[102] Ormas Dalam Bahaya Friday, 19 April :43

dokumen-dokumen yang mirip
[

Karena dulu ketika Pancasila dipaksakan kan sudah menuai korban. Masa itu mau diulang lagi.

[102] Pancasila di Tangan Orba Monday, 22 April :22

Rilis Pers Bersama. Perppu Ormas Ancaman bagi Demokrasi dan Negara Hukum

11 ALASAN PENOLAKAN RUU ORMAS Disiapkan oleh: Koalisi Kebebasan Berserikat [KKB]

BAB VII PENUTUP. Universitas Indonesia. Pembubaran partai..., Muchamad Ali Safa at, FH UI., 2009.

SIARAN PERS RUU Ormas: Negara Kembali Mengekang Kemerdekaan Berserikat Dan Berorganisasi

Analisa Media Edisi Juli 2013

BAHAYA RUU ORMAS. Disiapkan oleh: Koalisi Kebebasan Berserikat(KKB)

Mengkritisi RUU Ormas dan Potensi Pelanggaran HAM* Oleh Fransisca Fitri

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Pemantauan Tahun Kedua Pelaksanaan UU Ormas. Juli 2014 Juli 2015 Fransisca Fitri Koalisi Kebebasan Berserikat

RUU Ormas Dalam Perspektif Gerakan Da wah Islam 1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas

"Pemilu bukan lagi menjadi variabel yang menentukan asing semakin mencengkeram Indonesia atau tidak, katanya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

JEJAK-JEJAK PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB III KEWENANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PEMBUBARAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN

Hukum Acara Pembubaran Partai Politik. Ngr Suwarnatha

ASPEK HUKUM PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. Oleh: Husendro

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

2. Bahwa untuk keperluan permohonan dimaksud, izinkan saya memberikan keterangan-keterangan sebagai berikut:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-I/2003

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

Bab II. Tinjauan Pustaka

NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK

Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik

Mayoritas masyarakat menolak kenaikan BBM, termasuk mayoritas para pemilih partai yang mendukung kebijakan kenaikan BBM.

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI

Ribuan massa turun ke jalan pada 9 Desember memperingati Hari Anti Korupsi se-dunia. Apakah aksi tersebut berdampak pada perubahan?

Mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengaku terhina andai calon presiden Indonesia wajib mendapatkan restu dari Amerika Serikat.

Terjadinya jual beli pasal di DPR itu salah satu bukti buruknya moralitas oknum atau bobroknya sistem?

Kebencian pada Keturunan PKI Belum Hilang, Negara Harus Minta Maaf

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

Tajuk Entri Bahan Pustaka Karya Perundang-undangan. di Perpustakaan Nasional RI. oleh : Suwarsih, MSi.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XI/2013 Pengaturan Organisasi Kemasyarakatan

Namanya saja Sistem Jaminan Sosial Nasional, padahal isinya adalah menarik iuran wajib tiap bulan dari masyarakat tanpa pandang bulu.

BAB V PENUTUP. aliran kepercayaan disetarakan statusnya layaknya agama resmi lainnya (Mutaqin

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

Disampaikan oleh : Prof. WILA CHANDRA WILA SUPRIADI Anggota Nomor : AA - 320

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

INFO SHEET Pengaturan Tentang Yayasan Dalam RUU Ormas Dan Dampaknya Disiapkan oleh: Koalisi Kebebasan Berserikat (KKB)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PUU-XII/2014

Selanjutnya perkenankanlah kami, Fraksi Partai GOLKAR DPR RI, menyampaikan pendapat akhir fraksi atas RUU tentang Partai Politik.

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

Karenanya parpol Islam bukanlah parpol terbuka dan menganut paham pluralisme.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 49/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa-2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PIDATO KETUA DPR RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG SENIN, 16 NOVEMBER 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA EsA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;

BAB I PENDAHULUAN. program indoktrinasi wajib mengenai ideologi negara Pancasila bagi semua

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

Asas Tunggal Partai Politik

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir Hizbut Tahrir Indonesia

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

PENDIDIKAN PANCASILA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

Habib Rizieq: "Indonesia bukan Negara Demokrasi"

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan kemajemukan.

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina.

JAKARTA, 11 Juli 2007

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XV/2017

Lembaga Kepresidenan dalam Sistem Presidensial

BAB V. Kesimpulan. lahir dalam amandemen ketiga. Secara de facto DPD RI baru ada pada tanggal 1

Transkripsi:

Sejak era reformasi pemaksaan setiap ormas untuk mencantumkan Pancasila sebagai asas yang ditetapkan oleh TAP MPR no. II/1978 telah dibatalkan oleh TAP MPR no. XVIII/1998. Gelombang aksi protes menyusul pembahasan Rancangan Undang Undang tentang Organisasi Masyarakat (Ormas) muncul akhir Maret lalu. Elemen-elemen umat Islam menolak pembahasan RUU tersebut. Tidak hanya di Jakarta, aksi unjuk rasa pun melanda kota-kota besar di Indonesia. Suara mereka sama, yakni menolak RUU Ormas. RUU itu dianggap represif karena pasal-pasalnya mengandung pengekangan dan tindakan sewenang-wenang oleh pemerintah. Beberapa ormas telah mengkaji draft RUU Ormas ini. Di antaranya adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Muhammadiyah. Kedua organisasi ini sampai pada kesimpulan yang sama yakni RUU ini berpotensi memunculkan kembali rezim represif jika melihat draft yang sedang dibahas di Panitia Kerja (Panja) akhir Maret lalu. Apa saja pasal-pasal itu? Pertama, RUU tersebut memaksa setiap ormas menjadikan Pancasila sebagai asas organisasi, barulah setelah itu boleh mencantumkan asas sesuai organisasi masing-masing. Hal ini tercantum dalam pasal 2 dinyatakan: Asas Ormas adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, serta dapat mencantumkan asas lainnya yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Berdasarkan kajian, pemaksaan penggunaan Pancasila sebagai asas ini mengherankan. Pasalnya, sejak era reformasi pemaksaan setiap ormas untuk mencantumkan Pancasila sebagai asas yang ditetapkan oleh TAP MPR no. II/1978 telah dibatalkan oleh TAP MPR no. XVIII/1998. 1 / 5

Fakta menunjukkan, pemaksaan itu pada era Orde Baru memunculkan tindakan kekerasan oleh negara terhadap rakyat dan berbagai macam ormas. Betapa tidak, pemaksaan asas tunggal itu kepada umat Islam telah melahirkan hubungan penuh ketegangan dan konflik panjang antara umat Islam dengan pemerintah. Sejumlah ormas Islam dinyatakan terlarang lalu banyak tokoh-tokoh umat yang dipenjarakan karena dianggap membahayakan rezim Orba pimpinan Soeharto. Peristiwa Tanjung Priok, Jakarta, menjadi bukti sejarah yang tak terelakkan. Banyak orang tewas akibat peluru aparat keamanan rezim Soeharto. Puluhan bahkan ratusan dai di masa Orde Baru dianggap musuh pemerintah. Sebagian ditangkap dan disiksa serta dibatasi ruang gerak mereka. Stigmatisasi negatif terhadap Islam terjadi sepanjang sejarah kekuasaan Orde Baru. Kedua, RUU Ormas ini mengandung spirit untuk mengekang kegiatan Ormas. Pasal 7 RUU itu menyebut seluruh bidang kegiatan yang dilakukan oleh Ormas kecuali satu yakni bidang politik. Ini bisa diartikan bahwa ormas hanya boleh beraktifitas pada bidang hukum, pemberdayaan perempuan, lingkungan, demokrasi Pancasila, dsb. Artinya RUU ini berusaha menghilangkan sikap kritis masyarakat yang tergabung dalam ormas. Sehingga ormas tidak boleh mengkritisi kebijakan pemerintah yang bobrok dan merugikan rakyat seperti penjualan sumber daya alam ke pihak asing, korupsi, menaikkan harga BBM dan TDL, dsb, baik secara tulisan maupun melalui aksi-aksi demo. Ini bisa membungkam sikap kritis rakyat terhadap pemerintah, kata Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI Yahya Abdurrahman, Bisa jadi ini juga merupakan cara partai politik untuk menggiring ormas agar menjadi bagian dari sayap partai politik karena ormas parpol ini tidak termasuk yang diatur dalam RUU tersebut. Parpol ingin mengambil untung menjelang pelaksanaan Pemilu 2014. Ketiga, RUU ini mengandung muatan represifnya dengan dicantumkannya pasal 58 dan 61. Pada pasal itu, semua ormas harus berada dalam pengawasan dan evaluasi Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri. Bila ada ormas yang melanggar maka ormas tersebut dapat ditindak dan dibubarkan tanpa perlu melalui pengadilan. Selain itu, kebijakan represif itu terlihat dari keharusan adanya SKT atau Surat Kegiatan Terdaftar bagi setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh ormas yang tidak berbadan hukum. 2 / 5

Tanpa SKT, mereka tidak boleh melaksanakan kegiatan. Sementara, yang namanya ormas itu bisa mencakup perkumpulan apa saja mulai dari majelis zikir, majelis taklim, kajian Islam, atau bahkan kumpul paguyuban dan kelompok hobi dsb. RUU ini benar-benar melakukan gebyah uyah atau pukul rata untuk semua perkumpulan. Sehingga siapapun bisa terimbas, jelasnya. Menurut Yahya, ada nuansa balas dendam dari partai politik yang duduk di DPR dan juga pemerintah. Selama ini DPR dan pemerintah gerah dengan tekanan dan pengawasan dari berbagai ormas akibat penyimpangan yang mereka lakukan dalam mengurus negara. Mengelak Ketua Pansus RUU Ormas, Abdul Malik Haramain dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) berusaha menenangkan umat Islam dan mereka yang menolak RUU ini dengan menjamin bahwa RUU ini tidak akan represif. Menurutnya, RUU ini bertujuan agar pemerintah bisa efektif mengatur ormas. Ia menegaskan pemerintah tidak akan membatasi kebebasan masyarakat Indonesia untuk berorganisasi. Sementara itu Dirjen Kesbangpol, Kemendagri, Tanribali Lamo mengklaim telah mendapat dukungan dari 13 organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) yang dibentuk oleh Ketua Umum PBNU Said Agil Sirad. Mereka memberi dukungan penuh terhadap proses pembahasan RUU Ormas untuk segera disahkan, katanya seperti dikutip republika, 25/3. Ormas-ormas itu yakni Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, Al-Irsyad, Al-Islamiyah, Arrabithah Al-Alawiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Mathlaul Anwar, Ittihadiyah, Az-Zikra, Al-Wasliyah, IKADI, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Tapi sehari kemudian, Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia melalui Ketua Umumnya Syuhada Bahri membantah telah mendukung RUU Ormas dan punya andil dalam LPOI. Hal senada juga dilontarkan pimpinan Majelis Az- Zikra Arifin Ilham. Ia membantah pernyataan Dirjen Kesbangpol, bahwa majelisnya mendukung RUU Ormas. Saya berkali-kali mengatakan bahwa Syariat Islam adalah harga mati! katanya seperti dikutip salam-online.com, 25/3. 3 / 5

Penolakan serupa juga disampaikan oleh Mudzakarah Ulama Aswaja baik di Jakarta maupun di beberapa provinsi serta Persis, Syarikat Islam Indonesia, Perti, Rabithah Alawiyah, Gema PITI, Al Ittihadiyah, dan ormas Islam lainnya. Penolakan juga datang dari ormas non Islam seperti Koalisi Perjuangan Hak Sipil dan Buruh (KAPAK), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), dan Imparsial. [] Muji/IJ Boks Belum Disahkan Sudah Tebar Ancaman Ada apa di balik RUU Ormas ini? Siapa sebenarnya yang jadi target sasaran? Jawabannya jelas: organisasi Islam! Perhatikan pernyataan dari para petinggi negeri ini. Apa yang mereka ungkapnya, itulah yang diinginkan. Dirjen Kesbangpol Kemendagri Tanribali Lamo mengatakan, kalau RUU Ormas disahkan, tidak ada satu pun ormas yang bebas mengelak dari aturan yang ada. Karena itu, kalau ada ormas yang terang-terangan menolak asas Pancasila, maka diberi peringatan. Kalau sanksi peringatan tiga kali tidak diindahkan, bisa dibekukan dan dibubarkan lewat pengadilan. Spirit asas tunggal inilah yang digunakan pemerintah untuk menghabisi mereka yang berusaha membangkitkan Islam di Indonesia. Belum juga RUU Ormas disahkan menjadi UU, pemerintah sudah menebar ancaman. Tanribali mengatakan, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) termasuk salah satu ormas yang menolak mencantumkan asas Pancasila karena menganut Khilafah Islamiyah. "Jelas, mereka dibubarkan dan tidak boleh beraktivitas di ruang publik," katanya, Jumat (22/3). Ia berdalih, NKRI dibentuk berdasarkan empat pilar. Kalau ada ormas yang mengusung ideologi di luar Pancasila, jelas hal itu melanggar konstitusi. Karena itu, kalau pengurusnya masih bersikeras mempertahankan asas itu maka konsekuensinya HTI akan dilarang beroperasi di Indonesia. "Mereka akan dianggap ilegal. Patokannya adalah UUD 1945," katanya. 4 / 5

Kalau HTI dibubarkan, menurutnya, pengurusnya tidak boleh lagi beraktivitas atau mendirikan ormas dengan nama sejenis. Untuk itu, pembuatan bank data ormas yang disinkronisasi lintas kementerian bertujuan untuk memverifikasi nama dan pengurus ormas agar tidak bisa lagi mendirikan ormas. Itu lantaran ke depannya, setiap ormas wajib mendaftarkan organisasinya ke kementerian terkait. Sehingga eks pengurus HTI bakal tidak punya peluang untuk aktif kembali mengurus ormas baru. Inilah niat tersembunyi di balik RUU Ormas. [] emje 5 / 5