dokumen-dokumen yang mirip
POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Drs. H. Basiran Suwandi

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA TENGAH

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tanjungpinang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BATU BARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KENDARI Jl. Balai Kota II No. 97, Kendari Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Gunungsitoli Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bitung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Lhokseumawe pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Simeulue Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU Jl. Murhum No. 52 Wajo, Baubau Homepage :

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. Matamira B. Kale, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Maluku Tenggara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lingga Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Poso Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Ngada Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Banjarbaru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sekadau Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Cirebon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tebing Tinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAKATOBI Jl. Perkantoran Kelurahan Mandati III, Wangiwangi Selatan Homepage :

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sinjai Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PANGKALPINANG

Seuntai Kata. Pangkalan Bun, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat. Johansyah, S. SI

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Minahasa Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tual Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sambas Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Mesuji Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian. sebanyak rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan sebanyak 19 Perusahaan

Seuntai Kata. Gorontalo, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. Muji Lestari, SE, MA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA.6409

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Ambon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian Di kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KOTA BUKITTINGGI. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bukittinggi Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Bantaeng Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jeneponto Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si

Transkripsi:

Potret Usaha Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) ISBN : 978-602-70458-4-2 No. Publikasi : 19000.1414 Katalog BPS : 5106006.19 Ukuran Buku : 20 cm x 20 cm Jumlah Halaman : xvi + 84 Halaman Naskah : Bidang Statistik Produksi Gambar Kulit : Diseminasi dan Layanan Statistik Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dicetak Oleh : Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan Juni-Juli 2014. Diseminasi hasil ST2013 dilakukan secara bertahap dimulai dengan diseminasi angka sementara, angka tetap dan populasi menurut subsektor. Buku ini memuat potret usaha pertanian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hasil ST2013 pencacahan lengkap dan hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian yang disajikan menurut subsektor, terdiri dari Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http://st2013.bps.go.id. Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartisipasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013. Pangkalpinang, Juli 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Herum Fajarwati Seuntai Kata iii

- Seuntai Kata - Daftar Isi - Rangkaian Kegiatan ST2013 - Sejarah Sensus Pertanian di Indonesia - Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 - Perbedaan ST2003-ST2013 - Gambaran Umum - Subsektor Tanaman Pangan - Subsektor Hortikultura - Subsektor Perkebunan - Subsektor Peternakan - Subsektor Perikanan - Subsektor Kehutanan - Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Daftar Isi iii v vii x xii xiv 1 21 29 41 53 59 71 79 v

Publikasi ini merupakan persembahan ketiga dari seri publikasi yang diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST2013.

Keterangan: ST2013-P adalah daftar pemutakhiran rumah tangga pertanian ST2013-L adalah daftar pencacahan lengkap usaha pertanian vii

Rangkaian Kegiatan ST2013

SEJARAH SENSUS PERTANIAN DI INDONESIA x 1 Cakupan wilayah: daerah perdesaan di seluruh Indonesia, 1963 Sensus pertanian yang pertama. kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama: mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan: penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alat-alat pertanian. Hasil sensus belum sempurna, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan adanya Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berpengaruh terhadap jawaban responden. 1983 2 1973 Sensus Pertanian yang kedua. Cakupan wilayah: daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan: (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masing-masing desa yang meliputi luas dan penggunaan lahan; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alat-alat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan. Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. 3 Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973. Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup: - Rumah tangga pertanian pengguna lahan: Tanaman padi/palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. - Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan: Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum. Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.

1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian. 4 5 2003 Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada Mei 2004. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan nonkonsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia pada Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada Mei 2004. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya updating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993. Pengolahan data dilakukan dengan scanner. 6 2013 Sensus Pertanian yang keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada Mei 2013. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian. Kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya yang dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner. xi

xii Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013 Sensus Pertanian adalah pencacahan secara lengkap terhadap seluruh usaha pertanian yang berada di wilayah Indonesia. Sensus Pertanian dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka 3. Pada bulan Mei 2013 dilaksanakan sensus pertanian yang keenam, yang pertama dilakukan tahun 1963. Dalam sensus pertanian dikumpulkan data dari enam subsektor pertanian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan termasuk jasa pertanian. Cakupan unit usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya. Dalam pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 dilakukan pemutakhiran data jumlah sapi dan kerbau yang berada di seluruh wilayah Indonesia. Pada kegiatan ST2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Konsep dan definisi dari usaha pertanian dijelaskan di bawah ini. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.

Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumah tangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar, dan jasa pertanian dikategorikan rumah tangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan, dan lainnya pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/ hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya). xiii

xiv Perbedaan ST2003-ST2013 Rincian ST2003 ST2013 (1) (2) (3) 1. Cakupan Kotamadya perkotaan bukan pantai non konsentrasi dengan sampel 2. Unit Pencacahan Seluruh rumah tangga yang ada kegiatan pertanian (padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan). Hanya mencakup rumah tangga biasa Desa non konsentrasi pertanian di daerah urban dalam kabupaten dan blok sensus non konsentrasi pertanian di kota dicacah dengan snowballing/getok tular, wilayah desa dan blok sensus lain dicacah lengkap. Hanya rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk usaha (dijual/ditukar). Mencakup rumah tangga biasa, perusahaan, dan lainnya (yayasan, pesantren, dan sebagainya) 3. Petugas Pencacahan tidak menggunakan tim Pencacahan dilakukan secara tim 4. Konsep Rumah Tangga Pertanian 5. Populasi Komoditi Pertanian Rumah tangga yang melakukan kegiatan pertanian dengan tujuan untuk dijual dan memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) yang telah ditetapkan Seluruh populasi dari rumah tangga pertanian baik diusahakan maupun tidak 6. Daftar Preprinted Tidak ada informasi awal keberadaan rumah tangga untuk melakukan pencacahan Rumah tangga pertanian tidak menggunakan Batas Minimal Usaha Hanya mencakup populasi rumah tangga usaha pertanian (sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar) Digunakan Daftar Preprinted yang memuat informasi daftar rumah tangga hasil Sensus Penduduk 2010

Catatan: 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, metode pencacahannya adalah sebagai berikut: Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. 2. Dalam tabel-tabel di buku ini, data rumah tangga pertanian 2003 dihitung dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013. xv

Gambaran Umum Hasil ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh usaha rumah tangga. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya, yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung hasil ST2013 tercatat sebanyak 124.970 rumah tangga, menurun sebesar 10,30 persen dari hasil Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 139.315 rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 55 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 68 unit. Berdasarkan hasil ST2013, Kabupaten Bangka tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 28.820 rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Belitung tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Bangka Barat tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak setelah Kabupaten Belitung. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Bangka Barat, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 6,39 persen. Gambar 1 Jumlah Rumah Tangga Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum ST2003 dan ST2013 140 000 120 000 100 000 80 000 60 000 40 000 20 000 0 139 315 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Rumah Tangga 124 970 43 55 Perusahaan 1

2 Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Perusahaan Pertanian Berbadan Usaha (Rumah Tangga) Hukum (Perusahaan) Pertanian No Kabupaten/Kota Perubahan Perubahan Lainnya ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Bangka 32 243 28 820-3 423-10,62 21 5-16 -76,19 14 2 Belitung 18 352 14 156-4 196-22,86 19 17-2 -10,53 7 3 Bangka Barat 21 512 22 886 1 374 6,39 0 5 25 4 Bangka Tengah 20 496 18 758-1 738-8,48 0 5 7 5 Bangka Selatan 28 067 27 766-301 -1,07 0 5 5 6 Belitung Timur 12 771 9 385-3 386-26,51 0 12 7 7 Pangkalpinang 5 874 3 199-2 675-45,54 3 6 3 100,00 3 Kepulauan Bangka Belitung 139 315 124 970-14 345-10,30 43 55 12 27,91 68 Gambar 2 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian, ST2013

Subsektor Perkebunan terlihat mendominasi usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Kepulauan Bangka Belitung adalah di Subsektor Perkebunan dan Subsektor Hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebanyak 104.835 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Hortikultura adalah sebanyak 29.133 rumah tangga. Subsektor Perikanan memiliki jumlah rumah tangga usaha paling sedikit diantara subsektor lainnya di Sektor Pertanian. Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan sebanyak 2.161 rumah tangga, sedangkan untuk usaha Penangkapan Ikan sebanyak 14.381 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan ST2003 terjadi di Subsektor Peternakan, yang mencapai 46,74 persen (13.069 rumah tangga). Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 18,90 persen (6.630 rumah tangga). Gambar 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kepulauan Bangka Belitung Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 Jumlah Rumah Tangga 160 000 140 000 120 000 100 000 80 000 60 000 40 000 20 000 0 139 315 35 087 50 353 104 196 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor 27 964 8 081 7 971 124 970 28 457 29 133 104 835 14 895 93 2 161 14 381 8 693 4 695 Pertanian* Tanaman Pangan 25 274 Hortikultur Perkebunan Peternakan Budidaya ikan Penangkapan Ikan ST 2003 ST 2013 Kehutanan Jasa Pertanian 3

4 Banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013, terlihat didominasi oleh perusahaan di Subsektor Perkebunan dan Perikanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan hasil ST2013 adalah sebanyak 44 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan adalah sebanyak 7 perusahaan. Subsektor Peternakan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Kehutanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Peternakan hasil ST2013 tercatat sebanyak 1 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Kehutanan tercatat sebanyak 3 perusahaan. Perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 dibandingkan hasil ST2003 mengalami penambahan 12 perusahaan. Penambahan paling banyak terjadi di Subsektor Perkebunan sebanyak 24 perusahaan. Sebaliknya, pengurangan jumlah perusahaan terbanyak terjadi pada Subsektor Kehutanan dan Budidaya Ikan, masing-masing berkurang sebesar 9 dan 4 perusahaan. Jumlah Perusahaan 60 50 40 30 20 10 0 43 Gambar 4 Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Menurut Subsektor ST2003 dan ST2013 Pertanian* 20 55 0 0 0 0 44 1 1 7 3 0 0 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Jasa Pertanian ST 2003 ST 2013 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor 10 12

No. Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 Sektor/Subsektor ST2003 Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga) ST2013 Perubahan Absolut % Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) ST2003 ST2013 Perubahan Absolut Usaha Pertanian Lainnya ST2013 (Unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) SEKTOR PERTANIAN *) 139 315 124 970-14 345-10,30 43 55 12 27,91 68 SUBSEKTOR 1. Tanaman Pangan 35 087 28 457-6 630-18,90 0 0 20 Padi 16 047 17 011 964 6,01 0 0 3 Palawija 24 120 13 121-10 999-45,60 0 0 20 2. Hortikultura 50 353 29 133-21 220-42,14 0 0 23 3. Perkebunan 104 196 104 835 639 0,61 20 44 24 120,00 30 4. Peternakan 27 964 14 895-13 069-46,74 1 1 0 0,00 19 5. Perikanan 25 344 16 321-9 023-35,60 10 7-3 -30,00 11 Budidaya Ikan 93 2 161 2 068 2 223,66 8 4-4 -50,00 11 Penangkapan Ikan 25 274 14 381-10 893-43,10 2 3 1 50,00 0 6. Kehutanan 8 081 8 693 612 7,57 12 3-9 -75,00 4 7 Jasa Pertanian 7 971 4 695-3 276-41,10 4 *) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor Dari hasil ST2013, Subsektor Perkebunan memiliki jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak, yaitu sebanyak 30 unit usaha, diikuti oleh Subsektor Hortikultura yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 23 usaha. Sedangkan Subsektor Kehutanan pada ST2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (4 usaha). % 5

6 Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, hasil ST2003 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan antara 1-1,99 hektar (10.000-19.999 m 2 ) mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada hasil ST2013, dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai kurang dari 0,10 hektar (1.000 m 2 ) sebanyak 13.167 rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 51,07 persen dibandingkan hasil ST2003, yang tercatat sebanyak 26.912 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan yang dikuasai antara 0,10 0,19 hektar (1.000 1.999 m 2 ) pada ST2013 adalah sebanyak 5.899 rumah tangga, menurun sebesar 57,28 persen bila dibandingkan dengan ST2003 yang tercatat sebanyak 13.810 rumah tangga. Golongan luas lahan 0,20 0,49 hektar (2.000 4.999 m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 14.148 rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 9.562 rumah tangga jika dibandingkan ST2003. Golongan luas lahan 0,50 0,99 hektar (5.000 9.999 m 2 ) tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 22.348 rumah tangga pada ST2013, menurun sebanyak 4.361 rumah tangga jika dibandingkan ST2003, Sedangkan untuk golongan luas lahan yang dikuasai lebih dari 1 hektar (10.000 m 2 ), jumlah usaha rumah tangga pertanian hasil ST2013 meningkat dibandingkan dengan hasil ST2003 dimana kenaikan tertinggi untuk golongan luas lahan di atas 3 hektar (30.000 m 2 ). Gambar 5 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 Jumlah Rumah Tangga 35 000 30 000 25 000 20 000 15 000 10 000 5 000 0 26 912 13 810 23 710 26 709 28 559 11 916 7 699 13 167 5 899 14 148 22 348 32 174 16 662 20 572 <1000 1.000-1.999 2.000-4.999 5.000-9.999 10.000-19.999 20.000-29.999 30.000 Golongan Luas Lahan (m²) ST 2003 ST 2013

Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai ST2003 dan ST2013 No. Golongan Luas Lahan (m 2 ) ST2003 ST2013 Perubahan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 <1 000 26 912 13 167-13 745-51,07 2 1 000 1 999 13 810 5 899-7 911-57,28 3 2 000 4 999 23 710 14 148-9 562-40,33 4 5 000 9 999 26 709 22 348-4 361-16,33 5 10 000 19 999 28 559 32 174 3 615 12,66 6 20 000 29 999 11 916 16 662 4 746 39,83 7 30 000 7 699 20 572 12 873 167,20 Jumlah 139 315 124 970-14 345-10,30 Hasil ST2013 pada tabel 3 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian paling banyak menguasai lahan dengan luas antara 1 1,99 hektar, yaitu sebanyak 32.174 rumah tangga. Hal yang sama terjadi pada ST2003 dimana jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak menguasai lahan dengan luas antara 1 1,99 hektar, yaitu sebanyak 28.559 rumah tangga. Sementara itu jika dibandingkan dengan hasil ST2003, pada ST2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan lebih dari 0,50 hektar mengalami peningkatan (22,53 persen), yakni dari 74.883 rumah tangga menjadi sebanyak 91.756 rumah tangga. Hal yang menarik yang perlu dicermati adalah masih terdapat rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 0,10 hektar pada ST2013, meskipun jumlahnya menurun tajam dibanding ST2003. 7

8 Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, ST2013 5,99 bukan pengguna lahan 99,99 Pengguna Lahan Bukan Petani Gurem Pengguna lahan Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung. Dari sebanyak 124.970 rumah tangga usaha pertanian di Kepulauan Bangka Belitung, sebesar 94,01 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (117.488 rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 5,99 persen, atau sebanyak 7.482 rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebesar 94,01 persen rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan, sebesar 22,19 persennya (26.069 rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem, sedangkan rumah tangga bukan petani gurem sebesar 77,81 persen (91.419 rumah tangga). 22,18 Pengguna Lahan Petani Gurem 77,81

Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota, ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Rumah Tangga Petani Gurem Pengguna Lahan No. Kabupaten/Kota Perubahan Perubahan ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Bangka 30 603 27 648-2 955-9,66 11 359 6 298-5 061-44,55 2 Belitung 15 517 12 118-3 399-21,91 10 486 4 852-5 634-53,73 3 Bangka Barat 20 317 22 224 1 907 9,39 7 476 3 644-3 832-51,26 4 Bangka Tengah 18 344 17 817-527 -2,87 8 246 4 003-4 243-51,46 5 Bangka Selatan 26 432 26 586 154 0,58 5 962 4 179-1 783-29,91 6 Belitung Timur 11 052 8 262-2 790-25,24 5 686 1 809-3 877-68,19 7 Pangkalpinang 5 147 2 833-2 314-44,96 3 676 1 284-2 392-65,07 Kepulauan Bangka Belitung 127 412 117 488-9 924-7,79 52 891 26 069-26 822-50,71 Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, ST2013 9

10 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 141.625 orang petani di Kepulauan Bangka Belitung, petani masih didominasi oleh petani laki-laki, yaitu sebanyak 120.235 orang (84,90 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan hanya sebanyak 21.390 orang atau sebesar 15,10 persen. Dominasi petani laki-laki di Sektor Pertanian juga terjadi di seluruh Subsektor Pertanian. Persentase jumlah petani laki-laki terbesar berada di Subsektor Perikanan kegiatan Penangkapan Ikan yang mencapai 98,25 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di Subsektor Peternakan yang mencapai 66,48 persen. Gambar 8 Jumlah Petani Menurut Jenis Kelamin, ST2013 15,10% 84,90% Laki Perempuan

No. Subsektor Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin, ST2013 Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) SEKTOR PERTANIAN *) 120 235 84,90 21 390 15,10 141 625 100,00 SUBSEKTOR 1. Tanaman Pangan 26 032 84,84 4 651 15,16 30 683 100,00 2. Hortikultura 25 972 81,84 5 762 18,16 31 734 100,00 3. Perkebunan 99 755 87,33 14 476 12,67 114 231 100,00 4. Peternakan 10 547 66,48 5 319 33,52 15 866 100,00 5. Perikanan Budidaya Ikan 2 139 96,74 72 3,26 2 211 100,00 Penangkapan Ikan 14 544 98,25 259 1,75 14 803 100,00 6. Kehutanan 8 276 91,37 782 8,63 9 058 100,00 *) Satu orang petani dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah petani secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan petani dari masing-masing subsektor. 11

12 Tabel 6 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama ST2013 No. Kelompok Umur Petani Utama (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 <15 0 0 0 2 15 24 1 949 96,06 80 3,94 2 029 100,00 3 25 34 25 162 97,24 713 2,76 25 875 100,00 4 35 44 35 191 95,66 1 598 4,34 36 789 100,00 5 45 54 28 157 91,33 2 672 8,67 30 829 100,00 6 55 64 17 376 86,91 2 618 13,09 19 994 100,00 7 65 7 701 81,46 1 753 18,54 9 454 100,00 Jumlah 115 536 92,45 9 434 7,55 124 970 100,00 *) Petani utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian Dari sebanyak 124.970 rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013, sebanyak 115.536 rumah tangga usaha pertanian memiliki petani utama berjenis kelamin laki-laki dan 9.434 rumah tangga memiliki petani utama berjenis kelamin perempuan. Kecenderungan bahwa petani utama laki-laki lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. Bila dirinci menurut kelompok umur petani utama, kelompok usia produktif (15 64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 115.516 rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara 15 64 tahun. Tidak ada rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama di atas 64 tahun adalah sebanyak 9.454 rumah tangga.

Jumlah Sapi/Kerbau 5 000 4 500 4 000 3 500 3 000 2 500 2 000 1 500 1 000 500 Gambar 9 Jumlah Sapi dan Kerbau pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin 0 3 500 4 701 73 168 86 125 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jantan Jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak 8.653 ekor, terdiri dari 8.201 ekor sapi potong, 241 ekor sapi perah, dan 211 ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina adalah sebanyak 4.994 ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 3.659 ekor. Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Bangka Tengah, yaitu sebanyak 2.145 ekor. Sedangkan Kabupaten Bangka adalah kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (729 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Bangka Tengah, yaitu sebanyak 2.145 ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak di Kota Pangkalpinang, dengan jumlah sapi perah sebanyak 205 ekor. Betina 13

14 Tabel 7 Jumlah*) Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin No. Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Sapi Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah dan Kerbau* (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bangka 251 417 668 8 22 30 8 23 31 729 2 Belitung 602 638 1 240 0 0 0 0 0 0 1 240 3 Bangka Barat 273 734 1 007 0 0 0 0 0 0 1 007 4 Bangka Tengah 960 1 185 2 145 0 0 0 0 0 0 2 145 5 Bangka Selatan 363 634 997 0 0 0 6 13 19 1 016 6 Belitung Timur 493 890 1 383 3 3 6 58 69 127 1 516 7 Pangkalpinang 558 203 761 62 143 205 14 20 34 1 000 Kepulauan Bangka Belitung 3 500 4 701 8 201 73 168 241 86 125 211 8 653 *) Jumlah sapi dan kerbau meliputi yang dipelihara oleh rumah tangga, perusahaan peternakan berbadan hukum, dan lainnya Gambar 10 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau pada 1 Mei 2013 Menurut Jenis Kelamin

Lahan pertanian merupakan salah satu modal dalam usaha di bidang pertanian. Berdasarkan hasil ST2013, rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil ST2003. Rata-rata luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah tangga usaha pertanian hasil ST2013 adalah sebesar 17,22 ribu m 2, naik sebesar 264,29 persen dibandingkan hasil ST2003 yang tercatat sebesar 4,73 ribu m 2. Apabila lahan pertanian dikelompokkan menurut jenis lahan sawah dan bukan sawah, maka rata-rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian lebih tinggi dibandingkan rata-rata luas lahan sawah. Rata-rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian sebesar 16.896,89 m 2, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata luas lahan sawah yang tercatat sebesar 321,98 m 2. Gambar 11 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Jenis Lahan ST2003 dan ST2013 Rata-Rata Luas Lahan (m²) 18.000,00 16.000,00 14.000,00 12.000,00 10.000,00 8.000,00 6.000,00 4.000,00 2.000,00 0,00 100,60 321,98 4 626,10 16 896,89 2003 2013 2003 2013 Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah 15

16 Tabel 8 Rata-Rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian (m 2 ) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan, ST2003 dan ST2013 Jenis Lahan No. Kabupaten/Kota Lahan Bukan Lahan Pertanian Lahan Yang Dikuasai Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bangka 1 043,46 647,07 39,26 65,05 5 886,74 17 806,84 5 926,00 17 871,89 6 969,46 18 518,95 2 Belitung 765,35 695,18 11,35 97,39 1 995,26 10 753,28 2 006,61 10 850,67 2 771,96 11 545,85 3 Bangka Barat 1 439,47 516,37 4,03 126,69 5 705,61 18 019,96 5 709,64 18 146,65 7 149,11 18 663,02 4 Bangka Tengah 669,06 898,15 1,35 28,16 5 208,59 17 372,54 5 209,94 17 400,70 5 879,00 18 298,84 5 Bangka Selatan 1 292,25 1 143,39 534,08 1 087,45 7 869,72 18 851,75 8 403,81 19 939,21 9 696,05 21 082,60 6 Belitung Timur 1 393,00 1 297,66 58,58 347,37 2 383,80 14 613,54 2 442,38 14 960,91 3 835,38 16 258,56 7 Pangkalpinang 395,02 310,82 0,10 32,42 875,48 14 799,01 875,58 14 831,42 1 270,60 15 142,24 Kep. Bangka Belitung 1 015,28 816,79 100,60 321,98 4 626,10 16 896,89 4 726,69 17 218,88 5 741,97 18 035,67

Jumlah Rumah Tangga 4 000 3 500 3 000 2 500 2 000 1 500 1 000 500 Gambar 12 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Subsektor, ST2013 0 695 485 3 467 Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor Perkebunan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian Subsektor Perkebunan adalah sebesar 3.467 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 249 rumah tangga. Subsektor Tanaman Pangan tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 695 rumah tangga, sedangkan Subsektor Kehutanan, Hortikultura, dan Perikanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 619 rumah tangga, 485 rumah tangga, dan 371 rumah tangga. Apabila dikaji menurut kabupaten/kota, terlihat bahwa Kabupaten Bangka Barat merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (1.633 rumah tangga), sedangkan Kota Pangkalpinang merupakan kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (55 rumah tangga). 249 371 619 17

18 Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Jumlah Rumah Subsektor No. Kabupaten/Kota Tangga Jasa Tanaman Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Pertanian Pangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bangka 882 101 74 672 38 44 94 2 Belitung 356 29 47 185 11 34 87 3 Bangka Barat 1 633 156 70 1 402 76 130 121 4 Bangka Tengah 156 16 27 77 10 19 23 5 Bangka Selatan 633 192 44 371 6 19 70 6 Belitung Timur 980 185 209 741 99 117 219 7 Pangkalpinang 55 16 14 19 9 8 5 Kepulauan Bangka Belitung 4 695 695 485 3 467 249 371 619 *) Satu rumah tangga jasa pertanian dapat melakukan jasa pertanian pada beberapa subsektor sekaligus, sehingga jumlah rumah tangga jasa pertanian bukan merupakan penjumlahan dari rumah tangga jasa pertanian pada masing-masing subsektor. Gambar 13 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, ST2013

Gambar 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Subsektor ST2013 Jumlah Rumah Tangga 1 400 1 200 1 000 800 600 400 200 0 1 120 Tanaman Pangan 479 1 295 Subsektor Perikanan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian pada Subsektor Perikanan tercatat sebesar 1.326 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Peternakan, yaitu sebanyak 250 rumah tangga. Subsektor Perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 1.295 rumah tangga, sedangkan Subsektor Tanaman Pangan, Kehutanan, dan Hortikultura memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak 1.120 rumah tangga, 1.016 rumah tangga, dan 479 rumah tangga. 250 1 326 1 016 Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan 19

20 Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, ST2013 Jumlah Rumah Tangga Usaha Subsektor No. Kabupaten/Kota Pertanian yang Melakukan Tanaman Hortikulturnan Perkebu- Peternakan Perikanan Kehutanan Pengolahan Hasil Pertanian Pangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bangka 1 048 309 99 382 69 106 180 2 Belitung 1 023 88 77 272 16 322 335 3 Bangka Barat 821 231 43 206 18 177 169 4 Bangka Tengah 661 196 48 199 17 183 60 5 Bangka Selatan 782 97 39 161 17 392 91 6 Belitung Timur 582 135 153 72 103 88 173 7 Pangkalpinang 155 64 20 3 10 58 8 Kepulauan Bangka Belitung 5 072 1 120 479 1 295 250 1 326 1 016 Gambar 15 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, ST2013

Subsektor Tanaman Pangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Dari 28.457 rumah tangga yang mengelola tanaman pangan, sebanyak 17.011 (59,78 persen) diantaranya mengelola tanaman padi, dan 13.121 (46,11 persen) mengelola tanaman palawija. Rumah Tangga Gambar 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 18 000 16 000 14 000 12 000 10 000 8 000 6 000 4 000 2 000 0 17 184 Padi *) 9 555 Padi Ladang Padi 7 629 Padi Sawah 16 275 Palawija *) 2 475 Jagung 18 Kedelai 915 Kacang Tanah 45 Kacang Hijau 10 039 Ubi Kayu 1 384 Ubi Jalar Palawija Sorgum 0 0 Gandum 1 390 Talas Ganyong 7 2 197 Jenis Tanaman Garut Lainnya 21

22 Jenis tanaman padi di Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Jenis padi ladang lebih banyak diusahakan oleh rumah tangga bila dibandingkan dengan padi sawah. Menurut data ST 2013 dari 17.011 rumah tangga tanaman padi di Indonesia, sekitar 56,17 persen (9.555) mengelola tanaman padi ladang, sedangkan padi sawah hanya dikelola oleh sekitar 44,85 persen (9.555) rumah tangga tanaman padi. Selain jumlah rumah tangga usaha pertanian tanaman pangan, ST2013 juga memberikan informasi mengenai luas tanam dari masing-masing komoditas tanaman pangan. Luas tanam untuk tanaman padi secara keseluruhan berjumlah 9.593,3 hektar yang terdiri dari luas tanam tanaman padi sawah seluas 4.171,5 hektar dan padi ladang seluas 5.421,8 hektar. Jika dilihat rata-rata luas tanaman padi per rumah tangga usaha dapat dilihat bahwa rata-rata luas tanam per rumah tangga tanaman padi ladang lebih besar dibandingkan tanaman padi sawah. Satu rumah tangga usaha tanaman padi ladang memiliki luas tanam sekitar 0.567 hektar, sedangkan luas tanam yang dimiliki oleh rumah tangga tanaman padi sawah hanya sekitar 0,547 hektar. Tanaman palawija meliputi kelompok biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Dari 11 komoditas utama palawija, ubi kayu merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija di Bangka Belitung diikuti oleh komoditas jagung, dan talas. Persentase jumlah rumah tangga pada tiga komoditas utama ini terhadap jumlah rumah tangga palawija masing-masing adalah 76,51 persen (10.039), 18,86 persen (2.475), dan 10,59 persen (1.390). Sedangkan komoditas palawija yang paling sedikit ditanam adalah ganyong dan garut yang hanya dikelola oleh 9 rumah tangga. Jika dilihat dari besaran luas tanam per komoditas, ubi kayu merupakan komoditas tanaman palawija yang memiliki luas tanam terbesar. Dari 2.618,99 hektar luas tanam palawija, sekitar 53,64 persen (1.404,78 hektar) merupakan luas tanam untuk komoditas ubi kayu. Sementara itu, luas tanam terkecil adalah komoditas ganyong dan garut yang hanya seluas 0,56 hektar. Rata-rata luas tanam usaha tanaman palawija lebih kecil bila dibandingkan dengan tanaman padi, yaitu hanya sekitar 0,2 hektar. Menurut komoditasnya, tanaman palawija yang memiliki rata-rata luas tanam terbesar adalah kacang hijau yaitu seluas 0,46 hektar per satu rumah tangga usaha tanaman kacang hijau, sedangkan rata-rata luas tanam terkecil adalah ganyong dan garut yang rata-rata hanya ditanam seluas 0,06 hektar per rumah tangga tanaman ganyong dan garut.

Tabel 11 Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Jenis Tanaman Rumah Tangga Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanam (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Tanaman Pangan*) 28 457 122 123 026 4 291 Padi**) 17 011 95 933 080 5 639 Padi Sawah 7 629 41 715 175 5 468 Padi Ladang 9 555 54 217 905 5 674 Palawija**) 13 121 26 189 946 1 996 Jagung 2 475 6 743 812 2 725 Kedelai 18 40 466 2 248 Kacang Tanah 915 1 915 372 2 093 Kacang Hijau 45 207 331 4 607 Ubi Kayu 10 039 14 047 753 1 399 Ubi Jalar 1 384 1 448 818 1 047 Talas 1 390 1 206 242 868 Ganyong dan Garut 9 5 635 626 Lainnya 197 574 517 2 916 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. 23

24 Berbeda dengan subsektor lainnya, pada Subsektor Tanaman Pangan, rumah tangga yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk dikonsumsi sendiri (tidak dijual) juga tergolong sebagai rumah tangga usaha pertanian. Untuk tanaman padi, Sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi sawah melakukan usahanya dengan tujuan hasil panennya tidak untuk dijual 77,15 persen, sebagian untuk dikonsumsi sendiri 21,84 persen dan hanya sekitar 1,01 persen rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya. Hal yang sama terjadi untuk rumah tangga usaha tanaman padi ladang, sekitar 95,82 persen rumah tangga tidak menjual hasil usahanya dan hanya sekitar 0,87 persen rumah tangga yang menjual seluruh hasil panennya. Tabel 12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi dan Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Keterangan Penjualan Hasil Usaha, ST2013 Keterangan Penjualan Hasil Usaha Jenis Tanaman Jumlah Dijual Seluruhnya Dijual Sebagian Tidak Dijual (1) (2) (3) (4) (5) Padi Padi Sawah 77 1 666 5 886 7 629 Padi Ladang 83 316 9 156 9 555 Palawija Jagung 947 1,153 375 2,475 Kedelai 10 5 3 18 Kacang Tanah 359 465 91 915 Kacang Hijau 14 20 11 45 Ubi Kayu 1 402 4 487 4 150 10 039 Ubi Jalar 284 715 385 1 384 Talas 352 629 409 1 390 Ganyong dan Garut 0 3 6 9

Karakteristik penjualan hasil panen untuk komoditas palawija berbeda antara komoditas satu dan yang lainnya. Untuk komoditas kedelai sebagian besar ditanam dengan tujuan untuk dijual seluruh hasil panennya. Hal berbeda terjadi pada komoditas jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan talas. Pada keenam komoditas tersebut, sebagian ditanam dengan tujuan untuk dijual sebagian hasil panennya. Khusus untuk ganyong dan garut, kebanyakan rumah tangga yang menanamnya bertujuan untuk mengkonsumsi sendiri seluruh hasil panennya. Sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi sawah dan padi ladang pada periode Mei 2012 April 2013 adalah dipanen sendiri. Persentase rumah tangga usaha tanaman padi sawah dan padi ladang yang memanen sendiri hasil panennya masing-masing mencapai 87,93 persen dan 99,18 persen. ST2013 mencatat ditebaskan merupakan sistem pemanenan utama kedua terbanyak yang digunakan untuk memanen padi sawah. Meskipun tidak terlalu banyak, beberapa rumah tangga ada yang mengijonkan padinya. Jumlah rumah tangga tanaman padi sawah dan padi ladang yang usahanya tidak/belum panen selama periode ST2013 ada sekitar 899 rumah tangga dan 64 rumah tangga. Rumah tangga yang usahanya tidak/ belum panen meliputi rumah tangga yang tanamannya baru tanam maupun yang mengalami puso (hasil panen kurang dari 11 persen dari keadaan normal). Padi Tabel 13 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama ST2013 Jenis Tanaman Sistem Pemanenan Utama Dipanen Sendiri Ditebaskan Diijonkan Tidak/Belum Panen (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah Padi Sawah 6 708 17 5 899 7 629 Padi Ladang 9 477 10 4 64 9 555 25

26 Seperti halnya padi, sistem pemanenan utama yang dipakai oleh sebagian besar rumah tangga usaha tanaman palawija pada periode yang sama adalah dipanen sendiri. Berbeda dengan tanaman padi, pada tanaman palawija ada beberapa komoditas yang dimungkinkan dipanen muda (jagung dan kedelai) dan dipanen dalam bentuk lain, seperti diambil daun atau batangnya saja. Sebanyak 550 rumah tangga jagung melakukan pemanenan muda. Ubi kayu dan ubi jalar merupakan 2 (dua) jenis tanaman palawija yang paling banyak dipanen dalam bentuk lain dibandingkan jenis tanaman palawija lainnya masing-masing dilakukan oleh sebanyak 161 dan 9 rumah tangga. Ubi kayu yang merupakan jenis tanaman palawija yang paling banyak ditanam oleh rumah tangga palawija, sebagian besar sistem pemanenannya dilakukan dengan cara dipanen sendiri. Jumlah rumah tangga tanaman ubi kayu yang memanen sendiri hasil panennya mencapai 85,35 persen atau sebanyak 8.568 dari 10.039 rumah tangga ubi kayu. Dari 11 komoditas yang tergolong tanaman palawija, ada 5 komoditas yang pemanenannya tidak pernah diijonkan selama periode Mei 2012-April 2013 yakni kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ganyong dan garut. Rumah tangga usaha tanaman palawija yang pada periode Mei 2012-April 2013 mengalami puso juga dianggap tidak panen seperti halnya pada tanaman padi. Jenis tanaman palawija yang paling banyak tidak/ belum panen adalah ubi kayu. Sebanyak 12,62 persen (1.267) rumah tangga yang menanam ubi kayu belum panen pada periode Mei 2012-April 2013. Tabel 14 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija Menurut Jenis Tanaman dan Sistem Pemanenan Utama ST2013 Sistem Pemanenan Utama Jenis Dipanen Dipanen Dipanen Tidak/Belum Tanaman Ditebaskan Diijonkan Muda Bentuk Lain Sendiri Panen Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palawija Jagung 550 9 1 696 9 1 210 2 475 Kedelai 1 17 0 0 0 18 Kacang 6 812 1 0 96 915 Tanah Kacang 40 0 0 5 45 Hijau Ubi Kayu 161 8 568 25 18 1 267 10 039 Ubi Jalar 9 1 159 1 2 213 1 384 Talas 164 967 0 1 258 1 390 Ganyong 5 0 0 2 7 Garut 0 0 0 2 2

Dilihat dari penyebaran rumah tangga tanaman padi pada kabupaten/kota di Kepulauan Bangka Belitung. Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Bangka Selatan (37,84 persen), Bangka Barat (32,68 persen), dan Bangka (19,23 persen). Untuk sentra komoditas palawija berada di Bangka yaitu sebesar 29,10 persen, diikuti oleh kabupaten Bangka Tengah (17,06 persen). Hal yang sama dijumpai pada rumah tangga jagung paling banyak ditemui di Bangka yaitu sebesar 27,75 persen dari total rumah tangga jagung sedangkan terbanyak kedua didapatkan di Bangka Tengah sebesar 19,15 persen. Sentra ketiga untuk komoditas jagung adalah kabupaten Belitung yang menyumbang sebesar 12,12 persen dari total rumah tangga jagung Bangka Belitung sebanyak 2.475 rumah tangga. Sementara itu, untuk komoditas kedelai, tiga kabupaten/ kota yang terdapat rumah tangga mengusakan kedelai adalah kabupaten Bangka Tengah, Bangka Selatan dan kota Pangkalpinang. Persentase rumah tangga kedelai di masing-masing kabupaten/kota ini terhadap total rumah tangga kedelai provinsi adalah 33,33 persen (6 rumah tangga), sementara untuk Bangka Selatan dan kota Pangkalpinang masing-masing 22,22 persen (4 rumah tangga) dari total petani kedelai Bangka Belitung sebanyak 18 rumah tangga. Tabel 15 Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 No. Kabupaten/Kota Tanaman Padi Padi Padi **) Pangan*) Sawah Ladang Palawija**) Jagung Kedelai (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bangka 6 769 3 271 498 2 891 3 818 687 0 2 Belitung 2 449 892 814 79 1 699 300 1 3 Bangka Barat 6 898 5 560 637 4 963 2 030 275 1 4 Bangka Tengah 2 606 446 176 270 2 239 474 6 5 Bangka Selatan 6 871 6 438 5 190 1 257 710 282 4 6 Belitung Timur 1 718 393 311 87 1 487 183 2 7 Pangkalpinang 1 146 11 3 8 1 138 274 4 Kep. Bangka Belitung 28 457 17 011 7 629 9 555 13 121 2 475 18 *) Satu rumah tangga usaha tanaman pangan dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas, sehingga jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha padi dengan rumah tangga palawija. **) Satu rumah tangga usaha padi atau palawija dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas padi atau palawija, sehingga jumlah rumah tangga usaha padi atau palawija bukan merupakan penjumlahan rumah tangga komoditasnya. 27

28 Gambar 17 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan, ST2013

Subsektor Hortikultura Berdasarkan jenis tanaman, tanaman hortikultura dibedakan menjadi tanaman tahunan dan semusim. Tanaman hortikultura tahunan adalah tanaman hortikultura yang umur tanamannya lebih dari satu tahun sedangkan tanaman yang umurnya kurang dari satu tahun digolongkan menjadi tanaman hortikultura semusim. Tanaman hortikultura (tahunan dan semusim) meliputi buah-buahan, sayuran, obat-obatan, dan tanaman hias. Berdasarkan hasil ST2013, dari 50 jenis tanaman hortikultura semusim utama, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (4.897 rumah tangga). Selain cabai rawit, kacang panjang dan kunyit juga tergolong jenis tanaman hortikultura semusim yang paling banyak dikelola rumah tangga usaha hortikultura. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buahbuahan semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah semangka diikuti dengan tanaman mentimun suri dan blewah. Untuk tanaman sayuran semusim, cabai rawit merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kunyit, sedangkan anggrek tercatat sebagai jenis tanaman hias semusim yang paling banyak dikelola oleh rumah tangga usaha hortikultura. Pada tanaman hortikultura semusim, potensi dan besaran produksi suatu tanaman dapat dilihat dari luas tanamnya. Dalam keadaan normal, semakin besar luas tanam maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyak. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura semusim yang memiliki luas tanam terbesar adalah cabai rawit, sedangkan yang terkecil adalah tanaman brotowali. Hal ini berarti potensi terbesar dari tanaman hortikultura semusim di Indonesia terletak pada jenis tanaman cabai rawit. Selanjutnya, dilihat dari besaran rata-rata luas tanam yang dikelola per rumah tangga maka tanaman melon adalah tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan per rumah tangga usaha hortikultura dan yang terkecil adalah brotowali. 29

30 Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 No Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) Buah-buahan semusim 1 Blewah 23 28 765 1 250 2 Melon 10 33 470 3 347 3 Mentimun Suri 37 35 070 947 4 Semangka 352 1 100 035 3 125 Sayuran semusim 5 Bawang Daun/Prei 143 66 458 464 6 Bawang Merah 15 22 393 1 492 7 Bayam 827 719 678 870 8 Buncis 133 170 620 1 282 9 Cabai Besar*) 945 1 510 930 1 598 10 Cabai Rawit 4 897 3 704 005 756 11 Jamur 4 1 002 250 12 Kacang Merah 4 4 690 1 172 13 Kacang Kapri 11 2 691 244 14 Kacang Panjang 2 711 2 827 730 1 043 15 Kangkung 1 545 1 115 373 721 16 Kembang Kol 3 1 920 640 17 Kubis 4 4 505 1 126 18 Labu Siam 137 220 005 1 605 19 Lobak 27 17 022 630 20 Ketimun 1 502 1 675 253 1 115 21 Oyong/Gambas 232 182 206 785 22 Pak Choi 4 728 182 23 Paria/Pare 241 147 967 613 24 Petsai/Sawi Putih 34 24 450 719 25 Sawi 965 1 143 678 1 185 26 Seledri 208 69 349 333 27 Slada 37 20 020 541 28 Terung 1 730 1 566 690 905 29 Tomat 132 73 675 558

Tabel 16 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Luas Tanam, dan Rata-Rata Luas Tanam yang Diusahakan/ Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Semusim, ST2013 No Jenis Tanaman Hortikultura Semusim Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Luas Tanam (m 2 ) Rata-rata Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) 30 Brotowali 2 3 1 Tanaman Obat-obatan semusim 31 Jahe 877 412 270 470 32 Kemangi 47 41 880 891 33 Kencur 1 130 489 825 433 34 Kunyit 2 187 937 862 428 35 Kumis Kucing 3 10 3 36 Lempuyang 4 802 200 37 Lengkuas 1 783 549 551 308 38 Sambiloto 5 36 7 39 Temulawak 7 1 222 174 40 Temuputih 2 55 27 Tanaman Hias Semusim 41 Anggrek 24 7 314 304 42 Aglaoenema 6 383 63 43 Kamboja Jepang/Adenium 10 2 275 227 44 Mawar 10 5 295 529 45 Melati 4 1 549 387 46 Nanas-Nanasan/Bromelia 5 12 690 2 538 47 Palm 8 1 077 134 48 Pedang-Pedangan/ 2 140 70 Sansevieria 49 Rumput Peking 4 2 418 604 50 Talas-Talasan 3 200 66 *) Cabai besar terdiri dari cabai hijau, cabai merah besar, dan cabai merah keriting 31

32 Menurut hasil ST2013, durian merupakan jenis tanaman hortikultura tahunan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (9.119 rumah tangga). Selain itu, terdapat juga sekitar 7.622 rumah tangga usaha hortikultura yang mengelola tanaman pisang. Dari 50 jenis tanaman hortikultura tahunan utama, tanaman anthurium bungauah nona/srikaya merupakan jenis tanaman yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura (1 rumah tangga). ST2013 memberikan informasi mengenai jumlah tanaman hortikultura tahunan yang sudah berproduksi. Dari tabel 17, terlihat bahwa jenis tanaman hortikultura tahunan yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam sudah berproduksi terbesar adalah nenas dan yang terkecil adalah apel dan mahkota dewa. Jika dilihat menurut kelompok tanaman, maka tanaman buah-buahan tahunan yang sudah berproduksi paling banyak adalah tanaman nenas diikuti dengan tanaman pisang dan jeruk siam/keprok. Untuk tanaman sayuran tahunan, petai merupakan jenis tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga hortikultura. Jenis tanaman obat-obatan tahunan yang paling banyak memilki pohon/rumpun yang sudah berproduksi adalah tanaman sereh, sedangkan bougenvillea spp tercatat sebagai jenis tanaman hias tahunan yang paling banyak memiliki luas tanam yang sudah berproduksi paling besar. Ditinjau dari besaran jumlah pohon/rumpun/luas tanam, tanaman hortikultura tahunan yang memiliki luas tanam yang diusahakan/dikelola terbesar adalah nenas sedangkan yang terkecil adalah tanaman mengkudu/ pace. Ditinjau dari besaran rata-rata luas tanam yang diusahakan/dikelola per rumah tangga, tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun/luas tanam terbesar per rumah tangga adalah salam, sedangkan yang terkecil adalah tanaman blimbing wuluh, kluwih dan mengkudu/pace.

Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 No Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/ Dikelola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/ Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Buah-buahan tahunan 1 Alpukat 508 pohon 4 418 1 824 8 2 Apel 2 pohon 7 0 3 3 Belimbing 30 pohon 620 84 20 4 Buah Naga 131 pohon 26 753 18 342 204 5 Buah Nona/Srikaya 1 pohon 4 4 4 6 Cempedak 1 197 pohon 17 445 13 764 14 7 Duku/Langsat 3 142 pohon 87 645 77 102 27 8 Durian 9 119 pohon 176 751 112 090 19 9 Duwet/Juwet 2 pohon 4 1 2 10 Jambu Air 697 pohon 9 735 3 487 13 11 Jambu Biji 146 pohon 1 450 660 9 12 Jambu Bol 248 pohon 1 641 967 6 13 Jeruk Siam/Keprok 2 547 pohon 253 765 185 742 99 14 Jeruk Besar 40 pohon 394 322 9 15 Kedondong 173 pohon 376 287 2 16 Kesemek 3 pohon 6 6 2 17 Lengkeng 183 pohon 3 048 1 958 16 18 Mangga 3 416 pohon 32 620 17 900 9 19 Manggis 710 pohon 7 555 5 112 10 20 Markisa 8 pohon 63 24 7 21 Matoa Buah 27 pohon 2 196 60 81 22 Nangka 398 pohon 3 003 2 168 7 23 Nenas 1 838 pohon 3 630 946 1 995 236 1 975 24 Pepaya 777 rumpun 99 158 71 817 127 25 Pisang 7 622 pohon 401 699 268 305 52 26 Rambutan 5 039 rumpun 75 473 50 056 14 27 Salak 843 pohon 153 197 132 236 181 28 Sawo 400 rumpun 2 375 1 527 5 29 Sirsak 143 pohon 5 979 1 448 41 30 Sukun 166 pohon 766 318 4 33

34 Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura, Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam, dan Rata-rata Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga Menurut Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan, ST2013 No Jenis Tanaman Hortikultura Tahunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Satuan Jumlah Pohon/Rumpun/Luas Tanam Diusahakan/ Dikelola Yang Sudah Berproduksi Rata-rata Jumlah Pohon/ Rumpun/Luas Tanam yang Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 31 Terong Brastagi 4 pohon 200 200 50 32 Blimbing Wuluh 5 pohon 9 5 1 33 Jengkol 72 pohon 513 315 7 34 Kluwih 4 pohon 4 4 1 35 Melinjo 272 pohon 3 491 3 021 12 36 Petai 1 134 pohon 9 788 5 793 8 37 Mahkota Dewa 5 pohon 68 0 13 38 Mengkudu/Pace 2 m 2 2 2 1 39 Salam 2 m 2 10 003 3 5 001 40 Sereh 312 m 2 29 738 11 945 95 41 Sirih 5 m 2 137 16 27 42 Anthurium Bunga 2 m 2 150 100 75 43 Anthurium Daun 6 m 2 667 37 111 44 Bougenvillea Spp 12 m 2 829 505 69 45 Euphorbia 2 m 2 30 30 15 46 Kaktus 3 m 2 129 29 43 47 Soka/Ixora 6 m 2 1 149 94 191 48 Tabulampot 2 m 2 87 4 43

Pada Mei 2013, jumlah rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Bangka Belitung adalah sebesar 29.133 rumah tangga. Dilihat dari pola penyebaran, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak dijumpai di Kabupaten Bangka (7.294 rumah tangga). Selain di Kabupaten Bangka, rumah tangga usaha hortikultura paling banyak terdapat di Kabupaten Belitung dengan persentase sebesar 18,16 persen sedangkan yang terkecil berada di Kota Pangkalpinang dengan persentase sebesar 6,08 persen. Menurut hasil ST2013, kelompok tanaman hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman buah-buahan 76,20 persen (22.199 rumah tangga) dan yang paling sedikit diusahakan adalah kelompok tanaman hias (94 rumah tangga). Jika melihat perbandingan antara jumlah rumah tangga usaha tanaman hortikultura tahunan dan semusim dapat dilihat bahwa untuk kelompok tanaman buah-buahan, jenis tanaman tahunan lebih banyak diusahakan dibandingkan dengan tanaman semusim. Hal yang berbeda terjadi pada tiga kelompok tanaman hortikultura lainnya karena dibandingkan dengan tanaman tahunan, tanaman semusim lebih banyak diusahakan pada kelompok tanaman sayuran, tanaman hias, dan obat-obatan ST2013 mencatat bahwa dari keempat kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman buahbuahan merupakan kelompok tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura dengan persentase sebesar 74,75 persen (21.777 rumah tangga). Potensi usaha kelompok tanaman buahbuahan tahunan terdapat di Kabupaten Bangka. Hal ini terlihat dari jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan di kabupaten tersebut yang mencapai 4.999 rumah tangga. Untuk kelompok tanaman sayuran tahunan, Kabupaten Bangka Tengah tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan terbanyak yaitu sebesar 313 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman hias tahunan paling banyak dijumpai di Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang (7 rumah tangga) sedangkan rumah tangga usaha tanaman obat-obatan tahunan paling banyak terdapat di Kabupaten Belitung Timur (100 rumah tangga). Berbeda dengan kelompok tanaman hortikultura tahunan, kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura adalah kelompok tanaman sayuran. Dari 29.133 rumah tangga usaha hortikultura, sebanyak 10.008 rumah tangga mengusahakan kelompok tanaman sayuran semusim. Kelompok tanaman buah-buahan semusim diusahakan oleh sebanyak 422 rumah tangga, sedangkan kelompok tanaman obat-obatan semusim diusahakan oleh 3.142 rumah tangga. Tanaman hias merupakan kelompok tanaman hortikultura semusim yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura di Provinsi Bangka Belitung dengan 67 rumah tangga. Dilihat dari distribusi per kabupaten, Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman buah-buahan semusim terbesar (134 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman sayuran 35

36 semusim paling banyak juga ditemui di Kabupaten Bangka (2.785 rumah tangga). Kabupaten Bangka juga merupakan Kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha tanaman hias semusim terbanyak (21 rumah tangga), sedangkan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim terbesar terdapat di Kabupaten Bangka Tengah. Gambar 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Jenis Tanaman Hortikultura, ST2013 JUmlah Rumah Tangga 10 000 9 000 8 000 7 000 6 000 5 000 4 000 3 000 2 000 1 000 0 4 897 Cabai Rawit 2 711 Kacang Panjang 2 187 Kunyit 1 783 1 730 Lengkuas Hortikultura Semusim Terung 9 119 Durian Jenis Tanaman Hortikultura 7 622 Pisang 5 039 Rambutan 3 416 Mangga HortikulturaTahunan 3 142 Duku/Langsat

Provinsi Gambar 19 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Hortikultura, ST2013 Tabel 18 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Tahunan dan Semusim Menurut Kelompok Tanaman dan Kabupaten/Kota, ST2013 Rumah Tangga Usaha Hortikultura*) Kelompok Tanaman Hortikultura Buah-buahan Sayuran Tanaman Obat-obatan Tanaman Hias Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim Tahunan Semusim (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bangka 7 294 4 999 134 2 785 22 22 551 5 21 Belitung 5 290 4 148 39 1 728 45 45 349 7 12 Bangka Barat 4 724 4 066 121 974 87 87 447 3 7 Bangka Tengah 4 185 3 179 49 1 316 34 34 759 3 10 Bangka Selatan 3 211 1 919 39 1 431 1 1 363 2 1 Belitung Timur 2 658 1 921 31 1 208 100 100 430 0 2 Pangkalpinang 1 771 1 545 9 566 35 35 243 7 14 Kep. Bangka Belitung 29 133 21 777 422 10 008 324 324 3 142 27 67 37 *) Satu rumah tangga usaha hortikultura dapat mengusahakan lebih dari 1 kelompok tanaman hortikultura, sehingga jumlah rumah tangga usaha hortikultura bukan merupakan penjumlahan dari rumah tangga usaha hortikultura per kelompok tanaman.

38 Berdasarkan hasil ST2013, dari kedelapan jenis tanaman hortikultura strategis, pisang, cabai dan mangga merupakan jenis tanaman dengan jumlah rumah tangga usaha hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu masing-masing sebesar 7.622; 5.605; dan 3.416 rumah tangga. Ditinjau menurut penyebaran pada tiap-tiap provinsi di Indonesia, usaha tanaman tersebar di Pulau Bangka dan Belitung dengan jumlah rumah tangga pengelola terbesar terdapat di Kabupaten Belitung (1.817 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman jeruk paling banyak berada di Kabupaten Bangka Tengah sebanyak 582 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman mangga paling banyak dijumpai di Kabupaten Belitung. Dari 3.416 rumah tangga usaha tanaman mangga, 30,56 persen berada di Kabupaten Belitung, 17,89 persen di Kabupaten Belitung Timur, dan sisanya menyebar di kabupaten-kabupaten lainnya. Jika dilihat menurut pulau maka rumah tangga usaha tanaman mangga paling banyak dijumpai di Pulau Bangka (1.761 rumah tangga). Rumah tangga usaha tanaman cabai relatif banyak dan menyebar merata antar kabupaten. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra rumah tangga usaha tanaman cabai terdapat di Kabupaten Bangka. Tanaman kunyit paling banyak dijumpai di Kabupaten Bangka Tengah. Tabel 19 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan, ST2013 Rumah Jenis Tanaman Hortikultura Strategis yang Diusahakan Provinsi Tangga Usaha Bawang Pisang Jeruk Mangga Cabai *) Hortikultura Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bangka 7 294 1 437 487 432 1 228 4 0 340 10 Belitung 5 290 1 817 386 1 044 938 0 0 233 3 Bangka Barat 4 724 1 071 225 474 629 0 0 336 2 Bangka Tengah 4 185 1 093 582 395 728 9 1 514 3 Bangka Selatan 3 211 551 179 343 957 2 0 340 0 Belitung Timur 2 658 1 034 447 611 803 0 0 284 0 Pangkalpinang 1 771 619 241 117 322 0 0 140 6 Kep. Bangka Belitung 29 133 7 622 2 547 3 416 5 605 15 1 2 187 24 *) Rumah tangga yang mengusahakan cabai adalah rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan atau cabai rawit, sehingga jumlah rumah tangga yang mengusahakan cabai bukan merupakan penjumlahan rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan rumah tangga yang mengusahakan cabai rawit.

Jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang ada di suatu daerah secara normal dapat mengindikasikan besaran produksi tanaman pada daerah tersebut. Pada periode ST2013, dari jenis tanaman hortikultura strategis semusim, cabai merupakan jenis tanaman dengan jumlah tanaman hortikultura terbanyak yang diusahakan, yaitu sebesar 52,15 hektar. Tanaman hortikultura di Provinsi Bangka Belitung berdasarkan hasil ST2013, terlihat bahwa usaha tanaman pisang terbesar terdapat di Kabupaten Bangka Selatan (112.500 tanaman). Tanaman jeruk paling banyak diusahakan di Kabupaten Bangka Selatan juga, yaitu mencapai 85.518 tanaman. Tanaman mangga paling banyak diusahakan di Kabupaten Belitung. Dari 32.620 tanaman mangga, 22,15 persennya berada di Kabupaten Belitung, 19,81 persen di Kabupaten Bangka Selatan, dan sisanya menyebar di kabupaten lainnya. Tanaman cabai relatif luas dan menyebar merata antar kabupaten. Hal ini mengingat tanaman cabai sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan sehari-hari. Sentra tanaman cabai terdapat di Kabupaten Bangka. Tanaman kunyit dan anggrek paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka. Tabel 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura dan Jumlah/Luas Tanam Hortikultura Strategis Menurut Kabupaten/Kota, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Hortikultura Jumlah Tanaman Hortikultura Strategis Jumlah Pohon (pohon) Luas Tanam (m 2 ) Pisang Jeruk Mangga Cabai*) Bawang Merah Kentang Kunyit Anggrek (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bangka 7 294 64 298 45 109 4 150 1 792 441 13 530 0 196 574 4 859 Belitung 5 290 58 199 9 561 7 227 549 246 0 0 188 743 2 014 Bangka Barat 4 724 25 622 9 435 4 381 436 974 0 0 51 386 55 Bangka Tengah 4 185 57 831 83 031 3 675 743 662 6 313 1 000 188 040 160 Bangka Selatan 3 211 112 500 85 518 6 461 1 198 095 2 550 0 193 266 0 Belitung Timur 2 658 38 492 6 770 5 623 347 099 0 0 73 953 0 Pangkalpinang 1 771 44 757 14 341 1 103 147 418 0 0 45 900 226 Kep. Bangka Belitung 29 133 401 699 253 765 32 620 5 214 935 22 393 1 000 937 862 7 314 *) Rumah tangga yang mengusahakan cabai adalah rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan atau cabai rawit, sehingga jumlah rumah tangga yang mengusahakan cabai bukan merupakan penjumlahan rumah tangga yang mengusahakan cabai besar dan rumah tangga yang mengusahakan cabai rawit. 39

40

Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 104.835 rumah tangga. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman tahunan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman semusim. Sebanyak 104.813 rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan, 61 rumah tangga mengusahakan tanaman semusim dan 39 rumah tangga mengusahakan tanaman tahunan sekaligus semusim. Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak di Kepulauan Bangka Belitung berada di Kabupaten Bangka, yaitu sebanyak 24.753 rumah tangga.kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan terbanyak kedua dan ketiga berturutturut adalah Bangka Selatan (24.690 rumah tangga) dan Bangka Barat (21.231 rumah tangga). Rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tanaman tahunan berada di Bangka (24.752 rumah tangga), sementara untuk tanaman semusim paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka Tengah (22 rumah tangga). Jumlah Rumah Tangga Gambar 20 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0 104 813 Tanaman Tahunan Jenis Tanaman Perkebunan 61 Tanaman Semusim 41

42 Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Total Tanaman Tahunan Tanaman Semusim (1) (2) (3) (4) Bangka 24 753 24 752 3 Belitung 9 850 9 847 8 Bangka Barat 21 231 21 231 0 Bangka Tengah 16 129 16 121 22 Bangka Selatan 24 690 24 690 4 Belitung Timur 6 775 6 774 7 Pangkalpinang 1 407 1 398 17 Kep. Bangka Belitung 104 835 104 813 61 Secara umum, enam tanaman tahunan berdasarkan banyaknya rumah tangga yang mengusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berturut-turut adalah karet (79.400 rumah tangga), lada (54.099 rumah tangga), kelapa sawit (28.557 rumah tangga), kelapa (7.202 rumah tangga), kakao (2.573 rumah tangga), dan aren/ enau (361 rumah tangga). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan karet adalah Bangka Selatan (19.541 rumah tangga), diikuti Bangka (19.249 rumah tangga). Lada paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka Selatan (16.343 rumah tangga), diikuti Bangka (10.863 rumah tangga). Kelapa sawit paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (8.128 rumah tangga), diikuti Bangka Barat (7.699 rumah tangga). Kelapa banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (2.375 rumah tangga) dan Belitung (1.625 rumah tangga). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (1.633 rumah tangga), diikuti Bangka Tengah (585 rumah tangga). Aren/enau paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Belitung (319 rumah tangga) dan Bangka Tengah (17 rumah tangga).

