BAB I PENDAHULUAN. manajemen telah menempati kedudukan sentral di lembaga pendidikan, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. unik, suatu sekolah di pimpin oleh seorang kepala sekolah, kepala sekolah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya. melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun non formal. Belajar adalah key term, istilah kunci yang

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri siswa agar memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. jawab kepala sekolah. Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di abad teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini segala macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan dimana

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. Hidayatul Muwaffiq. Hal ini dikarenakan pola interaksi yang dikembangkan

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

Manajemen Pembinaan Kemahasiswaan (Studi Kasus Pembinaan UKKI di Politeknik Negeri Madiun) MANAJEMEN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. formal. Pendidikan formal di masyarakat lebih dikenal sebagai sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Press,Yogayakarta, 2003, hlm. 9. Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm.8-9.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan menekankan pelajaran agama, baik yang sudah di tambah pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan akan pekerjaan baru semakin meningkat. Sebelum

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. diorientasikan agar para peserta didik mampu berperan dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia diatur dalam undang-undang, termasuk pola pendidikan. Pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB I PENDAHULUAN. setiap pekerjaan yang diberikan dengan sebaik-baiknya dan mengerahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. tentang hak dan kewajiban masyarakat adalah:

kualitas negara dimata internasional. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam menentukan pilihan-pilihan yang mencerminkan kepribadian

BAB V PENUTUP. sebelumnya yang di dapatkan dalam penelitian ini, dapat di ambil kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka. 1 Dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Kurikulum merupakan faktor peningkat mutu pendidikan.

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kepribadian seseorang akan dibangun. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM KELAS UNGGULAN DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. dan Hadis dan merancang segenap kegiatan pendidikannya. 2. madrasah, yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

Oleh : AMINUDIN NIM

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Lembaga Pendidikan tidak terlepas dari peran manajemen karena manajemen telah menempati kedudukan sentral di lembaga pendidikan, dan sekolah merupakan sebuah organisasi yang memiliki aspek- aspek penting. Setiap aspek memiliki saling ketergantungan dengan yang lainnya, sehingga membentuk sebuah sistem. Jika sistem sekolah tidak diorganisasikan dan dikelola dengan baik, setiap aspek akan berjalan sendiri- sendiri dan tidak akan mampu mencapai tujuan sekolah. Manajemen sangat penting artinya untuk sekolah, untuk membantu ketercapaian tujuan sekolah. Setiap organisasi membutuhkan manajemen karena manajemen dapat membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuan. Sebagai sebuah organisasi, sekolah atau lembaga pendidikan islam memerlukan manajemen untuk menyelenggarakan program- program pendidikan. Begitu pentingnya manajemen mengharuskan kepala sekolah serta staf- stafnya memahami manajemen pendidikan. Untuk memahaminya seseorang perlu mengerti definisi dari manajemen itu sendiri, dan definisi dari manajemen adalah kegiatan mengarahkan sumber daya sekolah melalui tindakan yang rasional dan sistematik yang 1

2 mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan tindakan dan pengendalian untuk mencapai tujuan sekolah. 1 Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen semua usaha akan sia- sia dan organisasi akan gagal dalam mencapai tujuan seperti halnya manajemen sekolah karena dalam semua lembaga sekolah baik berstatus negeri maupun swasta dapat dipastikan mempunyai sebuah upaya agar bisa menciptakan dan meningkatkan proses pendidikan yang baik dengan menerapkan beberapa manajemen baik manajemen pendidikan, manajemen, manajemen kurikulum, manajemen sarana prasarana dan manajemen kesiswaan. 2 Dan setiap sekolah harus mampu menjalankan tujuan manajemen seperti adanya sumber daya manusia yang berkualitas, sarana prasarana yang lengkap, siswa yang unggul, dan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi. Dalam dunia pendidikan peserta didik merupakan sumber daya yang utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal karena peserta didik merupakan insan yang memiliki aneka kebutuhan. Kebutuhan itu terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan sifat dan karakteristiknya seperti yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional ( Sisdiknas). Peserta didik didefinisikan sebagai setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan 1 Hanun Asrohah, Modul Manajemen Sekolah Efektif. ( Surabaya, 2010), hal 4. 2 Djamas Nurhayati. Madrasah Mandiri Puslitbang Pendidik Agama dan Keagamaan.(Jakarta, 2005), hal 4.

