PENGARUH PROSES EQUAL CHANNEL ANGULAR PRESSING (ECAP) TERHADAP FORMABILITY ALUMINIUM

dokumen-dokumen yang mirip
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

Sifat Sifat Material

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

KUAT TARIK BAJA 2/4/2015. Assalamualaikum Wr. Wb.

PERUBAHAN NILAI KEKERASAN DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK ALUMINIUM AKIBAT PROSES EQUAL CHANNEL ANGULAR PRESSING (ECAP)

Optimasi Proses Multi-Pass Equal Channel Angular Pressing dengan Simulasi Komputer

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

BAB II TEORI DASAR. Gage length

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985).

PENGARUH JUMLAH LALUAN ARAH BOLAK-BALIK PADA ALUMUNIUM KOMERSIL DENGAN PROSES ECAP TERHADAP SIFAT MEKANIK. Qomarul Hadi 1

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

Laporan Awal Praktikum Karakterisasi Material 1 PENGUJIAN TARIK. Rahmawan Setiaji Kelompok 9

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

UJI TARIK BAHAN KULIT IMITASI

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

ANALISA LANJUT PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAHAN PEWTER DENGAN REDUKSI 50% PADA PROSES PENGEROLAN BAHAN

EVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN

ANALISA BESI BETON SERI KS DAN SERI KSJI DENGAN PROSES PENGUJIAN TARIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

Deformasi Elastis. Figure 6.14 Comparison of the elastic behavior of steel and aluminum. For a. deforms elastically three times as much as does steel

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

dislokasi pada satu butir terjadi pada bidang yang lebih disukai (τ r max).

Bab II STUDI PUSTAKA

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

BAB III SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

MATERIAL TEKNIK 3 IWAN PONGO,ST,MT

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pengukuran Compressive Strength Benda Padat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

KARAKTERISTIK BAJA ST 41 HASIL PROSES HOT EQUAL CHANNEL ANGULAR PRESSING (HECAP) Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon, *

PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI

PENGARUH PROSES ROLLING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS PADA KUNINGAN SETELAH DI PROSES ECAP

MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS ALUMINIUM KOMERSIL UNTUK BAHAN KONSTRUKSI ATAP DENGAN METODE ACCUMULATIVE ROLL-BONDING SKRIPSI

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

TEGANGAN DAN REGANGAN

Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

EQUAL CHANNEL ANGULAR EXTRUSION (ECAE) AN ALTERNATIVE METHOD TO IMPROVE MECHANICAL PROPERTIES OF METALS ABSTRACT

LAPORAN PENELITIAN PENGARUH SIFAT PLASTISITAS MATERIAL TERHADAP KUALITAS PRODUK HASIL PROSES DEEP DRAWING

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan) b. Tugas : Jelaskan cara membuat diagram teganganregangan

PAPER KEKUATAN BAHAN HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN. Oleh : Ni Made Ayoni Gede Panji Cahya Pratama

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH DERAJAT DEFORMASI TERHADAP STRUKTUR MIKRO, SIFAT MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI BAJA KARBON AISI 1010 TESIS

PENGARUH BENDING RADIUS PADA LIGHTENING HOLES PROCESS TERHADAP KERETAKAN AL 2024 T3 SHEET

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

Perpatahan Rapuh Keramik (1)

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

Kategori Sifat Material

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

Proses Lengkung (Bend Process)

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

Seminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN KUALITAS PERANCANGAN PRODUK LIMBAH PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

BAB V PEMBAHASAN 60 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pisau egrek adalah alat yang digunakan untuk pemanen kelapa sawit. Pisau

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 4, Tahun 2015 Online:

III. KEGIATAN BELAJAR 3. Sifat-sifat fisis dan mekanis bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

Transkripsi:

