BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang. 20 tahun 2003 terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk

2015 UPAYA MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR MELALUI PENGEMBANGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang A Wahid Hasyim, 2014 Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Motivasi Siswa Dalam Aktivitas Pembelajaran Renang

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari. Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wajib dilaksanakan di lingkungan persekolahan formal seperti di SD, SMP, dan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu solusi strategis yang dapat ditawarkan dalam memecahkan persoalan bangsa, baik langsung maupun secara tidak langsung, termasuk pendidikan dasar. Solusi strategis tersebut terwujud apabila didukung oleh pelaksanaan manajemen profesional yang diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan perubahan pada kenyataan masa kini dan masa depan, baik perubahan dari dalam maupun perubahan dari luar. Sekolah harus dibangun sedemikian rupa, sehingga sekolah tidak hanya berfungsi mentransfer isi kurikulum, tetapi juga bagaimana proses pembelajaran dapat memberikan segala sesuatu yang peserta didik butuhkan, sehingga kelak dapat digunakan untuk menopang kehidupan mereka di tengah tengah masyarakat dan dunia kerja. Pendidikan Jasmani (Penjas) sebagai salah satu mata pelajaran yang terkandung dalam pola pendidikan di Indonesia telah dirumuskan oleh pemerintah dalam Undang undang No. 20 tahun 2003. Pendidikan adalah salah satu prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia, karena hanya dengan pendidikan negara Indonesia mampu menyelaraskan diri dengan negara-negara lain di dunia. Pemerintah dan DPR menuangkannya dalam suatu Undang-Undang No.2 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( UUSPN) tahun 1989. Dalam pasal 4 UUSPN dijelaskan mengenai Tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut. Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Yogha Zulvian Iskandar, 2014 Pengaruh modifikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran permainan menyerupai sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

2 Tujuan Pendidikan Nasional dapat dicapai melalui jalur pendidikan formal dan nonformal. SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi merupakan jalur pendidikan formal yang dapat ditempuh oleh masyarakat di Indonesia. TujuanPendidikan (Kemdiknas): "Undang-UndangNomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan dengan itu, pada periode 2010-2014, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan visi Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif. Insan Indonesia cerdas komprehensif adalah insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual dan cerdas kinestetis. Untuk mewujudkan visi tersebut, BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan lima misi yang biasa disebut lima (5) K, yaitu; ketersediaan layanan pendidikan; keterjangkauan layanan pendidikan; kualitas atau mutu dan relevansi layanan pendidikan; kesetaraan memperoleh layanan pendidikan; kepastian atau keterjaminan memperoleh layanan pendidikan. Sejalan dengan uraian diatas pendidikan jasmai pada dasarnya merupakan bagian yang penting dari sistem pendidikan secara keseluruhan, mempunyai tujuan mengembangkan kesehatan, kebugaran jasmani dan stabilitas emosional melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Penjas merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang termuat dalam isi kurikulum setiap jenjang pendidikan, karena pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia.

3 Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: 1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness). 2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skillfull). 3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa. 4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat. Merujuk dari tujuan pendidikan jasmani. (Depdiknas: 2003) Jadi Penjas merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, dan penghayatan nilai-nilai serta pembiasaan pola hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Yang membedakan antara Penjas dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan yaitu gerak insani atau manusia yang bergerak secara sadar. Menurut (Lutan; 2001) Tujuan ideal program Penjas bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial dan moral dengan maksud kelak anak muda itu menjadi seseorang yang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar dan hidup bahagia. Menurut Hidayatullah (2008: 13) Pembelajaran yang berkualitas, setidak-tidaknya memiliki beberapa indikator, yaitu: Menantang b. Menyenangkan c. Mendorong eksplorasi d. Memberi pengalaman sukses e. Mengembangkan kecakapan berfikir.lutan (2001) menyatakan bahwa Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran,