3 tertentu. Peserta didik juga dapat didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan. 3 Dan para siswa merupakan klient paling utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya di dalam proses belajar mengajar melainkan juga di dalam kegiatan sekolah. 4 Ada beberapa komponen pendidikan yang secara langsung berhubungan dalam menangani peserta didik ( siswa) yang disebut juga dengan manajemen kesiswaan antara lain Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan dan tenaga pengajar ( guru). Manajemen Kesiswaan merencanakan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai tujuan pendidikan nasional berdasarkan pancasila. Keberhasilan, kemajuan dan prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik, yang dapat dipercaya dan memiliki keabsahan data sehingga diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan, kemajuan belajar siswa secara periodik harus disampaikan kepada orang tua siswa baik kegaiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang bertujuan agar orang tua berpatisipasi dalam proses pendidikan anaknya. 5 Pendidikan sekolah merupakan wadah yang paling tepat untuk melibatkan para siswa melalui kegiatan- kegiatan yang ada di 3 Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal 2. 4 Wahyo Suwidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah.( Jakarta:PT. Remaja Grafindo Persada, 1999), hal 239. 5 Depdikbud. Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi Sekolah Menengah.( Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal 350.

4 luar kurikuler atau bisa disebut juga ekstrakurikuler, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dapat lebih mengembangkan bakat siswa yang siswa miliki. Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional yang mencakup seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik agar bisa mengikuti seluruh proses belajar mengajar dengan efektif dan efesien. 6 Oleh sebab itu, manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik tersebut dari suatu sekolah, melainkan aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah baik dari potensinya, kreatifitasnya serta minat dan bakatnya. Kegiatan pengembangan peserta didik harus memperhatikan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik di sekolah dan manajemen kesiswaan memiliki peranan penting untuk mengidentifikasi kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik melalui kegiatan aplikasi instrumentasi dan himpunan data, untuk ditindaklanjuti dalam berbagai kegiatan pengembangan bakat serta minat siswa. Kegiatan pengembangan peserta didik akan melibatkan banyak kegiatan sekaligus juga banyak melibatkan orang, oleh karena itu diperlukan pengelolaan dan pengorganisasian kepada siswa oleh manajemen kesiswaan dan disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi nyata di sekolah. Manajemen Kesiswaan dalam mengembangkan bakat peserta didiknya bertujuan untuk memberikan kesempatan 6 Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2011), hal 155

5 kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik. 7 Dalam Penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui optimalisasi manajemen kesiswaan, khususnya pada pengembangan bakat siswa pada kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang terfokus pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP IPIEMS Surabaya. Di SMP IPIEMS Surabaya pengembangan bakat siswa sangat di perhatikan sekali salah satunya di bidang KIR dan Optimalisasi yang diberikan oleh manajemen kesiswaan dalam memfasilitasi semua kegiatan Karya Ilmiah mulai dari pembinaan intensif dalam satu minggu sekali, pemberian pelatihan dengan cara memberikan tantangantantangan baru untuk di analisis siswa, mengajarkan penulisan ilmiah tingkat nasional dengan prosedur yang baku dan mewujudkan kegiatan kewirausahaan dalam kegiatan KIR. Bakat siswa di bidang KIR sangat bagus, hal ini dibuktikan dengan juara- juara tingkat nasional di bidang ISPO, INAYS, LPIR, LCIEN bahkan siswa KIR mengikuti kegiatan lomba dalam satu tahun sebanyak empat kali pada tahun 2010 dan 2011. Adapun karya unik yang dihasilkan para siswa KIR yang sudah di ikutkan dalam ajang lomba tingkat nasional, salah satunya yaitu finalis LPIR dengan karya pembuatan Nata De Melo dengan menggunakan ekstrak kecambah kacang hijau di Yogyakarta pada tahun 2010 dan finalis ISPO tahun 2011, dengan karya penjernihan air dengan menggunakan biji asam. 7 Eka Prihatin. Manajemen Peserta Didik. (Bandung: Alfabeta, 2011), hal 174.

6 Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Optimalisasi Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja ( KIR) di SMP IPIEMS Surabaya. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas maka dapat penulis kemukakan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMP IPIEMS Surabaya? 2. Apa saja upaya Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja ( KIR ) di SMP IPIEMS Surabaya? 3. Apa kendala Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di bidang Karya Ilmiah Remaja ( KIR ) di SMP IPIEMS Surabaya? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMP IPIEMS Surabaya. 2. Untuk mengetahui apa saja upaya Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja ( KIR ) di SMP IPIEMS Surabaya.

7 3. Untuk mengetahui apa kendala Manajemen Kesiswaan Dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMP IPIEMS Surabaya. D. Manfaat Penelitian a. Bagi Akademis Manfaat penelitian ini adalah untuk memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang ilmu Kependidikan Islam. Serta diharapkan agar bisa menjadi referensi perbandingan bagi penelitian selanjutnya. b. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan terutama dalam bidang Konsentrasi Manajemen Pendidikan dan untuk memenuhi tugas kuliah akhir dan memperoleh gelar sarjana strata satu (SI) pada jurusan Kependidikan Islam. E. Definisi Konseptual Untuk mendapat gambaran yang jelas tentang pengertian dalam pengajuan judul ini skripsi ini, maka penulis tegaskan beberapa istilah yang terdapat dalam pengajuan judul skripsi ini, yaitu sebagai berikut: 1. Optimalisasi adalah usaha penuh untuk mencapai tujuan dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas. 8 Tujuan dimana Manajemen Kesiswaan dalam mengembangkan bakat siswanya agar teraktualisasikan dengan baik. 8 Moh. Uzer Usman. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1993), hal 1.

8 2. Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktifitas yang berkaitan dengan siswa. 9 Melalui sebuah proses atau tahapan untuk menuju sebuah pertumbuhan yang lebih maju dengan memperhatikan bakat siswa yang merupakan bentuk dari kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. 10 Seperti halnya kegiatan ekstrakurikuler salah satunya di bidang Karya Ilmiah Remaja yang merupakan tulisan berisi ide kreatif siswa yang disusun secara komprehensif berdasarkan data, dianalisis dan diakhiri dengan kesimpulan yang relevan. Karya Ilmiah Remaja yang dimaksudkan agar siswa mampu dalam bakat serta keterampilan proses dalam IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam) seperti halnya bakat dalam bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) dapat membantu siswa dalam mengembangkan aktifitas dalam bereksperimen dan siswa akan memperoleh keterampilan dalam mengamati, mengelola hasil temuan, meramalkan suatu gejala serta menilai proses tersebut. 11 Adapun bentuk program manajemen kesiswaan dalam mengembangkan bakat siswa di KIR yaitu: a. Program Perencanaan yaitu program dalam bentuk penyusunan jadwal KIR, merencanakan biaya penelitian, membuat rencana kerja dalam satu tahun sekali dan membuat rancangan kegiatan KIR yang sisematis. 9 Sri Minarti. Manajemen Sekolah.(Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2011), hal 158. 10 Conny Semiawan dkk. Memupuk Bakat dan Kreatifitas Siswa Sekolah Menengah.( Jakarta: Gramedi, 1990) 11 Enung Fatimah. Psikologi Perkembangan, ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hal 85.

9 b. Program Fasilitasi yaitu program dalam bentuk pembekalan dan pelatihan, berkenaan dengan upaya memberikan pengetahuan dalam dunia sains (IPA), membangkitkan semangat dan kemauan, pelatihan keterampilan dalam mengolah sebuah temuan, membina serta mengembangkan kerjasama tim KIR, dan membina penulisan naskah ilmiah yang benar. c. Program pendampingan yaitu berupa bimbingan apabila siswa KIR menemui tingkat kesulitan dan hambatan dalam bereksperimen serta dalam melaksanakan hasil- hasil penelitian. 3. SMP IPIEMS adalah kepanjangan dari Sekolah Menengah Pertama Institut Pendidikan Ilmu Eksata Menengah Surabaya. Jadi yang dimaksud dengan Optimalisasi Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang KIR di SMP IPIEMS Surabaya adalah bagaimana Manajemen Kesiswaan dalam mengarahkan, membina bakat siswa di bidang Karya Ilmiah Remaja sehingga bakat yang tampak bisa dikembangkan yang membutuhkan sebuah metode tertentu atau sebuah program tertentu serta stimulus agar bakat anak didiknya dapat teraktualisasikan dengan baik. F. Sistematika Pembahasan Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi konsep, sistematika pembahasan.

10 Bab II Landasan Teori, pada bab ini dipaparkan secara teoritis mengenai Manajemen Kesiswaan, Bakat Siswa, Optimalisasi Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja di SMP IPIEMS Surabaya. Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini berisi jenis dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, pemilihan subyek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data. Bab IV Laporan Hasil Penelitian, dalam bab ini berisi Gambaran umum objek penelitian yaitu sejarah berdirinya, visi, misi dan tujuan, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana. Penyajian data berupa data manajemen kesiswaan, data bakat siswa di bidang KIR, dan optimalisasi manajemen kesiswaan dalam mengembangkan bakat siswa di bidang KIR di SMP IPIEMS Surabaya. Dan analisis data. Bab V Penutup, dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN