MACAM MACAM EPOXY DAN POLYURETHANE BASED FLOORING SYSTEM BESERTA KINERJANYA

dokumen-dokumen yang mirip
OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

PAINTING DAN COATING BLASTING/SURFACE PREPARATION

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim

IDENTIFIKASI PENYEBAB KERUSAKAN PADA BETON DAN PENCEGAHANNYA

Lignalac - Polyurethane

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

Epoxy Floor Coating :

BAB IV HASIL PENELITIAN

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan

ANALISA PENYEBAB DAN METODE PERBAIKAN YANG TEPAT PADA BETON YANG DISEBABKAN OLEH FAKTOR NON-STRUKTURAL

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

MIZU SEAL 102 PELAPIS KEDAP AIR (2 KOMPONEN)

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. METODE PENELITIAN. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini mengenai perbandingan hasil uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

FRIKSI ANTARA PERMUKAAN BETON SPUN PILE BAGIAN DALAM DENGAN BETON PENGISI

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Tabel 4. 1 Rata-rata cuaca bulanan Stasiun PUSLITBANG FP UNS. Suhu Udara

PENGARUH PENAMBAHAN POLYURETHANE TERHADAP STABILITAS CAMPURAN BERASPAL BERPORI

PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik

BAB XIII PENGECATAN A.

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

1 Universitas Indonesia

BAB V RETAK BETON BERTULANG

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

Wood Finishes 2. Sistem Wood Finishes. Jenis Wood Finishes

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

TUJUAN DAN METODE PERSIAPAN PERMUKAAN

DECORATIVE PAINT PT. MEKAR PERDANA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda

BAB 2 BAHAN ADHESIF. Kata adhesi berasal dari bahasa latin adhaerere yang berarti menyatukan

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI METODE WATERPROOFING UNTUK PEMANFAATAN CRUSHED BRICK SPECIMEN (CBS) SEBAGAI AGREGAT DAUR ULANG UNTUK BETON MUTU RENDAH

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KUAT LENTUR PADA BETON K-300 YANG DICAMPUR DENGAN TANAH KOHESIF

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

KATA KUNCI : rheology, diameter, mortar, fly ash, silica fume, superplasticizer.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

perkerasan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, ukuran dan gradasi,

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

BAB 3 METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. baja. Dewasa ini, beton amat mempengaruhi kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. mengalir ke tempat yang lebih rendah sehingga akhirnya kembali lagi ke laut. Lebih dari 98

BAB I PENDAHULUAN. Quality control yang kurang baik di lapangan telah menjadi masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENELITIAN EFEKTIFITAS PENAMBAHAN KATALIS DIBUTYLTIN DILAURATE (DBTDL) PADA APLIKASI CAT ACRYLIC BERBASIS SOLVENT

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB III UJI MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB II LATAR BELAKANG

Transkripsi:

MACAM MACAM EPOXY DAN POLYURETHANE BASED FLOORING SYSTEM BESERTA KINERJANYA Brian Christopher Sutandyo 1, Evan Sutantu Putra 2, Sudjarwo 3, Januar 4 ABSTRAK : Cat lantai Epoxy dan Polyurethane merupakan sebuah alternatif bagi konsumen yang membutuhkan tempat yang hygienis. Tidak adanya nat pada lantai dan terdapat banyak variasi warna merupakan suatu kebutuhan wajib bagi pemilik industri pangan, rumah sakit, dll. Pengamatan based flooring system ini dilakukan pada lantai yang memiliki umur bervariasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari based flooring system seperti perubahan warna, ketahanan kimia, dan kerusakan yang mungkin terjadi. Selain itu pada skripsi ini akan dibahas macam macam jenis Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System sesuai pengklasifikasiannya. Bila dilihat dari umur lantai, maka kinerja terbaik ada pada umur lantai yang masih baru. Dalam pengaplikasian based flooring system mutu beton yang digunakan minimal K 300 dengan tujuan agar ikatan antara Epoxy maupun Polyurethane dengan beton dapat terikat dengan kuat atau monolit. Kendala dari penggunaan Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System yang sering muncul adalah munculnya bubble, crater, dan pinhole. Penyebab adanya buble, crater, dan pinhole dikarenakan proses pengaplikasian cat primer yang buruk. KATA KUNCI: epoxy flooring, polyurethane flooring, kinerja epoxy, cat lantai 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan pembangunan terjadi dalam berbagai macam hal yang salah satunya adalah dari segi material yaitu adanya Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System, dimana Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System ini berguna sebagai pelapis seperti cat pada lantai beton sehingga tidak diperlukan lagi penambahan lantai keramik. Kebutuhan akan Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System ini semakin meningkat dikarenakan banyaknya kebutuhan dari pihak fabrikasi makanan, minuman, obat obatan, kosmetik, dll. Bahan Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System ini digunakan karena memiliki ketahanan abrasi yang baik, tidak berdebu, memiliki warna dan corak yang indah, dan tidak licin. Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System ini memiliki berbagai macam tipe dan jenis yang berbeda beda sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan. Pada pengamatan kali ini akan dibahas mengenai bahan yang terkandung, reaksi, dan kinerja dari Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System. Selain itu akan dibahas juga mengenai beberapa kendala yang sering muncul dalam penggunaan Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System, serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, bucci_christopher90@hotmail.com. 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, vayne_evn@hotmail.com. 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, sudjarwo@petraac.id. 4 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, ybuntoro@petra.ac.id

1.2. Rumusan Masalah Berapa banyak macam Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System yang tersedia di pasaran? Bagaimana cara kerja dan aplikasi Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System yang efektif di lapangan? Kendala Kendala apa saja yang sering muncul dalam penggunaan Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System dan bagaimana solusinya? 1.3. Tujuan Penelitian Mengetahui berbagai macam Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System yang tersedia di lapangan. Mengetahui kinerja dan pengaplikasian Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System yang tepat di lapangan. Mengetahui solusi dari permasalahan yang sering muncul dari penggunaan Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Studi literatur mengenai berbagai macam jenis Epoxy dan Polyuretane Based Flooring yang tersedia, komposisi bahan dasar dari Epoxy dan Polyuretane Based Flooring tersebut, serta reaksi reaksi yang terjadi dalam bahan Epoxy dan Polyuretane Based Flooring itu sendiri. Dan juga dilakukan pengamatan secara langsung di lapangan untuk mengetahui cara kerja dan pengaplikasian Epoxy dan Polyuretane Based Flooring di lapangan serta masalah masalah yang sering muncul dalam penggunaan Epoxy dan Polyuretane Based Flooring ini beserta solusi yang dapat dilakukan. 1.5. Manfaat Penelitian Mengetahui keunggulan dan perbedaan dari masing masing Epoxy dan Polyuretane Based Flooring ini dimana nantinya dapat berguna bagi para praktisi ataupun masyarakat dalam memilih berbagai macam Epoxy dan Polyuretane Based Flooring yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Polimer Polimer adalah suatu rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Polimer berdasarkan sumbernya dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu Polimer Alam, Polimer Semi Sintetik, Polimer Sintesis. 2.1.1 Resin Resin adalah bagian yang penting dari pembuatan cat karena berfungsi sebagai bahan utama pembentuk film, memberikan daya lekat pada permukaan dan mengikat pigment pewarna dan filler. Dimana Epoxy dan Polyurethane merupakan suatu resin. Epoxy adalah suatu kopolimer yang terbentuk dari 2 bahan yang berbeda yaitu Epiklorohidrin dan Bisphenol-A.

2.1.2. Pigment Pigment atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak sebagai akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu. Dalam dunia cat, pigment juga disebut sebagai colouran yaitu sebagai pembentuk warna pada Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System. 2.1.3 Filler Filler adalah komponen cat yang berfungsi sebagai bahan pengisi dan berperan aktif dalam pembentuk lapisan film. Filler dapat meningkatkan kekerasan, kelenturan, dan daya tahan terhadap abrasi. 2.1.4. Solvent Solvent adalah bahan pengencer yang merupakan komponen dari Epoxy dan Polyurethane Based Flooring. Salah satu contoh dari solvent yang sering digunakan adalah thinner, dimana thinner akan berfungsi untuk mengatur kekentalan lapisan, kadar bahan, waktu pengeringan, daya resap substrat, flow, dll. 2.1.5. Adictif Adictif adalah bahan yang digunakan untuk memodifikasi polymer yang diperlukan. Dimana adictif dapat berfungsi untuk mempercepat pengeringan, mengurangi akibat jelek selama penyimpanan dan pemakaian, dll. 2.2. Epoxy Based Flooring Epoxy Based Flooring adalah suatu cat khusus untuk lantai yang terbuat dari bahan resin epoxy, pigment, filler, solvent, dan adictif, sehingga memiliki daya lekat yang baik atas beton dan mempunyai ketahanan terhadap bahan bahan kimia seperti garam, alkali, alkohol, oli, dll. Untuk mengaplikasikan Epoxy Based Flooring System ini dilakukan dengan cara mengoleskan cat ke seluruh permukaan lantai atau dinding secara merata pada saat kondisi permukaan beton sudah kering sempurna. 2.3. Polyurethane Based Flooring Polyurethane Based Flooring adalah suatu cat khusus lantai yang terbuat dari bahan dasar Polyurethane yang merupakan suatu polimer yang dibentuk dengan mereaksikan ikatan isocyanate dengan polyol. Polyurethane Based Flooring System ini tersedia dalam versi water dan solvent based. 3. METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah langkah langkah pengamatan yang dilakukan : 1. Studi literatur tentang macam macam Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System dimana untuk mempelajari komposisi, reaksi dan permasalahan yang sering muncul dalam penggunaan Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System. 2. Pengamatan kinerja dari masing masing Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System secara langsung di lapangan. 3. Membandingkan antara tipe - tipe Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System terhadap kebutuhan di lapangan dengan tujuan dapat memilih material yang tepat sesuai dengan kebutuhan. 4. HASIL PENGAMATAN Pada dasarnya Epoxy Based Flooring tergolong menjadi 4 macam yaitu coating, self smoothing, multilayer, dan epoxy mortar. Sedangkan Polyurethane Based Flooring hanya terbagi menjadi 2 macam yaitu coating dan self smoothing. Untuk ketebalan dari Epoxy Based Flooring yang dibutuhkan untuk kebutuhan aktivitas rendah (light duty) adalah 350 500 mikron sedangkan untuk aktivitas tinggi (heavy duty) adalah lebih dari 700 mikron.

4.1. Pengaplikasian Epoxy Untuk memperoleh hasil Epoxy dan Polyurethane Based Flooring yang baik perlu adanya perhatian khusus terhadap spesifikasi beton, cara pengecoran beton, dan cara pengaplikasian lantai Epoxy atau Polyurethane yang benar. 4.1.1. Spesifikasi Beton Kuat tekan beton minimal K 300 (ACI 302, 2013) Beton tanpa fly ash Slump maksimum adalah 10 ± 2cm Kelembaban yang tepat 4.1.2. Proses Pengecoran Sebaiknya proses pengecoran dilakukan dengan sistem lajur dan memperhatikan join join dari struktur. Flatness dan levelness yang sesuai Penggunaan alat alat seperti jidar, bull float, vibrator screeder, trowel, concrete cutter, dan concrete vibrator. 4.1.3. Persiapan Permukaan Beton Sebelum proses pengaplikasian cat Epoxy atau Polyurethane pada lantai beton, perlu dilakukan pekerjaan persiapan permukaan beton dengan manfaat : Membuang kontaminan pada permukaan Membuka pori Menghilangkan curing compound Mendapatkan bonding yang baik Proses persiapan permukaan beton dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu : Gerinda Sand Blasting Blastrack Acid Etching 4.1.4. Proses Pemasangan Epoxy Base Flooring System Pembersihan lapisan permukaan beton seperti yang sudah dijelaskan diatas. Pelapisan lantai dengan mortar (khusus untuk tipe Epoxy Mortar) Pemberian sealer dengan tujuan sebagai cat dasar yang digunakan untuk sekedar meratakan permukaan lapisan mortar yang tidak rata. (khusus Epoxy Mortar) Pelapisan coating layer 1, pelapisan cat Epoxy pada permukaan beton pada tahap pertama Pelapisan coating layer 2, cat dioleskan kembali untuk memberi ketahanan terhadap abrasi. 4.1.5. Proses Pemasangan Polyurethane Based Flooring System Pembersihan lapisan permukaan beton Pembuatan Anchor Groove, untuk meningkatkan daya ikat antara beton dengan polyurethane. Proses pencampuran bahan Pengaplikasian Polyurethane layer 1 Pengaplikasian Polyurethane layer 2 4.1.6. Cara Mengetahui ketebalan Polymer yang Terpasang Wet Film Thickness Dry Film Thickness Pengukuran Bahan

4.1.7. Kendala dan Solusi dalam Pemasangan Epoxy dan Polyurethane Sebuah lapisan lantai dikatakan gagal ketika terjadi kerusakan yang menyebabkan lapisan terkelupas, berubah warna, muncul gelembung ataupun cekungan pada permukaan lantai. Penyebab yang paling mendasar dari kendala tersebut adalah adanya persiapan permukaan yang tidak tepat. Berikut adalah penjabaran dari gejala gejala yang sering muncul : Goresan / Scratch, goresan terjadi diakibatkan oleh benturan roda ataupun tiang besi yang menimbulkan sayatan pada permukaan lapisan lantai. Perubahan warna, pada umumnya perbuahan warna dapat terjadi karena zat pigment pada cat tidak dapat menerima sinar ultraviolet, ada pula perubahan warna dapat disebabkan oleh zat zat kimia yang terpapar pada permukaan. Gelembung / Bubble, terjadi akibat adanya udara panas yang menguap dari permukaan beton sehingga lapisan cat terdorong keluar. Cekungan / Crater, terjadi akibat komposisi dari pencampuran yang tidak sesuai dengan ketentuan. Lubang jarum / Pinhole, pada dasarnya pinhole merupakan crater namun pada ukuran yang lebih kecil sehingga tampak seperti lubang jarum. Pengelupasan lapisan, lapisan cat dapat terkelupas jika tidak memiliki ikatan yang baik antara lapisan cat dengan permukaan beton. Sebagai contoh lapisan Epoxy tidak dapat diaplikasikan pada permukaan keramik. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada berbagai tempat yang menggunakan Epoxy Based Flooring maupun Polyurethane Based Flooring, secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Polyurethane dan Epoxy Based Flooring akan mengalami perubahan warna seiring dengan bertambahnya waktu. 2. Baik Epoxy maupun Polyurethane memiliki ketahanan terhadap kimia yang baik sesuai dengan kriteria tertentu. 3. Epoxy dan Polyurethane Based Flooring System harus diaplikasikan pada beton dengan kekuatan minimal K 300 (ACI 302, 2013). 4. Crater terjadi akibat pengaplikasian Epoxy atau Polyurethane Based Flooring System saat beton belum kering sempurna. 5. Proses pelapisan cat yang tidak serentak akan menimbulkan perbedaan warna. 6. Epoxy maupun Polyurethane tidak dapt diaplikasikan diatas lantai keramik. 7. Epoxy mampu menahan suhu maksimum sebesar 60 o C sedangkan Polyurethane mampu menahan suhu maksimum 120 o C. 6. DAFTAR REFERENSI ACI Committe 302. (2013). Guide for Concrete Floor and Slab Construction. GoBookee Web-Based Library, <http://gobookee.net> (Juni 12, 2013)