HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PENELITI DENGAN DOKUMEN YANG DISITIR PADA KARYA TULIS ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN PENGGUNAAN BAHAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI BAHAN RUJUKAN. Noer Aida ABSTRAK

ANALISIS BIBLIOMETRIK PADA BULETIN PALAWIJA A Bibliometric Analysis on the Buletin Palawija

ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal

KAJIAN ARTIKEL TANAMAN PANGAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN

POLA SITIRAN DAN POLA KEPENGARANGAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan

ABSTRACT ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. Rochani Nani Rahayu 1*, Tupan 1*, Mardiana 2

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam

Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun

BAB II TINJAUAN LITERATUR

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA

UJI PARUH HIDUP ARTIKEL PADA MAJALAH ILMIAH BAWAL: WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP

KEBERADAAN KOLEKSI IPBANA DI PERPUSTAKAAN IPB

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dokumen yang banyak digunakan dalam

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang

CHARACTERISTICS OF ARTICLE AND CHARACTERISTICS OF CITATION IN THE JURNAL BAHASA DAN SENI

PRODUKTIVITAS PUBLIKASI PENELITI BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN

BAB I. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya)

KONTRIBUSI KARYA TULIS HASIL PENELITIAN DALAM BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT. Rushendi

Lusi Anggraini 1, Bakhtaruddin Nst 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

IMPACT FACTOR JURNAL PERPUSTAKAAN PERTANIAN

KETERPAKAIAN DAN RELEVANSI JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN SEBAGAI RUJUKAN KARYA TULIS PENELITI PADA JURNAL ILMIAH TERAKREDITASI

Zulmaisar. St 1, Elva Rahmah 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. LITERATUR REVIEW

KAJIAN KORELASI ANTARA KOLABORASI PENELITI DAN PRODUKTIVITAS PENELITI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN. Remi Sormin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEPUASAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN:

ANALISIS SITIRAN JURNAL PADA SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN TAHUN 2014 DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pola produktivitas pengarang...,malta Nelisa, FIB Universitas UI, 2009 Indonesia

USIA PARO HIDUP DAN KEUSANGAN LITERATUR JURNAL SKALA HUSADA THE JOURNAL OF HEALTH VOLUME 11 NOMOR 1 DAN 2, VOLUME 12 NOMOR 1 DAN 2, TAHUN

ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI : STUDI KASUS KUMPULAN ORASI ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA

KARAKTERISTIK INDIVIDUAL DAN PERSEPSI PENELITI TERHADAP SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMANFAATAN KOLEKSI

PRODUKTIVITAS PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN SEBAGAI PENULIS ARTIKEL YANG DIPUBLIKASIKAN DALAM JURNAL

STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

KECENDERUNGAN PENELITI DALAM MEMILIH MEDIA KOMUNIKASI ILMIAH SEBAGAI PUBLIKASI HASIL LITBANG

PANDUAN PENULISAN MANUSKRIP FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012

Kajian Bibliometrika Menggunakan Analisis Sitiran terhadap Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNP Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan. berarti menulis, maka kata bibliografi secara harfiah

ANALISIS PARO HIDUP LITERATUR PADA JURNAL INFORMATION RESEARCH PERIODE

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN. dokumen dengan teknik analisis referensi (Sulistiyo-Basuki 2004, 73).

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH

Oleh Wiwin Septia Dewi ( ) Program Studi S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRACT

METLIT 6 LITERATUR REVIEW SITASI ATAU PENYITIRAN

ANALISIS SITIRAN TERHADAP SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN SASTRA INGGRIS TAHUN 2012 DI PERPUSTAKAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNDIP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan paket..., Noorma Setianti, FIB UI, 2009

ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN VIVIT WARDAH RUFAIDAH

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

STUDI BIBLIOMETRI MEDIA KOMUNIKASI ILMIAH BERKALA ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

BAB II KAJIAN TEORITIS

CIRI-CIRI KEPENGARANGAN DAN PENGGUNAAN LITERATUR DALAM MAJALAH INDONESIA BIDANG ILMU-ILMU SOSIAL

EVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TAHUNAN SUB SEKSI JARINGAN DAN INFORMASI TEKNOLOGI PERPUSTAKAAN

PETUNJUK RINGKAS CARA PENGINDEKSAN MAJALAH DAN MONOGRAF ANALITIK

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

KAJIAN TERHADAP REFERENSI ORASI ILMIAH PROFESOR RISET BIDANG ZOOLOGI

Peraturan Menpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Publikasi ilmiah. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

PEDOMAN PROGRAM INSENTIF PUBLIKASI UNIT RISET DAN PUBLIKASI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Etty Andriaty dan Hendrawaty

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TUGAS DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BPTPYOGYAKARTA DALAMMENUNJANG PENELITIAN, PENGKAJIAN DAN PENYULUHAN BIDANG PERTANIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN. Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII

3. Monograf adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya hanya pada satu hal saja dalam suatu bidang ilmu.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN SUMBERSARI 03 JEMBER

TATA CARA PENULISAN ARTIKEL PROSIDING. TEMA KEGIATAN Profesionalisme Tenaga Profesi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

BULETIN TEKNIK PERTANIAN :

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian

BAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi

LAYANAN JASA PENGGUNA PERPUSTAKAAN BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

REM KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Wiwit Winarto

Arah & kebijakan. dosen. Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti. Kemristekdikti 2016

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN RAGAM BAHASA INDONESIA STANDAR DAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL ILMIAH

Sumber Daya Jurnal Tercetak Profesi Pustakawan : Sebuah Survei Bibliografi Oleh : Maryono

JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-9 Online dari http:

Pemanfaatan E-journal oleh Mahasiswa: Kajian Analisis Sitasi Terhadap Tesis Mahasiswa Klaster Saintek Universitas Gadjah Mada**)

PELATIHAN, GAJI TETAP, PERUBAHAN KEBIJAKAN DAN PENDAPATAN DARI JASA MEDIS DOKTER SPESIALIS DI RS EKA TANGERANG

PENAMPILAN MAJALAH ILMIAH: STANDAR DAN PENERAPANNYA ABSTRAK

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PENELITI DENGAN DOKUMEN YANG DISITIR PADA KARYA TULIS ILMIAH Sutardji\ Sutarno 2, dan Sri lsmi Maulidyah 3 Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Abstrak Tujuan penelitian ini ada/ah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pene!iti dengan dokumen yang disitir. Bahan yang digunakan da/am penelitian ini ada/ah tu!isan peneliti Balitkabi yang dimuat da!am presiding dan jurnal yang diterbitkan o/eh Puslitbangtan dan Badan Litbang Pertanian. Data primer dipero/eh dari daftar pustaka yang tertera di bag ian akhir artikel. Jumlah sam pel 1. 744 sitiran. Data tingkat pendidikan peneliti dipero/eh dari Urusan Kepegawaian. Hasil uji statistik melalui Chi Kuadrat untuk jenis dokumen menunjukkan bahwa X 2 hitung /ebih besar dari X 2 label, yaitu 27,60 > 16,919, besarnya konfisien kontingensi C = 0, 125. Untuk bahasa dokumen X 2 hitung /ebih besar X 2 label (21,55 > 5,591) dengan koefisien kontingesi sebesar 0, 11. Untuk para hidup (usia) dokumen, diketahui bahwa X 2 hitung /ebih keci/ X 2 label (0,591 < 3, 481 ). Dari has if ana/isis ini dapat disimpulkan bahwa antara tingkat pendidikan peneliti dengan jenis dokumen dan bahasa dokumen ada hubungan signifikan, sedangkaan antara tingkat pendidikan peneliti dengan para hidup dokumen yang disitir tidak ada hubungan signifikan. Abstract The Relationship between Education level of Researcher with Document Cited for Scientific Article The main objective of this research is to study the relationship between education level of researcher and document cited for scientific articles. The material used in this research is scientific article written by Hubungan antara... (Sutardji, Sutarno, dan Sri lsmi Mau/idyah) 95

