BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. 1 Aktivitas

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

Arifin, Imron, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, Malang : Kalimasada Press, 1994.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games-Tournament (TGT) dapat

BAB I PENDAHULUAN. tercapai sebagaimana yang diinginkan. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci: Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2006), hlm Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB V PENUTUP. Kabupaten Barito Selatan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm.7. 1 Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan kata khusus dari kata umum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa mendatang akan semakin komplek. Menurut Undang-Undang Guru dan. yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran merupakan gaya mengajar yang menjadikan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogis, PT. Rinneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 15 3

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM KELAS UNGGULAN DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: SALIMAH A

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 5. 2

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi peserta didik. 1 Dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1) disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. 2 Ditinjau dari Undang-Undang tersebut, tugas guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi lebih kepada bagaimana menyiapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang terampil. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Untuk itu seorang guru harus mempunyai keterampilan mengajar yang baik agar interaksi tersebut dapat tercapai. Keterampilan mengajar tersebut antara lain yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), hlm. 24. 2 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. (2003), Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1

kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar perseorangan. 3 Guru sebagai komponen pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu atau prestasi peserta didik, sehingga upaya peningkatan kualitas guru terus menerus dilakukan agar menjadi guru yang terampil, profesional, dan berkepribadian yang baik. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam dunia pendidikan. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan peserta didiknya. Oleh karena itu seorang guru harus melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak dimiliki oleh guru. Dengan demikian, guru yang memiliki keterampilan dasar mengajar ini diharapkan dapat mengoptimalkan peranannya di dalam kelas. 4 Keterampilan mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan profesional seorang guru. Keterampilan mengajar adalah salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai guru. Dengan memiliki keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas lulusan sekolah. 5 Guru yang profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya. Guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kemampuan guru dalam melaksanakan program pembelajaran yang baik dan menarik, menjadi barometer bagi keberhasilan siswa selama belajar di bangku sekolah. Guru mempunyai kewajiban dalam menciptakan pendidikan yang bermutu dengan mengerahkan segala kemampuannya sehingga siswa dapat termotivasi dan merasa senang untuk belajar. Dengan adanya guru yang 3 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 74. 4 Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 99. 5 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 168. 2

profesional biasanya akan mendorong siswa berusaha memacu dirinya untuk lebih maju dan berprestasi. Komponen yang paling pokok dari pekerjaan guru adalah mengajar, dan pekerjaan siswa adalah belajar. Namun demikian guru juga ikut bertanggung jawab dalam belajar para siswanya dengan cara memberi petunjuk atau cara-cara belajar yang efektif dan efisien. Selama ini, penilaian terhadap keterampilan mengajar guru dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas melalui supervisi kelas atau program kunjungan kelas. Dan karena program supervisi kelas ini sudah diketahui terlebih dahulu oleh guru, maka pada saat itu guru akan berusaha menampakkan kinerja terbaiknya, baik pada aspek perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran. Sehingga hasil dari supervisi ini sering tidak sesuai dengan kenyataan sehari-hari. Oleh karena itu, penilaian terhadap keterampilan mengajar guru merupakan suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian serius oleh kepala sekolah maupun pengawas. Penilaian keterampilan mengajar guru sebenarnya tidak hanya dapat dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas. Siswapun juga dapat memberikan penilaian kepada guru yang mengajarnya, karena siswa merupakan sumber informasi utama tentang keadaan lingkungan belajar yang sebenarnya. Hal ini dapat dilihat dari persepsi yang dimiliki siswa tentang keterampilan mengajar yang dimiliki oleh gurunya. Siswa merupakan elemen yang berhubungan secara langsung dengan guru. Jadi apapun yang dikerjakan oleh guru di kelas, akan berpengaruh secara langsung kepada siswa. Persepsi siswa yang positif pada keterampilan mengajar guru dapat mempermudah kondisi fisik maupun psikis siswa dalam menciptakan interaksi belajar mengajar di kelas, sehingga dapat memberikan suatu hasil pembelajaran yang optimal. Demikian juga sebaliknya, persepsi yang negatif dari siswa pada keterampilan mengajar guru dapat menghambat keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Karena apabila siswa memiliki persepsi yang positif, maka besar kemungkinan siswa memiliki semangat dalam belajar di dalam kelas, sehingga hasil belajarnya pun dapat meningkat. Dengan demikian, apabila seorang guru memiliki keterampilan mengajar yang baik maka hasil belajar siswapun dapat meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terjadi selain karena guru yang 3

terampil dalam membawakan proses belajar mengajar, juga karena siswa akan cenderung lebih memberikan respon yang positif terhadap guru yang dianggapnya mempunyai keterampilan mengajar yang baik dibandingkan kepada guru yang dianggapnya kurang memiliki keterampilan mengajar yang baik. Hal itu ditunjukkan melalui minat, semangat dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran di kelas. Dan karena minat, semangat dan keaktifan siswa itu, maka motivasi siswa untuk belajar akan meningkat, dan kemudian hasil belajar siswapun akan meningkat pula. MTs NU 03 Al-Hidayah Kendal merupakan sekolah yang memiliki guru IPA yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Guru pun juga telah berusaha membawakan proses belajar mengajar dengan baik, dari aspek perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran, misalnya dengan menggunakan beberapa alat peraga atau media pembelajaran dalam menerangkan konsep dari suatu materi pelajaran. Akan tetapi siswa menunjukkan respon yang kurang baik selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini ditunjukkan melalui kurangnya minat siswa untuk bertanya kepada guru maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hanya sebagian kecil siswa saja yang menunjukkan respon yang positif dan ikut serta aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 6 Mata pelajaran IPA Terpadu merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa, seorang guru harus memiliki strategi dalam mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal tersebut dapat terwujud apabila guru memiliki keterampilan mengajar yang baik. Langkah yang dapat dilakukan agar dapat tercapai tujuan pembelajaran tersebut adalah dengan melakukan 6 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 136-137. 4

pengembangan terhadap bahan ajar dan metode pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan alat peraga sebagai alat bantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPA Terpadu. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirasa perlu untuk mengadakan penelitian tentang HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VII MTs NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru di MTs NU 03 Al Hidayah Kendal dalam mata pelajaran IPA Terpadu pada siswa kelas VII tahun ajaran 2011/2012? 2. Bagaimana hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VII di MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun ajaran 2011/2012 terkait dengan keterampilan mengajar guru di kelas? 3. Bagaimana hubungan antara persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VII di MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun ajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru di MTs NU 03 Al-Hidayah Kendal dalam mata pelajaran IPA Terpadu pada siswa kelas VII tahun ajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VII di MTs NU 03 Al-Hidayah Kendal tahun ajaran 2011/2012 terkait dengan keterampilan mengajar guru. 5

3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VII di MTs NU 03 Al-Hidayah Kendal tahun ajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk menambah referensi atau bahan pustaka dalam bidang keterampilan mengajar guru dan cara meningkatkan hasil belajar siswa yang efektif sehingga pembelajaran dapat lebih mudah diterima oleh siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru IPA Terpadu Diharapkan dapat menumbuhkan motivasi guru dalam meningkatkan keterampilan mengajar yang dimilikinya. b. Bagi Kepala Sekolah Diharapkan dapat menjadi bahan atau masukan terhadap keterampilan mengajar yang dimiliki seorang guru IPA Terpadu untuk meningkatkan pembinaan serta pengawasan terhadap kinerja guru tersebut. c. Bagi Siswa Diharapkan dapat memperhatikan dan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan penuh konsentrasi dan perhatian. d. Bagi Penulis Diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai keterampilan mengajar dalam meningkatkan hasil belajar dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar. 6