB II LANDASAN TEORI

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR

Sistem Pengaturan Waktu Riil

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB II DASAR TEORI. Sistem pengukur pada umumnya terbentuk atas 3 bagian, yaitu:

DISUSUN OLEH : SHELLY PUSPITA WARDANI

BAB II DASAR TEORI. dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang diterapkan.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL )

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER IV TH 2010/2011

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menentukan spesifikasi kerja alat yang akan direalisasikan melalui suatu pendekatan analisa perhitungan, analisa rangkaian dasar serta pengembangannya sehingga didapat suatu kerangka kerja alat seperti yang diinginkan berdasarkan tujuan dan batasan masalah dari tugas akhir ini. Dalam tugas akhir ini direalisasikan bagian pengirim dan penerima sesuai dengan blok diagram. Gambar 3.1 Blok Diagram Scrambler dan Descrambler 23

24 3.2 Prinsip Kerja Didalam blok diagram terdiri dari bagian pengirim dan penerima. dibagian pengirim terdiri dari pre-amp, ADC, Multiplexer, clock, pembagi frrekuensi dan generator acak sedangkan disisi penerima terdiri dari generator acak, clock, pembagi frekuensi, demultiplexer, BPF, dan pre-amp. Penjelasan dibagian pengirim yaitu Mic pre-amp disisi pengirim berfungsi untuk menguatkan suara sampai dengan 5 volt yang nantinya sebagai inputan untuk ADC. ADC disini berfungsi untuk merubah sinyal analog menjadi digital untuk memudahkan proses yang akan di olah. ADC yang dipakai adalah ADC 8 bit yang artinya ADC ini mempunyai 8 keluaran. Untuk melanjutkan proses disisi pengirim maka digunakan multiplexer 8 ke 1. Proses yang paling terpenting dalam pembuatan scrambling yaitu terjadi pada generator acaknya. Generator acak ini dibangkitkan oleh pulsa clock yang melalui pembagi frekuensi. Setelah ada keluaran dari generator acak dan multiplexer maka hasil keduanya dijumlahkan untuk penyamaran sinyal informasi kemudian proses di lanjutkan melalui media kanal transmisi berupa kabel. Dibagian penerima ini adalah kebalikan dari sisi pengirim. Untuk bisa menterjemahkan scrambling maka generator acak yang ada disisi pengirim harus sama dengan generator acak disisi penerima, hal ini bertujuan untuk menghilangkan sinyal yang dipengaruhi oleh genereator acak tersebut. Tujuan menghilangkan generator acak tersebut untuk mengembalikan sinyal asli suara yang akan diteruskan melalui demultiplexer 1 ke 8. Keluaran dari demux ini yaitu sebagai inputan DAC 8 bit yang akan merubah sinyal digital menjadi sinyal analog kembali. Setelah kembali menjadi sinyal analog kemudian di filter menggunakan BPF (band pass filter) untuk

25 menghilangkan noise. Setelah di filter maka sinyal dikuatkan kembali menggunakan pre-amp dan proses scrambling descrambling selesai. 3.3 Pre-Amp Perancangan pre-amp disini menggunakan IC 741, Op-amp 741 dikemas pada sebuah chip silicon kecil, disimbolkan dalam bentuk segitiga yang mempunyai dua terminal, yaitu input membalik (-) dan input tak membalik (+), satu terminal output, dan dua terminal pencatu daya (lihat gambar 3.2). Pada terminal pencatu daya satu dihubungkan pada polaritas positif dan yang lainnya dihubungkan pada polaritas negatif. Masing-masing mengacu terhadap tanah/ground. Tegangan +V merupakan tegangan positif terhadap ground dan tegangan -V adalah tegangan negatif terhadap ground. Karena isyarat keluaran bisa positif dan negatif maka Op-amp memerlukan catu daya dengan dua polaritas yang sama besar dan simetrik terhadap ground. Suplay tegangan yang digunakan tidak boleh melebihi ± 18 V. Gambar 3.2 Op-Amp LM 741 Keluaran dari op-amp 741 dilindungi dari hubung-singkat oleh pembatas arus. Jika terjadi hubung-singkat pada beban maka penguat op-amp hanya akan

26 memberikan arus sebesar 25 ma. Sehingga IC tersebut terhindar dari kerusakan. Opamp 741 juga memiliki kompensasi frekuensi di dalamnya sehingga diperoleh kestabilan pada semua frekuensi di dalam lebar pita chip. Op-amp 741 sebagai penguat pembalik memiliki penguatan (gain) yang relatif linier, outputnya dikendalikan sebagai fungsi dari inputnya. Gambar 3.3 Pre-Amp Rangkaian di atas adalah rangkaian penguatan dengan perancangan penguatan maksimum 20K, dimana nilai komponen telah ditentukan sebelumnya. Komponen yang di gunakan adalah sebagai berikut: IC LM741 R1,R2 = 47 K R3 = 1K RV= 5K 20K

27 C1,C3,C4 = 10 uf C2 = 100 uf Besarnya penguatan tegangan yang terjadi pada rangkaian ini ditentukan dari besaran komponen R3 dan VR dengan rumus penguatan non-inverting: Vo = (RV/ R3) + 1... (3.1) 3.4 Analog to Digital Converter ADC ini mengginakan IC ADC0804 memiliki 20 pin. V(+) dan V(-) adalah inputan tegangan analog diferensial sehingga data tegangan yang akan diproses oleh ADC adalah selisih antara tegangan tegangan yang dihubungkan dengan kedua pin input yaitu Vi (+) dan Vi (-) atau bila dinyatakan dengan persamaaan adalah Vin= Vin (+) Vin (-). Kalau input analog berupa tegangan tunggal, tegangan ini harus dihubungkan denganvin (+), sedangkan Vin (-) digroundkan. Untuk operasi normal, ADC0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan refrensi.. Vref adalah tegangan referensi ADC yang digunakan untuk mengatur tegangan input pada Vi+ dan Vi-. Besarnya tegangan referensi ini adalah setengah dari tegangan input maksimal. Hal ini bertujuan agar pada saat inputan maksimal data digital juga akan maksimal. Frekuensi clock dari ADC dapat diatur dengan komponen R dan C eksternal pada pin Rclk dan Cclk dengan ketentuan: fclk =,... (3.2) Dalam penggunaan IC ADC 0804 mempunyai jangkauan input analog mulai 0 Volt sampai 5 volt (skala penuh), karena IC ADC 0804 ini adalah 8 bit, sehingga resolusinya dapat dihitung dengan persamaan 2.

28 Resolusi = (n menyatakan jumlah bit output biner IC ADC)...(3.3) Gambar 3.4 IC ADC0804 Pada gambar 3.4 adalah konfigurasi pin dari ADC 0804, masing-masing pin mempunyai fungsi sebagai berikut: a) WR, pulsa transisi high to low pada input input write maka ADC akan melakukan konversi data, tegangan analog menjadi data digital. Kode 8 bit data akan ditransfer ke output lacht flip flop. b) INT, bila konversi data analog menjadi digital telah selesai maka pin INT akan mengeluarkan pulsa transisi high to low. Perangkat ADC dapat diopersikan dalam mode free running dengan menghubungkan pin INT ke input WR. c) CS, agar ADC dapat aktif, melakukan konversi data maka input chip select harus diberi logika low. Data output akan berada pada kondisi three state apabila CS mendapat logika high. d) RD, agar data ADC data dapat dibaca oleh sistem mikroprosessor maka pin RD harus diberi logika low.

29 e) Tegangan analog input deferensial, input Vin (+) dan Vin (-) merupakan input tegangan deferensial yang akan mengambil nilai selisih dari kedua input. Dengan memanfaatkaninput Vin maka dapat dilakukan offset tegangan nol pada ADC. f) Vref, tegangan referensi dapat diatur sesuai dengan input tegangn pada Vin (+) dan Vin (-), Vref = Vin / 2. g) CLOCK, clock untuk ADC dapat diturunkan pada clock CPU atau RC eksternal dapat ditambahkan untuk memberikan generator clock dari dalam CLK In menggunakan schmitt triger. Gambar 3.5 Rangkaian ADC0804

30 3.5 Clock Generator Rangkaian clock generator ini berfungsi untuk membangkitkan sinyal pada generator acak dan menjadi selector pada multiplexer demultiplexer tetapi untuk membangkitkan sinyal tersebut frekuensi clock terlebih dahulu dibagi melalui pembagi frekuensi. Tegangan Vcc yang digunakan adalah 5 volt sesuai dengan data sheet. Gambar 3.6 Fungsi Dari Kaki IC 555 Gambar 3.7 Rangkaian Clock Generator

31 Perhitungan perioda total yang diberikan ialah: T = Ttinggi + Trendah = 0,693(R1+RV)C+0,693 Rb.C =0,693 (R1+2RV)C Besarnya Frekuensi diberikan oleh f= =. ( ) = 1 = 1.44 (20 + 2 50 ) 10 f = 1200 Hz Kecepatan data yang diinginkan generator acak adalah 1200Bps, maka: Clock rate = 2 X f kecepatan data = = = 2 X 1200 = 1200 Bps = 2400 Bps 3.6 Pembagi Frekuensi Pembagi frekuensi disini berfungsi sebagai pengatur kecepatan data yang diberikan oleh clock generator. Pembagi frekuensi ini dipengaruhi oleh clock generator dan pembagi freukensi ini yang nantinya membangkitkan generator acak dan multiplexer demultiplexer. Pembagi frekuensi ini membagi frekuensi clock sebanyak 4 kali. Perancangan pembagi frekuensi ini menggunakan ic 7474 D Flip-flop. Flipflop ini merupakan flip-flop yang memiliki 1 buah masukkan dan 2 buah keluaran. Keluaran pada flip-flop ini mengikuti masukkan selama clock aktif.

