JTM (S-1) Vol. 3, No. 1, Januari 2015:

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

TUGAS SARJANA PENGUKURAN GAYA PEMOTONGAN PADA PROSES BUBUT DENGAN MENGGUNAKAN DYNAMOMETER

Alfian Eko Hariyanto S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BAJA St 60 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BERBAGAI JENIS BAJA DENGAN MEDIA PENDINGIN COOLED AIR JET COOLING

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA KEKERASAN MATERIAL TERHADAP PROSES PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN DAN TANPA MEDIA PENDINGIN

PENGARUH UKURAN PASIR TERHADAP POROSITAS DAN DENSITAS PADA PENGECORAN ALUMINIUM SILIKON (95% Al- 5% Si) DENGAN METODE PENGECORAN EVAPORATIF

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

KAJIAN UMUR PAHAT PADA PEMBUBUTAN KERING DAN KERAS BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA PVD BERLAPIS

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris

TUGAS SARJANA KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PRODUK CORAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI KOMPOSISI TEMBAGA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE

ANALISIS PENGARUH JENIS PAHAT BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM HASIL BUBUT MESIN KOMPUTER NUMERICAL CONTROLLED

PROSES MANUFACTURING

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI

KAJIAN GAYA PEMOTONGAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN BERBAGAI MATERIAL MENGGUNAKAN PAHAT HSS

Jurnal Teknik Mesin UMY 1

TUGAS SARJANA. ANALISA PENGARUH BAHAN CETAKAN PADA PENGECORAN PADUAN Al- Cu TERHADAP WAKTU PENDINGINAN DAN SIFAT MEKANIS CORAN

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUATAN POROS ALUMINIUM MENGGUNAKAN EMCO T.U CNC -2A SMKN2 PEKANBARU DENGAN ROUNDNESS TESTER MACHINE

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM REMELTING

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

Analisis Mesin Pengiris Kentang Spiral Otomatis ANALISIS MESIN PENGIRIS KENTANG SPIRAL OTOMATIS

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

Perbandingan Kekerasan dan Kekuatan Tekan Paduan Cu Sn 6% Hasil Proses Metalurgi Serbuk dan Sand Casting

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Budi Setiyana 1), Rusnaldy 2), Nuryanto 3)

SKRIPSI PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADA PROSES EVAPORATIVE CASTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO ALUMUNIUM SILIKON (AL-7%SI) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

SAT. Pengaruh Kemiringan Spindel Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2. Romiyadi, Emon Azriadi. 1.

PENGARUH JUMLAH MATA SAYAT END MILL CUTTER MENGGUNAKAN KODE PROGRAM G 02 Dan G 03 TERHADAP KERATAAN ALUMUNIUM 6061 PADA MESIN CNC TU-3A

JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014,

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

JTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 48-55

TUGAS SARJANA. SINTESIS KOMPOSIT MATRIKS LOGAM Al/SiC PADA BAHAN REM KERETA API

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadapgetaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2

KARAKTERISASI PAHAT BUBUT JENIS HSS (HIGH SPEED STEEL) PRODUK CINA DAN PRODUK JERMAN

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

SURAT KETERANGAN No : 339C /UN /TU.00.00/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA LAJU KEAUSAN KUNINGAN MENGGUNAKAN METODE KONTAK TWO DISK

PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI

TUGAS SARJANA. PROSES AGE HARDENING TERHADAP PERUBAHAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN Al-Cu

PENGARUH KADAR CLAY PADA KOMPOSIT SERBUK AL-SI/CLAY

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE (RPM) DAN JENIS SUDUT PAHAT PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN BENDA KERJA BAJA EMS 45

PENGARUH BENDING RADIUS PADA LIGHTENING HOLES PROCESS TERHADAP KERETAKAN AL 2024 T3 SHEET

Analisis Pengaruh Time Buff Terhadap Tingkat Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Pada Proses EDM MP-50 Material Stainless Steel SUS 304

SKRIPSI KARAKTERISASI KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISC. Oleh :

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 UNJUK KERJA VORTEX TUBE COOLER PADA PEMESINAN BAJA ST41

Pengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

Optimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

Asep Wahyu Hermawan S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

ABSTRAK. Kata kunci: roster, serbuk kayu, kuat tekan, metode Taguchi.

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT BAJA St 60 DENGAN MEDIA PENDINGIN COOLED AIR JET COOLING

OLEH : I PUTU AGUNG MAHAPUTRA NIM

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING

Oleh: NUGROHO E RAHARJO L2E

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Analisa Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja S45C ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA S45C PADA PROSES QUENCH-TEMPER DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

HUBUNGAN ANTARA KEKERASAN DENGAN KEKUATAN TARIK PADA LOGAM ULET DAN GETAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 40-48

PENGARUH LAJU PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PAHAT CARBIDE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BUBUT S45C KONDISI NORMAL DAN DIKERASKAN

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

Iman Saefuloh 1, Ipick Setiawan 2 Panji Setyo Aji 3

ANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN MG PADA KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING

LEMBAR PENGESAHAN. Oleh : Nama : Abdul Qohar Nim : Bidang Studi : Rekayasa Manufaktur

PENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI

Transkripsi:

PENGARUH BENTUK DAN UKURAN GERAM SEBAGAI BAHAN BAKU TERHADAP KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS *Angga Febrianto 1, Rusnaldy 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang,Semarang, Telp. 024 7460059 *E-mail:tangga.febrianto91@gmail.com Abstrak Proses permesinan akan selalu menghasilkan geram (chips). Pada umumnya geram yang dihasilkan tidak langsung dibuang, tetapi dijual dan dilebur lagi untuk mendapatkan material yang baru. Bagian riset dan pengembangan diharapkan melakukan penemuan untuk mengurangi biaya pembuatan produk dari raw material dengan beberapa proses yang sederhana dan menghemat energi sehingga bisa mengurangi harga produk dan dapat bersaing untuk mendapatkan konsumen yang pada dasarnya sangat mempertimbangkan harga produk. Upaya penelitian dan rekayasa untuk menghasilkan proses pembentukan logam dari geram yang diharapkan menghasilkan material baru yang berkualitas baik adalah dengan menggunakan proses kompaksi, sintering, dan hot extrusion. Proses daur ulang alumunium didapat dari geram hasil proses bubut dengan variasi feed rate 0.09 rev/min, cutting speed 140 Rpm, (spesimen satu); feed rate 0.459 rev/min, cutting speed 320 Rpm, (spesimen dua); feed rate 0.459 rev/min, cutting speed 850 Rpm, (spesimen tiga), lalu dilakukan proses pencacahan dengan ukuran mesh 40, dilanjutkan dengan proses kompaksi 20 ton, sintering 440 o C dan hot extrusion. Untuk mengetahuhi kualitas produk dilakukan pengujian pengujian micro hardness. Hasil pengujian micro hardness terbaik yaitu 57.30 HV (atas), 66.30 HV (bawah), 71.82 HV (pinggir), 58.40 HV (atas dalam), 58.70 HV (bawah dalam). Dari hasil tersebut menunjukan semakin tinggi feed rate dan cutting speed pada pembuatan geram, nilai micro hardness dan mikrografi semakin baik. Kata Kunci: Geram, hot extrusion, alumunium, sintering, kompaksi. Abstract Machining process will always produce the chips. In general, Chips produced with indirect process will be removed, but sold and melted down again to get new material. Research and development division was expected to reduce the cost of manufactures products from raw materials by simple process and low energy so that, it can reduce the price of the product and customers will consider it. The research and engineering efforts required to design metal forming process that is expected to produce new materials with good quality use method compaction, sintering, and hot extrusion is proposed. Recycling aluminium chips from three several parameters turning were obtained with Feed rate 0.09 rev/min, Cutting speed 140 Rpm, (specimens one); Feed rate 0.459 rev/min, Cutting speed 320 Rpm, (specimens two); Feed rate 0.459 rev/min, Cutting speed 850 Rpm, (specimens three). This chips were cut until size of material is 40 mesh, then compacted by 20 ton force, sintering with temperature 440 o C and terminated by hot extrusion. In order to determine the quality of products, there are several tests that must be used such as micro hardness test. The best micro hardness is 57.30 HV (top), 66.30 HV (under), 71.82 HV (edge), 58.40 HV (top inside), 58.70 HV (under inside). From these results show the higher feed rate and cutting speed will make micro hardness will be better. Keywords : Chips, Alumunium, hot extrusion, sintering, compacting. 1. PENDAHULUAN Adanya tuntutan dan kebutuhan akan produk manufaktur dengan nilai ekonomis tinggi dengan tetap memenuhi aspek fungsional mendorong berkembangnya produk multi material. Penggunaan material dalam industri manufaktur harus bisa bersaing dalam meningkatkan kapasitas produksinya, dan mengurangi kebutuhan energi yang digunakan untuk menghemat biaya produksi dan mendukung program penghematan energi. Penghematan energi adalah program global dalam upaya menjauhkan kondisi dunia dari krisis energi, selain itu dengan melakukan penghematan energi maka efisiensi dari biaya produksi dapat ditingkatkan. Faktor yang mempengaruhi biaya produksi suatu industri manufaktur sangat beragam. Biaya produksi atau yang umum disebut manufacturing cost terdiri dari biaya part dan material sebesar 50%, karyawan atau buruh sebesar 10%, JTM (S-1) Vol. 3, No. 1, Januari 2015:59-65 59

karyawan lain yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi sebesar 25%, energy dan penurunan nilai peralatan yang digunakan sebesar 15% [1]. Bagian riset dan pengembangan diharapkan melakukan penemuan untuk mengurangi biaya pembuatan produk dari raw material dengan beberapa proses yang sederhana dan menghemat energi sehingga bisa mengurangi harga produk dan dapat bersaing untuk mendapatkan konsumen yang pada dasarnya sangat mempertimbangkan harga produk. Proses machining akan selalu menghasilkan geram (chips) baik dilakukan dengan sistem manual maupun dengan mesin CNC (Computer Numerically Controlled). Pada umumnya geram yang dihasilkan tidak langsung dibuang, tetapi dijual dan dilebur lagi untuk mendapatkan material yang baru [2]. Proses pembentukan material dengan cara melebur geram tersebut ternyata menimbulkan fenomena yaitu titik cair dari geram lebih tinggi daripada titik cair pada material logam yang belum dilakukan proses machining karena adanya strain hardening. Titik cair yang tinggi untuk melebur geram akan memerlukan energi yang lebih besar daripada melebur logam sebelumnya yang tentunya akan menambah biaya produksi. Berdasarkan pada permasalahan tersebut maka diperlukan upaya penelitian dan rekayasa untuk menghasilkan proses pembentukan logam dari geram yang diharapkan menghasilkan material baru yang sama strukturnya dengan material sebelumnya dan salah satunya upayanya adalah dengan menggunakan proses kompaksi dan sintering. Geram (chips) digiling menjadi serbuk, lalu serbuk ditekan dengan tekanan tertentu sehingga antar serbuk akan saling menempel, untuk menyatukan butirnya dilakukan proses sintering yang suhunya mendekati dibawah titik cair material. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Material Material yang digunakan adalah aluminum. Aluminium batangan yang digunakan adalah alumunium 2014 dan sudah dicacah. Hasil proses bubut, penggilingan, dan kompaksi pada aluminium batangan telah mempunyai hasil yang baik. Maka untuk proses selanjutnya digunakan proses hot extrusion dengan suhu 440 C selama 4 jam. Berikut ini adalah hasil pengujian material utama. Tabel 1. hasil pengujian material utama Nilai Benda Uji Referensi Konduktivitas Elektrik (%IACS) 35 34 Kekerasan (HB) 105,8 (59HRB) 105 Densitas (g/cm3) 2.80 2.81 2.2. Proses Permesinan Proses pembuatan geram diawali dengan mempersiapkan logam silinder alumunium dengan panjang 30 cm dan diameter 5 cm. Setelah itu mempersiapkan alat yang digunakan yaitu mesin bubut CMZ T-360 dan pahat baja ST- 60.Proses pembubutan dengan variasi sebagai berikut : Feed rate 0.09, Cutting speed 140 Rpm, Depth of cut 0.5mm. Feed rate 0.459, Cutting speed 320 Rpm, Depth of cut 0.5 mm. Feed rate 0.459, Cutting speed 850 Rpm, Depth of cut 0.5 mm. 2.3. Geram Yang Dihasilkan Berikut ini adalah tiga geram yang dihasilkan dari tiga variasi proses bubut. Nilai kekerasan geram pada geram 1 sebesar 42,1 HV; geram 2 sebesar 44,1 HV; geram 3 sebesar 45,9 HV. Seperti yang terlihat pada Gambar 2 semakin cepat cutting speed dan feed rate pada proses bubut, maka geram yang dihasilkan akan semakin pendek dan getas (mudah patah). Gambar 1. Variasi geram (a) Feed rate 0.09; Cutting speed 140 Rpm; Depth of cut 0.5mm. (b) Feed rate 0.459; Cutting speed 320 Rpm; Depth of cut 0.5 mm. (c) Feed rate 0.459; Cutting speed 850 Rpm; Depth of cut 0.5 mm. 2.4. Proses Pencacahan Geram Tiga Geram yang dihasilkan dari proses machining yang mempunyai variasi spesifikasi machining tertentu, dihaluskan menggunakan alat pencacah hingga dihasilkan serbuk. Pada proses pencacahan geram dengan menggunakan mesin pencacah geram, geram dimasukkan pada nomor 1 pada Gambar 3 dan geram akan keluar pada nomor 2 pada 60 JTM (S-1) Vol. 3, No. 1, Januari 2015:59-64

Gambar 3. Serbuk yang dihasilkan lalu di saring dengan ukuran mesh 40. Gambar 2. Alat pencacah geram (a) (b) (c) Gambar 3. geram alumunium hasil proses cacah (a) spesimen satu; (b) spesimen dua; (c) spesimen tiga. Tiga variasi geram yang telah menjadi serbuk melalui proses cacah di mesin pencacah geram setelah dilihat di mikroskop ternyata hasilnya tidak jauh berbeda. Ini dapat diliat pada Gambar 4. 2.5. Proses Kompaksi, sintering, dan Hot Extrusion Pada proses kompaksi dan sintering, alat - alat yang digunakan adalah alat ekstrusi, penekan, cetakan kompaksi, ektrusi, heater, thermokontrol, dan grease. Proses Pengujian kompaksi dan hot extrusion diantaranya adalah mengubah geram menjadi serbuk alumunium, lalu dilanjutkan persiapan cetakan kompaksi dan ekstrusi, lalu dilanjutkan pemberian grease, lalu dilanjutkan penggabungan cetakan dengan alat ekstrusi, yang terakhir adalah proses kompaksi dan ekstrusi. Pada Gambar 5 bisa dilihat adalah hasil spesimen yang telah dibuat. Gambar 4. Hasil spesimen JTM (S-1) Vol. 3, No. 1, Januari 2015:59-65 61

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat uji kekerasan microhardness tester merk Mitutoyo tipe HM-200 dengan menggunakan skala HV. Dengan pembebanan 0,3 kgf dan waktu 12 s. Pengujian dilakukan pada spesimen silinder dengan diameter 14 mm, dan tinggi 10 mm. Penitikan dilakukan sebanyak lima kali, percobaan titik pertama berada di titik tengah sepesimen kemudian yang keempat pada jarak masing masing 5 mm, hal ini dikarenakan menghindari spesimen retak. Gambar 5 menunjukan lokasi hasil pengujian kekerasan yang telah dibelah menjadi dua bagian untuk mengetahui kekerasan bagian dalamnya. Gambar 5. Lokasi pengujian kekerasan pada spesimen Gambar 6. Grafik Pengujian kekerasan bagian atas Gambar 7. Grafik pengujian kekerasan bagian bawah 62 JTM (S-1) Vol. 3, No. 1, Januari 2015:59-64

Gambar 8. Grafik pengujian kekerasan bagian samping Gambar 9. Grafik pengujian kekrasan bagian atas dalam Gambar 10. Grafik pengujian kekerasan bagian bawah dalam Dari Gambar diatas, menunjukan hubungan nilai rata rata kekerasan komposit terhadap pengaruh variasi geram. Pada pengujian bagian atas (gambar 6), material awal sebesar 104 HV, spesimen satu 57.3 HV, spesimen dua 59.16 HV, spesimen tiga 62.44 HV. Pada pengujian bagian bawah (gambar 7), material awal sebesar 100 HV, spesimen satu 66.3 HV, spesimen dua 69.56 HV, spesimen tiga 75.86 HV. Pada pengujian bagian pinggir (gambar 8), material awal sebesar 103 HV, spesimen satu 71.82 HV, spesimen dua 72.40 HV, spesimen tiga 74.70 HV. Pada pengujian bagian atas dalam (gambar 9), material awal sebesar 102 HV, spesimen satu 58.4 HV, spesimen dua 60.18 HV, spesimen tiga 66.90 HV. Pada bagian bawah dalam (gambar 10) material awal sebesar 106 HV, spesimen satu 58.70 HV, spesimen dua 60.08 HV, JTM (S-1) Vol. 3, No. 1, Januari 2015:59-65 63

spesimen tiga 73.64 HV. Dapat disimpulkan perbandingan kekerasan terhadap perbandingan variasi Feed rate dan cutting speed bahwa nilai kekerasan terendah terdapat pada spesimen 1 dengan nilai kekerasan atas 57.30 HV, bawah 66.30 HV, pinggir 71.82 HV, atas dalam 58.40 HV, bawah dalam 58.70 HV. Dan untuk nilai kekerasan tertinggi terdapat pada spesimen 3 dengan nilai kekerasan atas 62.44 HV, bawah 75.86 HV, pinggir 74.70 HV, atas dalam 66.90 HV, bawah dalam 73.64 HV. Dari nilai tersebut menunjukan semakin tinggi feed rate dan cutting speed pada pembuatan geram, nilai kekerasan semakin naik, hal ini disebabkan karena semakin tinggi feed rate dan cutting speed pada pembuatan geram akan mengakibatkan spesimen lebih bisa menyatu dengan baik. 4. KESIMPULAN Dapat disimpulkan dari hubungan kekerasan terhadap perbandingan ukuran dan sifat geram bahwa nilai kekerasan terbaik yaitu 62.44 HV, bawah 75.86 HV, pinggir 74.70 HV, atas dalam 66.90 HV, bawah dalam 73.64 HV. Ini menunjukan semakin tinggi feed rate dan cutting speed pada pembuatan geram membuat kualitas spesimen semakin baik. Bisa didapat geram daur ulang hasil dari pengujian ini cukup baik untuk bahan material frame sepeda listrik 5. REFERENSI 1) Surdia,T., Saito, S., 1995, Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. 2) Totten, George. E, 1999, Handbook of Aluminium, Vol. 1, Marcel Dekker, New York, Bassel. 64 JTM (S-1) Vol. 3, No. 1, Januari 2015:59-64