4 meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan dapat melakukanmotivasi belajar gerak secara benar. Pendekatan ini dimaksudkan agar materi dapat disajikan sesuai dengan tahapan perkembangan siswa, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Modifikasi digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Seperti yang dikemukakan oleh Ngasmain (1997) Bahwa alasan utama perlunya modifikasi adalah : 1). Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan mental anak belum selengkap orang dewasa, 2). Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang efektif, hanya bersifat lateral dan monoton, 3). Modifikasi pembelajaran penulis anggap penting karena diharapkan dapat membantu proses pembelajaran yang asalnya bersifat monoton menjadi lebih bervariasi sehingga peserta didik yang mengikuti pembelajaran lebih berminat terhadap bahan ajar yang diberikan oleh pendidik, selain itu dengan adanya modifikasi pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dan berjalan dengan baik, beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan dan pemahaman guru tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan salah satu media pembelajaran yang penting dalam pembelajaran jasmani. Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan modifikasi dalam pengejaran. Keterampilan mengajar meerupakan kompetisi profesional yang sangat penting, sebagai interaksi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh, yang akan menunjang mutu proses pembelajaran.sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah salah satu jalur pendidikan formal yang termasuk pada tingkat pendidikan dasar setelah siswa lulus dari Sekolah

5 Dasar (SD). Salah satu materi yang termasuk pada ruang lingkup materi Penjas di SMP adalah aktivitas permainan sepakbola. Aktivitas permainan sepakbola merupakan salah satu materi pelajaran Penjas yang dapat dijadikan sarana belajar sosial siswa untuk lebih baik, namun kenyataan dilapangan aktivitas permainan sepakbola masih terkendala dengan sarana dan perasarana meliputi alat separti lapangan, bola serta peraturan yamg sering kali menggunakan peraturan yang sesungguhnya ini menyebabkan tidak semua siswa antusias untuk mengikuti aktivitas permainan sepakbola, oleh karna itu sarana dan perasarana yang kurang memadai ini, menyebabkan kurangnya aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat pembelajaran hal ini menyebabkan perlu adanya modifikasi alat serta peraturan yang dapat membuat siswa antusias dan berharap tujuan Penjas tercapai dan dapat meningkatkan motivas belajar gerak siswa. Salah satu materi pengajaran Penjas disekolah adalah sepakbola, dimana permainan ini dimainkan sebelas pemain yang bertujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan dengan cara memasukkan bola ke gawang lawan. Dalam permainan ini, teknik atau kemampuan gerak dasar bermain sepakbola sangat berpengaruh terhadap kualitas permainan seseorang, dikarenakan hal tersebut merupakan salah satu modal utama dalam bermain sepakbola. Kemampuan gerak dasar adalah kecakapan yang dimiliki seseorang sejak lahir yang dapat diasah dan dikembangkan sejalan dengan pertumbuhannya. Kemampuan dasar bermain sepakbola terdiri atas passing, dribbling, shooting,dan heading. Pengetahuan tentang teknik dasar sepakbola tersebut penting diberikan kepada siswa agar siswa mempunyai pengetahuan yang mendasar tentang sepakbola, mampu mengembangkan bakat dan bisa bergerak bakat dalam bermain sepakbola, mengerti arti pentingnya belajar kemampuan gerak dasar bermain sepakbola, memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta membentuk watak dan sifat seseorang saat permainan yang menyerupai sepakbola. Berdasarkan pengamatan, pembelajaran sepakbola di SMP Negeri 1 Pangkalan masih sangat terbatas. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya pengetahuan dan motivasi siswa tentang gerak dasar, Gerak dasar sepakbola. Pada saat pembelajaran