32 Gambar 3.8 Rangkaian Pembagi Frekuensi 3.7 Multiplexer Dalam perancangan multiplexer ini dibangun dari sebuah IC SN74LS251 dimana dalam IC ini telah terintegrasi masukan data 8 dengan keluaran 1 dalam satu buah IC. Dimana rangkaian multiplexer IC SN74LS251 pada masukan dari rangkaian ini adalah keluaran dari ADC0804, hal ini untuk menyalurkan keluaran dari sitem ADC yang banyaknya 8 menjadi 1 akan diteruskan untuk dijumlahkan dengan output dari generator acak. Tabel 3.1 Tabel Kebenaran 74lS251

33 Gambar 3.9 Rangkaian Multiplexer 8 to 1 3.8 Demultiplexer Multiplexer mengambil beberapa input dan menyalurkan salah satu dari input tersebut ke output. Demultiplexer melakukan operasi yang sebaliknya. Yaitu mengambil satu input tunggal dan mendistribusikannya ke beberapa output. Dengan kata lain, demultiplexer mengambil satu sumber data input dan secara selektif mendistribusikannya ke salah satu dari N chanel chanel output. Gambar dibawah ini menunjukkan rangkaian demultiplexer. Demultiplexer ini dibuat dengan rangkaian IC CMOS4051 yang mempunyai keunggulan bisa dijadikan demultiplekxer 1 ke 8 dan multiplexer 8 ke 1.

34 Gambar 3.10 Rangkaian Demultiplexer 1 ke 8 Tabel 3.2 Tabel Kebenaran Demultiplexer 1 ke 8

35 3.9 Generator Acak Rangkaian generator acak adalah deretan biner yang mempunyai pola acak berulang setiap periodenya dan merupakan kunci utama dari direct Sequence Spread Spectrum. Generator acak dibuat menggunakan IC CMOS 4013 dan IC 74LS86. Rangkaian ini yang paling menentukan hasil sinyal acak yang diinginkan. Gambar 3.11 Generator Acak 3.10 Band Pass Filter Band Pass Filter bidang sempit sarat BPF bidang sempit adalah Q > 10. Rangkaian yang digunakan bisa seperti gambar dibawah tapi ada rangkaian khusus untuk BPF bidang sempit. Rangkaian khusus ini pun bisa pula digunakan untuk BPF bidang lebar, tapi spesialisnya untuk bidang sempit. Rangkaian ini sering disebut multiple feedback filter karena satu rangkaian menghasilkan 2 batasan f L dan f H. Gambar rangkaian serta contoh bandwidth bidang sempit diberikan seperti berikut ini.

36 Persamaan persamaannya pun beda dan tersendiri. Komponen pasif yang digunakan sama dengan komponen pasif dari LPF dan HPF. Gambar 3.12 Rangkaian Band Pass Filter Q= = dan =... (3.4) Perhitungan dari rangkaian diatas adalah: Dipilih C1=C2=C3 Hubungan nilai tahannya adalah: 3 4 =... (3.5) 2 = ( )... (3.6) 1 =... (3.7) Dimana Af pada saat fc adalah = < 2... (3.8)

37 3.11 DAC (Digital To Analog Converter) Rangkaian digital to analog converter ini menggunakan IC 0808, dimana IC ini memiliki 8 input (pin 5-12) dan 1 output (pin 4) yang telah diberi tambahan sebuah penguat amplifier (Op-Amp 741), dan beberapa komponen pendukung lain seperti R dan C. Berikut adalah gambar rangkaian DAC yang digunakan. Gambar 3.13 Rangakian DAC Fungsi rangkaian DAC pada perancangan ini ialah megubah data digital menjadi data analog. Data analog ini merupakan keluaran dari sistem scrambler descrambler yang bisa didengarkan melalui speaker. 3.12 Adder Rangkaian Gerbang logika kombinasional dipakai dipakai pada rangkaian Adder, rangkaian adder ini banyak dipakai dalam aritmatika yang menjadi dasar dari ALU (Arithmatic and Logical unit) atau yang merupakan otak dari sistem mikro komputer. Adder disini menggunakan IC 74LS86 EXOR.

38 Gambar 3.14 Konfigurasi IC 74LS86 Rangkaian ic ini digunakan untuk menjumlahkan atau menselisihkan sinyal acak yang dihasilkan. Adapun tabel kebenarannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Tabel Kebenran IC 74LS86