PENGARUH PROSES EQUAL CHANNEL ANGULAR PRESSING (ECAP) TERHADAP FORMABILITY ALUMINIUM *Wisnu Tri Erlangga 1, Rusnaldy 2, Norman Iskandar 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. +62247460059 *E-mail: wt_erlangga@yahoo.com Abstrak Equal channel angular pressing (ECAP) merupakan suatu proses penghalusan ukuran.butir, spesimen diberikan gaya regangan plastis secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jumlah laluan pada proses equal channel angular pressing (ECAP) terhadap sifat mampu bentuk pada aluminium. Batang aluminium dengan ukuran diameter 12mm dan panjang 50 mm diberikan perlakuan 1, 3, 5, dan 7 kali proses ECAP pada cetakan ECAP dengan sudut alur cetakan 120. Rute yang digunakan adalah rute A atau tanpa pemutaran sampel. Sifat mampu bentuk aluminium sebelum dan sesudah proses ECAP diperiksa dan dibandingkan. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah proses ECAP, rata-rata nilai sifat mampu bentuk aluminium mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai sifat mampu bentuk non-ecap. Kata Kunci : aluminium, ECAP, sifat mampu bentuk. Abstract Equal channel angular pressing (ECAP) is a process of refining the grain size, the specimen was given severe plastic deformation This research aims to study the effect of number of passes on the equal channel angular pressing (ECAP) on the formability and electrical conductivity in aluminum. Aluminum rod with a diameter of 12mm and a length of 50 mm given treatment 1, 3, 5, and 7 times in the mold ECAP ECAP process with mold groove angle of 120. Routes used are the A or no sample playback. Formability and electrical conductivity of aluminum before and after ECAP process examined and compared. The results showed that after ECAP process, the average value of aluminium formability underwent an increase compared to the value of non- ECAP formability. Keywords : aluminum, ECAP, formability 1. PENDAHULUAN Aluminium merupakan suatu logam yang memiliki sifat lunak, tahan terhadap korosi, memiliki daya hantar panas dan listrik yang cukup baik, aluminium juga memiliki sifat kemampubentukan (formability) yang sangat baik. Ketersedian aluminium ini pada kerak bumi masih sangat banyak, lebih banyak jika dibandingkan dengan besi (fe). Aluminium murni meiliki sifat mekanik dan kekuatan yang cukup rendah, untuk meningkatkan sifat dan kekuatan dari aluminium tersebut kita tidak dapat melakukannya secara langsung dengan proses perlakuan panas (heat treatment) [1]. Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan dari aluminium murni adalah dengan penambahan unsur-unsur paduan kedalam aluminium. Unsur-unsur tersebut berupa mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), magnesium (Mg), silicon (Si) dan masih banyak lagi. Kekuatan paduan aluminium tersebut masih dapat ditingkatkan lagi dengan pengerasan regangan dan perlakuan panas (heat treatment). Akan tetapi dengan diberi perlakuan seperti ini dapat menurunkan ketahanan korosi, kontrol kehomogenan komposisi yang sulit, harga yang menjadi relatif mahal dan peningkatan biaya daur ulang [1]. Beberapa tahun belakangan ini mulai dikembangkan metode lain untuk mendapatkan sifat mekanis yang baik tanpa harus menambahkan microalloyed yaitu dengan metode severe plastis deformation (SPD). Proses ini adalah proses pembentukan logam dimana regangan plastis yang diberikan kepada logam atau material yang diproses sehingga menghasilkan butir yang halus (ultra fine grain). Metode ini bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanik material terutama hardness dan yield stress dengan merubah coarse grain menjadi ultra fine grain (UFG) pada suatu material. Dengan JTM (S-1) Vol. 2, No. 3, Juli 2014:229-238 229

didapatkannya peningkatan sifat mekanik dari aluminium maka akan didapatkan suatu material yang ringan dengan memiliki sifat mekanik yang baik. Tujuan dari penelitian ini untuk dapat mengetahui pengaruh banyaknya proses ECAP terhadap nilai formability (sifat mampu bentuk). 2. MATERIAL DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini langka-langka penelitian mengacu pada diagram alir yang ditunjukan pada Gambar 1. Pada diagram alir ini dijelaskan mulai dari awal mempersiapkan alat dan bahan, pemelihan material, pembuatan spesimen, pengujian, sampai pada pengolahan data dan kesimpulan. Pemeriksaan pada spesimen juga dilakukan untuk mengetahui spesimen tersebut dapat diberikan proses ECAP secara terus menerus sampai pada variasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Gambar 1. Diagram alir penelitian JTM (S-1) Vol. 2, No. 3, Juli 2014:229-238 230

Gambar 1. Diagram alir penelitian [lanjutan] 2.1 Material Material yang digunakan pada pengujian ini adalah aluminum. Ada 2 jenis aluminium yang digukan pada penelitian ini. Aluminium cor dan aluminium batangan. Pada penelitian ini aluminium cor yang berasal dari laboratorium CNC seperti yang ditunjukan pada Gambar 2. Gambar 2. Aluminum cor JTM (S-1) Vol. 2, No. 3, Juli 2014:229-238 231

Aluminium tersebut mengalami pecah pada saat proses ECAP dan tidak bias dilanjutkan untuk pross ECAP selanjutnya. Untuk aluminium batangan yang digunakan adalah aluminium 1350 temper 0 seperti yang ditunjukan pada Gambar 3 Hasil proses ECAP pada aluminium batangan sangat baik. Maka untuk selanjutnya digunakan aluminium batangan ini untuk proses ECAP 1, 3, 5, 7 kali pengulangan. Gambar 3. Aluminium batangan 2.2 Severe Plastic Deformation (SPD) Severe Plastic Deformation adalah salah satu proses untuk memperoleh struktur kristal yang sangat halus dalam logam, yang memiliki struktur kristalografi yang berbeda. Proses Severe Plastic Deformation dapat didefinisikan sebagai proses-proses yang menyebabkan regangan plastis yang sangat tinggi pada logam untuk menghasilkankan penghalusan butir. Jumlah tegangan plastis yang dihasilkan oleh logam klasik dalam proses operasi seringkali terbatas karena kegagalan material atau alat. Metode pembentukan tekan lebih disukai untuk menghambat terjadi nukleasi, pertumbuhan dan koalesensi yang mengarah pada rapuhan bahan. Dalam beberapa proses seperti rolling atau drawing pengurangan ukuran dari ketebalan material dapat dicapai. Namun, bentuk yang dihasilkan oleh proses cukup besar untuk digunakan dalam konversi lebih lanjut menjadi produk. Jadi proses pembentukan logam baru mampu menghasilkan deformasi plastis yang sangat besar atau menyeluruh (SPD) tanpa perubahan besar dalam geometri. 2.3 Equal Channel Angular Pressing (ECAP) Proses Equal Channel Angular Pressing (ECAP) merupakan teknik Severe Plastic Deformation yang terbaik diantara beberapa proses SPD tersebut. Proses ini dapat memperbaiki mikrostruktur dari sebuah logam maupun paduan, yang dapat meningkatkan kekuatan dari material tersebut berdasarkan Hukum Hall-Petch, yang menyatakan bahwa semakin kecil ukuran butir maka nilai kekuatan material semakin besar. Pemilihan proses ECAP didasarkan pada alasan [2]: Proses ECAP adalah proses paling efektif diantara proses SPD. Relatif tidak terjadi perubahan penampang melintang. Peningkatan kekuatan material dapat dilakukan pada temperatur rendah. Proses ECAP mudah terintegrasi dalam industri serta mampu menghasilkan produk dalam skala bulk atau batangan. Equal Channel Angular Pressing (ECAP) merupakan proses spesimen (sample) diberikan regangan plastis melalui penekanan dalam cetakan beralur khusus. Cetakan mempunyai dua alur laluan pada bagian dalam dengan luas penampang yang sama seperti ditunjukkan pada Gambar 4 Gambar 4. Proses ECAP [2] Untuk mendapatkan keseragaman butir, terdapat 4 macam rute pada proses ECAP seperti ditunjukan pada Gambar 5. Rute tersebut merupakan perubahan arah atau sisi yang dilakukan pada proses berikutnya. Pada penelitian ini, rute yang digunakan adalah rute A, dimana tidak ada perubahan arah atau sisi pada proses yang selanjutnya. JTM (S-1) Vol. 2, No. 3, Juli 2014:229-238 232

Gambar 5. Macam-macam rute passing proses ECAP [3] Beberapa kekuran dari proses ECAP ini adalah bisa terjadinya buckling instability pada batang penekan, hal ini menyebabkan batang penekan menjadi bengkok. Selain itu proses ini juga dapat mengecilkan penampang pada benda kerja, pengecilan terjadi pada setiap tahapan dari proses ECAP tersebut. 2.4 Formability (Sifat Mampu Bentuk) Formability (sifat mampu bentuk) adalah kemampuan suatu benda kerja logam yang diberi deformasi plastis tanpa mengalami kerusakan. Kapasitas deformasi plastis dari suatu bahan logam bagaimanapun tetap terbatas sampai batasan tertentu, dimana sampai pada suatu titik material tersebut dapat mengalami robek ataupun fracture (patah). Beberapa proses yang dipengaruhi oleh sifat mampu bentuk material adalah [4]: Rolling Ekstrusi Penempaan Roolforming Stamping Hydroforming Pengetahuan tentang sifat mampu bentuk materi ini sangat penting untuk tata letak dan desain dari setiap proses pembentukan industri. Simulasi dengan menggunakan metode elemen hingga dan penggunaan kriteria sifat mampu bentuk seperti kurva. Dalam beberapa kasus, sangat diperlukan untuk proses desain alat tertentu. Parameter umum yang menujukan sifat mampu bentuk daktilitas material adalah strain fracture yang di tentukan oleh uji tarik uniaksial. Bahan logam yang memiliki sifat mampu bentuk yang baik ditunjukan dengan produk jadi yang sesuai dengan apa yang sudah dirancang dan tidak terdapat atau tejadi cacat pada produk maupun selama proses berjalan. Sifat mampu bentuk sangat dipengaruhi oleh besaran mekanik seperti [4] : Keuletan Kekuatan bahan Koefisien penguatan bahan Temperature pengerjaan Tegangan alir bahan logam yang baik akan dihasilkan dari kombinasi besaran-besaran mekanik yang cukup baik. Dalam aplikasi proses pembentukan, keuletan dan tegangan alir menentukan deformasi maksimum yang dapat dicapai oleh logam. Apabila deformasi yang diberikan lebih besar dari deformasi maksimum yang dimiliki oleh logam maka proses pembentukan harus dilakukan pada temperature yang lebih tinggi. Bahan atau logam yang lebih keras umumnya diproses pada temperature yang tinggi. Pada proses pengerjaannya dilakukan dengan pemanasan agar bahan menjadi lebih lunak. Proses pengerjaan pada temperature tinggi biasa disebut hot working atau proses pengerjaan panas. 2.5 Pengujian Tekan Untuk mengetahui sifat-sifat suatu bahan/material dapat dilakukan dengan pengujian terhadap bahan tersebut. Beberapa hal yang dapat diketahui dari pengujian suatu material antara lain: sifat mekanik, sifat termal, sifat medan listrik, struktur atom, komposisi material dan lain sebagainya. Salah satu dari sekian banyak pengujian terhadap material yang sering dilakukan adalah pengujian mekanik ( Mechanical Testing ). Pengujian mekanik bertujuan untuk memperoleh sifatsifat mekanik bahan yaitu: kekuatan, kekerasan, kekakuan, ketangguhan dan kelelahan. Bentuk dari pengujian mekanik diantaranya adalah pengujian tekan. Ada beberapa bentuk pengujian yang dapat dilakukan terhadap suatu bahan atau material yaitu pengujian mekenik ( Mechanical Testing ). Pengujian mekanik ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari bahan atau material dalam bentuk kekerasan, kekuatan, kekakuan, ataupun ketangguhan [5]. Beberapa informasi yang didapatkan dari pengujian tekan adalah : Tegangan JTM (S-1) Vol. 2, No. 3, Juli 2014:229-238 233

Tegangan didefinisikan sebagai tahanan terhadap gaya-gaya luar. Ini diukur dalam bentuk gaya yang ditimbulkan per satuan luas. Dalam praktek teknik, gaya umumnya diberikan dalam pound atau newton, dan luas yang menahan dalam inch2 atau mm2. Akibatnya tegangan biasanya dinyatakan dalam pound/inch2 yang sering disingkat psi atau Newton/mm2 (Mpa). Tegangan yang dihasilkan pada keseluruhan benda tergantung dari gaya yang bekerja Keterangan : σ = Tegangan (pascal, N/m²) F = Beban yang diberikan (Newton, Dyne) A₀ = luas penampang (mm²) σ = F A₀...(1) Regangan Regangan (strain), e, adalah besar deformasi per satuan panjang. Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan regangan rekayasa adalah regangan linear rata-rata, yang diperoleh dengan cara pembagian antara pertambahan panjang ( L) dengan panjang mula-mula.[1] Keterangan : Lu = panjang akhir (m, mm) L₀ = panjang mula-mula (m, mm) E = regangan e = (Lu-L₀)/(L₀)...(2) Modulus Elastisitas Modulus young menunjukkan ukuran kekakuan suatu bahan. Makin besar modulus, makin kecil regangan elastik yang dihasilkan akibat pemberian tegangan. Modulus Young adalah perbandingan antara tegangan dan regangan.[1] Keterangan : E = modulus elastisitas σ = tegangan (pascal, N/m²) e = regangan E= σ/e...(3) Yield Point Jika beban yang bekerja pada batang uji diteruskan hingga diluar batas elastis akan terjadi perpanjangan permanen secara tiba tiba. Ini disebut yield point atau batas luluh dimana regangan meningkat sekalipun tidak ada peningkatan tegangan. Setelah melewati titik ini, batang uji tidak akan kembali ke bentuk semula, atau batang uji sedang berada dalam daerah plastis. Gambar 6 dibawah ini menunjukan yield point JTM (S-1) Vol. 2, No. 3, Juli 2014:229-238 234

Gambar 6. Diagram stress-strain untuk menentukan yield strength [1] Ultimate Tensile Strength Tegangan nominal maksimum yang ditahan oleh batang uji sebelum patah disebut tegangan tarik maksimum yaitu merupakan perbandingan antara beban maksimum yang dicapai selama percobaan tarik dan penampang batang mula mula. Keterangan σ u = Tegangan maksimum (pascal, N/m²) F m = Beban maksimum (Newton, Dyne) A₀ = luas penampang (mm²) σ u= F m/(a₀)...(4) Alat yang digunakan pada pengujian tekan adalah Universal Testing Mechine. Untuk dimensi spesimen yang digunakan pada pengujian tekan antara panjang dan diameternya memiliki perbandingan 2:1 atau dengan rasio L/D antara 1,5-2,0. Gambar 7 dibawah ini adalah gambar dari alat uji tekan yang digunakan. Gambar 7. Universal testing mechine 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujian Tekan Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai kekuatan dari aluminium batangan yang telah diberika perlakuan ECAP, setelah mendapatkan nilai elongation maka kita dapat mengetahui formabilitas dari aluminium tersebut semakin tinggi persen elongation maka semakin baik nilai formabilitasnya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan universal testing machine. Data yang di dapat dari pengujian tekan sebagai berikut : JTM (S-1) Vol. 2, No. 3, Juli 2014:229-238 235

Non ECAP Tabel 1 dibawah ini menunjukan data hasil pengukuran dari uji tekan yang telah dilakukan, dan Gambar 8 menunjukan grafik stress vs strain yang didapatkan dari pengujian tersebut. Gambar 8. Grafik stress vs strain non ECAP Tabel 1. Data hasil pengujian non ECAP OutDia. GaugeLength Force @ Peak Strength @ upper yield point compression Strength (mm) (mm) (N) (N/mm 2 ) (N/mm 2 % EL ) 10.000 20.000 67756.498 862.701 862.701 14.096 ECAP 1 kali Data hasil pengujian tekan terhadap aluminium dengan perlakuan satu kali proses ECAP ditunjukan pada tabel 2 dibawah ini. Untuk grafik stress vs strain ditunjukan pada Gambar 9 Gambar 9. Grafik stress vs strain 1 kali ECAP Tabel 2. Data hasil pengujian 1 kali ECAP OutDia. GaugeLength Force @ Peak Strength @ upper yield point compression Strength (mm) (mm) (N) (N/mm 2 ) (N/mm 2 % EL ) 10.000 20.000 67671.573 861.619 861.619 14.483 ECAP 3 kali Tabel 3 dibawah ini menunjukan data hasil dari pengujian tekan terhadap material dengan diberikan 3kali perlakuan ECAP,dengan grafik stress strain yang ditunjukan oleh Gambar 10 dibawah ini. JTM (S-1) Vol. 2, No. 3, Juli 2014:229-238 236

Gambar 10. Grafik stress vs strain 3 kali ECAP Tabel 3. Data hasil pengujian 3 kali ECAP OutDia. GaugeLength Force @ Peak Strength @ upper yield point compression Strength (mm) (mm) (N) (N/mm 2 ) (N/mm 2 % EL ) 10.000 20.000 67599.984 860.708 860.708 14.235 ECAP 5 kali Tabel 4 merupakan data hasil pengukuran dari pengujian tekan pada material aluminium dengan perlakuan 5kali pengulangan. Untuk grafik stress vs strain ditunjukan pada Gambar 11 dibawah ini. Gambar 11. Grafik stress vs strain 5 kali ECAP Tabel 4. Data hasil pengujian 5 kali ECAP OutDia. GaugeLength Force @ Peak Strength @ upper yield point conpression Strength (mm) (mm) (N) (N/mm 2 ) (N/mm 2 % EL ) 10.000 20.000 67654.313 861.399 861.399 14.375 ECAP 7 kali Tabel 5 menunjukan data hasil hasil pengujian tekan dengan material aluminium 7kali perlakuan ECAP dan untuk grafik stress strain ditunjukan pada Gambar 12. Gambar 12. Grafik stress vs strain 7 kali ECAP JTM (S-1) Vol. 2, No. 3, Juli 2014:229-238 237

Tabel 5. Data hasil pengujian 5 kali ECAP OutDia. GaugeLength Force @ Peak Strength @ upper yield point Compression Strength (mm) (mm) (N) (N/mm 2 ) (N/mm 2 % EL ) 10.000 20.000 67658.040 861.447 861.447 14.290 Penyusunan grafik disusun berdasarkan data-data yang telah didapatkan sebelumnya. Pada Gambar 4.13 dibawah ini grafik menunjukan perkembangan naik dan turunnya nilai elongation dari aluminium tersebut.. 14.6 14.5 14.4 14.3 14.2 14.1 14 13.9 0 1 3 5 7 %EL Gambar 13. Grafik %EL vs jumlah ECAP 4. KESIMPULAN 1. Setelah dilakukan pengujian tekan dan pengujian konduktivitas pada aluminium didapatkan data : Nilai % elongation pengujian tekan aluminium dengan pengulangan proses ECAP sebanyak 0, 1, 3, 5, dan 7kali sebesar 14.096%, 14.483, 14.235, 13.824, dan 14.29%. 2. Dari data hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa : Banyaknya pengulangan proses ECAP pada aluminium berpengaruh terhadap kenaikan nilai formabilitas atau mampu bentuk. Hal ini disebabkan oleh peningkaan kekuatan dari aluminium setelah dilakukan proses ECAP. DAFTAR PUSTAKA [1]. Callister, Jr. William, D. 1994. Material Science and Engineering. 7rd edition, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. [2] Setiawan, H. Pengaruh Proses Equal Channel Angular Pressing (ECAP) Terhadap Kekerasan Aluminium 1050 ISSN : 1979-6870. [3] Sklenica, Vaclav. Equal-Chanel Angular Pressing and Creep in Ultrafine Grained Aluminium and Its Alloys Chapter 1. [4] http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-baja-iron-steel/pengujian-sifat-mekanik-bahan-logam/sifat-mampubentuk-bahan-logam-formability/, diakses pada februari 2014. [5] Lawrence, H V V. 1995. Ilmu dan Teknologi Bahan. JTM (S-1) Vol. 2, No. 3, Juli 2014:229-238 238