Tabel 21.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Rumah Tangga Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Usaha Tanaman Karet Lada Kelapa Sawit Kelapa Kakao Aren/Enau Tahunan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bangka 24 752 19 249 10 863 8 128 2 375 1 633 11 Belitung 9 847 4 821 6 877 1 792 1 625 9 319 Bangka Barat 21 231 18 567 7 302 7 699 735 164 4 Bangka Tengah 16 121 11 630 8 024 3 978 759 585 17 Bangka Selatan 24 690 19 541 16 343 5 461 744 73 6 Belitung Timur 6 774 4 717 4 217 1 163 764 10 3 Pangkalpinang 1 398 875 473 336 200 99 1 Kep. Bangka Belitung 104 813 79 400 54 099 28 557 7 202 2 573 361 Empat tanaman semusim yang paling banyak diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berturutturut adalah tebu (52 rumah tangga), rosela (6 rumah tangga), sereh wangi (4 rumah tangga), dan nilam (1 rumah tangga). Usaha perkebunan tanaman semusim banyak didominasi oleh rumah tangga yang berada di Kabupaten Bangka Tengah. Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan tebu adalah Bangka Tengah (21 rumah tangga), diikuti Pangkalpinang (15 rumah tangga). Rosela paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Belitung (4 rumah tangga), diikuti Bangka Selatan (1 rumah tangga) dan Belitung Timur (1 rumah tangga). Sereh wangi paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Pangkalpinang (2 rumah tangga) diikuti Belitung (1 rumah tangga) dan Bangka Tengah (1 rumah tangga). Nilam hanya diusahakan oleh rumah tangga di Pangkalpinang (1 rumah tangga). 43

44 Kabupaten/Kota Tabel 21.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Tanaman Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Rumah Tangga Usaha Tanaman Semusim Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tebu Rosela Sereh Wangi Nilam (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bangka 3 3 0 0 0 Belitung 8 4 4 1 0 Bangka Barat 0 0 0 0 0 Bangka Tengah 22 21 0 1 0 Bangka Selatan 4 3 1 0 0 Belitung Timur 7 6 1 0 0 Pangkalpinang 17 15 0 2 1 Kep. Bangka Belitung 61 52 6 4 1 Jika dilihat dari jumlah tanamannya, populasi tanaman tahunan terbesar yang diusahakan oleh rumah tangga adalah lada, yakni sebanyak 49.254.567 pohon yang banyak berada di Bangka Selatan dan Bangka. Populasi terbesar kedua adalah tanaman karet, yaitu sebanyak 43.058.378 pohon yang banyak diusahakan di Bangka Selatan dan Bangka. Tanaman kelapa sawit menempati posisi ketiga terbesar yang paling banyak diusahakan rumah tangga, yaitu sebanyak 8.323.678 pohon. Kelapa sawit paling banyak berada di Bangka dan Bangka Barat. Selain tanaman lada, karet,dan kelapa sawit, potensi subsektor perkebunan juga pada komoditas kelapa (332.562 pohon), kakao (323.889 pohon), aren/enau (15.163 pohon). Kabupaten dengan rumah tangga yang paling banyak mengusahakan kelapa adalah Bangka (126.032 pohon), diikuti Bangka Tengah (44.544 pohon). Kakao paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Bangka (152.158 pohon), diikuti Bangka Tengah (68.186 pohon). Aren/enau banyak diusahakan oleh rumah tangga di Belitung (12.627 pohon) dan Bangka Selatan (1.595 pohon).

Tabel 22 Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Lada Kelapa Sawit Kelapa Kakao Aren/Enau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka 10 093 234 7 147 589 2 222 276 126 032 152 158 67 Belitung 1 849 162 5 809 678 598 617 42 093 2 908 12 627 Bangka Barat 9 677 582 4 413 227 1 798 091 34 583 50 683 77 Bangka Tengah 6 761 395 6 246 745 1 290 004 44 544 68 186 748 Bangka Selatan 11 893 044 20 362 394 1 728 459 33 492 28 928 1 595 Belitung Timur 2 188 940 4 861 199 496 528 43 482 3 950 46 Pangkalpinang 595 021 413 735 189 703 8 336 17 076 3 Kep. Bangka Belitung 43 058 378 49 254 567 8 323 678 332 562 323 889 15 163 Tabel 22.a Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Belum Berproduksi, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Lada Kelapa Sawit Kelapa Kakao Aren/Enau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka 3 614 355 4 870 284 641 537 20 197 52 590 12 Belitung 1 352 323 3 118 227 414 815 11 379 2 108 5 257 Bangka Barat 4 923 252 2 993 181 645 052 8 862 26 028 62 Bangka Tengah 3 150 167 4 214 125 515 716 10 773 21 717 199 Bangka Selatan 6 325 264 12 603 573 801 629 9 243 17 315 1 500 Belitung Timur 1 626 382 2 386 692 386 744 13 473 850 24 Pangkalpinang 232 988 243 580 59 568 1 847 8 253 2 Kep. Bangka Belitung 21 224 731 30 429 662 3 465 061 75 774 128 861 7 056 45

46 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa tanaman perkebunan yang diusahakan sebagian besar belum berproduksi. Hasil Sensus Pertanian 2013 memperlihatkan proporsi tanaman lada yang belum berproduksi sebesar 61,78 persen dari total tanaman yang diusahakan/dikelola, proporsi tanaman karet yang belum berproduksi sebesar 49,29 persen, dan proporsi tanaman kelapa sawit yang belum berproduksi adalah sebesar 41,63 persen. Angka proporsi yang relatif cukup besar pada tanaman lada, menggambarkan banyaknya penanaman baru ataupun perluasan. Jumlah pohon lada yang belum berproduksi di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 30.429.662 pohon, dan paling banyak ditemukan di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 12.603.573 pohon. Jumlah pohon karet yang belum berproduksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 21.224.731 pohon, dan paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 6.325.264 pohon. Sedangkan jumlah pohon karet yang belum berproduksi paling sedikit ditemui di Kota Pangkalpinang, dengan jumlah 232.988 pohon. Selain lada dan karet, pohon kelapa yang belum berproduksi juga banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha perkebunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah pohon kelapa yang diusahakan/dikelola rumah tangga usaha perkebunan adalah sebanyak 75.774 pohon. Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang memiliki jumlah pohon kelapa yang belum berproduksi paling banyak (20.197pohon). Sedang jumlah pohon kelapa yang belum berproduksi paling sedikit di temui di Kota Pangkalpinang, dengan jumlah 1.847 pohon. Tabel 22.b Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Tanaman Tahunan yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan yang Sudah Berproduksi, ST2013 Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Kabupaten/Kota Karet Lada Kelapa Sawit Kelapa Kakao Aren/Enau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka 6 258 676 2 111 836 1 541 173 97 397 93 808 49 Belitung 414 829 2 575 277 157 640 28 043 800 6 096 Bangka Barat 4 557 823 1 319 206 1 119 561 23 700 13 989 15 Bangka Tengah 3 524 488 1 916 175 750 447 31 971 44 973 382 Bangka Selatan 5 381 661 7 440 170 880 786 22 751 11 613 95 Belitung Timur 510 586 2 359 736 84 492 28 563 2 500 22 Pangkalpinang 336 453 154 740 122 666 6 118 8 233 1 Kep. Bangka Belitung 20 984 516 17 877 140 4 656 765 238 543 175 916 6 660

Serupa dengan kondisi tanaman perkebunan yang belum berproduksi, tanaman perkebunan yang sudah berproduksi paling banyak pada komoditas karet, lada, kelapa sawit, kelapa dan kakao. Jumlah pohon Karet yang sudah berproduksi di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 20.984.516 pohon dan paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka, yaitu sebanyak 6.258 676 pohon. Sedangkan jumlah pohon Karet yang sudah berproduksi paling sedikit ditemui di Kota Pangkalpinang, yaitu sebanyak 336.453 pohon. Jumlah pohon Lada yang sudah berproduksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 17.877.140 pohon, dan terbanyak ditemui di Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 7.440.170 pohon. Sedangkan jumlah pohon lada yang sudah berproduksi paling sedikit di Kota Pangkalpinang dengan jumlah 154.740 pohon. Selain Karet dan Lada, pohon Kelapa Sawit juga merupakan tanaman perkebunan yang memiliki tanaman yang sudah berproduksi berikutnya. Jumlah pohon Kelapa Sawit yang sudah berproduksi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 4.656.765 pohon dan terbanyak ditemui di Kabupaten Bangka, yaitu sebanyak 1.541.173 pohon. Sedangkan jumlah pohon Kelapa Sawit yang sudah berproduksi paling sedikit di Kabupaten Belitung Timur dengan jumlah yang sudah berproduksi sebanyak 84.492 pohon. Selain terlihat dari jumlah pohon/lajar/rumpun, potensi tanaman perkebunan juga dapat dilihat dari luas tanaman perkebunan. Total luas tanaman paling besar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (tanaman tahunan) yang dikelola rumah tangga untuk usaha perkebunan adalah luas tanaman karet, yaitu 876,78 juta hektar. Sementara, jika dilihat rata-rata luas tanaman per rumah tangga, maka tanaman kelapa sawit mempunyai rata-rata luas tanaman per rumah tangga paling besar, yaitu sekitar 2,21 hektar per rumah tangga. Rumah tangga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung paling banyak mengusahakan karet dan luas tanaman karet secara keseluruhan merupakan yang paling besar (sebesar 876,78 juta hektar) dan rata-rata luas lebih kecil daripada kelapa sawit, yaitu hanya sekitar 1,1 hektar per rumah tangga. Potensi tanaman perkebunan semusim adalah tanaman tebu, rosela, sereh wangi dan nilam. Hasil pencacahan lengkap ST2013 luas tanam tebu sebesar 6,33 hektar, rosela seluas 1,33 hektar, sereh wangi seluas 0,37 hektar dan nilam 0,1 hektar. 47

48 Tabel 23.a Luas Tanam Tanaman Tahunan (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Karet Lada Kelapa Sawit Kelapa Kakao Aren/Enau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka 220 670 420 37 270 518 170 974 010 6 997 034 2 830 918 470 Belitung 35 457 910 27 281 258 42 096 846 2 091 548 45 372 246 111 Bangka Barat 194 597 784 22 031 267 137 057 449 2 425 522 957 415 2 600 Bangka Tengah 134 316 945 32 754 267 103 573 746 2 100 933 1 022 932 57 314 Bangka Selatan 237 601 224 76 396 844 129 716 369 1 663 019 510 300 7 900 Belitung Timur 40 272 000 26 326 680 33 849 367 2 476 259 50 550 5 000 Pangkalpinang 13 868 954 2 807 500 14 344 634 429 245 385 680 0 Kep. Bangka Belitung 876 785 237 224 868 334 631 612 421 18 183 560 5 803 167 319 395 Tabel 23.b Luas Tanam Tanaman Semusim (m 2 ) yang Diusahakan/Dikelola Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman yang Diusahakan/Dikelola Tebu Rosela Sereh Wangi Nilam (1) (2) (3) (4) (5) Bangka 521 0 0 0 Belitung 360 10 240 200 0 Bangka Barat 0 0 0 0 Bangka Tengah 54 166 0 1 500 0 Bangka Selatan 90 3 000 0 0 Belitung Timur 217 100 0 0 Pangkalpinang 7 966 0 2 020 1 000 Kep. Bangka Belitung 63 320 13 340 3 720 1 000

Tabel 24.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Menurut Kondisi Tanaman di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Yang Diusahakan/ Dikelola Jumlah Pohon/Lajar/Rumpun Yang Belum Berproduksi Yang Sudah Berproduksi (1) (2) (3) (4) (5) Aren/Enau 361 15 163 7 056 6 660 Asam Jawa 5 24 7 17 Cengkeh 119 9 022 3 549 5 369 Gambir 1 2 000 0 1 500 Jambu Mete 24 1 386 325 1 061 Jarak Pagar 2 202 200 2 Kakao 2 573 323 889 128 861 175 916 Kapok 3 28 0 28 Karet 79 400 43 058 378 21 224 731 20 984 516 Kayu Manis 2 4 3 1 Kelapa Sawit 28 557 8 323 678 3 465 061 4 656 765 Kelapa 7 202 332 562 75 774 238 543 Kemiri 36 257 86 161 Kenanga 1 4 500 4 500 0 Kopi 164 65 732 30 002 34 962 Lada 54 099 49 254 567 30 429 662 17 877 140 Lontar 1 500 500 0 Pandan Anyaman 1 30 0 30 Pinang/Jambe 21 3 197 665 1 532 Sagu 28 1 935 241 1 584 Teh 23 14 720 4 020 10 700 49

50 Tabel 24.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan dan Luas Tanaman/Luas Tanam Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ST2013 Jenis Tanaman Jumlah Rumah Tangga Luas Tanaman/Luas Tanam (m 2 ) Rata-Rata Luas Tanaman/Luas Tanam per Rumah Tangga (m 2 ) (1) (2) (3) (4) Aren/Enau 361 319 395 884,75 Asam Jawa 5 30 6,00 Cengkeh 119 293 826 2 469,13 Gambir 1 2 250 2 250,00 Jambu Mete 24 47 937 1 997,38 Jarak Pagar 2 100 50,00 Kakao 2 573 5 803 167 2 255,41 Kapok 3 2 650 883,33 Karet 79 400 876 785 237 11 042,64 Kayu Manis 2 15 7,50 Kelapa Sawit 28 557 631 612 421 22 117,60 Kelapa 7 202 18 183 560 2 524,79 Kemiri 36 18 183 505,08 Kenanga 1 30 000 30 000,00 Kopi 164 402 900 2 456,71 Lada 54 099 224 868 334 4 156,61 Lontar 1 2 000 2 000,00 Pandan Anyaman 1 30 30,00 Pinang/Jambe 21 46 072 2 193, 90 Sagu 28 44 865 1 602,32 Teh 23 27 300 1 186,96 Nilam 1 1 000 1 000,00 Rosela 6 13 340 2 223,33 Sereh Wangi 4 3 720 930,00 Tebu 52 63 320 1 217,69

Gambar 21 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Perkebunan, ST2013 51

52

Subsektor Peternakan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga usaha pertanian Subsektor Peternakan memiliki jumlah rumah tangga usaha sebanyak 14.895. Ternak yang diusahakan/dipelihara oleh rumah tangga pertanian dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: kelompok ternak besar terdiri dari sapi potong, sapi perah, kerbau, dan kuda; kelompok ternak kecil terdiri dari kambing, domba, dan babi; kelompok unggas terdiri dari ayam lokal (ayam kampung dan ayam lokal lainnya), ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, dan itik manila, serta kelompok ternak lainnya terdiri dari angsa, kalkun, burung merpati, burung puyuh, dan kelinci. Rumah Tangga Gambar 22 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013 16 000 14 895 14 000 12 000 10 000 8 000 6 000 4 000 2 000 0 11 619 1 623 1 561 1 113 664 234 190 173 31 19 3 1 0 Jenis Ternak 53

54 Tabel 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah rumah Tangga Usaha Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba Peternakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bangka 4 675 69 0 8 0 14 0 Belitung 3 018 360 0 0 0 18 0 Bangka Barat 1 604 78 0 0 0 14 0 Bangka Tengah 1 892 394 0 0 1 26 0 Bangka Selatan 1 178 201 0 6 0 49 0 Belitung Timur 1 680 336 1 13 0 30 0 Pangkalpinang 848 123 2 4 0 22 0 Kep. Bangka Belitung 14 895 1 561 3 31 1 173 0 Tabel 25 (lanjutan) Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Babi Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging*) Itik Itik Manila Lainnya (1) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Bangka 1 162 3 647 1 152 442 19 60 Belitung 68 2 524 6 139 96 12 26 Bangka Barat 45 1 328 2 122 71 63 39 Bangka Tengah 249 1 299 3 51 210 12 37 Bangka Selatan 12 894 2 68 95 59 14 Belitung Timur 22 1 293 2 92 51 4 12 Pangkalpinang 65 634 3 40 148 21 46 Kep. Bangka Belitung 1 623 11 619 19 664 1 113 190 234 *) Khusus untuk ayam ras pedaging referensi waktu yang digunakan adalah Mei 2012 April 2013. Sedangkan untuk jenis ternak lainnya adalah 1 Mei 2013.

Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jenis Usaha Peternakan, ST2013 Kabupaten/Kota Jumlah Jenis Usaha Peternakan 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bangka 3 805 832 35 3 0 Belitung 2 804 193 18 2 1 Bangka Barat 1 460 125 14 3 2 Bangka Tengah 1 542 314 30 6 0 Bangka Selatan 986 162 26 4 0 Belitung Timur 1 518 147 12 3 0 Pangkalpinang 613 193 36 4 2 Kep. Bangka Belitung 12 728 1 966 171 25 5 Jika dilihat dari rumah tangga pertanian yang memelihara ternak, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ternak besar yang banyak dipelihara oleh rumah tangga adalah sapi potong, tercatat sebanyak 1.561 rumah tangga memelihara sapi potong. Ternak kecil yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga pemelihara ternak adalah babi, sebanyak 1.623 rumah tangga tercatat mengusahakan jenis ternak ini. Untuk ayam lokal yang merupakan gabungan dari ayam kampung dan ayam lokal lainnya, hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 11.619 rumah tangga mengusahakan jenis ternak ini. Ayam lokal merupakan jenis unggas yang paling banyak diusahakan rumah tangga. Jika dilihat dari jumlah ternak yang dipelihara oleh rumah tangga pertanian di Kepulauan Bangka Belitung, ternak ayam ras pedaging merupakan ternak yang paling banyak dipelihara (9,9 juta ekor), diikuti ayam lokal (356 ribu ekor), dan ayam ras petelur (60 ribu ekor), sedangkan ternak domba tidak ada rumah tangga yang memelihara. Populasi ternak ayam ras pedaging paling besar disumbang oleh Kabupaten Bangka, dengan jumlah populasi sebanyak 4,4 juta ekor. 55

56 Kabupaten/Kota Sapi*) Kerbau Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka 407 31 0 158 0 11 203 Belitung 1 092 0 0 193 0 580 Bangka Barat 991 0 0 188 0 429 Bangka Tengah 2 048 0 4 173 0 4 454 Bangka Selatan 884 19 0 274 0 85 Belitung Timur 1 359 127 0 194 0 293 Pangkalpinang 694 34 0 346 0 1 218 Kep. Bangka Belitung 7 475 211 4 1 526 0 18 262 Catatan:*) Sapi Potong dan Sapi Perah Tabel 27 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Tabel 27 (lanjutan) Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak, ST2013 Kabupaten/Kota Ayam Lokal Ayam Ras Petelur Ayam Ras Itik Itik Pedaging*) Manila (1) (6) (7) (8) (9) (10) Bangka 114 608 20 4 474 555 8 096 262 Belitung 76 662 39 300 934 795 2 590 380 Bangka Barat 37 834 2 500 2 192 322 1 124 1 244 Bangka Tengah 42 469 1 620 1 415 258 8 315 365 Bangka Selatan 26 446 350 162 496 2 200 799 Belitung Timur 34 375 10 200 272 022 1 903 91 Pangkalpinang 24 052 6 110 465 090 3 669 447 Kep. Bangka Belitung 356 446 60 100 9 916 538 27 897 3 588 *) Khusus untuk ayam ras pedaging referensi waktu yang digunakan adalah Mei 2012 April 2013. Sedangkan untuk jenis ternak lainnya adalah 1 Mei 2013.

Populasi Ternak 10000 000 9000 000 8000 000 7000 000 6000 000 5000 000 4000 000 3000 000 2000 000 1000 000 Gambar 23 Populasi Ternak yang Diusahakan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Ternak, ST2013 0 9.916.538 356.446 60.100 27.897 18.262 7.468 3.588 1.526 211 7 4 0 *) Khusus ayam ras pedaging referensi waktu yang digunakan adalah Mei 2012-April2013, sedangkan untuk jenis ternak lainnya adalah 1 mei 2013 57

58 Gambar 24 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Peternakan, ST2013

Subsektor Perikanan Kegiatan usaha pertanian di Subsektor Perikanan terdiri dari kegiatan Budidaya Ikan dan kegiatan Penangkapan Ikan. Dari kedua kegiatan tersebut, hasil ST2013 mencatat bahwa terdapat 16,5 ribu rumah tangga yang berusaha di Subsektor Perikanan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan ikan mendominasi usaha rumah tangga Subsektor Perikanan. Berdasarkan hasil ST2013, terdapat sebanyak 14.381 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Penangkapan ikan, sedangkan untuk kegiatan Budidaya Ikan sebanyak 2.161 rumah tangga. Dari jumlah rumahtangga yang berusaha dikegiatan penangkapan ikan, jenis penangkapan ikan dilaut yang mendominasi dimana jumlah rumahtangga mencapai 13.746 rumah tangga sedangkan untuk penangkapan ikan di perairan umum hanya 673 rumah tangga. hal ini dikarenakan wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikelilingi oleh lautan. Jumlah rumah tangga yang mengusahakan kegiatan Budidaya Ikan, dapat di rinci ke dalam dua komoditas utama, yaitu Bukan Ikan Hias dan Ikan Hias. Untuk kelompok Bukan Ikan Hias, Budidaya Ikan Air Laut dengan jenis ikan utama adalah Kerapu sunu terlihat mendominasi kegiatan Budidaya Ikan. Hal ini tercermin dari banyaknya jumlah rumah tangga yang mengusahakan kerapu sunu sebagai ikan utama, yaitu sebanyak 50 rumah tangga. Selain Kerapu Sunu, Ikan Nila merupakan jenis ikan utama pada kegiatan Budidaya ikan di Tambak/Air Payau yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak, yaitu sebanyak 30 rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan budidaya di Air Tawar, Ikan Nila merupakan jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga, yaitu sebanyak 854 rumah tangga. Untuk kelompok Ikan Hias, jenis ikan utama yang banyak diusahakan oleh rumah tangga adalah Ikan Arowana Silver, Koi, dan Mas Koki. Hasil ST2013 mencatat bahwa banyaknya rumah tangga yang mengusahakan Ikan Arowana Silver, Koi dan Mas Koki sebagai ikan utama adalah masing-masing sebanyak 19 rumah tangga; 15 rumah tangga; dan 12 rumah tangga. 59

60 Jenis Ikan Utama Bukan Ikan Hias Air Laut Air Payau Air Tawar Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Jumlah Rumah Tangga Jenis Ikan Utama Ikan Hias (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Jumlah Rumah Tangga Kerapu Sunu 50 Nila 30 Nila 854 Arowana Silver 19 Kerang Darah 38 Bandeng 17 Lele 771 Koi 15 Rumput Laut 35 Kepiting 4 Bawal Air Tawar 144 Mas Koki 12 Senuk 6 Udang Windu 4 Patin 42 Arowana (Green) 4 Kerapu Lumpur 5 Kerapu Sunu 3 Gabus 30 Arowana (Golden) Belanak 2 Kerapu Balong 1 Gurami 29 Plati Variatus 1 Kerapu Balong Kerapu Bebek Tabel 28 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Ikan Utama yang Diusahakan, ST2013 2 Kerapu Bebek 1 Mujair 15 Kongo Salem 1 2 Mas 5 Diskus 1 Sotong 2 Baung Putih 4 Manyung 1 Betutu 3 Cupang/Betta Hias Cupang/Betta Alam 2 1 1

Apabila ditinjau menurut Kabupaten/kota, hasil ST2013 menunjukkan bahwa Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan terbanyak (403 rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Bangka Tengah yang tercatat memiliki sebanyak 380 rumah tangga usaha budidaya ikan. Kabupaten/kota yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan paling sedikit adalah Kota Pangkalpinang, yaitu sebanyak 136 rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa untuk usaha Budidaya Bukan Ikan Hias di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, paling banyak rumah tangga mengusahakan ikan di Kolam dan di laut. Tercatat sebanyak 1.883 rumah tangga di Kepulauan Bangka Belitung mengusahakan Budidaya Ikan di Kolam, sedangkan sebanyak 149 rumah tangga mengusahakan Budidaya Ikan di laut. Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang memiliki rumah tangga terbanyak yang mengusahakan budidaya bukan ikan hias di Kolam, yaitu sebanyak 384 rumah tangga. Sedangkan Kabupaten Belitung paling banyak mengusahakan budidaya bukan ikan hias di laut, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 87 rumah tangga. Hasil ST2013 juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 60 rumah tangga usaha Budidaya Ikan Hias. Usaha Budidaya Ikan Hias di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung paling banyak diusahakan di Kabupaten Belitung Timur, yaitu sebanyak 23 rumah tangga (38,33 persen). Selain Kabupaten Belitung Timur, Kota Pangkalpinang merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias kedua terbanyak, yaitu sebanyak 11 rumah tangga (18,33 persen). Sedangkan kabupaten/kota yang paling sedikit mengusahakan budidaya ikan hias adalah Kabupaten Bangka Selatan, yang tercatat hanya memiliki sebanyak 2 rumah tangga usaha budidaya ikan hias. Tabel 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan, ST2013 Rumah Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Tangga Usaha Di Perairan IkanHias Di Laut Di Tambak Di Kolam Di Sawah Budidaya Ikan Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Bangka 403 6 8 384 1 2 9 Belitung 360 87 6 261 0 3 7 Bangka Barat 241 36 1 200 2 6 3 Bangka Tengah 380 3 7 355 0 12 5 Bangka Selatan 350 7 29 309 2 8 2 Belitung Timur 291 10 3 253 0 6 23 Pangkalpinang 136 0 7 121 0 0 11 Kep. Bangka Belitung 2 161 149 61 1 883 5 37 60 61

62 JUmlah Rumah Tangga 2 500 2 000 1 500 1 000 500 0 Gambar 25 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Menurut Jenis Budidaya, ST2013 2 161 Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan 149 Di Laut 61 Di Tambak/ Air Payau Tabel 30 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya Ikan (m 2 /rumah tangga), ST2013 Bukan Ikan Hias Kabupaten/Kota Di Tambak/ Di Kolam/ Di Perairan Ikan Hias Di Laut Di Sawah Air Payau Air Tawar Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bangka 147,50 4.021,63 689,13 2.730,00 2.007,50 16,56 Belitung 1.133,00 147,67 302,61 0,00 97,33 86,86 Bangka Barat 6.313,89 240,00 542,84 53,00 201,67 48,33 Bangka Tengah 44,00 356,00 669,46 0,00 353,33 11,00 Bangka Selatan 918,71 5.658,90 373,38 3.755,00 289,88 1,50 Belitung Timur 2.125,60 6.793,33 378,30 0,00 112,00 4.615,22 Pangkalpinang 0,00 1.933,57 531,49 0,00 0,00 13,64 Kep. Bangka Belitung 2.379,70 3.833,02 512,60 2.069,20 344,54 1.787,67 1 883 Di Kolam / Air Tawar 5 37 60 Di Sawah Di Perairan Umum Bukan Ikan hias Ikan Hias Jenis Budidaya Ikan

Luas baku budidaya ikan menunjukkan luas baku wadah (areal) yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya ikan. Rata-rata luas baku budidaya ikan terbesar adalah untuk jenis budidaya bukan ikan hias di tambak/air payau, yaitu sebesar 3.833,02 m 2 /rumah tangga, sedangkan rata-rata luas baku paling kecil adalah untuk budidaya bukan ikan hias di perairan umum, dengan rata-rata luas baku sebesar 344,54 m 2 /rumah tangga. Sedangkan untuk rata-rata luas baku budidaya ikan hias yaitu sebesar 1.787 m 2 /rumah tangga. Jenis ikan yang dikembangkan dan masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak 11 jenis yaitu: Nila, Lele, Ikan Mas, Bandeng, Kakap, Rumput Laut, Udang Windu, Udang Vaname, Gurame, Patin, dan Kerapu. Mengacu pada jenis ikan yang dikembangkan dalam Renstra KKP, rumah tangga usaha Budidaya Ikan dapat dirinci menurut jenis ikan utama yang diusahakan. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha Budidaya Ikan adalah Ikan Nila, kemudian diikuti oleh Ikan Lele, Ikan Patin, dan Ikan Gurame. Sedangkan Ikan Mas, merupakan komoditas utama Budidaya Ikan yang paling sedikit diusahakan oleh rumah tangga. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila, Ikan Lele, Ikan Patin, dan Ikan Gurame adalah masing-masing sebanyak 884 rumah tangga; 771 rumah tangga; 42 rumah tangga; dan 29 rumah tangga. Ikan Nila merupakan komoditas yang memiliki jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan terbanyak,kabupaten Bangka Tengah tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha Budidaya Ikan Nila terbanyak, yaitu sebanyak 255 rumah tangga. Komoditas Ikan Patin paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka Barat, yaitu sebanyak 11 rumah tangga. Rumah tangga usaha Budidaya Ikan Lele paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka yaitu sebanyak 193 ribu rumah tangga begitu juga untuk rumah tangga usaha Budidaya Ikan Gurame paling banyak ditemui di Kabupaten Bangka sebanyak 14 rumah tangga. Untuk rumah tangga usaha Budidaya Rumput Laut dan Udang Windu banyak diusahakan masing-masing di Kabupaten Belitung sebanyak 33 rumah tangga, dan Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 4 rumah tangga. 63

64 Tabel 31 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ikan Utama, ST2013 Jenis Ikan Utama Kabupaten/Kota Udang Udang Rumput Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin Kakap Kerapu Windu Vaname Laut (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Bangka 146 193 3 14 2 5 0 0 0 0 0 Belitung 75 153 0 0 0 4 0 0 0 0 33 Bangka Barat 55 122 0 3 0 11 0 0 0 0 0 Bangka Tengah 255 74 0 6 0 3 0 0 0 0 0 Bangka Selatan 243 27 2 2 15 7 0 0 4 0 0 Belitung Timur 84 130 0 0 1 3 0 0 0 0 2 Pangkalpinang 26 72 0 4 1 9 0 0 0 0 0 Kep. Bangka Belitung 884 771 5 29 19 42 0 0 4 0 35 Dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan hias, terdapat empat jenis ikan hias yang paling banyak diusahakan ikan arowana, mas koi, mas koki dan cupang. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jenis ikan hias utama yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perikanan adalah ikan arowana, yaitu sebanyak 25 rumah tangga. Kabupaten/kota yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga yang mengusahakan ikan Arowana sebagai komoditas utama adalah Kabupaten Belitung Timur, yaitu sebanyak 22 rumah tangga. Selain ikan arowana, ikan koi merupakan ikan hias yang banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 15 rumah tangga yang mengusahakan budidaya ikan hias jenis koi sebagai jenis ikan utama. Apabila ditinjau potensi masing-masing kabupaten/ kota, terlihat bahwa Kota Pangkalpinang yang memiliki potensi pada kegiatan budidaya ikan hias jenis ikan koi. Hal ini tercermin dari jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan hias jenis koi paling banyak diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mencapai 46,67 persen (7 rumah tangga). Ikan hias lainnya yang cukup banyak diusahakan rumah tangga usaha perikanan adalah ikan mas koki dan cupang, yaitu sebanyak 12 rumah tangga mengusahakan ikan mas koki, dan sebanyak 2 rumah tangga mengusahakan ikan cupang.

Kabupaten/Kota Tabel 32 Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan Hias Menurut Kabupaten/kota dan Jenis Ikan Hias Utama, ST2013 Jenis Ikan Hias Utama Arowana Koi Mas Koki Cupang (1) (2) (3) (4) (5) Bangka 0 3 4 0 Belitung 1 2 3 1 Bangka Barat 0 1 1 0 Bangka Tengah 1 1 1 0 Bangka Selatan 1 0 1 0 Belitung Timur 22 1 0 0 Pangkalpinang 0 7 2 1 Kep. Bangka Belitung 25 15 12 2 Gambar 26 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Budidaya Ikan, ST2013 65

66 Selain kegiatan Budidaya Ikan, terdapat kegiatan Penangkapan Ikan di Subsektor Perikanan. Kegiatan Penangkapan Ikan terdiri dari dua jenis, yaitu kegiatan Penangkapan Ikan di Laut dan Kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Dari sebanyak 14.381 rumah tangga usaha Penangkapan Ikan, terdapat sebanyak 13.746 rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut dan sebanyak 673 rumah tangga mengusahakan Penangkapan Ikan di Perairan Umum. Sedangkan sebanyak 38 rumah tangga mengusahakan kegiatan Penangkapan Ikan baik di Laut maupun di Perairan Umum. Kondisi ini terjadi karena dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) usaha penangkapan ikan dengan pengelolaan terpisah (unit usaha) yang dilakukan oleh anggota rumah tangga yang berbeda. Jadi dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari 1 (satu) unit usaha penangkapan ikan. Bila ditinjau per masing-masing kabupaten/kota, Kabupaten Belitung merupakan provinsi dengan rumah tangga usaha Penangkapan Ikan terbanyak, yaitu sebanyak 4.472 rumah tangga. Sedangkan Kota Pangkalpinang merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan paling sedikit, yaitu sebanyak 459 rumah tangga. Jika dirinci menurut jenis usaha penangkapan ikan, terlihat bahwa Kabupaten Belitung merupakan provinsi yang memiliki potensi usaha Penangkapan Ikan di Laut karena memiliki jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut terbanyak, yaitu sebanyak 4.462 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 32,46 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk kegiatan Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Kabupaten Bangka merupakan daerah dengan jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum terbanyak, yaitu sebanyak 279 rumah tangga. Jumlah ini mendominasi sekitar 41,46 persen jumlah rumah tangga usaha Penangkapan Ikan di Perairan Umum Provinsi Bangka Belitung. Tabel 33 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/kota dan Jenis Penangkapan Ikan, ST2013 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Jenis Penangkapan Ikan Penangkapan Ikan Di Laut Di Perairan Umum (1) (2) (3) (4) Bangka 2 036 1 770 279 Belitung 4 472 4 462 19 Bangka Barat 2 031 1 869 166 Bangka Tengah 1 519 1 495 24 Bangka Selatan 1 983 1 952 35 Belitung Timur 1 881 1 810 76 Pangkalpinang 459 388 74 Kep. Bangka Belitung 14 381 13 746 673

Gambar 27 Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan Menurut Jenis Penangkapan, ST2013 Rumah Tangga 16 000 14 000 12 000 10 000 8 000 6 000 4 000 2 000 0 14 381 13 746 Di Laut Usaha Penangkapan Ikan Jenis Penangkapan Ikan Jenis Usaha Penangkapan Ikan 673 Di Perairan Umum Unit usaha penangkapan ikan adalah suatu kesatuan usaha penangkapan ikan yang dilakukan anggota rumah tangga dengan pengelolaan tersendiri dan menanggung resiko usaha. Dalam satu rumah tangga dapat terdiri lebih dari satu unit usaha. Karakteristik unit usaha penangkapan ikan di Subsektor Perikanan dapat dibedakan juga menurut jenis kapal/perahu utama yang digunakan. Kapal/perahu utama yang digunakan dapat berupa kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa kapal motor merupakan jenis perahu yang paling banyak digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, yaitu digunakan oleh sebanyak 6.953 unit usaha. Sedangkan unit usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu tanpa motor menunjukkan jumlah yang paling sedikit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu hanya sebanyak 956 unit usaha. 67

68 Lain halnya kondisi yang ditemui pada kegiatan penangkapan ikan di perairan umum. Unit usaha yang menggunakan perahu tanpa motor merupakan yang terbanyak dilakukan oleh unit usaha penangkapan ikan di perairan umum. Sebanyak 285 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan perahu tanpa motor dalam melakukan kegiatan usaha di bidang penangkapan ikan di perairan umum. Sedangkan unit usaha yang menggunakan kapal motor merupakan jenis yang paling sedikit ditemui di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu hanya sebanyak 42 unit usaha. Kabupaten Bangka merupakan daerah yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum dengan menggunakan perahu tanpa motor, yaitu sebanyak 115 unit usaha. Tabel 34 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kapal/Perahu Utama yang Digunakan, ST2013 Di Laut Di Perairan Umum Perahu Perahu Perahu Perahu Kabupaten/Kota Kapal Tanpa Kapal Tanpa Motor Tanpa Motor Tanpa Motor Perahu Motor Perahu Tempel Motor Tempel Motor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Bangka 802 830 65 97 23 95 115 40 Belitung 2 468 757 418 947 0 0 0 0 Bangka Barat 697 878 114 199 5 40 77 27 Bangka Tengah 697 674 59 75 4 0 16 6 Bangka Selatan 1 242 231 104 430 3 4 17 6 Belitung Timur 853 498 171 351 4 12 22 8 Pangkalpinang 194 155 25 20 3 26 38 13 Kep. Bangka Belitung 6 953 4 023 956 2 119 42 177 285 100 Selain di bedakan menurut jenis kapal/perahu yang di gunakan, karakteristik unit usaha penangkapan ikan dapat dibedakan menurut jenis alat tangkap utama yang digunakan. Jenis alat tangkap utama yang digunakan antara lain pukat, jaring, pancing, perangkap, serta lainnya. Untuk kegiatan penangkapan ikan di laut, alat tangkap utama yang digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah jenis pancing. Sebanyak 4.430 unit usaha penangkapan ikan di laut menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di laut yang menggunakan alat tangkap lainnya paling sedikit ditemui di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu hanya sebanyak 1.422 unit usaha. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di laut dengan menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 1.678 unit usaha.

Begitu juga dengan kegiatan penangkapan ikan di perairan umum, alat tangkap utama yang paling banyak digunakan oleh rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum adalah jenis pancing. Sebanyak 187 unit usaha penangkapan ikan di perairan umum menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan dalam mendukung usaha kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan rumah tangga usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan alat tangkap lainnya paling sedikit ditemui di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu sebanyak 112 unit usaha. Kabupaten Bangka merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah unit usaha penangkapan ikan di perairan umum yang menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama yang digunakan, yaitu sebanyak 75 unit usaha. Tabel 35 Jumlah Unit Usaha Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Alat Tangkap Utama Yang Digunakan, ST2013 Kabupaten/Kota Di Laut Di Perairan Umum Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya Pukat Jaring Pancing Perangkap Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (2) (3) (4) (5) (6) Bangka 464 380 821 57 72 83 63 75 35 33 Belitung 741 572 1 678 976 623 1 1 7 7 4 Bangka Barat 1 127 302 288 39 132 33 30 39 20 44 Bangka Tengah 401 502 291 203 108 0 2 17 4 1 Bangka Selatan 487 702 404 111 303 0 3 9 17 6 Belitung Timur 560 175 753 217 168 24 2 22 17 12 Pangkalpinang 68 107 195 8 16 7 23 18 14 12 Kep. Bangka Belitung 3 848 2 740 4 430 1 611 1 422 148 124 187 114 112 69

70 Gambar 28 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan, ST2013

Subsektor Kehutanan Rumah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan mencakup ke dalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan, Menangkar Satwa/Tumbuhan Liar, Menangkap Satwa Liar dan Memungut Hasil Hutan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 8.693 rumah tangga pertanian Subsektor Kehutanan. Dari sejumlah rumah tangga usaha Subsektor Kehutanan, sebanyak 4.777 rumah tangga mengusahakan kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan. Jenis kegiatan Budidaya Tanaman Kehutanan tercatat sebagai kegiatan yang memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling banyak. Rumah Tangga 9 000 8 000 7 000 6 000 5 000 4 000 3 000 2 000 1 000 Gambar 29 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Jenis Kegiatan, ST2013 0 8 693 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan 4 777 Budidaya Tanaman Kehutanan 3 786 Pemungutan Hasil Hutan Jenis Kegiatan 500 Penangkapan Satwa Liar 215 Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Jenis Kegiatan 71

72 Tabel 36 Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Kegiatan Jumlah Rumah Budidaya Penangkaran Tangga Usaha Penangkapan Pemungutan Hasil Tanaman Satwa/Tumbuhan Kehutanan Satwa Liar Hutan Kehutanan Liar (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bangka 1 328 248 85 95 952 Belitung 2 628 1 789 30 130 970 Bangka Barat 1 350 426 24 71 892 Bangka Tengah 568 269 18 59 233 Bangka Selatan 702 343 16 51 311 Belitung Timur 2 029 1 652 20 89 415 Pangkalpinang 88 50 22 5 13 Kep. Bangka Belitung 8 693 4 777 215 500 3 786

Jika dirinci menurut kabupaten/kota, jumlah rumah tangga usaha kehutanan, paling banyak ditemui di Kabupaten Belitung, yaitu sebanyak 2.628 rumah tangga. Kabupaten yang memiliki rumah tangga usaha kehutanan kedua terbanyak yaitu Kabupaten Belitung Timur dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013 adalah sebanyak 2.029 rumah tangga. Kedua kabupaten tersebut memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan yang cukup banyak karena kondisi alam/geografisnya yang masih memungkinkan untuk melakukan usaha tanaman kehutanan. Berbeda halnya dengan Kota Pangkalpinang yang tercatat sebagai provinsi dengan jumlah rumah tangga usaha kehutanan paling sedikit, yaitu sebanyak 88 rumah tangga. Hal ini dapat dimaklumi karena kepadatan penduduk dan lahan pertanian khususnya lahan kehutanan yang sudah semakin sedikit di wilayah ini. Seperti telah diuraikan sebelumnya, budidaya tanaman kehutanan merupakan jenis kegiatan di Subsektor Kehutanan yang memiliki rumah tangga usaha terbanyak (4.777 rumah tangga). Selain Budidaya Tanaman Kehutanan, kegiatan memungut hasil hutan juga paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebanyak 3.786 rumah tangga tercatat mengusahakan kegiatan memungut hasil hutan, dimana Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha pemungutan hasil hutan paling banyak, yaitu sebanyak 970 rumah tangga. Kegiatan menangkap satwa liar menempati posisi ketiga dalam urutan banyaknya jumlah rumah tangga usaha kehutanan hasil ST2013. Tercatat sebanyak 500 rumah tangga yang mengusahakan kegiatan penangkapan satwa liar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Seperti halnya kegiatan pemungutan hasil hutan, ternyata Kabupaten Belitung juga merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan penangkapan satwa liar yaitu sebanyak 130 rumah tangga. Hal ini sangat memungkinkan terjadi di Kbupaten Belitung mengingat kondisi alam yang memungkinkan serta didukung oleh faktor lingkungan. Kegiatan lainnya di subsektor kehutanan adalah kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa sebanyak 215 rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengusahakan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar. Kabupaten Bangka tercatat sebagai kabupaten yang mendominasi jumlah rumah tangga usaha kehutanan kegiatan menangkar satwa/tumbuhan liar terbanyak, yaitu sebanyak 85 rumah tangga. 73

74 Tabel 37 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi Per Rumah Tangga Usaha Budidaya Tanaman Kehutanan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Usaha Budidaya Tanaman Kehutanan Jenis Tanaman Rata-rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Sengon/Jeunjing/Albazia 3 416 1 073 127 314 Gaharu 627 158 715 253 Mahoni 472 114 419 242 Jati 278 75 787 272 Akasia 231 66 636 288 Nyatoh 250 55 482 221 Jabon 48 48 227 1 004 Jati Putih/Gmelina 19 14 285 751 Bambu 84 4 488 53 Ketapang 12 3 676 306 Kupang 13 3 015 231 Matoa Kayu 6 2 350 391 Meranti 21 2 200 104 Medang 4 1 303 325 Dadap 2 430 215 Waru 1 400 400 Angsana 2 310 155 Sindur 3 290 96 Jelutung 5 150 30 Bintangur 1 100 100 Trembesi 1 50 50 Tanjung 1 50 50 Cendana 1 50 50 Beringin 2 35 17 Damar 2 31 15 Balsa 1 20 20 Cempaka 1 20 20 Mindi 1 15 15 Rotan 2 14 7 Cemara Kayu 3 7 2 Lamtoro 1 2 2 Asam Londo 1 2 2

Tabel 38 Jumlah Rumah Tangga, Populasi Tanaman, dan Rata-Rata Populasi per Rumah Tangga Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Menurut Jenis Tanaman, ST2013 Usaha Pembibitan Tanaman Kehutanan Jenis Tanaman Rata-rata Tanaman yang Jumlah Rumah Tangga Jumlah Populasi Diusahakan/Dikelola Per Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Sengon/Jeunjing/Albazia 832 354 906 426 Mahoni 121 184 828 1 527 Gaharu 167 136 850 819 Nyatoh 82 106 015 1 292 Akasia 71 27 264 384 Jati Putih/Gmelina 16 15 700 981 Jati 68 9 251 136 Jabon 15 9 170 611 Ketapang 6 3 543 590 Kupang 2 3 020 1 510 Dadap 2 430 215 Meranti 6 383 63 Bambu 12 320 26 Cemara Kayu 3 105 35 Angsana 1 100 100 Tanjung 1 50 50 Cempaka 1 20 20 Beringin 1 20 20 Balsa 1 20 20 Lamtoro 1 2 2 75

76 Tabel 39 Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman, ST2013 Kabupaten/Kota Jenis Tanaman Akasia Bambu Jati Mahoni Sengon Jabon Waru Jati Putih Suren (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Bangka 2 090 764 5 175 7 596 7 940 0 0 0 0 Belitung 19 254 1 592 20 601 18 196 576 994 19 225 0 14 035 0 Bangka Barat 115 469 6 127 871 47 750 1 550 400 0 0 Bangka Tengah 850 1 529 26 757 10 169 7 832 13 480 0 0 0 Bangka Selatan 2 093 107 3 112 5 326 24 636 7 802 0 0 0 Belitung Timur 32 134 16 11 910 30 759 399 975 5 470 0 250 0 Pangkalpinang 10 100 11 2 105 41 502 8 000 700 0 0 0 Kep. Bangka Belitung 66 636 4 488 75 787 114 419 1 073 127 48 227 400 14 285 0 Tanaman kehutanan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan adalah tanaman sengon. Dimana tanaman sengon tesebut sangat baik digunakan untuk tiang bangunan rumah atau kayu kaso dan kayu papan. Sebanyak 1.073.127 tanaman sengon diusahakan oleh rumah tangga usaha kehutanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman sengon sebanyak 576.994 tanaman sengon (53,77 persen). Sebaliknya, Kabupaten Bangka Tengah memiliki jumlah tanaman sengon paling sedikit, yaitu sebanyak 7.832 tanaman (0,73 persen). Tanaman jati yang merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur tercatat diusahakan di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 75.787 tanaman. Kabupaten Bangka Tengah merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati. Sebanyak 26.757 tanaman jati (35,30 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Pangkalpinang memiliki jumlah tanaman jati paling sedikit, yaitu sebanyak 2.105 tanaman (2,78 persen). Tanaman mahoni juga merupakan tanaman yang sangat baik untuk mebel dan furnitur selain tanaman jati. Tanaman mahoni yang diusahakan di Provinsi Bangka Belitung sebanyak 114.419 tanaman. Kota Pangkalpinang merupakan kota yang paling banyak mengusahakan tanaman mahoni. Sebanyak 41.502 tanaman mahoni (36,27 persen) diusahakan di Kota Pangkalpinang. Sebaliknya, Kabupaten Bangka Barat memiliki jumlah tanaman mahoni paling sedikit, yaitu sebanyak 871 tanaman (0,76 persen). Tanaman akasia yang juga merupakan salah satu tanaman komoditas utama tercatat diusahakan di Provinsi Bangka Belitung sebanyak 66.636 tanaman. Kabupaten Belitung Timur merupakan kabupaten yang paling

banyak mengusahakan tanaman akasia. Sebanyak 32.134 tanaman akasia (48,22 persen) diusahakan di Kabupaten Belitung Timur. Sebaliknya, Kabupaten Bangka Barat memiliki jumlah tanaman akasia paling sedikit, yaitu sebanyak 115 tanaman (5, 49 persen). Tanaman jati putih yang juga sangat baik untuk mebel dan furnitur, tercatat sebanyak 14.285 tanaman. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jati putih. Sebanyak 14.035 tanaman jati putih (98,25 persen) diusahakan di Kabupaten Belitung. Sebaliknya, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Kota Pangkalpinang sama sekali tidak memiliki tanaman jati putih. Tanaman jabon yang saat ini merupakan tanaman yang mulai banyak diusahakan dan biasanya digunakan untuk bahan baku utama industri kayu olahan tercatat sebanyak 48.227 tanaman. Kabupaten Belitung merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman jabon. Sebanyak 19.225 tanaman jabon (39,86 persen) diusahakan di Kabupaten Belitung. Sebaliknya, Kabupaten Bangka sama sekali tidak memiliki tanaman jabon. Tanaman Bambu yang merupakan tanaman yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia tercatat diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 4.488 rumpun. Seperti halnya tanaman jabon Kabupaten Belitung juga merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahakan tanaman bambu. Sebanyak 1.592 rumpun bambu (35,47 persen) diusahakan di kabupaten tersebut. Sebaliknya, Kota Pangkalpinang memiliki jumlah tanaman bambu paling sedikit, yaitu sebanyak 11 rumpun (0,24 persen). Tanaman Waru yang diusahakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebanyak 400 tanaman. Kabupaten Bangka Barat merupakan kabupaten satu-satunya yang mengusahakan tanaman waru. 77

78 Gambar 30 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Kehutanan, ST2013

Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang mempunyai Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sebagian besar (74,63 persen) rumah tangga pertanian (yang mempunyai sumber pendapatan utama dari usaha pertanian) memiliki pendapatan utama yang berasal dari usaha tanaman perkebunan. Sementara itu, sebanyak 15,51 persen rumah tangga pertanian mempunyai pendapatan utama dari usaha Penangkapan ikan di laut. Usaha pertanian lain yang banyak menjadi sumber pendapatan utama rumah tangga pertanian adalah usaha tanaman hortikultura dan usaha tanaman padi dan palawija masing-masing sebanyak 3,75 persen dan 2,03 persen rumah tangga pertanian. Sementara rumah tangga pertanian yang menjadikan usaha pertanian lain seperti usaha di subsektor kehutanan, peternakan, budidaya ikan, penangkapan ikan di perairan umum utama masing-masing kurang dari 2 persen. Tabel 40 Jumlah Rumah Tangga Pertanian yang Memiliki Sumber Pendapatan Utama dari Usaha di Sektor Pertanian Sumber Pendapatan Utama Jumlah Rumah Tangga Pertanian Persentase (%) (1) (2) (3) Tanaman Padi dan Palawija 1 244 2,03 Tanaman Hortikultura 2 297 3,75 Tanaman Perkebunan 45 695 74,63 Peternakan 654 1,07 Budidaya ikan di laut 0 0,00 Budidaya ikan di tambak/air payau 0 0,00 Budidaya ikan di kolam air tawar 108 0,18 Budidaya ikan di sawah 0 0,00 Budidaya ikan di perairan umum 0 0,00 Budidaya ikan hias 0 0,00 Penangkapan ikan di laut 9 495 15,51 Penangkapan ikan di perairan umum 239 0,39 Tanaman Kehutanan 0 0,00 Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar 0 0,00 Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar 987 1,61 Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman 507 0,83 Jumlah 61 226 100,00 79

80 Rata-rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama dan Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu Secara provinsi, rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan hasil ST2013-SPP adalah sebesar Rp44,73 juta per rumah tangga per tahun atau Rp3,73 juta per rumah tangga per bulan. Pendapatan dari kegiatan usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha di sektor pertanian dan usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari usaha di sektor pertanian lebih tinggi jika dibanding ratarata pendapatan/penerimaan dari usaha di luar sektor pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar Rp16,56 juta per rumah tangga per tahun (37,02 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor pertanian sebesar Rp10,24 juta per rumah tangga per tahun (22,90 persen). Tabel 41 Rata-Rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan/Penerimaan Rata-Rata Pendapatan (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Usaha di Sektor Pertanian 16 558,24 37,02 2 Usaha di Luar Sektor Pertanian 10 242,97 22,90 3 Pendapatan/Penerimaan Lain dan Transfer 6 402,82 14,32 4 Buruh Pertanian 3 439,32 7,69 5 Buruh di Luar Pertanian 8 084,34 18,07 Jumlah 44 727,69 100,00 Pendapatan/penerimaan dari rumah tangga pertanian yang bersumber dari salah satu anggota rumah tangga yang menjadi buruh dikelompokkan menjadi dua yaitu buruh pertanian dan buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh pertanian lebih rendah jika dibanding rata-rata pendapatan/penerimaan dari buruh di luar pertanian. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh pertanian sebesar Rp 3,44 juta per rumah tangga per tahun (7,69 persen). Sedangkan Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari buruh di luar pertanian sebesar Rp 8,08 juta per rumah tangga per tahun (18,07 persen). Disamping itu, ada rumah tangga yang mempunyai pendapatan/penerimaan dari bukan usaha dan bukan buruh yaitu dari pendapatan/penerimaan lain dan transfer. Rata-rata pendapatan/penerimaan rumah tangga dari lainnya dan transfer sebesar Rp 6,40 juta per rumah tangga per tahun (14,32 persen).

Rata-rata Pendapatan 80.000,00 70.000,00 60.000,00 50.000,00 40.000,00 30.000,00 20.000,00 10.000,00 Gambar 31 Rata-Rata Pendapatan per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Utama Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) 0,00 Budidaya Ikan/Biota Lain di Peternakan Penangkapan Ikan di Laut Tanaman Perkebunan Penangkapan Ikan di Perairan Tanaman Hortikultura Pemungutan Hasil Jasa Pertanian Tanaman Padi dan Palawija Dilihat berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga, rata-rata pendapatan rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya dari kegiatan usaha budidaya ikan hias adalah sebesar Rp63,43 juta per rumah tangga per tahun. Selanjutnya pada urutan kedua adalah rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha lain di luar sektor pertanian yaitu sebesar Rp47,88 juta per rumah tangga per tahun. Dan urutan ketiga rumah tangga yang sumber pendapatan utamanya berasal dari usaha budidaya ikan di perairan umum, Rp44,52 juta per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata pendapatan yang paling kecil adalah rata-rata pendapatan dari rumah tangga dengan sumber pendapatan utama dari usaha penangkapan satwa/ tumbuhan liar yakni sebesar Rp14,98 juta per rumah tangga per tahun. Tanaman Kehutanan Lainnya Transportasi, Pergudangan, Perdagangan, Akomodasi, A B C A. Sektor Pertanian B. Di Luar Sektor Pertanian C. Pendapatan Lainnya Keuangan, Persewaan, dan Jasa Air, Daur Ulang, Pembangunan, Pertambangan dan Penggalian Konstruksi Industri Pengolahan Bukan Hasil Industri Pengolahan Hasil Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Pensiun, sewa lahan, bunga, 81

82 Rata-rata Pendapatan Per Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu Rata-rata pendapatan per rumah tangga pertanian yang berasal dari usaha di sektor pertanian di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 16,56 juta rupiah setahun. Dari besarnya pendapatan tersebut, jika dilihat dari jenis usaha di sektor pertanian, rata-rata pendapatan terbesar diperoleh dari usaha Tanaman Perkebunan, yaitu sebesar 11,48 juta rupiah setahun atau sekitar 69,34 persen. Setelah itu diikuti oleh usaha Penangkapan Ikan di laut sebesar 2,96 juta rupiah (17,88 persen), Tanaman Hortikultura sebesar 796 ribu rupiah (4,81 persen), Ternak/Unggas sebesar 317 ribu rupiah (1,92 persen), Tanaman Padi sebesar 275 ribu rupiah (1,66 persen), Pemungutan hasil huta/ Penangkapan satwa liar sebesar 227 ribu rupiah (1,38 persen), Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman sebesar Tabel 42 Rata-Rata Pendapatan per Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Selama Setahun yang Lalu (000 Rp) No Sumber Pendapatan Usaha di Sektor Pertanian Rata-Rata Pendapatan Setahun (000 Rp) Persentase (%) (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Padi 275,07 1,66 2 Tanaman Palawija 149,05 0,90 3 Tanaman Hortikultura 796,82 4,81 4 Tanaman Perkebunan 11 482,25 69,34 5 Ternak/ Unggas 317,42 1,92 6 Budidaya ikan di laut 22,45 0,14 7 Budidaya ikan di tambak/ air * - - 8 Budidaya ikan di kolam air tawar 70,95 0,43 9 Budidaya ikan di sawah * - - 10 Budidaya ikan di perairan umum * - - 11 Budidaya ikan hias * - - 12 Penangkapan ikan di laut 2 959,85 17,88 13 Penangkapan ikan di perairan Umum 34,71 0,21 14 Tanaman Kehutanan 27,99 0,17 15 Penangkaran Tumbuhan Liar * - - 16 Penangkaran Satwa Liar 4,01 0,02 17 Pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar 227,72 1,38 18 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 189,97 1,15 Jumlah 16 558,24 100,00 Catatan : *) Sektor pertanian tidak terpilih sampel pada kegiatan SPP ST2013

189 ribu rupiah (1,15 persen). Sedangkan usaha yang menghasilkan rata-rata pendapatan relatif kecil (kurang dari 1 persen) terdiri dari usaha Tanaman Palawija, Budidaya Ikan di Kolam Air Tawar, Penangkapan Ikan di Perairan Umum, Tanaman Kehutanan, Budidaya Ikan di Laut, dan Penangkaran Satwa Liar. Berdasarkan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa secara makro subsektor perkebunan dan penangkapan ikan di laut nampaknya merupakan sub sektor andalan di Kepulauan Bangka Belitung, khususnya dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga dari usaha di sektor pertanian. 83

84

Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 2013. Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada: Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Para Anggota DPRD Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Para Anggota DPRD Tingkat II Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Para Bupati/Wali Kota Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Kepala BPS Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Para Camat/Lurah/Kepala Desa Se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Lembaga/Instansi yang terkait Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 2013 Seluruh Warga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Komplek Perkantoran dan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telp.:(0717)439422, Fax.:(0717)439425, E-mail: bps1900@bps.go.id