Partisipasi kelompok marginal dan perempuan

dokumen-dokumen yang mirip
Bandung dan saat ini tercatat sebagai peneliti magang di AKATIGA.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010

TRANSFORMASI DESA PENGUATAN PARTISIPASI WARGA DALAM PEMBANGUNAN, PEMERINTAHAN DAN KELOLA DANA DESA. Arie Sujito

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

KEPALA DESA BENCULUK KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA BENCULUK NOMOR TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

MAKALAH PEMBERDAYAAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mandiri Pedesaan itulah proses hegemoni terjadi, pelibatan masyarakat dalam

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan-perubahan yang terus. menerus ke arah yang dikehendaki. Menurut Rogers dikutif Zulkarimen

MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

PEMBELAJARAN DARI PERENCANAAN PENYEDIAAN LAYANAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA: PENDEKATAN COMMUNITY LEARNING AND PARTICIPATORY PROCESS (CLAPP) Oleh Utami Dewi 1

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

KEPALA DESA SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SEMPU NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BAPPEDA Planning for a better Babel

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

MATRIK KURIKULUM PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING DESA

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Lampiran : Keputusan Walikota Bontang Nomor : 657 Tahun 2013 Tanggal : 5 Desember 2013 Tentang : PENETAPAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

KEPALA DESA SUMBERBERAS KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SUMBERBERAS NOMOR 2 TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR TAHUN.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA OLEH : BAPPEDA KABUPATEN BANYUWANGI

Keterwakilan Perempuan, Ketidakadilan dan Kebijakan Keadilan ke depan 1 oleh Dian Kartikasari 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

X. KESIMPULAN DAN SARAN. identifikasi kemiskinan dan program strategi pemberdayaan masyarakat miskin

BUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 01 TAHUN 2016

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA

Transkripsi:

Memastikan tersedianya kesempatan yang sama di antara berbagai kelompok masyarakat, termasuk antara laki-laki dan perempuan, adalah instrumen penting untuk mencapai tujuan pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan. LATAR BELAKANG Rasa kebersamaan, kekeluargaan, toleransi dan gotong royong merupakan modal sosial sangat besar yang perlu terus dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu potensi membangun desa yang berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat.

Partisipasi warga miskin dan perempuan, hakikatnya merupakan prasyarat mutlak pengambilan kebijakan desa dikatakan pro poor dan responsif gender, namun sampai kini hanya menjadi hiasan dan mobilisasi proses pengambilan kebijakan LATAR BELAKANG Partisipasi Warga Miskin Dalam Penanggulangan Kemiskinan mengandung makna bahwa program/proyek apapun tidak akan membuahkan hasil efektif jika tidak melibatkan warga miskin dan perempuan sebagai subjek utama program Keberanian mencoba membuka ruangruang partisipasi nyata bagi kelompok marginaldan perempuan dalam proses pengambilan kebijakan, perlu terus didorong sampai pada tahap dimana semua elemen masyarakat memahami hak atas pemenuhan hak dasar rakyat

Partisipasi kelompok marginal dan perempuan Partisipasi harus berkorelasi positif terhadap peningkatan kesejahteraan yang dibarengi dengan penguatan kapasitas rakyat dan perempuan yang termarginalkan. Partisipasi tidak hanya sebatas mengubah masyarakat dari keadaan powerless menjadi powerfull, tetapi juga menanamkan rasa memiliki setiap apa yang menjadi kesepakatan bersama. Terbangunnya mekanisme dan sistem kebijakan perencanaan dan penganggaran desa yang berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar rakyat.

STRATEGI DAN FOKUS PROGRAM

STRATEGI IV : Fasilitasi / Asistensi Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Desa Melalui Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran Desa yang Pro Poor dan Responsif Gender STRATEGI I : Membangun Kesadaran kritis melalui pengorganisasian kelompok miskin dan perempuan STRATEGI III : Advokasi Pengawalan Aspirasi Kelompok Marginal dan perempuan dalam Kebijakan Perencanaan Kecamatan melalui Forum Musrenbangcam STRATEGI II: Penguatan Kapasitas Kelompok Miskin dan Perempuan melalui Pelibatan aktif baik sebagai tim penyusun kebijakan maupun peserta aktif pada setiap tahapan proses pengambilan kebijakan

STRATEGI PERTAMAA Fokus Program, meliputi : 1. Pemetaan potensi kelompok miskin dan perempuan untuk dijadikan prioritas pemberdayaan 2. Penguatan pengorganisasian kelompok miskin dan marginal dalam mengembangkan eksistensinya, 3. Melakukan diskusi thematik secara rutin untuk memahami hak-hak dasar yang harus dimiliki STRATEGI KEDUA Fokus Program, meliputi : 1. Capacity building tentang perencanaan dan penganggaran desa pro poor dan responsif gender 2. Pelibatan unsur warga miskin dan perempuan dalam tim penyusun perencanaan dan penganggaran desa (mendorong peran politik)

STRATEGI KE TIGA Fokus Program, meliputi : 1. Fasilitasi penyelenggaraan musrenbangcam; 2. Penguatan kapasitas delegasi desa untuk musrenbangcam 3. Pelibatan delegasi desa dari unsur perempuan dan warga miskin dalam forum perencanaan reguler tingkat kabupaten ( forum SKPD dan Musrenbangkab )

STRATEGI EMPAT Fokus Program,meliputi : 1. Fasilitasi penyusunan dokumen perencanaan desa 5 tahunan dan satu tahunan ( RPJMDesa & RKPDesa ) yang mencerminkan keberpihak pada pemenuhan hakhak dasar dan responsif gender ) 2. Fasilitasi penyusunan kebijakan anggaran desa ( APBDesa) yang konsisten mengakomodir dokumen perencanaan desa 3. Fasilitasi penyusunan berbagai peraturan dan kebijakan desa yang mencerminkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan desa yang transparan, partisipatif, akuntabel dan kesetaraan

Peningkatan Kapasitas dan Pendampingan

Pendidikan Kepemimpinan Perempuan Pendidikan dalam sebuah organisasi adalah sebuah roh yang dapat memimpin orientasi organisasi ke depannya. Organisasi yang tidak menyelenggerakan pendidikan bagi anggotanya, adalah sebuah perkumpulan yang tidak akan berumur panjang. pendidikan ini khusus bagi kader perempuan, sehingga akan melahirkan kaderkader pejuang perempuan yang tangguh. Pendidikan Kesehatan reproduksi Di bidang kesehatan, masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan permasalahan yang harus dihadapi serta diselesaikan secara komprehensif dan berkesinambungan Pendidikan Partisifasi Mendorong dan Melibatkan masyarakat dalam menyusun dan menentukan kebijakan musrenbang. Warga desa menjalani Pendidikan Pembauan kehidupannya dengan Agraria Persepektif Gender beragam potensi sumberdaya dan masalahnya. Potensi sumberdaya yang beragam, tentu memerlukan tatakelola yang tepat. Dengan terus berkembangnya tatanan sosial kemasyarakatan, masalah-masalah yang dihadapi warga desa pun bertambah rumit dan kompleks. Gerakan perempuan dalam reforma agraria masih lemah, baik inisiatif dari dalam diri perempuan itu sendiri, maupun dari kultur, struktural dan politik. Gerakan perempuan reforma agraria Indonesia dalam konteks gerakan perempuan agraria dunia masih lemah sebatas masih menghadiri event, seperti aksi regional, selain itu ada pandangan beberapa aktivis laki-laki bahwa Gerakan Reforma Agraria sudah otamatis memperjuangkan perempuan itu tanpa harus melibatkan perempuan. Pendidikan Alokasi Dana Desa Perspektif perempuan Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan desa dapat menjadi fondasi penting di dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan desa dan peningkatan pelayanan publik, yang tentu kemudian hasilnya dapat memberikan kontribusi terhadap tujuan pembangunan desa. Selain itu keberhasilan pembangunan desa menentukan keberhasilan pembangunan daerah.

Pendidikan Peraturan Desa dan Anggaran Pendapatan Desa Perspektif Perempuan. Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan desa dapat menjadi fondasi penting di dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan desa dan peningkatan pelayanan publik, yang tentu kemudian hasilnya dapat memberikan kontribusi terhadap tujuan pembangunan desa. Selain itu keberhasilan pembangunan desa menentukan keberhasilan pembangunan daerah. Pendidikan dan Pengembangan Koprasi/ Usaha Bersama Perempuan. Sulit dipungkiri bahwa potret kehidupan masyarakat petani kita masih dalam kondisi memprihatinkan. Banyak pengamat sudah mengatakan tentang tingkat pendapatan petani yang berbanding terbalik dengan tingkat kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sebagai ilustrasi, jika saja harga-harga produk petani disandingkan dengan kebutuhan mereka misalnya untuk membeli sarana produksi pertanian (saprotan), lauk-pauk, pakaian, perbaikan papan, kesehatan, pendidikan dan hiburan yang layak, dapat dipastikan perbandingannya ibarat bumi dengan langit. Asistensi untuk Musrenbang Desa Kecamatan dan Kabupaten Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan desa dapat menjadi fondasi penting di dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan desa dan peningkatan pelayanan publik, yang tentu kemudian hasilnya dapat memberikan kontribusi terhadap tujuan pembangunan desa. Selain itu keberhasilan pembangunan desa menentukan keberhasilan pembangunan daerah. Agenda reformasi telah mendorong munculnya tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagai salah satu jawaban terhadap persoalan krisis multidimensi. Penyelenggaraan Pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good publik governance) merupakan landasan bagi penyusunan dan penerapan kebijakan desa yang demokratis

Pelatihan Penyadaran Gender untuk Kelompok

Pendampingan kelompok perempuan dalam Musrenbang desa, kecamatan, dan kabupaten

Talk show Radio

Menguatkan Aliansi dan kelompok Strategis

Pembentukan aliansi masyarakat dan aliansi Kepala Dusun

PERUBAHAN DAN PEMBELAJARAN

Partisipasi perempuan Sebelum program perempuan belum terlibat dalam musrenbang Belum terlibat dalam penyusunan dokumen perencanaan di tingkat dusun maupun desa Belum ada musrenbang sektoral perempuan Setelah program Perempuan terlibat dalam proses musrenbang dusun, desa, kecamatan Musrenbang sektoral perempuan Kelompok perempuan terlibat dalam penyusunan dokumen perencanaan desa Terbangun jaringan dengan kelompok perempuan yang ada di GK; JKPGK Perempuan terlibat dalam monitoring partisipatif pelayanan publik Kelompok menjadi narasumber ttg proses pengorganisasian

Pembelajaran Apabila ruang-ruang partisipasi dibuka untuk kelompok miskin dan perempuan yang terlebih dahulu dilakukan adalah penguatan kapasitas diri, ternyata 60-70% mampu meningkatkan kualitas pengambilan kebijakan perencanaan dan penganggaran menjadi tidak bias elit dan didominasi kebutuhan fisik semata Partisipasi aktif kelompok miskin dan perempuan secara drastis merubah sistem dan proses pengambilan kebijakan perencanaan dan penganggaran bahkan sampai pada tata kelola keuangan desa menjadi lebih teransparan, partisipatif, akuntabel dan responsif /kesetaraan serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemerintahan desa.

Pembelajaran Penyelenggaraan pemerintahan desa yang semula sangat tertutup, kini berubah cukup signifikan. Sikap yang lebih terbuka, partisipatif, akuntabel, dan responsif benar-benar dapat dirasakan manfaatnya untuk melakukan perubahan paradigma pengambilan kebijakan perencanaan dan penganggaran yang lebih pro poor dan responsif gender. Misalnya di desa Pasir ada 156 anak dari warga miskin (sebagian besar perempuan) dalam dokumen RPJMDesa telah direncanakan untuk mendapat bantuan bea siswa dari APBDesa.