PEMETAAN LOKASI POTENSI DESA WISATA DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri terbesar yang menghasilkan devisa

Mandiri.PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka. kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program

BAB I PENDAHULUAN. sebagian orang, kegiatan ini menjadi suatu kebutuhan pribadi yang harus

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGEMBANGAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

SINERGI KEMITRAAN ANTARA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA PEDESAAN TANJUNG DI KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI SELULER

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

BAB II PROFIL OBJEK PENELITIAN. Yogyakarta. Secara geografis Kabupaten Sleman. Progo, Daerah DIY dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah dan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

Bab 3 Skenario Pembangunan Sanitasi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

NASKAH PUBLIKASI APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENYUSUNAN ARAHAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DI KABUPATEN SLEMAN

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Desa ini terletak 17 km di sebelah. yang lain yang dapat dikembangkan, yaitu potensi ekowisata.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual, desa wisata diartikan sebagai. suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

BAB I PENDAHULUAN. buatan dan peninggalan sejarah. Wilayah Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju smart. regency (kabupaten cerdas) pada tahun 2021.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KAWASAN

DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia,

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

DAFTAR DPL DAN LOKASI KKN-PPM 2009 UNTUK KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di dunia. Kemiskinan pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

I. PENDAHULUAN. pangan. Beraneka bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

Bab 2 Profil Sanitasi Saat Ini

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat

BAB III PUSAT SENI KERJANINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN Kondisi Administratif Kabupaten Sleman

BAB 13 PROYEKSI POPULASI DAN KEBUTUHAN AIR DI MASA MENDATANG

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN TENTANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DAN KAWASAN CA/TWA GUNUNG GAMPING

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI SLEMAN. TENTANG : TAKSIRAN PANJAR (VOORSCHOT) BIAYA PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI SLEMAN

Kata Kunci : Guru Bidang Studi, Kebutuhan, Ketercukupan, Distribusi

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

KELAYAKAN SISTEM EVAKUASI KAWASAN RAWAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN

*terdiri dari kolam/empang/tebat, tanah kuburan, jalan, dan lapangan.

I. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan

BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Sleman. Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no.

DAFTAR PESERTA BIMTEK PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TANGGAL 26,27,28 APRIL 2016

PELAKSANAAN KEGIATAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI UNTUK MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2015

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI PARIWISATA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN BERBASIS WEB

Bab II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Direktorat Jenderal Pajak DIY

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SLEMAN dan BUPATI SLEMAN MEMUTUSKAN:

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12/PJ/2010 TENTANG : NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP

Lampiran I.34 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia bisnis kini berkembang sangat pesat di jaman yang maju dan

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BAB V KESIMPULAN. 1. Cekungan Aitanah Yogyakarta Sleman memiliki kondisi hidrogeologi seperti

LANSKAP EKOLOGI KESERASIAN DAN KEMENARIKAN KEPARIWISATAAN ALAM DI WILAYAH YOGYAKARA UTARA

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Peringkat Pariwisata Dunia

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagai tersebut diatas selanjutnya misi Polres Sleman adalah sebagai berikut:

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER- 12 /PJ/2010 TENTANG NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya tarik wisatanya. Hal tersebut menjadi alternatif baru

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian yang

BAB IV. A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

h. Kecamatan Prambanan

BAB 6 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sleman tahun membagi sumber daya pariwisata menjadi empat

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB IV TINJAUAN UMUM KOTA YOGYAKARTA DAN PANTI REHABILITASI NARKOBA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Adanya perubahan Undang-Undang Otonomi daerah dari UU

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Tinjauan pencapaian MDG s Di Indonesia

Transkripsi:

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 4 No. 2, Mei 2015 Halaman 124-129 PEMETAAN LOKASI POTENSI DESA WISATA DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2015 Akhmad Fauzy 1 dan Anggara Setyabawana Putra 2 1,2Prodi Statistika, FMIPA UII Yogyakarta Email: akhmad.fauzy@uii.ac.id ABSTRACT These last few years, a lot of tourism village appeared in various regions, as well as in Sleman, Yogyakarta. Department of Tourism and Culture Sleman, noted, until 2015 there were a total of 35 tourism village with a variety of categories. With many of the tourism village, is necessary to manage the tourism village well. Mapping the location of the tourism village in Sleman district, conducted to provide ease of access roads to tourist sites for tourists domestic and foreign tourists. Software used is ArcGIS 10.1. with ArcGIS can make a map of Tourism Village Location Sleman 2015. Keywords: Tourism Village, Maps, ArcGIS PENDAHULUAN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyimpan beragam potensi wisata yang menarik. Salah satu daerah yang memiliki potensi wisata adalah di Kabupaten Sleman. Secara geografis Sleman terletak di dan bujur timur, dan lintang selatan, sebelah utara berbatasan langsung dengan kabupaten Boyolali, sebelah barat dengan kabupaten Magelang dan Kulonprogo, selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten. Kabupaten Sleman Memiliki Luas wilayah 574,82 (Sleman, 2009). Salah satu potensi wisata yang ada di Kabupaten Sleman adalah potensi desa wisata. Desa wisata adalah bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti,1993). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman hingga tanggal 17 Maret 2015 mencatat sebanyak 38 desa wisata, dengan kemungkinan ke depan akan 124 bertambah lagi dari jumlah sekarang. Dengan jumlah yang demikian banyak dan tersebar di berbagai daerah, diperlukan suatu menejemen yang tepat dalam tata kelolanya. Pemetaan lokasi potensi desa wisata di kabupaten Sleman tahun 2015 bertujuan untuk memetakan daerah-daerah wisata dalam hal ini adalah desa wisata yang terletak di kabupaten Sleman, sehingga akan mempermudah dalam pengaksesan lokasi bagi para wisatawan ataupun instansi lain yang membutuhkan. A. Kepariwisataan Dalam UU No. 10 Tentang Kepariwisataan tahun 2009, istilah Kepariwisataan didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah, serta pengusaha. Upaya penyelenggaraan pariwisata, selain pemenuhan aspek ekonomi, harus didukung juga dengan aspek intelektual

Fauzy dan Putra dan rohani. Tujuan kepariwisataan menurut UU Kepariwisataan tahun 2009 adalah: 1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 2. meningkatkan kesejahteraan rakyat, 3. menghapus kemiskinan, 4. mengatasi pengangguran, 5. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, 6. memajukan kebudayaan, 7. mengangkat citra bangsa, 8. memupuk rasa cinta tanah air, 9. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, 10. mempererat persahabatan antarbangsa. B. Desa Wisata Desa wisata menurut Nuryanti (1993) merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penetapan suatu desa wisata (Soemarno, 2010): 1. Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah untuk dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi. 2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan local, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata. 3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya. 4. Keamanan di desa tersebut terjamin. 5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai. 6. Beriklim sejuk atau dingin. 7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. C. Peta Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan (Bakosurtanal, 2005). Peta adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu (Brinker, 1984). Peta dibagi menjadi 2 jenis, yaitu (Abidin, 2007): 1. Peta Topografi Berisi kenampakan alam baik asli maupun buatan manusia, berfungsi sebagai peta dasar dalam pembuatan peta tematik (contoh: Peta Rupa Bumi). 2. Peta Tematik Isi sesuai dengan tema, biasanya dignakan untuk analisis dalam bidang penelitian tertentu (contoh: peta jenis tanah). Fungsi peta menurut Basofi (2013): 1. menunjukkan posisi/lokasi relatif (letak suatu tempat dengan tempat lain) di permukaan bumi, 2. memperlihatkan ukuran di atas permukaan bumi, 3. menggambarkan bentuk 2 permukaan bumi seperti benua, gunung, dan lainnya, 4. menyajikan data tentang potensi suatu daerah. METODE Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa: 1. Data lokasi Desa Wisata di Kabupaten Sleman 125

Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 4, No. 2, Mei 2015 Tabel 1. Lokasi Desa Wisata No Nama Desa Wisata Lokasi 1 Desa Wisata Brayut Brayut, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sleman 2 Desa Wisata Tanjung Tanjung, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik 3 Desa Wisata Sambi Sambi, Desa Pekmbinangun, Kecamatan Pakem 4 Desa Wisata Grogol Grogol, Desa Margodadi, Kecamatan Mlati 5 Desa Wisata Mlangi Mlangi, Desa Nogotirto, Kecamatan Mlati 6 Desa Wisata Plempuh Plempuh, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan 7 Desa Wisata Sorowulan Sorowulan, Desa Puwobinangun, Kecamatan Pakem 8 Desa Wisata Pajangan Pajangan, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sleman 9 Desa Wisata Pentingsari Pentingsari, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan 10 Desa Wisata Gondang Gondang, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan 11 Desa Wisata Sengir Sengir, Desa Wukirharjo, Kecamatan Prambanan 12 Desa Wisata Nawung Nawung, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan 13 Desa Wisata Garongan Garongan, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi 14 Desa Wisata Bokesan Bokesan, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak 15 Desa Wisata Gabungan Gabungan, Desa Donokerto, Kecamatan Turi 16 Desa Wisata Trumpon Trumpon, Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel 17 Desa Wisata Kelor Kelor, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi 18 Desa Wisata Ledoknongko Ledoknongko, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi 19 Desa Wisata Kembangarum Kembangarum, Desa Donokerto, Kecamatan Turi 20 Desa Wisata Temon Temon, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sleman 21 Desa Wisata Ketingan Ketingan, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati 22 Desa Wisata Sendari Sendari, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati 23 Desa Wisata Brajan Brajan, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir 24 Desa Wisata Gamplong Gampong, Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan 25 Desa Wisata Sangubanyu Sangubanyu, Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan 26 Desa wisata Malangan Malangan, Desa sumberagung, Kecamatan Moyudan 27 Desa Wisata Sukunan Sukunan, Desa banyuraden, Kecamatan, Gamping 28 Desa Wisata Jethak II Jethak II, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean 29 Desa Wisata Kaliurang Timur Kaliurang Timur, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem 30 Desa Wisata Turgo Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem 31 Desa Wisata Tunggularum Tunggularum, Desa Wonoerto, Kecamatan Turi 32 Desa Wisata Nganggring Nganggring, Desa Girikerto, Kecamatan Turi 33 Desa wisata Kadisobo II Kadisobo II, Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman 34 Desa Wisata Polesari Polesari, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi 35 Desa Wisata Pancoh Pancoh, Desa Girikerto, Kecamatan Turi 36 Desa Wisata Kinahrejo Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman 2015 2. Peta RBI DIY skala 1:25.000 3. Peta Administrasi DIY 2008 4. Software Pemetaan Arcgis 10.1 126 Kemudian dilakukan pemetaan menggunakan teknik pemetaan digitasi. Digitasi adalah proses pengubahan data analog (Peta RBI) menjadi digital yang

Fauzy dan Putra berstruktur vektor. Data vektor dapat disimpan dalam bentuk titik (point), garis (line) dan bidang (Poligon). Setelah dilakukan digitasi, kemudian memasukkan data seperti di bawah ini. Tabel 2. Data Atribut FID Shape* Id Desa_Wsta_ 0 Point 0 Desa Wisata Brayut 1 Point 0 Desa Wisata Pajangan 2 Point 0 Desa Wisata Temon 3 Point 0 Desa Wisata Tanjung 4 Point 0 Desa Wisata Sambi 5 Point 0 Desa Wisata Turgo 6 Point 0 Desa Wisata Pancoh 7 Point 0 Desa Wisata Kaliurang Timur 8 Point 0 Desa Wisata Tunggularum 9 Point 0 Desa Wisata Pulesari 10 Point 0 Desa Wisata Garongan 11 Point 0 Desa Wisata Kembangarum 12 Point 0 Desa Wisata Gabungan 13 Point 0 Desa Wisata Ledoknongko 14 Point 0 Desa Wisata Kelor 15 Point 0 Desa Wisata Trumpon 16 Point 0 Desa Wisata Gongdang 17 Point 0 Desa Wisata Kinahrejo 18 Point 0 Desa Wisata Bokesan 19 Point 0 Desa Wisata Plempuh 20 Point 0 Desa Wisata Mlangi 21 Point 0 Desa Wisata Ketingan 22 Point 0 Desa Wisata Sendari 23 Point 0 Desa Wisata Sangubanyu 24 Point 0 Desa Wisata Gamplong 25 Point 0 Desa Wisata Malangan 26 Point 0 Desa Wisata Grogol 27 Point 0 Desa Wisata Jethak II 28 Point 0 Desa Wisata Banyuraden 29 Point 0 Desa Wisata Kadisobo II 30 Point 0 Desa Wisata Brajan 31 Point 0 Desa Wisata Ngangring 32 Point 0 Desa Wisata Sorowulan 33 Point 0 Desa Wisata Sengir (Rumah Dome) 34 Point 0 Desa Wisata Nawung 35 Point 0 Desa Wisata Pentingsari 127

Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 4, No. 2, Mei 2015 Setelah memasukkan data atribut, maka dilakukan proses layout dengan menambahkan unsur-unsur peta lainya. Data atribut yang telah dimasukkan dapat ditampilkan seperti di bawah ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari proses pemetaan yang telah dilakukan, berupa digitasi, didapatkan titik-titik lokasi seperti di bawah ini. Gambar 2. Label Features Gambar 1. Hasil digitasi Kemudian dilakukan layout peta, yaitu penambahan keterangan dan unsur peta lainya. Hasil layoutnya seperti di bawah ini. Gambar 3. Peta Potensi Desa Wisata Kabupaten Sleman 2015 128

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemetaan lokasi desa wisata dapat memberikan kemudahan bagi para wisatawan untuk pengaksesan lokasi dan pemilihan desa wisata yang akan dituju. Pembuatan database desa wisata, dapat digunakan untuk memperbaharui data secara realtime untuk kepentingan pemetaan. B. Saran 1. Dengan semakin banyaknya jumlah desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman, perlu kiranya dibuat peraturan yang mengatur akan desa wisata, yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah ataupun instansi terkait, sehingga segala hal yang berkaitan dengan desa wisata dapat tertata dan diatur dengan baik. 2. Penelitian yang dilakukan, dapat dikembangkan dengan menambahkan data andministrasi dan utility di daerah setempat. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih disampaikan yang sebesar-besarnya kepada DPPM UII dan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Dirlitabmas). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas dibiayainya penelitian ini melalui skema Hibah Bersaing tahun 2015 dengan nomor kontrak 028/Rek/70/DPPM/Hibah Bersaing Lanjutan- DIKTI/III/2015. Fauzy dan Putra Bakosurtanal. 2005. Pengertian Peta (Online).http://geografi.com/2009/09/ pengertian-peta.htm diakses: 18 Maret 2015. Basofi. 2013. Jenis-Jenis dan Fungsi Peta. Surabaya: Pens http://ariv.lecturer.pens.ac.id/g.i.s/01- Teori/M04.%20Jenis%20&%20Fungsi%20 Peta.pdf diakses: 18 Maret 2015. Brinker, R. C. 1984. Dasar-Dasar Pengukuran Tanah (Surveying). Jakarta: Erlangga Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sleman. 2009. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2009. http://www.slemankab.go.id/wpcontent/uploads/05.-bab-1-09.pdf diakses: 20 Maret 2015. Soemarno. 2010. Desa Wisata. Marno.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/ Desawisata.doc diakses: 19 Maret 2015. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10. Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan DAFTAR PUSTAKA Abidin, H. Z. 2007. Konsep Dasar Pemetaan. Bandung: ITB. Kelompok Keilmuan Geodesi. http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin/wpcontent/uploads/2007/05/konsep-dasarpemetaan.pdf diakses: 17 Maret 2015. 129