6 berlangsung guru menekankan pada pembelajaran teknik dasar sepakbola, akan tetapi karakteristik siswa yang masih dalam usia SMP lebih cenderung menginginkan bermain sepakbola. Jadi hal yang dikemukakan di atas merupakan alasan yang membuat pembelajaran menjadi kurang efektif dan materi tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga guru pun menjadi sulit untuk dapat memahami dan mengetahui bagaimana sebenarnya penguasaan kemampuan gerak siswa dalam bermain sepakbola. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan modifikasi permainan yang menyerupai permainan sepakbola untuk meningkatkan motivas gerak dasar siswa SMPN 1 Pangkalan. Beberapa masalah pengejaran Penjas disekolah disebabkan lemahnya motivasi gerak siswa terdiri dari beberapa indikator diantaranya : 1. Siswa malas bergerak atau berolahraga, misalnya siswa mempunyai banyak alasan ketika akan mengikuti pembelajaran Penjas khusunya permainan menyerupai sepakbola biasanya ini di dominasi oleh siswi wanita, hal ini disebabakan kurangnya keinginan siswa dalam pembelajaran Penjas yang cendrung membuat bosan, dan lelah serta. 2. Siswa takut dalam bergerak, misalnya dalam beberapa pembelajaran Penjas seperti senam, yang membutuhkan kelentukan dalam setiap keterampilan geraknya. sepakbola yang cendrung membuat siswa takut melakukan gerakan yang baru seperti menendang, mengoper, dan melakukan passing ke kawan keterampilanketrampiak gerak tersebut hampir tidak dikuasi dengan baik oleh siswa yang membuat mereka malas bergerak ini dikarenakan pembelajaran yang monoton, sihingga tidak membuat siswa merasa nyaman dan senang. 3. Siswa sering berdiam diri, ini dapat dilihat ketika siswa sering diam ketika pembelajaran berlangsung, ini dikarenakan gaya mengajar yang otodidak seperti melakukan passing dengan satu bola yang melibatkan beberapa siswa saling bergantian. 4. Siswa memilih-milih mata pelajaran. Misalnya, siswa biasanya memilih pembelajaran yang menyenangkan seperti bermain bola yang langsung kelapangan

7 tanpa diawasi oleh guru dan biasanya hanya siswa yang memiliki keterampilan lebih di bidang olahraga tersebut. Dan biasnya siswa yang tidak memiliki motivasi akan berdiam diri karena merasa pembelajaran Penjas membosankan. 5. Ada indikasi rendahnya beberapa gerak siswa. Misalnya, siswa merasa pembelajaran yang tidak menarik serta mebosankan sehingga siswa malas untuk bergerak. 6. Guru mengajar monoton. Misalnya dalam hal ini guru mengajar tidak mempunyai kreativitas dengan gaya atau metodemengajar yang itu-itu saja sehingga membuat siswa tidak merasa pembelajaran Penjas menarik dan cendrung membosankan. Ini yang menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk bergerak. 7. Penerapan belajar tidak menarik, misalnya pembelajaran tidak di kemas semenarik mungkin sehingga siswa cepat meras bosan dan leleh ketika pembelajaran sedang berlangsung. 8. Sarana olahraga dan lapang tidak menarik. Misalnya dalam hal ini lapangan yang kecil dan terkesan sempit membuat guru cendrung bingung untuk memberikan pembelajaran yang baru dengan gaya yang baru. Dengan lapangan yang kurang menarik bahkan cendrung sempit ini membuat siswa malas bergerak ini menyebabkan siswa terabatasi ruang geraknya dan akan menghambat kegiatan belajar mengajar serta tujuan pembelajaran dengan maksimal. Dari beberapa masalah pengejran Penjas diatas yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa. Siswa tidak merasa nyaman dengan pembelajaran pendidikan jasmani yang cendrung keprestasi sedangkan dalam hal ini siswa masihi nginbermain, dalam hal ini keinginan siswa bermain tanpa menghilangkan tujuan pembelajaran Penjas.Lemahnya motivasi gerak siswa akan membuat siswa sering berdiam diri dan siswa akan senang memilih-milih mata pelajaran, ini disebabkan karena guru mengajar monoton yang tak mampu membuat siswa merasa senang pada saat pembelajaran Penjas dalam hal ini sepakbola, berdasarkan uraian diatas ada indikasi rendahnya beberapa gerak siswa, peralatan pembelajaran dalam hal ini berperan penting untuk meningkatkan motivasi gerak siswa, biasanya di sekolah peralatan

8 belajar tidak menarik,ini salah satu alasan siswa malas bergerak. Sarana olahraga yang terbatas dan lapangan tidak menarik juga menjadi alas an mendasar siswa malas untuk bergerak dalam setiap pembelajaran yang dianggap tidak menarik. Dari latar belakang serta kutipan diatas dapat diketahui bahwa lemahnya motivasi gerak siswa terkait beberapa indicator yang telah di uraikan. Berdasrkan hal tersebut peneliti tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul Pengaruh Modifikasi Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Gerak Siswa dalam Pengajaran Permainan Menyerupai Sepakbola. B. IdentifikasidanPerumusanMasalah Dalam bagian ini akan dijelaskan masalah pokok penelitian yang meliputi (1) identifikasi masalah, dan (2) rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut. 1. IdentifikasiMasalah Pengajaran pendidikan jasmani disekolah mengalami berbagai masalah diantarnya adalah : a. Sarana dan prasarana yang minim dan tidak memadai mengharuskan untuk memodifikasi pembelajran. b. Lemahnya motivasi siswa merupakan kendala terhadap motivasi belajar gerak siswa dalam pengajaran menyerupai sepakbola. c. GuruPenjas cenderung mengajar dengan gaya monoton sehingga siswa masih mengalami kejenuhan dalam setiap pembelajaran Penjas. d. Kurangnya motivasi guru (pengajar) untuk meningkatkan motivasi gerak siswa dalam pembelajaran permainan menyerupai sepakbola. Dalam kaitan tersebut pengaruh modifikasi pembelajaran yang dimakasud adalah upaya guru mengubah materi,alat, peraturan, jumlah pemain, ukuran lapang,dengan cara bermain sedangkan motivasi belajar gerak yang dimaksud adalah keikutsertaan, kemauan atau partisipasi siswa dalam belajar gerak terutama dalam permainan menyerupai sepakbola.

9 2. RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut a. Apakah modifikasi pembelajaran ada pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen? b. Apakah modifikasi pembelajaran ada pengaruh signifikan motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudah pada kelas kontrol? c. Apakah modifikasi pembelajaran ada pengeruh signifikan gain motivasi belajar gerak siswa kelompok eksperimen dansiswa kelompok kontrol? C. Tujuan Berdasarkan rumusan yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut a. Untuk mengetahui apakah modifikasi pembelajaran ada pengaruh signifikan motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen b. Untuk mengetahui apakah modifikasi pembelajaran ada pengaruh signifikan motivasi belajar gerak siswa sebelum dan sesudah pada kelas kontrol c. Untuk mengetahui apakah modifikasi pembelajaran ada pengaruh signifikan gain motivasi belajar gerak siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol D. ManfaatPenelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap berbagai pihak. Ada punmanfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan mengenai modifikasi pembelajaran menyerupai permainan sepakbola.

10 bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi masyarakat untuk meningkatkan motivasi belajar gerak siswa. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis yang diharapkan adalah sebagai berikut: a. Bagi peneliti, mengharapkan dengan adanya penelitian ini, maka peneliti akan memahami masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi b. bagi guru, penelitian ini dapat memberikan wawasan baru dalam melakukan perbaikan pembelajaran yakni tentang pengaruh modifikasi pembelajaran permainan menyerupai sepakbola bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi masyarakat untuk meningkatkan motivasi belajar gerak siswa. c. Bagi siswa, diharapkan dapat mengatasi masalah motivasi belajar gerak. F. Pembatasan Masalah Dalam proses penelitian diharapkan terfokus pada inti penelitian dengan harapan tercapainya tujuan penelitian yang hendak diungkap atau dipecahkan. Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini juga dibatasi sebagai berikut: 1. Penelitian difokuskan pada pengaruh modifikasi pembelajaran permainan menyerupai sepakbola terhadap motivasi belajar gerak siswa. 2. Pelaksanaan penelitian di SMP Negeri 1 Pangkalan. 3. Metode yang digunakan yaitu Experimen kuasivariable bebas dalam penelitian ini adalah modifikasi pembelajaran permainan menyerupai sepakbola dan variabel terikatnya adalah motivasi belajar siswa. 4. Menurut Sugiyono (2010:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negri 1 Pangkalan.

11 5. Dalam pelaksanaan penelitian penulis akan mengambil 2 kelas sebagai sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010 : 81). 6. Instrumen yang digunakan berupa angket yang sudah di tentuakan tahapantahapanya yang dilakukan pada awal dan akhir pertemuan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modifikasi pembelajaran mpermainan menyerupai sepakbola terhadap motivasi belajar gerak siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pangkalan. G. Struktur Organisasi Skripsi Berikut merupakan struktur organisasi sistematika penelitian ini: A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Batasan Penelitian G. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Putaka B. Kerangka Pemikiran

12 C. Hipotesis Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian B. Populasi dan Sampel Penelitian C. Instrumen Penelitian D. Prosedur Pengolahan E. Tehnik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data B. Diskusi Penemuan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran