PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MELALUI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) (Studi pada Program Kemitraan Perum Perumnas Regional VI Surabaya)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

SKRIPSI. diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN: Veteran Jawa Timur. Disusun Oleh :

SKRIPSI PERAN PEMERINTAH. Disusun Oleh : ANDRIYAN SOSIAL DAN SURABAYA 2011

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

STRATEGI BISNIS WARUNG SOTO AYAM CAK SUEP PADA PERUMAHAN DELTA SARI INDAH DI WARU SIDOARJO SKRIPSI

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO KOTA SURABAYA SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

PENGARUH RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur.

PEMBERDAYAAN PENGRAJIN TAS DI DESA TRAYANG KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DI DESA JUMPUT REJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SIDOARJO

STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

PERAN KOPERASI BMT (BAITUL MAAL WAT TAMWIL) AMANAH MADINA DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL DI DESA NGENI KEC. WARU-SIDOARJO SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh : NOVANDRI PRAM ADITYA

STUDI KOMPARASI ANTARA PERIKLANAN DAN PROMOSI PENJUALAN DALAM MENDORONG KONSUMEN MEMBELI RUMAH PADA PT KENDALI PUTRA

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NO 5 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN TERBATAS MEROKOK

PENDAHULUAN. dan kesejahteraan rakyat. Selain itu akivitas dan keberhasilan pembangunan juga

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI BISNIS USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH SEKTOR INFORMAL ( Studi Kasus Pada Usaha Mikro Campina Scoop Counter Di Gresik ) SKRIPSI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PEMBINAAN DINAS KOPERASI UMKM PEMERINTAH KOTA SURABAYA TERHADAP PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) LAPANGAN KARAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI KELURAHAN WONOREJO KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

VARIABEL VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BPR SURYA ARTHA UTAMA DI SURABAYA SKRIPSI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan regional, pengembangan jiwa kewirausahaan sangat

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA BADAN USAHA KOPERASI (Studi Kasus Pada Primer Koperasi UPN Veteran Jatim) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API (Studi Kasus Pelayanan Di Atas Kera Api Turangga)

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR. Skripsi

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gresik) SKRIPSI

PERANAN UNIT USAHA SIMPAN PINJAM GRAMEEN BAHARI DALAM MEMBANTU MENINGKATKAN PENDAPATAN ANGGOTA KOPERASI MITRA BAHARI

BAB I PENDAHULUAN. beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang lebih baik dalam rangka

Efisiensi Peramalan Penjualan Sebagai Dasar Perencanaan Produksi. Pada PT Varia Usaha Beton di Gresik SKRIPSI

STRATEGI BISNIS PEDAGANG KAKI LIMA ( Studi pada Pedagang Kaki Lima di FoodCourt Urip Sumaharjo Surabaya) SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PARKIR INSIDENTAL DI KABUPATEN SIDOARJO. (Studi Kasus di GOR Gelora Delta Sidoarjo) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha khususnya sektor industri yang mana akan menimbulkan

PERAN PIMPINAN DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN MELEKAT DI KANTOR DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB. X. JARINGAN USAHA KOPERASI. OLEH : Lilis Solehati Y, SE.M.Si

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

Perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DI DAERAH KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima di Sentra PKL Jalan Dharmawangsa Kota Surabaya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur.

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGARUH LOKASI, PROMOSI, FASILITAS DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN WARNET PLANET CYBER DI GRESIK

KATA PENGANTAR. skripsi ini, serta sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada. Penyusunan skripsi dengan judul STRATEGI KEPALA INSTALASI

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN OLEH BIDAN PRAKTIK DI DESA TENGGULUNAN KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PERANAN DIREKTUR UTAMA DALAM MEMOTIVASI PEGAWAI DI CV. KENCONO WUNGU SURABAYA SKRIPSI

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN BERDASARKAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS BEJI KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU SKRIPSI

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) SIDOARJO S K R I P S I

ANALISIS PENGARUH KREDIT TERHADAP JUMLAH INDUSTRI KECIL, JUMLAH TENAGA KERJA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI SURABAYA USULAN PENELITIAN

PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

S K R I P S I. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh : RIZATUL FAZRIYAH NPM :

VARIABEL VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT UNTUK PEMBELIAN SEPEDA MOTOR PADA PT. SUZUKI SEJAHTERA SIDOARJO

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENABUNG DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG KEDIRI SKRIPSI

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

Transkripsi:

PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MELALUI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) (Studi pada Program Kemitraan Perum Perumnas Regional VI Surabaya) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Disusun Oleh : AHMAD TOBARI 0341010152 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JATIM FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA SURABAYA 2010

KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pemberdayaan Usaha Kecil Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) (Studi Tentang Dana Pinjaman Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PERUM PERUMNAS Regional VI Surabaya". Tugas ini dibuat dalam memenuhi persyaratan kurikulum pada Progdi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional VETERAN Jawa Timur. Dalam tersusunnya tugas ini penulis mengucapakan terima kasih sebesarbesarnya kepada Dra. Diana Hertati, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Disamping itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dra. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2. Bapak Dr. Lukman Arif, M.Si, selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik. 3. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. 4. Seluruh Staf Perum Perumnas Regional VI Surabaya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. 5. Kedua Orang tuaku, kakak serta adik-adikku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil selama proses penyusunan proposal skripsi ini. v

6. Teman-teman dan semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan masukan dan bantuan dalam penyusunan laporan ini. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangankekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis senantiasa bersedia dan terbuka dalam menerima saran, kritik dari semua pihak yang dapat menambah kesempurnaan skripsi. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih serta besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surabaya, 25 Februari 2010 Penulis vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Berpkir. 44 Gambar 2. Analisis data interaktif 52 Gambar 3. Struktur Organisasi Perum Perumnas Regional VI Surabaya.. 58 Gambar 4 Alur Pinjaman Modal Perum Perumnas Regional VI. 73 ix

DAFTAR TABEL TABEL 1 Penyaluran Pinjaman Modal Usaha Program Kemitraan Perum Perumnas Reg. VI Surabaya Tahun 2008-2009. 10 TABEL 2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin.. 65 TABEL 3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal. 66 TABEL 4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan 67 TABEL 5 Daftar Mitra Binaan PKBL Perum Perumnas Regional VI di Surabaya 69 TABEL 6 Daftar Pinjaman Yang Diberikan Kepada Mitra Binaan PKBL Perum Perumnas Regional VI di Surabaya. 71 TABEL 7 Daftar Mitra Binaan Yang Mempunyai Tunggakan Angsuran Pinjaman Modal PKBL Perum Perumnas Reg. VI 84 TABEL 8 Daftar Mitra Binaan yang mampu menunjang kegiatan Usahanya dengan fasilitas internet melalui Diklat Pengenalan Internet PKBL Perum Perumnas Reg. VI. Surabaya 90 TABEL 9 Daftar Mitra Binaan yang hanya menambah wawasan tentang penggunaan komputer dalam Diklat Pengenalan Internet PKBL Perum Perumnas Reg. VI Surabaya. 91 x

ABTRAKSI AHMAD TOBARI, 2010, Peberdayaan Usaha Kecil Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Studi pada Program Kemitraan Perum Perumnas Reg. VI. Dosen Pembimbing : Dra. Diana Hertati, M. Si 121 Hal + Penelitian ini didasarkan pada keberhasilan PKBL Perum Perumnas Reg. VI dalam memberdayakan 21 UKM dari 33 UKM yang menjadi Mitra Binaan Perum Perumnas Reg. VI di Surabaya pada tahun 2008. Indikator keberhasilan Program Kemitraan Perum PErumnas Reg. VI didasarkan pada pembayaran angsuran dari pinjaman modal yang diberikan kepada Mitra Binaan. Pembayaran angsuran pinjaman modal terbagi atas 3 kategori yaitu kredit lancar, kurang lancar dan macet. Dari 33 UKM yang menjadi Mitra Binaan Perum Perumnas Reg. VI 21 diantaranya termasuk dalam kredit lancar, dari data tersebut dapat diketahui bahwa 21 Mitra Binaan berhasil meningkatkan kegiatan usahanya menjadi tangguh dan mandiri. Pemberdayaan yang dilakukan oleh PKBL Perum Perumnas Reg. VI dilaksanakan dengan memberikan pinjaman modal usaha dan pembinaan berupa diklat pengenalan internet kepada UKM yang menjadi Mitra Binaan PKBL Perum Perumnas Reg. VI. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu meliputi Staff PKBL dan Mitra Binaan PKBL Perum Perumnas Reg. VI. Sedangkan data sekunder berasal dari hasil dokumentasi. Teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pemeriksaan didasarkan atas criteria: derajat kepercayaan, keteralihan, standar ketergantungan, kepastian. Fokus penelitiannya adalah Pemberdayaan Usaha Kecil melalui pemberian pinjaman modal usaha dan pembinaan melalui diklat pengenalan internet oleh PKBL Perum Perumnas Reg. VI. Dari data yang dianalisis maka dapat disimpulkan pemberian pinjaman modal usaha telah dilaksanakan sesuai prosedur yang baik dan dapat membantu Mitra Binaan untuk meningkatkan kegiatan usahanya sedangkan dalam pembinaan berupa diklat pengenalan internet tidak dapat menjadi fasilitas penunjang bagi semua Mitra Binaan, Mitra binaan yang bergerak di bidang pertokoan dan warung makanan tidak dapat mempergunakan fasilitas internet untuk meningkatkan usahaya sehingga pemberdayaan yang dilakukan PKBL Perum Perumnas Reg. VI belum sepenuhnya berhasil.

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Usaha kecil dan menengah atau yang disebut UKM merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dan pembangunan ekonomi. Gerak sektor usaha kecil dan menengah amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka juga menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha lainnya, dan mereka juga cukup memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan. Karena itu UKM merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi yang kompetitif. Krisis ekonomi yang menerpa Indonesia sejak tahun 1997 hingga sekarang telah menumbuhkan kesadaran berpikir dengan paradigma baru dalam pengelolaan ekonomi nasional. Paradigma lama pembangunan ekonomi yang bertumpu serta mengandalkan peranan konglomerat atau swasta nasional ternyata membuat rapuh fundamental ekonomi nasional. Pengelolaan ekonomi yang kurang transparan dan kurang memberikan partisipasi pelaku ekonomi lainnya, menimbulkan ketimpangan dalam penguasaan aset nasional. Akibatnya penguasaan perekonomian jatuh ke tangan kelompok bisnis yang berskala besar yang tidak mengakar pada kepentingan rakyat banyak.

2 Pelaku ekonomi dalam konteks Indonesia terdiri dari tiga pilar utama, yakni BUMN, Koperasi dan Swasta (UKM dan Nasional). Dan kenyataannya peranan BUMN dan Koperasi, selama ini terlihat kurang begitu diperhatikan dalam struktur ekonomi nasional, sehingga kondisi ini sering kali menimbulkan beban ekonomi yang pincang. Hal ini terbukti ketika beberapa negara Asia diterpa krisis akibat fluktuasi nilai tukar uang, Indonesia-lah yang paling parah mengalami keterpurukan. Kondisi ini lebih disebabkan beban hutang yang besar yang dilakukan oleh swasta telah memberikan kontribusi yang besar terhadap ambruknya perekonomian nasional. Langkah yang segera ditempuh dalam memperbaiki kembali kondisi ekonomi nasional adalah mengembalikan pengelolaan perekonomian kepada ketiga pilar tersebut secara berimbang. Dalam rangka memberikan kesempatan yang berimbang kepada ketiga pelaku ekonomi dalam pengelolaan perekonomian nasional, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan berbentuk program kemitraan yaitu pembinaan dan pemberian kredit murah untuk modal kerja UKM. Dengan kondisi ini diharapkan akan tumbuh UKM yang sehat bukan UKM yang direkayasa oleh pemerintah atau siapapun. Oleh karenanya keberhasilan UKM lebih ditentukan oleh faktor kualitas dan manfaat serta berorientasi kepada pasar. Pengertian kemitraan menurut undang-undang nomor 9 tahun 1995 pada bab I dikatakan sebagai kerjasama usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha

3 menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan, ini merupakan suatu landasan pengembangan usaha. Kerjasama ini tidaklah terwujud dengan sendirinya saja, akan tetapi harus dibangun dengan sadar dan terencana, baik di tingkat nasional, maupun di tingkat lokal yang lebih rendah. Gerakan Kemitraan Usaha Nasional adalah wahana utama untuk meningkatkan kemampuan wirausaha nasional, karena ujung tombak dalam menghadapi era ekonomi terbuka dan perdagangan bebas adalah wirausaha nasional. kemitraan adalah suatu sikap menjalankan bisnis yang diberi ciri dengan hubungan jangka panjang, suatu kerjasama bertingkat tinggi, saling percaya, dimana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama. (http://puslit.petra.ac.id/journals) Selama ini istilah kemitraan ini telah dikenal dengan sejumlah nama, diantaranya strategi kerjasama dengan pelanggan (strategic customer alliance), strategi kerjasama dengan pemasok (strategic supplier alliance) dan pemanfaatan sumber daya kemitraan (partnership sourcing). Banyak program pemerintah yang dibuat demi majunya usaha kecil. Hal ini bertujuan untuk mendorong dan menumbuhkan pengusaha kecil tangguh dan modern, pengusaha kecil sebagai kekuatan ekonomi rakyat dan berakar pada masyarakat, pengusaha kecil yang mampu memperkokoh struktur perekonomian nasional yang lebih efisien. (http://puslit.petra.ac.id/journals)

4 Kemitraan pada dasarnya menggabungkan aktivitas beberapa badan usaha bisnis, oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu organisasi yang memadai. Dengan pendekatan konsep sistem, diketahui bahwa organisasi pada dasarnya terdiri dari sejumlah unit atau sub unit yang saling berinteraksi dan interdepedensi. Performansi dan satu unit dapat menyebabkan kerugian pada unit-unit lainnya. Misalnya peningkatan penjualan tanpa diimbangi kapasitas produksi yang lebih memadai, justru akan memperburuk efisiensi Usaha Besar (BUMN dan Swasta Nasional) mempunyai kewajiban yang semestinya harus diwujudkan yakni membina usaha kecil untuk bersamasama meningkatkan perekonomian nasional. Namun, agar upaya tersebut dapat dicapai dengan optimal, perlu dilakukan pembenahan berupa pembinaan terhadap beberapa aspek yang selama ini dinilai menjadi permasalahan yang dihadapi UKM meliputi: aspek permodalan, pemasaran, bahan baku, teknologi, manajemen, birokrasi, infrastruktur, dan perlunya kemitraan. BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional yang masuk kategori usaha skala besar yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara, keberpihakannya kepada UKM dan Koperasi cukup besar dibandingkan pihak Swasta. Hal ini dibuktikan oleh BUMN dengan adanya Surat Keputusan nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha kecil dan Bina Lingkungan (PKBL), di mana BUMN akan mengalokasikan dana sebesar 2 % dari keuntungan bersih setelah pajak untuk program Kemitraan.

5 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada dasarnya merupakan wujud tanggung jawab sosial BUMN kepada masyarakat. Secara umum, PKBL diwujudkan dengan upaya-upaya untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Aktivitas PKBL merupakan wujud nyata dari Program Penanggulangan dan Pengentasan Kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, dimana Masyarakat Miskin merupakan sasaran utamanya. (http://www.depkop.go.id/ depkopgoid2008/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid =625&Itemid=.) Program Kemitraan berupaya meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat melalui kemitraan antara BUMN dengan usaha kecil. Komitmen pemerintah ini akan menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha kecil untuk dapat berkembang dengan pemanfaatan peluang, kemudahan dan keberpihakan pemerintah. Pada gilirannya mereka diharapkan dapat memberdayakan dirinya sendiri dan mampu berperan aktif dalam rangka memenangkan persaingan pasar (http://www.pp3.co.id/detnew.php?id=208). Program kemitraan berupaya agar masyarakat bisa diberdayakan dan bisa mengakses sumber-sumber ekonomi terutama adalah permodalan. Oleh karena itu program kemitraan berupaya bagaimana rakyat miskin dan pengusaha-pengusaha kecil mikro ini bisa mengakses kepada sumber-sumber pembiayaan.

6 Peningkatan usaha kecil yang diarahkan pada upaya untuk mewujudkan usaha kecil menjadi : 1. Gerakan ekonomi rakyat yang sehat, efisien, tangguh, kuat dan mandiri. 2. Mampu menjadi soko guru perekonomian nasional yang merupakan bentuk nyata peningkatan peran sertanya dalam pembangunan. 3. Mendorong pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja. Untuk mencapai hasil yang optimal semestinya ketiga pelaku ekonomi dapat saling bersinergi satu sama lain saling terjadi "ketergantungan" yang dapat dalam kegiatan yang bersifat komplementer. Dalam hal ini, peran pemerintah terhadap pemberdayaan usaha kecil sangat dibutuhkan karena usaha kecil perlu diberi kemudahan baik permodalan, perizinan dan pemasaran serta ditingkatkannya usaha dan saling menguntungkan melalui pola kemitraan dalam meningkatkan peran dan kedudukan usaha kecil dalam pembangunan. Perum Perumnas Reg VI turut membantu pemerintah dalam kemudahan menyediakan pinjaman modal kerja melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Peningkatan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri oleh PKBL PERUM PERUMNAS Regional VI Surabaya diwujudkan dalam bentuk pemberian pinjaman untuk membiayai modal kerja atau pembelian aktiva tetap usaha kecil yang berada di Surabaya. PKBL Perum Perumnas Regional VI memberikan pinjaman modal usaha kepada mitra binaan di surabaya, sedangkan di wilayah kerja Perum

7 Perumnas Regional VI yang lain sudah terdapat kantor cabang yang melaksanakan Program Kemitraan. (Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Perum Perumnas Reg. VI) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan memberdayakan usaha kecil melalui : 1. Pinjaman modal bagi usaha kecil yang menjadi mitra binaan di wilayah kerja BUMN pembina untuk meningkatkan produksi dan penjualan. 2. Pembinaan yang bersifat hibah untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktifitas mitra binaan serta untuk pengkajian/ penelitian yang berkaitan dengan program kemitraan. (Peraturan Menteri BUMN No PER 05/MBU/2007 pasal 11) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan memberikan pinjaman modal usaha kepada UKM yang telah terdaftar menjadi binaan PKBL Perum Perumnas Regional VI atau yang disebut mitra binaan di wilayah kerjanya. Dalam proses pemberian pinjaman modal, pengusaha kecil yang ingin menjadi mitra binaan PKBL Perum Perumnas Regional VI diharuskan membuat proposal pengajuan pinjaman yang memuat kebutuhan dana pengembangan usaha, surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang dan data pribadi pemilik usaha. (Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Perum Perumnas Reg. VI 2008)

8 Salah satu kendala pengusaha kecil dalam mengakses pinjaman modal adalah adanya agunan/jaminan sebagai syarat untuk mendapatkan pinjaman, menurut Parikesit Suprapto Phd (Staff Ahli Menteri Bidang Usaha Kecil) dalam acara Gemari Show, Kamis 25 Oktober 2007 mengatakan: Dalam aturan, kita tidak kita atur masalah jaminan, tapi beberapa BUMN melakukan hanya untuk ikatan bathin, ikatan moral antara peminjam dan BUMN dan bukan menjadi persyaratan mutlak. Sehingga agunan/jaminan atas pinjaman modal yang disalurkan bukan merupakan prasyarat mutlak bagi pengusaha kecil yang ingin mendapatkan pinjaman modal usaha, tergantung dari BUMN akan meminta agunan/jaminan kepada pengusaha kecil atau tidak. Untuk mengantisipasi penyalahgunaan pinjaman modal oleh UKM maka pihak PKBL Perum Perumnas Regional VI melaksanakan evaluasi dan seleksi kelayakan usaha kepada UKM setelah mengajukan proposal pengajuan pinjaman modal. Evaluasi dan seleksi kelayakan usaha dilakukan dengan cara survey lokasi dan identifikasi keterangan-keterangan yang menyangkut kelayakan usaha calon mitra binaan. (Peraturan Menteri BUMN No PER 05/MBU/2007 pasal 5) Setelah pengusaha kecil menjadi mitra binaan PKBL Perum Perumnas Regional VI maka ia harus melaporkan kegiatan usahanya secara periodik kepada PKBL Perum Perumnas Regional VI sebagai bentuk pengawasan BUMN pembina kepada mitra binaannya. Sehingga mitra binaan dapat dipantau perkembangannya. (Peraturan Menteri BUMN No PER 05/MBU/2007 pasal 4).

9 Sebagai proses pemberdayaan PKBL Perum Perumnas Regional VI melaksanakan pembinaan dalam rangka peningkatan produktifitas mitra binaan dalam bentuk hibah untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan program kemitraan. Dalam pelaksanaannya hibah tidak dipakai untuk membiayai seluruh bentuk pembinaan, hal ini dikarenakan beban pembinaan besarnya hanya 20 % dari dana program kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. Jika beban pembinaan hanya mampu untuk membiayai pendidikan dan latihan maka bentuk pembinaan yang lain tidak dilaksanakan. (Peraturan Menteri BUMN No PER 05/MBU/2007 pasal 11) Pada tahun 2008-2009 alokasi dana Program Kemitraan Perum Perumnas Regional VI sebesar Rp. 225.000.000 yang terbagi menjadi 2 sub program yaitu pemberian pinjaman dana kepada usaha kecil sebesar Rp. 200.000.000 dan untuk hibah dialokasikan sebesar Rp. 25.000.000 untuk pembiayaan pendidikan dan pelatihan. (Rencana Kerja dan Anggaran PKBL Perum Perumnas Reg. VI 2008). Dengan adanya peminjaman modal bagi usaha kecil dan hibah untuk membiayai pendidikan dan pelatihan UKM Perum Perumnas Regional VI pada tahun 2008 berhasil memberdayakan UKM di Surabaya, selain mempunyai mitra binaan yang terbanyak Perum Perumnas Reg.VI juga berhasil memberdayakan 21 UKM dari 33 UKM di Surabaya. Perum Perumnas memiliki 21 mitra binaan berkualitas pinjaman lancar dan 12 mitra binaan lainnya kurang lancar, diragukan dan macet.

10 Tabel 1 Pemberian Pinjaman Modal Usaha Program Kemitraan Perum Perumnas Reg. VI Surabaya Tahun 2008-2009 Propinsi/Kota Pinjaman Lancar Pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet 1. Jawa Timur a. Surabaya b. Pasuruan c. Banyuwangi d. Jember e. Madura f. Mojokerto g. Sidoarjo h. Malang i. Gresik j. Kediri 2. Bali 3. NTB 4. NTT 21 1 0 1 2 2 5 2 1 1 3 1 2 12 2 1 3 4 1 11 2 2 0 3 1 2 Jumlah 41 44 (Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Perum Perumnas Reg. VI 2008 yang telah diolah).

11 Setelah mitra binaan yang dikategorikan pinjaman lancar melunasi pinjamannya maka mitra binaan tersebut akan dilepas dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Perum Perumnas Reg. VI. Keberhasilan pemberdayaan UKM oleh PKBL Perum Perumnas Reg. VI Surabaya tidak lepas dari pelaksanaan pemberian pinjaman modal bagi UKM, dalam proses ini terdapat survey kelayakan yang dilakukan PKBL Perum Perumnas Reg. VI Surabaya. Dengan survey kelayakan UKM maka pihak PKBL Perum Perumnas Reg. VI Surabaya dapat mengetahui dan memilah UKM yang berpotensi untuk ditingkatkan kemampuannya dan keseriusan UKM tersebut untuk menjadi mitra binaan PKBL Perum Perumnas Reg. VI Surabaya. Setelah UKM menjadi mitra binaan PKBL Perum Perumnas Reg. VI Surabaya dan diberi pinjaman modal maka UKM-UKM tersebut akan diberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan baik dalam meningkatkan produksi maupun dalam pemasaran produknya. Berkaitan dengan hal tersebut, upaya pemberdayaan UKM dalam rangka mengembangkan usaha kecil yang tangguh dan mandiri akan semakin menarik untuk dideskripsikan, sehingga dapat menjadi masukan yang berarti bagi penyempurnaan pelaksanaan Program Kemitraan antara BUMN dengan Usaha Kecil (PKBL) di wilayah lain. Sehingga penelitian ini mengambil judul Pemberdayaan Usaha Kecil Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) (Studi pada Program Kemitraan PERUM PERUMNAS Regional VI Surabaya)."

12 1.2 Perumusan masalah. Dari uraian diatas maka tujuan penelitian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Perum Perumnas Regional VI adalah wujud pemberdayaan yang dilakukan BUMN dalam hal ini Perum Perumnas Regional VI terhadap usaha kecil melalui Program Kemitraan antara usaha kecil menengah dengan Perum Perumnas Reg. VI Surabaya. Sehingga perumusan masalah dari penelitian ini dapat ditetapkan sebagai berikut : Bagaimana Pemberdayaan usaha kecil melalui Program Kemitraan antara Usaha Kecil dan Mengengah dengan Perum Perumnas Reg. VI Surabaya? 1.3. Tujuan Penelitian Bertolak dari perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Pemberdayaan usaha kecil melalui Program Kemitraan antara Usaha Kecil dan Mengengah dengan Perum Perumnas Reg. VI Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Untuk meningkatkan pemahaman tentang pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah pada umumnya dan mengetahui Pembinaan Usaha Kecil

13 melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di Perum Perumnas Reg. VI. pada khususnya. 2. Bagi Perum Perumnas Regional VI Surabaya. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berguna bagi Perum Perumnas Regional VI didalam melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). 3. Bagi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya Jawa Timur Dapat menambah referensi di perpustakaan UPN Veteran Jatim.