( 2) Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI OLEH : MEYNA MELIA UTARI

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR DANAU DAN/ATAU WADUK

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI DANAU PONDOK LAPAN KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT DESY ARISKA

ANALISIS KANDUNGAN FOSFOR TERHADAP DAYA DUKUNG PERAIRAN DANAU LUT TAWAR UNTUK BUDIDAYA SISTEM KERAMBA JARING APUNG

ANALISIS KUALITAS AIR AKIBAT KERAMBA JARING APUNG DI DANAU TOBA DUSUN SUALAN DESA SIBAGANDING KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

MONITORING DAYA DUKUNG DAN STATUS MUTU AIR KEGIATAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK RIAM KANAN

STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh:

PENDAHULUAN. hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003).

Haryanto, H., Thamrin., Sukendi 2014:8 (2) STATUS TROFIK DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR LIMBAH BUDIDAYA IKAN KJA DI WADUK KOTO PANJANG

Business analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: Danau Buyan, Keramba Jaring Apung, Fitoplankton.

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN KELEMBAGAAN USAHA KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI WADUK JATILUHUR

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN HUTAN MANGROVE DI DESA PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

I. PENDAHULUAN. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

KATA PENGANTAR. iii. Daya Tampung Beban Pencemaran Air dan Zonasi Danau Rawa Pening

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (Carrying Capacity) DANAU SIAIS TERHADAP KEGIATAN KERAMBA JARING APUNG TESIS OLEH IMELDA SARI HARAHAP /PSL

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh :

DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN FOSFOR UNTUK BUDIDAYA PERIKANAN DANAU RAWAPENING

BAB 3 METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

III. METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Keyword: Perception, Tanjung Rambutan Village, Ex quarry land (Quarri)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

INTRODUKSI KERAMBA JARING APUNG BERLAPIS SEBAGAI ALATERNATIF SISTEM PEMELIHARAAN IKAN DALAM KERAMBA RAMAH LINGKUNGAN DI DANAU MANINJAU SUMATERA BARAT

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Sumatera Utara (

BUDIDAYA IKAN DI WADUK DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) YANG BERKELANJUTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DANAU TOBA KECAMATAN HARANGGAOL, KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) ANALISIS DAYA DUKUNG PERAIRAN PUHAWANG UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA SISTEM KARAMBA JARING APUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan tenaga kerja dalam usaha mewujudkan

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

ABSTRACT SITI ROMELAH. Intensive farming practices system by continuously applied agrochemicals,

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA

KUALITAS AIR IRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI DANAU PONDOK LAPAN DESA NAMAN JAHE KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT FAHMI FADHLI RAIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN

BAB III METODE PENELITIAN


BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKTOR PENDORONG MASYARAKAT DESA PENINSUNG DALAM MENJAGA HUTAN ADAT DI KECAMATAN SEPAUK

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. buatan. Diperairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

PENENTUAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN TIGARAS KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

DAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI OBYEK WISATA NAGORI KARANG ANYER KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA KEGIATAN WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan

Transkripsi:

1 PERSEPSI MASYARAKAT DAN DAYA DUKUNG PERAIRAN BAGI KEGIATAN BUDIDAYA PERIKANAN DI KAWASAN DANAU PONDOK LAPAN DUSUN PULKA KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT Public Perception and Carrying Capacity of Water For Aquaculture activities in the area of Pondok Lapan Lake Dusun Pulka Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Meyna Melia Utari 1), Pindi Patana 2), Febrina Arli 2) 1) Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,Sumatera Utara (E-mail : meynameliautari@yahoo.com) 2) Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Abstract Pondok Lapan Lake is an artificial lake located at Dusun Pulka Desa Naman Jahe Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Pondok Lapan Lake around palm plantations. The lake was originally made for irrigation, but the surrounding communities prefer to gardening such as palm oil and rubber. Pondok Lapan Lake has untapped potential optimally in aquaculture activities. The study focused on public perception and the carrying capacity of water for aquaculture activities. This study was conducted in July until August 215. Sampling using purposive sampling by conducting interviews and questionnaires. This study resulted in that community to support the activities of aquaculture cages if done at Pondok Lapan Lake as much as 82.8% (Very Agree), the remaining 17.2% (Very Disagree) and the public know the activities of aquaculture cages ever do in Pondok Lapan Lake by 74% (Known) while the remaining 2% (Unknown). Suitability carrying on Pondok Lapan Lake can accommodate aquaculture activities as much as 14 cages with a size of 4x4x2 m 3 and aquaculture systems Keramba Plug (KJT). Keywords: Pondok Lapan Lake, Carrying Capacity of Water, Public Perception PENDAHULUAN Danau merupakan salah satu perairan yang memiliki potensi sumberdaya hayati. Danau merupakan potensi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan, dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan dan lestari. Salah satu fungsi ekosistem danau buatan yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah usaha budidaya perikanan keramba. Agar berbagai fungsi tersebut dapat dipertahankan keberlanjutan dan kelestariannya, pemanfaatannya harus memperhatikan daya dukung lingkungan (Carrying Capacity). Untuk penerapan usaha budidaya perikanan dibutuhkan persepsi masyarakat agar kegiatan tersebut dapat berjalan lancar. Masyarakat harus mendukung kegiatan yang akan direncanakan agar mereka ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Partisipasi masyarakat merupakan kebutuhan dasar, sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan. Kesempatan tersebut perlu diberikan karena tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan yang mereka inginkan.

2 Danau Pondok Lapan terletak di Dusun Pulka Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dan masyarakat sekitar bermata pencaharian berkebun sawit dan karet. Menurut Rizki (215), Danau Pondok Lapan berada pada golongan II yaitu layak digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan. Masyarakat sekitar danau belum memanfaatkan kegiatan perikanan secara optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian kesesuaian daya dukung untuk mengetahui potensi pemanfaatan danau dan persepsi masyarakat di Danau Pondok Lapan terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba. Dengan adanya kegiatan perikanan di Danau Pondok Lapan, diharapkan dapat memberikan informasi terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba untuk dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 215 di perairan Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Danau Pondok Lapan berada pada koordinat 3 o 3 44,73 LU - 3 o 3 2,29 LU dan 98 o 17 5 BT - 98 o 17 29, BT. Metode Pengumpulan Data Data primer diperoleh dari data persepsi masyarakat yang ada di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian dengan teknik wawancara. Wawancara dilakukan dengan kuisioner dan penentuan jumlah sampel populasi menggunakan rumus Slovin. Dalam proses wawancara dilakukan pada narasumber yang telah ditentukan sebelumnya (purposive sampling). Data sekunder diperoleh dari penelitian sebelumnya yang terkait data parameter kualitas air dan data morfologi Danau Pondok Lapan. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui daya dukung danau digunakan metode perhitungan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.28 tahun 29 tentang daya tampung beban pencemaran air danau dan atau waduk, serta hasil penelitian data kualitas air dan data morfologi Danau Pondok Lapan Kabupaten Langkat dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba yang akan dilaksanakan, dengan cara wawancara dengan menggunakan kuisioner. Analisis Data Analisis data yang digunakan pada penelitian ini secara umum mengkaji daya dukung yang sesuai di Danau Pondok Lapan dan keinginan masyarakat terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba jika dilakukan di Danau Pondok Lapan adalah adalah analisis kuantitatif dan analisis deskriptif. Analisis Daya Dukung Danau Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 tahun 29 perhitungan daya tampung danau untuk budidaya perikanan dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : a. Alokasi beban pencemaran unsur Fosfor (P) [P]d = [P]STD - [P]I [P]DAS [P]d : alokasi beban P-total budidaya ikan (mg P/m 3 ) [P]STD : syarat kadar P-total maksimal sesuai Baku Mutu Air atau Kelas Air (mg P/m 3 ) [P]DAS : alokasi beban P-total dari DAS dan perairan danau selain budidaya ikan (mg P/m 3 ) [P]I : kadar parameter P-total hasil pemantauan danau dan/atau waduk (mg/m 3)

3 b. Daya tampung beban pencemaran air limbah budidaya ikan Likan= [P] Z ρ / (1- Rikan) Rikan = x + [(1-x)R]) R = 1 / (1 +,747 ρ,57 ) Laikan = Likan x A Likan : daya tampung P-total limbah ikan per satuan luas danau (gr P/m 2.thn) Z : Kedalaman rata-rata danau (m) V : Volume air danau (juta m 3 ) A : Luas perairan danau (Ha) Laikan : jumlah daya tampung Ptotal limbah ikan pada perairan danau (gr P/thn) R : P total yang tinggal di sedimen Rikan : proporsi P-total yang larut ke sedimen setelah ada KJA X : proporsi total P-total yang secara permanen masuk ke dasar, 45-55%. PLP = FCR x Ppakan- Pikan CC = Laikan / PLP K= CC As PLP : P-total yang masuk danau dari limbah ikan (Kg P/ton ikan) FCR : Feed Conversion Ratio (ton pakan/ ton ikan) Ppakan : Kadar P-total dalam pakan (Kg P/ ton pakan) Pikan : Kadar P-total dalam ikan (Kg P/ ton ikan) CC : Carrying Capacity (ton ikan/tahun) As : Asumsi produksi ikan (ton ikan/thn) K : Jumlah keramba yang dapat ditampung danau Analisis Persepsi Masyarakat Data yang sudah terkumpul diolah dan untuk mengetahui data yang berhubungan dengan penelitian digunakan metode Skala Likert. Menurut Sugiyono (212) Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. a. Interpretasi Skor S= Re x SL S = Skor Re = Responden yang memilih SL = Skor Likert yang dipilih In = TS x In = Index (%) TS = Total Skor x1 HASIL DAN PEMBAHASAN Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan di Danau Pondok Lapan Persentase terbesar responden yang mempunyai pendapat mengetahui sebesar 4% sedangkan yang berpendapat sangat mengetahui sebesar 13%. Jadi, yang mempunyai persepsi positif tentang kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan adalah sebesar 53%. Responden yang menyatakan ragu-ragu atau kurang mengetahui sebesar 22%. Responden yang mempunyai pendapat tidak mengetahui sebesar 24% sedangkan yang berpendapat sangat tidak mengetahui sebesar 2%. Jadi, yang mempunyai persepsi negatif tentang kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan adalah sebesar 2% yang secara rinci tersaji pada Tabel 1. Berdasarkan perhitungan skala likert, persentase tertinggi diperoleh pada pertanyaan no. 7 yaitu masyarakat mengetahui kegiatan budidaya perikanan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebesar 79.5% dan masyarakat mengetahui bahwa pernah dilakukan kegiatan budidaya perikanan di Danau Pondok Lapan sebesar 74%.

Jumlah Responden 3-5 Tahun 25-35, 3-5 & 51-5 Tahun 25-35 & 3-5 Tahun SMA SMP SMP Petani Ibu RT Ibu RT <Rp.5. <Rp.5. <Rp.5. 4 Tabel 1. Persepsi Responden Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan yang Pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan (n= 43) No. Pernyataan Persepsi Responden Total Ind SM M RG TM STM Skor (%) N S N S N S N S N S K 1. Kegiatan perikanan yang pernah 1 3 25 dilakukan 18 5 1 1 1 159 74 M 2. Jenis ikan yang pernah dibudidayakan 7 35 1 4 9 27 1 2 1 1 147 8.4 M 3. Sistem budidaya perikanan yang pernah dilakukan 2 1 18 72 5 15 1 32 2 2 131.9 M 4. Waktu kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan 3 15 15 8 24 1 32 1 1 132 1.4 M 5. Kegiatan budidaya perikanan tidak merusak perairan 4 2 12 48 24 72 3 - - 14 7.9 M. Hambatan dalam kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan 4 2 11 44 11 33 1 32 1 1 13.5 M 7. Kegiataan budidaya perikanan yang pernah dilakukan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat 1 5 23 92 9 27 1 2 - - 171 79.5 M 8. Dukungan dari pemerintah terhadap kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan 7 35 17 8 3 9 15 3 1 1 143.5 M Total (Jiwa) 43 215 13 54 22 1 75 82 7 8 5 4 7 7 1159 - - Persentase (%) 13 13 4 4 22 22 24 24 2 2 7.4 - - SM = Sangat Mengetahui (Jiwa) M = Mengetahui (Jiwa) RG = Ragu-ragu (Jiwa) TM = Tidak Mengetahui (Jiwa) STM = Sangat Tidak Mengetahui (Jiwa) N = Jumlah Responden (Jiwa) S = Skor Ind = Indeks (%) K = Kategori Kegiatan Perikanan Karakteristik responden memberikan pernyataan mengetahui terhadap kegiatan perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan. Responden menyatakan mengetahui terhadap kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan berumur antara 3-5 tahun sebanyak 18 orang (41.8%), berpendidikan SMA 13 orang (3.2%), memiliki pekerjaan sebagai petani sebanyak 15 orang (34.8%) dan berpendapatan sebanyak 11 orang (25.%) <Rp.5. yang secara rinci dapat dilihat pada Gambar 1. Faktor yang paling mempengaruhi adalah fatktor umur. Masyarakat yang mengetahui bahwa pernah dilakukan budidaya perikanan di Danau Pondok Lapan sebesar 74%. Tetapi sebesar 2% masyarakat tidak mengetahuinya, hal itu disebabkan karena letak danau yang berada diujung dusun dan jarang dilewati masyarakat karena berada didekat perkebunan. 2 18 1 14 12 1 8 4 2 Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Mengetahui Ragu-ragu Tidak mengetahui Karakteristik Responden Gambar 1. Karateristik reponden terhadap kegiatan perikanan

5 Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Keramba Persentase terbesar responden yang mempunyai pendapat setuju sebesar 4% sedangkan yang berpendapat sangat setuju sebesar 9.3%. Jadi, yang mempunyai persepsi positif terhadap jika dilakukannya sistem keramba di Danau Pondok lapan adalah sebesar 49.3%. Responden yang menyatakan ragu-ragu atau netral sebesar 14%. Responden yang mempunyai pendapat tidak setuju sebesar 35% dan yang berpendapat sangat tidak setuju sebesar 2.3%. Jadi, yang mempunyai persepsi negatif di Danau Pondok Lapan adalah sebesar 37.2%. Berdasarkan skala likert, masyarakat yang menyatakan sangat setuju terhadap kegiatan budidaya perikanan perlu dikembangkan kembali untuk dapat meningkatkan pendapatan sebesar 82.8% dan masyarakat merasa pendapatan yang mereka peroleh selama ini untuk kebutuhan hidup sehari-hari tidak cukup sebesar 47.9%. Persepsi responden terhadap sistem keramba dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persepsi Responden Terhadap Keberadaan Keramba (n = 43) Persepsi Responden No Pernyataan SS S RG TS STS. N S N S N S N S N S 1. Kegiatan budidaya perikanan dengan sistem keramba 2. Mengembangkan sistem keramba dan memiliki manfaat penting 3. Kegiatan perikanan keramba perlu dikembangkan kembali untuk dapat meningkatkan 1 5 29 pendapatan masyarakat 4. Kegiatan budidaya perikanan keramba dilakukan secara berkelompok 5. Jenis ikan nila yang akan dibudidayakan dengan sistem keramba. Pendapatan masyarakat terhadap kebutuhan sehari hari 7. Manfaat danau selain dari kegiatan budidaya perikanan 8. Dukungan dari Pemerintah terhadap kegiatan budidaya 9 45 29 perikanan keramba Total (Jiwa) 32 1 13 7 Total Skor Ind (%) K 4 2 15 8 24 14 28 2 2 134 2.3 S - - 12 48 18 23 4 2 2 114 53 RG 11 4 12 - - - - 178 82.8 SS 2 1 1 4 8 24 14 28 3 3 129 S 5 25 17 8 9 27 12 24 - - 144 7 S - - 24 5 15 32 4 - - 13 47.9 RG 2 1 13 52 2 25 5 1 1 119 55.3 RG 11 5 15 - - - - 17 81.9 SS 54 47 141 12 24 8 8 17 8 Persentase (%) 9.3 9.3 4 4 14 14 35 35 2.3 2.3 3.8 SS = Sangat Setuju (%) S = Setuju (%) RG = Ragu-ragu/Netral (%) TS = Tidak Setuju (%) STS = Sangat Tidak Setuju (%) N = Jumlah Responden S = Skor Kat = Kategori Keinginan Masyarakat Melakukan Kembali Budidaya Keramba Karakteristik responden memberikan pernyataan ingin terhadap keinginan masyarakat melakukan kembali kegiatan budidaya perikanan keramba. Responden yang menyatakan setuju berumur antara 3-5 tahun sebanyak 2 orang (4.5%) dengan pendidikan SMA sebanyak 14

Jumlah Responden 3-5 Tahun 3-5 Tahun SMA SD IBU RT IBU RT <Rp.5. Rp.5. - Rp. 1.. orang (32.%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 19 orang (44.2%) dan berpendapatan <Rp.5. sebanyak 21 orang (48.8%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pendapatan. Masyarakat yang menyatakan sangat setuju terhadap kegiatan budidaya perikanan perlu dikembangkan kembali untuk dapat meningkatkan pendapatan sebesar 82.8% dan sebesar 17.2% masyarakat yang menyatakan sangat tidak setuju. Faktor yang mempengaruhi 25 persepsi responden secara nyata yaitu jenis pekerjaan. Tingginya persepsi masyarakat terhadap kegiatan budidaya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang berada di luar usaha perikanan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang bekerja di luar usaha perikanan seperti petani memiliki persepsi yang tinggi terhadap kegiatan perikanan karena rata-rata masyarakat yang bekerja sebagai petani hanya bekerja setengah hari, sehingga masyarakat ini dapat aktif dalam kegiatan budidaya untuk meningkatkan pendapatannya. 2 15 1 5 Ingin Ragu-ragu Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Karakteristik Responden Gambar 2. Karakteristik responden terhadap keinginan masyarakat melakukan budidaya keramba Karakteristik dari kegiatan perikanan di perairan Pondok Lapan dapat dilihat dengan Tabel 3. Nilai PSTD diperoleh berdasarkan PP No. 82 tahun 21. Nilai FCR yang digunakan adalah 2:1 artinya 2 kg pakan mampu menghasilkan 1 Kg daging ikan. Nilai FCR, Ppakan dan Pikan diperoleh dari data sekunder yang dianggap dapat mewakili keadaan Danau Pondok Lapan (Rismawati, 21). Asumsi yang digunakan adalah ukuran keramba 4x4x2m 3 dengan berat panen 1.25 Ton ikan setiap 4 bulan dengan berat ikan.5 Kg/ekor, dalam setahun ikan dapat dipanen sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 3.75 ton ikan/tahun. Jumlah unit keramba yang diijinkan di perairan Danau Pondok Lapan adalah sebesar 14 keramba. Tabel 3. Karekteristik Kegiatan Perikanan di Danau Pondok Lapan Parameter Nilai Satuan Nilai Satuan [Pa] STD 1 mg/l 1 mg/m³ [Pa] i.322 mg/l 32.2 mg/m³ [Pa] DAS.134 mg/l 134 mg/m³ [Pa] d.8338 mg/l 834 mg/m³ R.19 R ikan.5533174 L ikan 143.894377 gr P/m 2 tahun La ikan 913337.117 gr P/tahun 9133.3712 kg/tahun FCR 2 ton pakan/ton ikan P pakan 8 kg p/ton pakan p ikan 3.4 kg p/ton ikan Plp 18. kg p/ton ikan CC 54.171839 ton ikan/tahun Asumsi 3.75 ton/tahun/unit Jumlah KJA 14.445831 keramba 14 keramba

7 Jenis Keramba di Danau Pondok Lapan Jenis budidaya perikanan yang cocok di Danau Pondok Lapan adalah kegiatan budidaya dengan sistem Keramba Jaring Tancap (KJT). Hal ini dilakukan karena mengingat bahwa Danau Pondok Lapan hanya memiliki rata-rata kedalaman 2.42m 2 dan kedalaman maksimal 4.14 m 2. Keramba jaring tancap dapat dilakukan di kedalaman danau sekitar 2 4m 2. Keramba yang digunakan berukuran 4x4x2m 3, sehingga sesuai daya dukungnya Danau Pondok Lapan dapat menampung keramba sebesar 14 keramba. Masyarakat juga lebih mudah dalam pengoperasiannya, karena kegiatan budidaya keramba jaring tancap pernah di lakukan masyarakat Dusun Pulka. Sehingga masyarakat sudah memiliki pengalaman dalam melakukan kegiatan usaha budidaya perikanan keramba jaring tancap. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan berupa : 1. Masyarakat mendukung terhadap kegiatan budidaya perikanan keramba jika dilakukan di Danau Pondok Lapan sebesar 82.8% (Sangat Setuju) sisanya 17.2% (Sangat Tidak Setuju) dan masyarakat mengetahui kegiatan budidaya perikanan keramba pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan sebesar 74% (Mengetahui) sedangkan sisanya 2% (Tidak Mengetahui). 2. Kesesuaian daya dukung di Danau Pondok Lapan dapat menampung kegiatan budidaya perikanan keramba sebanyak 14 keramba dengan ukuran 4x4x2m 3 dan dengan sistem budidaya perikanan Keramba Jaring Tancap (KJT). Saran Diharapkan kepada pemerintah terutama dari Dinas Perikanan untuk mendatangkan penyuluh-penyuluh khususnya di Dusun Pulka, karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kegiatan budidaya ikan dengan sistem keramba. Dan diharapkan juga kepada Pemerintah memberikan bantuan berupa bantuan modal kepada pembudidaya atau warga yang ingin berusaha dibidang budidaya ikan air tawar. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 29. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 28 tahun 29 tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Dan/Waduk. Rismawati. 21. Analisis Daya Dukung Perairan Danau Toba Terhadap Kegiatan Perikanan Sebagai Dasar Dalam Pengendalian Pencemaran Keramba Jaring Apung. [Tesis]. Program Pasca Sarjana USU, Medan. Rizki, A. 215. Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan. Sugiyono. 212. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.