Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Competitor, Nomor 3 Tahun 3, Oktober 2011

Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012

Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

Vol 1 No 1 Desember 2017 ISSN

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

ANALISIS KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW. Islamuddin*)

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

ANALISIS DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA MAHASISWA FIK UNM

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

OLEH DILLA FARID W. T

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KEMAMPUAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW

KORELASI ANTARA KOORDINASI DAN REAKSI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE FOREHAND DALAM PERMAINAN SQUASH

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S)

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

Journal of Sport Sciences and Fitness

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

Competitor, Nomor 3 Tahun 3, Oktober 2011

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

SILABI MATA KULIAH. A. Identitas Mata Kuliah. Nama Mata Kuliah : Tenis Meja Kode Mata Kuliah : IOF 109. Program Studi : PJKR Prasyarat : -

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

TESIS Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada Jurusan Magister Keguruan Olahraga

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

Competitor, Nomor 2 Tahun 2, Juni 2010

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA TANGAN, POWER OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

SKRIPSI. Disusun oleh : SEFI ASIS TRI CAHYANI NPM

HUBUNGAN FLEXIBILITAS

Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015 ISSN :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

Journal of Physical Education, Health and Sport

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

Indra Safari. Kata Kunci: teknik dasar, menggunakan net dan tanpa menggunakan net

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN TENIS MEJA PADA KLUB ATLET INDONESIA MUDA TAHUN 2013

JURNAL. Oleh ONY MARSAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Competitor, Nomor 2 Tahun 2, Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

Kata Kunci: Kelincahan, Koordinasi Mata Tangan, Kecepatan, Power Lengan, Ketepatan Forehand Drive

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG

Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DANREKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

RELATIONSHIP OF LEG MUSCLE POWER AND WRIST COORDINATION WITH THE ACCURACY OF SMASH VOLLEYBALL CLUB MEN S SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO

Competitor, Nomor 3 Tahun 3, Oktober 2011

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

Oleh: MUHAMMAD ARFAN )* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar)

HERU PAMUNGKAS 1) H. ABDUL NARLAN 2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011).

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

HUBUNGAN KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGIRING BOLA PERMAINAN SEPAKBOLA JURNAL. Oleh JULIANDA TRI IMAM

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN LENGAN, KELINCAHAN, DAN KECEPATAN REAKSI TANGAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA PADA SISWA SMP NEGERI 23 MAKASSAR OLEH: M. SAHIB SALEH )* ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan lengan, kelincahan, dan kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang menggunakan model desain korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 23 Makassar dengan jumlah sampel penelitian 40 orang putra yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau 0,05. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) ada hubungan yang signifikan kekuatan lengan dengan kemampuan bermain tenis meja, terbukti nilai r 0 = 0,898 atau (P < 0,05); (2) ada hubungan yang signifikan kelincahan dengan kemampuan bermain tenis meja, terbukti nilai r 0 = -0,768 atau (P < 0,05); (3) ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja, terbukti nilai r 0 = -0,786 atau (P < 0,05); dan (4) ada hubungan yang signifikan antara kekuatan lengan, kelincahan, dan kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja, terbukti nilai R 0 = 0,899 atau (P < 0,05). Kata Kunci : Kekuatan Lengan, Kelincahan, Kecepatan Reaksi Tangan, Bermain Tenismeja ABSTRACT This study aimed to determine the relationship between the arm strength, agility, and speed of reaction of the hand with the ability to play table tennis. This research includes descriptive research using correlational design model. The study population was all students in Junior High School 23 Makassar by the number of sons sample 40 randomly selected sampling. The data analysis technique used is the correlation and regression analysis techniques using SPSS system version 15:00 on 95% significance level or 0.05. Departing from the results of the data analysis, the study concluded that: (1) there was a significant arm strength with the ability to play table tennis, proved the value of 69

r 0 = 0.898 or (P < 0.05), (2) there is a significant relationship with the agility ability to play table tennis, proved the value of r 0 = -0.768 or (P < 0.05), (3) there was a significant reaction rate in hand with the ability to play table tennis, proved the value of r 0 = -0.786 or (P <0.05) and (4) there is a significant relationship between the arm strength, agility, and speed of reaction of the hand with the ability to play table tennis, proved the value of R 0 = 0.899 or (P < 0.05). Keyword : Arm Strength, Agility, Reaction Speed Hand, Playing Table Tennis PENDAHULUAN Permainan tenis meja adalah permainan yang sangat digemari kalangan masyarakat mulai dari golongan anak-anak sampai orang dewasa. Kegemaran bermain tenis meja tersebut ditunjukkan dengan banyaknya lapangan tenis meja yang sengaja dibuat untuk bermain di pekarangan rumah atau kolong rumah. Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang tidak mengenal umur maupun jenis kelamin, artinya dapat di mainkan oleh setiap kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan. Dapat dianggap sebagai permainan rekreasi, dapat pula dianggap sebagai olahraga yang mempunyai teknik yang harus dipelajari dan ditanggulangi dengan sungguh-sungguh. Di SMP Negeri 23 Makassar, olahraga tenis meja dijadikan sebagai olahraga yang diajarkan kepada siswa di luar pelajaran sebagai pembinaan pemain pemula. Dari banyaknya siswa yang mengikuti program ekstrakurikuler tersebut ternyata tidak semua siswa mampu bermain tenis meja dengan baik meskipun telah diajar atau dilatih tekniknya. Banyak siswa yang telah lama mengikuti program ini tidak menunjukkan kemampuan bermain tenis meja menjadi lebih baik. Masih terdapat siswa yang kurang mampu mengantisipasi bola, bergerak cepat ke arah bola atau terlambat bereaksi untuk memukul bola. Selain itu pukulan-pukulan siswa banyak yang tidak tepat, tersangkut net, atau keluar lapangan permainan. Pukulan-pukulan siswa tidak berkembang dengan baik, kurang gerakannya atau terkadang nampak tegang pada saat memukul bola. Untuk dapat bermain tenis meja dengan baik, harus ditunjang dengan berbagai kemampuan kondisi fisik. Kemampuan otot lengan untuk berkontraksi dengan kuat dan cepat akan dapat membantu dalam melakukan servis, smash atau teknik lain dalam permainan tenis meja. Oleh karena itu, otot lengan perlu didukung dengan kondisi fisik kekuatan. Kekuatan adalah kemampuan untuk melakukan suatu kontraksi pada tahanan. Kekuatan yang dimaksudkan untuk mendukung dalam permainan tenis meja adalah kekuatan otot lengan. Dengan dukungan kekuatan otot lengan akan dapat membantu dalam permainan tenis meja, sehingga pukulan-pukulan yang dilakukan lebih akurat dan keras. Kelincahan merupakan kemampuan dalam menguasai dan menanggapai rangsangan-rangsangan guna melakukan suatu tindakan secepatnya. Di dalam permainan tenis 70

meja terkadang seorang pemain tidak siap mengantisipasi baik datangnya bola maupun melakukan pukulanpukulan dalam permainan tenis meja. Faktor kondisi fisik yang paling utama adalah kemampuan melakukan reaksi terhadap bola atau untuk memukul bola, dan kemampuan melakukan pukulan secara luwes dan elastis sehingga pukulan yang dilakukan dapat lebih terarah, cepat, dan keras. Dengan kata lain bahwa untuk dapat mengembangkan pukulan-pukulan dalam bermain tenis meja, seseorang harus mempunyai kekuatan lengan, kelincahan dan kecepatan reaksi tangan yang baik. Dalam bermain tenis meja, gerakan-gerakan yang dilakukan untuk memukul bola, bergerak ke arah bola atau antisipasi terhadap arah datangnya bola, lentingan, dan jenis putaran (spin) bola memerlukan kecepatan reaksi tangan. Banyak pemain tenis meja yang tidak mampu mengembangkan permainannya akibat lambat dalam melakukan gerakan reaksi pada bola yang bergerak lebih cepat. Keterlambatan mengantisipasi bola maupun keterlambatan reaksi tangan terhadap bola yang akan dipukul dapat menyebabkan pukulan kurang sempurna, tidak terarah, tersangkut di net, keluar lapangan permainan, atau akan memudahkan lawan untuk melakukan serangan balik. Hakikat Bermain Tenis Meja Bermain tenis meja adalah kecakapan dalam memainkan bola atau menguasai teknik-teknik dasar bermain tenis meja, seperti; pukulan forehand, backhand, tospin, backspin, forehand drive, backhand drive, loop, dan sebagainya. Kemampuan untuk mengembangkan teknik pukulan tersebut dalam permainan termasuk pula keterampilan bermain tenis meja. Dalam bermain tenis meja, kecepatan, ketepatan, koordinasi, efisiensi gerakan dan penyesuaian pola gerakan terhadap situasi permainan sangat menunjang penampilan. Kemampuankemampuan tersebut diperlukan secara bersama-sama serta saling menunjang dalam proses gerakan yang ditampilkan untuk mencapai penampilan optimal. Kecepatan reaksi dalam mengantisipasi bola, ketepatan memukul bola atau kecepatan arah pukulan, efisiensi gerakan yang dikoordinasi oleh otototot halus (fine motor), serta penyesuaian gerakan dengan pukulan menurut putaran bola adalah sangat menentukan dalam bermain tenis meja. Seorang pemain tenis meja dengan pukulanpukulan yang mantap, keras, dan cepat, belumlah cukup untuk menunjang penampilan. Akan tetapi pemain tenis meja harus senantiasa mampu mengembalikan pukulan lawan. Beberapa jenis pukulan yang dapat dikembangkan untuk dapat mengembalikan pukulan lawan, seperti pukulan push (dorongan). Pengembalian bola dengan push dapat dilakukan apabila menghadapi bola lurus (float) dan tidak mengandung spin sama sekali, bola yang bergerak lambat atau bola yang melaju dengan backspin. Kalau kita mengembalikan bola yang melaju cepat atau bola topspin dengan cara ini, maka bola akan memantul tinggi ke udara. Pukulan push akan mengakibatkan bola berputar melawan arah jarum jam dengan spin seminim mungkin. Berhasil tidaknya efek seperti ini tergantung dari posisi bola waktu menyentuh bet pukulan push dalam permainan tenis meja dapat berupa backhand push dan ferohand push. Jenis pukulan lain yang dapat digunakan untuk mengembalikan bola lawan adalah pukulan block (block stroke). Pukulan blok menggunakan 71

spin yang searah jarum jam. Pukulan jenis ini dapat digunakan apabila kita mendapat bola yang topspin atau bola yang berkecepatan tinggi. Pukulan drive dapat pula digunakan untuk mengembalikan bola lawan dan juga untuk melakukan serangan terhadap lawan. Pukulan drive adalah jenis pukulan yang keras di sertai gerakan tangan yang bebas. Dengan pukulan ini, bola akan melaju dengan kecepatan tinggi. Menurut Peter Simpson (1986) bahwa drive dapat kita mainkan sebagai stroke penyerang, atau dapat juga kita kontrol sesuai dengan keinginan kita. pukulan drive dapat berupa forehand drive dan backhand drive. Prinsip utama untuk menyempurnakan suatu pukulan dalam bermain tenis meja adalah timing yang tepat. Yang dimaksud timing dalam bermain tenis meja mengandung dua arti yaitu saat bat menyentuh bola dan waktu bola itu sedang melaju. Menurut Peter Simpson (1986:60) bahwa ada tiga macam timing yaitu cepat, titik ketinggian, dan lambat (early, peak of bounce, late). Cepat artinya bola dipukul sebelum mencapai titik ketingian. Titik ketinggian artinya saat di mana bola berada pada puncak pantulannya. Lambat artinya bola sudah mulai turun lagi. Kapan timing yang tepat untuk memukul bola tergantung pada jenis bola yang akan dipukul. Apakan lawan memukul bola cepat atau lambat? Banyak atau sedikitnya spin bola itu? Timing untuk memukul bola harus dikuasai karena berhubungan dengan koordinasi gerakan tubuh se cara keseluruhan. Kerjasama antara gerakan kaki (footwork) dan kecepatan pukulan sangat menunjang keterampilan pukulan tenis meja. Selanjutnya tenik mengatur waktu dengan timing yang tepat, pada saat yang tepat, pada posisi yang tepat untuk memukul bola dengan perkenaan yang tepat. Ada pemain tenis meja yang terlalu cepat. Ada pula yang terlalu statis dalam gerakannya. Pemainpemain ini kurang menghayati ritme permainan. Pemain seharusnya mampu mengikuti irama permainan, memahami jenis pukulan lawan, putaran bola dari lawan dan teknik pukulan balasan yang tepat sesuai keadaan bola. Pemain tenis meja tidak boleh hanya melatih satu pukulan saja. Pemain harus menguasai berbagai macam pukulan, karena masingmasing pukulan mempunyai sifat yang berlainan seperti power (kekuatan pukulan), length (panjang pukulan), dan touch (sentuhan pukulan, sentuhan bat dengan bola). Ketiga aspek tersebut berbeda-beda bagi setiap macam pukulan, dengan kombinasi-kombinasi beraneka ragam. Setiap pukulan terdiri dari bermacam-macam gerakan yang terpadu menjadi satu yang dibagi atas tipe menurut Peter Simpson (1986) yaitu; short (pendek), medium (sedang), dan long (panjang). Panjang pendeknya pukulan tergantung dari jenis pukulan itu sendiri, tujuan yang ingin dicapai dan zone tepat kita bermain. Kekuatan lengan Fox (1984) mengemukakan bahwa: Strength as the force or tension a muscular. Artinya kekuatan adalah sebagai tegangan suatu otot, yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Berdasarkan teori tersebut kekuatan otot adalah kemampuan untuk pengembangan tenaga maksimum dalam kontraksi yang maksimal untuk mengatasi tahanan atau beban. Ke- 72

kuatan sangat penting dalam menunjang aktivitas olahraga seperti permainan tenismeja. Kebutuhan kekuatan yang diperlukan dalam setiap aktivitas olahraga misalnya kebutuhan kekuatan pada olahraga tenis meja tidaklah sama dengan cabang olah raga lain. Untuk pengembangan unsur kekuatan perlu adanya metode latihan secara spesifik dan teratur, terarah sesuai dengan tuntutan sesuai dengan tuntunan pola gerak cabang olahraga itu. Kekuatan otot ditentukan oleh strukturil otot, khususnya volume otot, dimana kekuatan meningkat sesuai dengan meningkatnya volume otot. Harsono (1988) bahwa: Kekuatan tetap merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik. Jadi dengan memiliki kekuatan, maka komponen kondisi fisik lainnya dapat dikembang kan sesuai kebutuhan. Kekuatan yang digunakan dalam permainan tenis meja adalah kekuatan dinamis. Karena dalam bermain tenis meja, pemain berusaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk dari suatu benda. Gerakan mendorong atau menarik dapat mengakibatkan suatu benda bergerak atau berubah arah, tergantung besarnya kekuatan dan sifat fisik dari benda yang digerakkan. Kelincahan Kelincahan asal kata dari lincah berarti cekatan, tangkas dan giat. Soekarman (1987) mendefenisikan kelincahan yaitu : Kemampuan untuk mengubah arah yang sekonyongkonyongnya dalam kecepatan tinggi. Harsono (1988) mengemukakan bahwa: Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Sedangkan menurut Nurhasan (1986) mengemukakan bahwa: Kelincahan adalah kemampuan bergerak kesegala arah dengan mudah dan cepat, orang yang mempunyai kelincahan yang tingi memungkinkan orang itu bergerak kesebelah arah dengan cepat dan mudah. Berdasarkan pandangan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, disimpulkan bahwa kelincahan mengandung arti kemampuan dan kesiapan tubuh seseorang untuk merubah arah dengan cepat, dalam waktu yang sesingkat mungkin tanpa penggunaan tenaga yang banyak dengan menjaga keseimbangan. Dalam permainan tenis meja, kelincahan merupakan hal yang sangat penting, sebab pemain tersebut akan dapat dengan seseorang yang memiliki tingkat kelincahan yang tinggi akan dengan mudah merubah arah pada posisi yang berbeda dalam kecepatan yang tinggi. Kemampuan mengubah arah dengan baik yang dimiliki oleh seorang pemain merupakan kebanggaan tersendiri baginya, karena tidak semua pemain tenis meja dapat mencapai prestasi atau kemampuan fisik tersebut dengan optimal. Untuk mencapai kemampuan bermain tenis meja yang baik, maka perlu meningkatkan kelincahan, agar pemain dapat bergerak dengan lincah, sehingga dapat optimal melakukan teknik tersebut. Kecepatan reaksi tangan Kecepatan reaksi dalam istilah sebenarnya adalah waktu reaksi (reaction time) adalah gerak pertama yang dilakukan setelah menerima 73

rangsangan (stimulus). Waktu reaksi sangat dibutuhkan pada pemain tenis meja. Cabang olahraga ini memerlukan kecepatan gerak yakni kemampuan melakukan gerakan awal setelah stimulus diterima. Kemampuan bereaksi akan menentukan proses gerakan selanjutnya termasuk pukulanpukulan yang baik. Pemain tenis meja yang mempunyai kecepatan reaksi lebih baik akan mampu melakukan gerakan pukulan lebih efektif sehingga pukulan yang dilakukan lebih cepat dan terarah. Dalam permainan tenis meja, gerakan-gerakan yang dilakukan untuk memukul bola secara cepat dan tepat memerlukan kecepatan reaksi lengan untuk mengantisipasi bola. Bola yang dipukul oleh lawan merupakan stimulus yang datang dan memerlukan kemampuan untuk melakukan reaksi terhadap stimulus tersebut dengan cara memukul bola sehingga dapat dikembalikan ke lapangan lawan pada sasaran yang tepat. Keterlambatan melakukan reaksi terhadap bola yang datang dapat menyebabkan antisipasi kurang akurat sehingga pukulan yang dilakukan tidak sempurna atau tidak terarah, tersangkut di net, dan keluar lapangan permainan. Waktu reaksi seringkali dirancukan dengan istilah lain seperti refleks dan kecepatan gerak (movement speed). Harsono (1988) bahwa waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsangan (stimulus) dengan gerakan pertama. Sebagai contoh misalnya; bunyi bola yang dipukul oleh lawan dalam permainan tenis meja menyebabkan kita bergerak untuk mengantisipasi bola yang datang, atau antara bunyi pistol (stimulus) dengan gerakan pertama seorang sprinter sebagai respon terhadap stimulus tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Oxendine (1984) yang dikutip oleh Harsono (1988:217) bahwa the period from the stimulus to the beginning of the response. Yang diartikan secara bebas bahwa waktu reaksi adalah periode dari stimulus untuk memulai respon tertentu. Ketika seseorang bermain tenis meja, gerakan-gerakan yang dilakukan untuk memukul bola atau bergerak ke arah bola untuk mengantisipasi pukulan lawan merupakan respon terhadap stimulus yang datang. Respon tersebut berupa kecepatan reaksi lengan untuk memukul bola yang relatif cepat. Pemain tenis meja yang mempunyai reaksi lambat, tentu akan menemui kesulitan untuk mengembangkan permainannya, oleh karena bola yang dimainkan relatif kecil dan bergerak lebih cepat di atas meja sehingga menuntut ketelitian tentang arah reaksi yang dilakukan (daya antisipasi secara tepat). Untuk mencapai tingkat kecepatan maksimal, kecepatan reaksi sangat menunjang sebagai penentu gerakan selanjutnya. Menurut Wilmore (1977) yang dikutip oleh Harsono (1988) bahwa kecepatan tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu strength, waktu reaksi (reaction time), dan flexibility. Sehingga dianjurkan agar dalam berlatih untuk memperkembangkan kecepatan gerak dalambermain tenis meja, harus pula dilatih kekuatan, kecepatan reaksi, kelentukan, dan tidak hanya sematamata berlatih kecepatan saja. Kecepatan reaksi merupakan koordinasi kerja otot dan syaraf yang menentukan gerakan-gerakan secara terampil dalam bermain tenis meja. Dalam bermain tenis meja, gerakangerakan yang dilakukan untuk memukul bola atau untuk mengantisipasi pukulan lawan menuntut kecepatan reaksi tangan melalui pendengaran 74

dan penglihatan. Kecepatan reaksi motorik ditentukan oleh kemampuan bergerak ke arah bola sambil memukul bola setelah bola tersebut datang dari pihak lawan. Kecepatan reaksi untuk memukul bola setelah bola tersebut datang dari pihak lawan. Kecepatan reaksi untuk memukul bola pada permainan tenis meja memerlukan koordinasi dan ketepatan gerakan. Pendengaran dan penglihatan sangat menunjang kecepatan reaksi dalam bermain tenis meja. Kecepatan reaksi tergantung pada proses rangsangan syaraf pendengaran dan syaraf perintah atau penglihatan. Rangsangan pendengaran misalnya pada bunyi bola yang di pukul oleh lawan atau bola yang terpantul pada meja menyebabkan pemain melakukan reaksi dengan cepat untuk memukul bola, sekaligus merupakan usaha untuk mengembalikan bola ke lapangan lawan. Rangsangan syaraf perintah yaitu setelah bola yang dipukul oleh lawan ke lapangan kita, menyebabkan syaraf-syaraf spinal memberi perintah kepada lengan atau tangan untuk memukul bola yang datang sehingga bola dapat dikembalikan. Sedangkan rangsangan syaraf penglihatan yang menentukan kecepatan reaksi tangan, misalnya bola yang datang dari hasil pukulan lawan, melalui penglihatan kita sehingga menimbulkan rangsangan memukul bola yang datang ke lapangan permainan. Dengan demikian, untuk mempertahankan kecepatan reaksi tangan dalam bermain tenis meja, diperlukan kemampuan untuk berkonsentrasi sepanjang permainan. Konsentrasi untuk melakukan gerakan memukul bola pada permainan tenis meja, akan lebih baik daripada konsentrasi ditujukan pada bola yang datang, meskipun semuanya penting dan memerlukan konsentrasi. Meskipun tanpa konsentrasi terhadap bola, bola tersebut akan kelihatan juga. METODE PENELITIAN Metode merupakan cara atau teknik yang dipergunakan untuk mencari pembuktian secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mengungkapkan dan memberikan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam suatu penelitian. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun variabel penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini terdiri atas : a) Variabel bebas - Kekuatan lengan - Kelincahan - Kecepatan reaksi tangan b) Variabel terikat - Kemampuan bermain tenismeja Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 23 Makassar. Namun populasi tersebut dibatasi pada siswa laki-laki saja agar mempunyai kesamaan sifat dalam hal jenis kelamin. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dari siswa putra SMP Negeri 23 Makassar. Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara statistik deskriptif, maupun inferensial untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian dengan taraf signifikan 95% atau = 0,05. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Ada hubungan kekuatan lengan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. 75

Hasil pengujian : Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi data kekuatan lengan dengan kemampuan bermain tenis meja. Diperoleh nilai korelasi ( r 0 ) 0,898 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai koefesien determinasi 0,806. Hal ini berarti 80,6% kemampuan bermain tenis meja dijelaskan oleh kekuatan lengan pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Sedangkan sisanya (100% - 80,6% = 19,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain, maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan kekuatan lengan dengan kemampuan bermain tenis meja siswa SMP Negeri 23 Makassar. Ini membuktikan bahwa kemampuan otot lengan untuk berkontraksi dengan kuat dan cepat akan dapat membantu dalam melakukan servis, smash atau teknik lain dalam permainan tenis meja. Oleh karena itu, otot lengan perlu didukung dengan kondisi fisik kekuatan. Kekuatan adalah kemampuan untuk melakukan suatu kontraksi pada tahanan. Kekuatan yang dimaksudkan untuk mendukung dalam permainan tenis meja adalah kekuatan otot lengan. Dengan dukungan kekuatan otot lengan akan dapat membantu dalam permainan tenis meja, sehingga pukulan-pukulan yang dilakukan lebih akurat dan keras. 2. Ada hubungan kelincahan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Hasil pengujian : Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi data kelincahan dengan kemampuan bermain tenis meja. Diperoleh nilai korelasi ( r 0 ) -0,768 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai koefesien determinasi 0,590. Hal ini berarti 59,0% kemampuan bermain tenis meja dijelaskan oleh kelincahan pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Sedangkan sisanya (100% - 59,0% = 41,0%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain, maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan kelincahan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Ini membuktikan kelincahan merupakan hal yang sangat penting, sebab pemain yang memiliki tingkat kelincahan yang tinggi akan dengan mudah merubah arah pada posisi yang berbeda dalam kecepatan yang tinggi. Kemampuan mengubah arah dengan baik yang dimiliki oleh seorang pemain merupakan kebanggaan tersendiri baginya, karena tidak semua pemain tenis meja dapat mencapai prestasi atau kemampuan fisik tersebut dengan optimal. 3. Ada hubungan kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Hasil pengujian : Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi data kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja. Diperoleh nilai korelasi ( r 0 ) -0,786 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05, untuk nilai koefesien determinasi 0,618. Hal ini berarti 61,8% kemampuan bermain tenis meja dijelaskan oleh kekuatan perut pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Sedangkan sisanya (100% - 61,8% = 38,2%) 76

dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Ini membuktikan bahwa seorang pemain tenis meja dalam melakukan servis dan berbagai jenis pukulan beserta variasinya, harus mengkoordinasikan seluruh bagian tubuh, baik bahu, siku maupun pergelangan tangan harus ikut bekerja sama dengan reaksi-reaksi gerakan yang cepat. Bola yang dimainkan dalam permainan tenis meja bergerak relatif sangat cepat sehingga pemain harus berupaya mengantisipasi bola dengan cepat pula. Pukulan-pukulan lawan yang cepat, keras dan tajam, menurut seorang pemain tenis meja harus mengembangkan kecepatan reaksi nya untuk mengembalikan bolabola dari lawan. Untuk memukul bola yang datangnya cepat dengan spin yang bervariasi tergantung dari kemampuan tangan untuk bergerak lebih cepat untuk mengantisipasi bola. Kecepatan reaksi tangan diperlukan pula untuk mengantisipasi putaran bola atau lentingan bola yang kadangkadang tidak terduga akibat spin bola dari lawan yang bervariasi. 4. Ada hubungan antara kekuatan lengan, kelincahan,dan kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Hasil pengujian : Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data kekuatan lengan, kelincahan, dan kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Diperoleh nilai regresi (R 0 ) 0,899 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Untuk nilai R Square (koefesien determinasi) 0,808. Hal membuktikan bahwa 80,8% kemampuan bermain tenis meja dijelaskan kekuatan lengan, kelincahan, dan kecepatan reaksi tangan pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Sedangkan sisanya (100% - 80,8% = 19,2%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung adalah 78,651 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan bermain tenis meja (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Sedangkan untuk uji t menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kemampuan bermain tenis meja). Nilai t hitung diperoleh 12,061 terlihat pada lampiran kolom Sig/significance adalah 0,000, atau probabilitas lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau kekuatan lengan, kelincahan, dan kecepatan reaksi tangan benarbenar berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan bermain tenis meja. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara kekuatan lengan, kelincahan, dan kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. Seorang pemain tenis meja dalam melakukan berbagai jenis pukulan beserta variasinya, dengan dukungan kekuatan otot lengan akan dapat membantu dalam permainan tenis meja, se- 77

hingga pukulan-pukulan yang dilakukan lebih akurat dan keras. Pemain yang memiliki tingkat kelincahan yang tinggi akan dengan mudah merubah arah pada posisi yang berbeda dalam kecepatan yang tinggi dan dengan kemampuan tangan untuk bergerak lebih cepat untuk mengantisipasi bola. Kecepatan reaksi tangan diperlukan pula untuk mengantisipasi putaran bola atau lentingan bola yang kadang-kadang tidak terduga akibat spin bola dari lawan yang bervariasi akan mendapatkan atlet yang berpotensi. PENUTUP Sesuai dari hasil analisis pengujian hipotesis dengan berdasar pada masalah yang diajukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan kekuatan lengan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. 2. Ada hubungan yang signifikan kelincahan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. 3. Ada hubungan yang signifikan kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. 4. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan lengan, kelincahan, dan kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan bermain tenis meja pada siswa SMP Negeri 23 Makassar. DAFTAR PUSTAKA Baley, James A., 1982, The Athelete s Guide; Increasing Strength Power and Agality, Parker Publishing Company, Inc., West Nyak, New York. Damari, Ahmad & Kusnadi, Nurlan, 1992, Olahraga Pilihan Tennis Meja, Dirjen Dikti, Depdikbud, P2TK, Jakarta. Harsono, 1988, Coaching dan Aspekaspek Psikologis dalam Coaching, CV. Tambak Kusuma, Jakarta. Intan Rusli, 1988, Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Metode, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan jakarta. Johnson, Barry L., & Nelson Jack K., 1982, Practical Measurement for Evaluation in Physical Education, Kolhapur Road, Kamla Nagar, Delhi India. Larry, Hodges, 1996. Teble Tenis, terjemahan Eni E. Nasution. Penerbit Raja Grafindo Persada Jakarta. Sajoto, Moch. 1988, Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga, FPOK IKIP Semarang. Sanusi, Arsyad, 1960, Komponen Kondisi Fisik dan Cara Penanganannya, Penerbit Tarsito Bandung. Simpson, Peter, 1986, Tehnik Bermain Pingpong, Pionir Jaya Bandung. Soetomo, 1985, Tenis Meja, Penerbit: PT. Surya Budaya, Jakarta. Sumosardjono, Sadoso, 1986, pengetahuan Praktik Kesehatan dalam Olahraga, FPOK IKIP Jakarta. Sukardjo, S., Nurhasan, 1992, Evaluasi Pengajaran dan Kesehatan, Dirjen Dikti, P2TK, Jakarta. 78