researchers of ILETRI which published in the proceeding and journals of CRIFC as well as AARD. Primary data was collected from the references or literatures cited which were mostly at the end of article. The number of samples were 1.744 citation. Data on the education level of researcher a were collected from Human Resource Development Section of ILETRI. Statistical analysis using Chi square X 2. From the analysis resulting that source of document (literature) showed the higher value of X 2 calculation than did the X' table, namely 27.60 >12.592, with the coefficient contingency C = 0. 125. For document language showed the higher value of X 2 calculation than did the X 2 table, namely 21.55 > 5.591, with the coefficient contingency C = 0, 11. Meanwhile for the half life document used in the literature revealed that the value of X 2 calculation was smaller than did the value of X' table (0.059 < 5.591). From this results, it can be concluded that there is a significant relationship between the education level of researcher and the source of document & document language, with the value C = 0. 125, and 0. 11. On the contrary, there is no significant relationship between education level of researcher and half life of document cited. Keywords: Citation analysis, Half-life, Statistical analysis, Scientific articles. PENDAHULUAN Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) merupakan lembaga penelitian dengan mandat melaksanakan untuk menghasilkan teknologi produksi dan perakitan varietas baru (unggul) dengan sasaran berupa teknologi tinggi, strategis dan informasi hasil-hasil penelitian untuk didiseminasikan ke pemakai (masyarakat umum). Sasaran akhir penelitian adalah pengembangan teknologi kacang-kacangan dan umbi-umbian mendukung kemandirian pangan nasional dan peningkatan kesejahteraan petani. Untuk kegiatan penelitian tersebut Balitkabi didukung oleh 72 peneliti yang terdiri atas 13 doktor (S3), 41 Master, dan 18 Sarjana (Sl) (Balitkabi, 2004) dan untuk mememenuhi kebutuhan informasi disediakan perpustakaan. Tugas pokok peneliti adalah melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (MenPAN, 2004). Kegiatan tersebut tidak 96 BACA Vol. 28, No. 2, Desember 2004: 95-105

lepas dari dukungan perpustakaan karena kegiatan penelitian di samping menghasilkan informasi juga membutuhkan bahan pustaka. Jnformasi (dokumen) yang dihasilkan kemudian dikelola di perpustakaan, agar dapat diakses dengan mudah dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dengan dampak yang sebesar mungkin. Namun, di satu sisi adanya peningkatan jumlah dan mutu penelitian, di sisi lain tidak terpikirkan anggaran perpustakaan untuk pengadaan jurnal, buku, dan koleksi lainnya. Pada hal untuk menghasilkan karya tulis yang berbobot sangat membutuhkan dukungan referensi yang mutakhir. Bahan pustaka yang disitir oleh peneliti dalam karya tulis ilmiah berasal dari jurnal, buku, pro siding pertemuan ilmiah, makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi, dan terbitan tercetak lainnya, bahkan kini adanya sitiran yang berasal dari internet (online). Bahan pustaka yang disitir, harus dicantumkan dalam daftar pustaka dengan jelas agar dapat ditelusur/ditemukan apabila peneliti lain membutuhkan, serta dicantumkan dalam daftar pustaka. Daftar pustaka tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan argumentasi atau sebagai bahan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh, dan untuk membuktikan bahwa sesungguhnya penelitian tersebut telah menelaah terlebih dahulu (Suhardjan, 2000). Sehubungan dengan hal tersebut, yang menjadi permasalahannya adalah: adakah hubungan tingkat pendidikan peneliti dengan jenis dokumen yang disitir dan bagaimana menyediakan koleksi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi sesuai dengan tingkat pendidikan peneliti. Untuk itu perlu dilakukan studi terhadap pemakaian dokumen dalam rangka mencari hubungan antara jenis dokumen (koleksi perpustakaan) dengan tingkat pendidikan peneliti. Tujuan tulisan ini bukan dimaksudkan untuk mengevaluasi kesesuaian lsi artikel dengan dokumen yang disitir, melainkan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan peneliti dengan dokumen yang disitir dalam karya ilmiah yang telah dipublikasikan. BAHAN DAN METODE Analisis dilakukan terhadap karya tulis ilmiah ( artikel) yang dimuat dalam jurnal, buletin, dan prosiding terbitan Balitkabi, Puslitbangtan dan Badan Litbang Pertanian (Tabel 1 ). Sam pel diambil dari seluruh tulisan ilmiah yang ditulis oleh peneliti Balitkabi yang sudah mempunyai jabatan fungsional peneliti. Tabel 1 Publikasi yang memuat tulisan peneliti Balitkabi yang dipilih sebagai sam pel. Hubungan antara... (Sutardji, Sutarno, dan Sri /smi Maulidyah) 97....L...

Penerbit, tahun terbit, Jml Jml No. Judul publikasi volume, dan nomor. artikel sitir an I. Prosiding Seminar Puslitbangtan, 2003 33 447 Balitkabi 2002 2. Prosiding Seminar Puslitbangtan, 2004 44 675 Balitkabi 2003 3. Buletin Palawija Balitkabi, 2002, (3-4) 8 240 4. Penelitian Pertaian Puslitbangtan, 2002-12 225 Tanaman Pangan 003; 21-23(1-2) 5. Jurnal Litbang Pertanian Badan Litbang 4 116 Pertanian 6. Indonesian J. of Agric. 2003, 22(1-4) 1 41 Science 2003, 4(1) Jumlab 102 1.744 Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari daftar pustaka yang tercantum pada bagian akbir dari masingmasing artikel, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber untuk menunjang informasi yang diperlukan. Tingkat pendidikan peneliti diperoleh dari Kepegawaian. Analisis data dilakukan terhadap jenis dokumen, usia dokumen, dan bahasa dokumen. Tingkat pendidikan peneliti dikelompokkan berdasarkan nama penulis pertama. J en is dokumen terdiri atas: jurnal, buku/monograf, prosiding, dan dokumen lain (laporan, makalah, brosur, skripsi, tesis, disertasi dan informasi dari internet). Usia dokumen dikelompokkan dalam rentang waktu 5 tahunan. Pengujian hipotesis menggunakan Chi Kuadrat dengan bantuan program Microsoft Excel, dilakukan analisis secara kuantitatif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Ko1aborasi dan Produktivitas HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan bahwa kolaborasi dan produktivitas penulis pada publikasi Balitkabi cukup besar. Besarnya kolaborasi penulis dapat dilihat dari jumlah artikel penulis ganda atau dari indeks kolaborasi, yaitu angka ratarata penulis per artikel. Tabel 2 menggambarkan kontribusi masing-masing tingkat pendidikan peneliti, dari 102 judul artikel tersebut ditulis oleh 240 peneliti dengan 46 nama yang berbeda, sehingga indeks kolaborasi atau ratarata jumlah penulis per artikel adalah 2,35. Dari 102 judul artikel yang dikaji, 98 BACA Vol. 28, No. 2, Desember 2004: 95-105

31 {30,39%) judul artikel adalah karya penulis tunggal dan 71 (69,61 %) judul artikel adalah penulis ganda (lebih dari satu). Hasil perhitungan angka produktivitas penulis yaitu jumlah penulis yang menulis lebih dari satu artikel (71 judul) dibagi dengan jumlah semua penulis yang muncul (240), memperlihatkan angka 29,58%. Tabel2 Produktivitas penulis berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Jumlah Jumlah J umlah sitiran Rata-rata pendidikan penulis artikel sitiran S-1 8 (19) 10 130 16,25 S-2 28 (157) 66 1.160 17,58 S-3 10(64) 26 454 17,46 Jumlah 46 (240) 102 1.744 17,10 Catalan: Angka dalam kurung menunjukkan Jumlah kolaboras1 penulis. Jumlah Sitiran Dari 102 judul artikel yang diteliti terdapat 1.744 sitiran. Jumlah sitiran per artikel berkisar an tara 6-65 sitiran dengan rata-rata 17, I 0 sitiran per artikel. Pada Tabel 2 menunjukkan jumlah dan rata-rata sitiran dari masingmasing tingkat pendidikan peneliti. Jumlah otositiran (menyitir diri sendiri) sebesar 188 sitiran atau 10,77%, sedangkan yang menyitir rekan kerja sebesar 230 sitiran atau 13,19%. Jenis Dokumen yang Disitir Peneliti yang berpendidikan S-1 lebih banyak menyitir buku/monograf (37,69%), sedangkan peneliti yang tingkat pendidikan S-2 dan S-3 lebih banyak menyitir jurnal, masing-masing sebesar 33,19% dan 26,43%. Proporsi dokumen yang disitir oleh masing-masing tingkat pendidikan, disajikan pada Tabel 3. Secara kumulatif proporsi jenis dokumen yang paling banyak memberikan kontribusi dalam penulisan karya ilmiah bidang tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian adalah jurnal, yaitu 31,25%. Hasil ini sedikit lebih rendah dibanding dengan hasil penelitian sebelumnya karena dari 102 artikel yang dianalisis hanya 16 (15,68%) artikel yang berasal dari jumal pnmer. Hubungan antara... (Sutardji, Sutarno, dan Sri lsmi Maulidyah) 99

Tabel 3 Jenis dokumen yang disitir peneliti Balitkabi berdasarkan tingkat pendidikan Jenis dokumen Tingkat pendidikan peneliti S-1 S-2 S-3 Jumlah Jurnal 40 385 120 545 Buku 49 369 116 534 Prosiding 22 206 108 336 Dokumen lain 19 200 110 329 Jumlah 130 1.160 454 1.744 Datapnmer Ada tiga penelitian sejenis tentang proporsi sitiran terhadap jurnal primer lingkup Badan Litbang Pertanian, hasilnya menunjukkan bahwa jurnal merupakan dokumen yang paling banyak disitir, yaitu 37,22% (Herlina, 1989), 38,7% (Soehardjan, 1994), dan 38% (Hermanto, 2004). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kurun waktu 15 tahun proporsi sitiran pada publikasi jurnal primer lingkup Badan Litbang Pertanian tidak menunjukkan peningkatan secara signifikan. Hasil ini masih sangat jauh apabiia mengacu pada proporsi sitiran pada jurnal primer internasional (Soil Science, 1993 dan Plant Breeding, 1993), sitiran yang berasal dari jurnal mencapai 79% (Soehardjan, 1994). Pada hal masa kinijustru terjadi peningkatanjumlahjurnal dan pangkalan data yang dapat diakses lewat internet. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa kemungkinan kemampuan perpustakaan balai penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian belum mampu menyediakan informasi dan membantu para peneliti dalam menelusur informasi atau ada kemungkinan ketidaktahuan di kalangan peneliti di mana informasi ditemukan. Bahasa Pengantar Dokumen Tbl4Bh a e a asa dk o umen yang ISI Ir No. Bahasa dokumen Tingkat endidikan S-1 S-2 S-3 Jumlah I. Bahasa Indonesia 51 512 254 817 2. Bahasa Inggris 79 648 200 927 Jumlah 130 1.160 454 1.744 Datapnmer Dari hasil kajian tentang bahasa dokumen yang disitir menunjukkan bahwa peneliti yang berpendidikan S-1 dan S-2 lebih banyak menyitir dokumen yang berbahasa Inggris, sedangkan yang berpendidikan S-3 lebih banyak menyitir dokumen yang berbahasa Indonesia (Tabel 4). Namun, secara kumulatifbahasa dokumen yang disitir oleh peneliti Balitkabi adalah berbahasa Inggris, sebesar 53,29%. 100 BACA Vol. 28, No. 2, Desember 2004: 95-105

.l Usia Dokumen yang Disitir Peneliti cenderung menyitir dokumen yang mutakhir, sedangkan dokumen yang lebih tua digunakan apabila informasi/isinya, metode/teorinya belum ada yang baru atau masih relevan dengan topik penelitiannya, misalnya untuk suatu komoditas yang belum banyak diteliti masih menyitir dokumen tua, demikian juga untuk dasar pemuliaan tanaman akan merujuk tahun 1964 atau 1966. Kemutakhiran suatu informasi adalah relatif, da1am ilmu bibliometrika kemutakhiran atau keusangan dokumen dikenal dengan istilah paro hidup (half-life), artinya separo dari literatur yang ada dalam bidang tertentu berusia n tahun, misalnya paro hidup bidang fisika 5 tahun maka dokumen yang berusia 6 tahun dianggap sudah usang (Sulistyo-Basuki, 1992). Namun demikian, para hidup dokumen bidang tertentu dipengaruhi oleh banyaknya dokumen yang tersedia. Grafik 1 Frekuensi sitiran berdasarkan usia dokumen yang disitir 250 c ~ 200 == == ~ u; 150 c "' == ~ 100 ~ u. 5 1 0 15 20 25 30 35 40 45 50 55 >60 Umur dokumen Pada Grafik 1 menunjukkan bahwa dokumen yang tertinggi disitir oleh setiap tingkat pendidikan adalah dokumen yang berusia antara 0-15 tahun, yaitu S-1 sebesar 58,46%, S-2 65,77%, dan S-3 sebesar 71,36%. Terbitan lama akan semakin jarang disitir, berarti dokumen berusia tua informasi yang Hubungan antara... (Sutardji, Sutarno, dan Sri lsmi Maulidyah) 101

terkandung di dalamnya mengalami kemerosotan atau keusangan. Dari data tersebut dapat dipakai untuk melakukan penyiangan koleksi (weeding) terhadap dokumen terbitan lama. Penyiangan ini diperlukan untuk menghemat tempat dan biaya pemeliharaan. Masalahnya adalah untuk subyek, komoditas, dan lamanya usia dokumen. Semakin tua terbitannya, kemungkinan disitir semakin jarang. Untuk mengetahui usia dokumen bidang tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian dilakukan perhitungan paro hidup dokumen. Perhitungan tersebut dilakukan terhadap semua sitiran yang dianalisis. Dari 1.744 sitiran terdapat 3 (tiga) sitiran yang tidak dilengkapi tahun terbit sehingga perhitungan paro hidup didasarkan pada 1. 7 41 sitiran. Hasil perhitungan paro hidup seperti pada Grafik I adalah 12,4 tahun untuk peneliti yang berpendidikan S-1, 11,3 tahun untuk peneliti berpendidikan S-2, dan 11,4 tahun untuk peneliti berpendidikan S-3. Secara kumulatif paro hidup dokumen yang disitir dalam bidang tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian sebesar II,5 tahun, maksudnya 50% dokumen yang disitir berusia 11,5 tahun. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan (sementara) bahwa paro hidup (half-life) dokumen bidang tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian adalah 11,5 tahun. Berdasarkan konsep keusangan dokumen maka dokumen yang berusia di alas II,5 tahun dianggap kurang mutakhir atau telah usang. Pengujian Hipotesis antara Tingkat Pendidikan Peneliti dengan Jenis Dokumen Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan peneliti dengan jenis dokumen yang disitir menggunakan Chi Kuadrat diperoleh bahwa X 2 hilung 27,60, dengan koefisien kontingensi C = 0,125. Jadi besarnya koefisien kontingensi antara jenjang jabatan fungsional peneliti dengan jenis dokumen yang disitir sebesar 0,125. Untuk menguji signifikan koefisien C dilakukan dengan membandingkan harga X 2 hilung yang diperoleh dengan X 2 " label. Berdasarkan dk 6 dengan tingkat kesalahan 5% {0,05) untuk sampel 1.744, menunjukkan nilai X 2 label sebesar 12,592. Ketentuan pengujian ditetapkan bahwa jika nilai X 2 hilung lebih besar atau sama dengan X 2 label maka hubungannya signifikan. Berdasarkan perhitungan di atas ternyata X 2 hilung lebih besar dari X 2 label (27,60 > 12,592). Dengan demikian Ha diterima, berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan peneliti dengan jenis dokumen yang disitir. Koefisien kontingensi antara tingkat pendidikan peneliti dengan dokumen sebesar 0,125 adalah signifikan yang berarti nilai koefisien terse but dapat digeneralasikan pada sam pel I 02 judul artikel dengan 1. 744 sitiran. Data yang ada pada sampel dan angka korelasi mencerminkan keadaan populasi di mana sampel dipilih. Dari data terlihat bahwa peneliti yang berpendidikan lebih tinggi akan menyitir jurnal, sedangkan peneliti yang i I. i 102 BACA Vol. 28, No.2, Desember 2004: 95-105

- ~ - berpendidikan rendah cenderung menyitir buku (monograf), yaitu S-1 cenderung 1ebih banyak menyitir buku sebesar 37,69%, sedangkan peneliti yang berpendidikan S-2 dan S-3 lebih banyak menyitir jurna1, masing-masing sebesar 33,19% untuk S-2, dan 26,43% untuk S-3. Rendahnya S-3 menyitir jurnal disebabkan karena artikel yang dibahas ada kalanya bersifat kebijakan, di samping itu belum semua peneliti yang berpendidikan S-3 menduduki jabatan fungsional Ahli Peneliti. Pengujian Hipotesis Hnbnngan antara Tingkat Pendidikan dengan Bahasa Dokumen. Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan peneliti dengan bahasa dokumen yang disitir, diperoleh nilai bahwa X 2 hitung 21,55 dengan koefisien kontingesi C = 0,11. Jadi besarnya koefisiensi antara tingkat pendidikan peneliti dengan bahasa dokumen yang disitir sebesar 0,11. Untuk menguji signifikan koefisien C dilakukan dengan membandingkan harga X 2 hitung dengan X 2 tabel. Berdasarkan dk 2 dengan tingkat kesalahan 0,05 (5%) untuk sampel 1.744 menunjukkan nilai X 2 tabel sebesar 5,591. Ketentuan pengujian kalau harga X 2 hitung lebih besar atau sama dengan X 2 tabel maka hubungannya signifikan. Dari perhitungan ternyata nilai X 2 hitung lebih besar X 2 tabel (21,55 > 5,591). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti, ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan peneliti dengan bahasa dokumen yang disitir. Koefisien kontingensi antara tingkat pendidikan peneliti dengan bahasa dokumen yang disitir sebesar 0,11 adalah sigifikan yang berarti nilai koefisien terse but dapat digeneralasikan pada sam pel 1. 7 44 sitiran. Dari data yang ada pada sampel terlihat bahwa masing-masing tingkat pendidikan cenderung menyitir dokumen yang berbahasa Inggris, yaitu S-l 60,76%, S-2 sebesar 55,86%, sedangkan S-3 sebesar 44,05%. Pengujian Hipotesis Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Paro Hid up Dokumen. Hasil analisis perhitungan Chi Kuadrat di alas diperoleh nilai X 2 hitung = 0,0591 dengan koefisien kontingensi C = 0,07. Berdasarkan dk 2 dan tingkat kesalahan 5% maka diperoleh harga X 2 tabel = 5,591. Ketentuan pengujian kalau X 2 hitung lebih besar atau sama dengan X 2 label maka hubungannya signifikan. Dari perhitungan ternyata harga X 2 hitung lebih kecil dari harga X 2 tabel, yaitu 0,503 < 5,591. Dengan demik:ian Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan peneliti dengan usia dokumen (paro hidup literatur) yang disitir. Koefisien kontingensi antara tingkat pendidikan peneliti dengan paro hidup dokumen yang disitir sebesar 0,07 adalah tidak signifikan. Hubungan antara... (Sutardji, Sutarno, dan Sri lsmi Maulidyah) 103

Tingkat pendidikan peneliti tidak ada hubungan signifikan dengan paro hidup dokumen yang disitir. Data yang ada pada sampel dan angka korelasi mencerminkan keadaan di mana sampel dipilih. Dari data menunjukkan bahwa masing-masing tingkat pendidikan peneliti cenderung menyitir dokumen yang mempunyai paro hidup (50% dokumen yang disitir berusia): 12,4 tahun untuk S-1, II,3 tahun untuk S-2, dan II,4 tahun untuk peneliti yang berpendidikan S- 3. KESJMPULAN Dari basil analisis uji statistik melalui Chi Kuadrat maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Ada hubungan signifikan dengan koefisien kontingensi sebesar 0,124 antara tingkat pendidikan peneliti dengan jenis dokumen yang disitir b. Ada hubungan signifikan dengan koefisien kontingensi sebesar 0, II antara tingkat pendidikan peneliti dengan bahasa dokumen yang disitir. c. Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan peneliti dengan paro hidup dokumen yang disitir. Ucapan terima kasih. Disampaikan terima kasih kepada Bpk. Dr. Heru Kuswantoro, atas bantuannya dalam uji statsitik. DAFTAR PUSTAKA Balitkabi. 2004. Laporan tahunan 2003. Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. Herlina, Ena. 1989. Analisis sitiran pada majalah ilmiah lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Bogor yang terdapat di Pusat Perpustakaan Pertanian dan Biologi.--Skripsi Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Hermanto. 2004. Kajian kemutakhiran referensi artikel ilmiah pada beberapa jurnal ilmiah penelitian pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 13(1): 1-6 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/128/M.PAN/2004 tentang Jabatan Fungsional Peneliti dan Angka kreditnya. Soehardjan, M. 1994. Pengamatan tentang pemakaian sitiran dalam artikel primer. Jurnal Penelitian Pertanian, 3(2): 21-23 104 BACA Vol. 28, No. 2, Desember 2004: 95-105

Sugiono. 200 I. Statistik nonparametris: untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. 158 hal. Sulistyo-Basuki. 1992. Teknik dan jasa dokumentasi. Jakarta: Gramedia. 257 hal. Hubungan antara... (Sutardji, Sutarno, dan Sri tsmi Maulidyah) 105