EVALUASI KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI BANDAR SIDORAS DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI SUKA DAMAI DI KECAMATAN SEI BAMBAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

EVALUASI KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI MEDAN KRIO DI KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG

EVALUASI KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI BANDAR SIDORAS DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

Pendeskripsian Jaringan Irigasi. Pengamatan dan Pengumpulan Data

TINJAUAN PUSTAKA. menjangkau beberapa teknis sebagai berikut : 1. Pengembangan sumber air dan penyediaan air bagi keperluan usaha tani.

EVALUASI KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI SERBANGAN KECAMATAN RAWANG PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN

Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai. Letak dan luas daerah irigasi Kondisi bangunan irigasi. Pendeskripsian Jaringan Irigasi

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2006, pengertian irigasi

TINJAUAN PUSTAKA. dari elemen-elemen fisik dan sosial yang difungsikan untuk : mendapatkan air dari

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, dan perbaikan sarana irigasi. seluruhnya mencapai ± 3017 Ha di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan P. Sei.

EVALUASI KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI MEDAN KRIO DI KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, sehingga wajar apabila prioritas

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

BAB 1 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1

I. KERANGKA UMUM PEDOMAN RINCI OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH REKLAMASI RAWA PASANG SURUT

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Perhitungan LPR dan FPR J.I Bollu (Eksisting)

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14 Nomor 1, Juni 2016

I. PENDAHULUAN. besar yaitu 76% dari total kebutuhan air. Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah, terletak antara 2 lintang utara -

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

BAB I PENDAHULUAN. meninggikan taraf muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran

Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung komunikasi penulis,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI

BAB I. PENDAHULUAN. persoalan dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi penduduknya, target

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TAHUN 2011/2012

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY RAREM. 3.1 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Lampung Utara

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

BAB I PENDAHULUAN. kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini. Berdasarkan UU RI No.7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Belanda pada awal abad ke-20 yang kemudian dilanjutkan oleh Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pertanian sudah pasti tidak dapat dilakukan. perbaikan cara bercocok tanam. (Varley,1993).

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS KINERJA JARINGAN IRIGASI

MENGHITUNG KEBUTUHAN AIR SAWAH PADA DAERAH PERCUT SEI TUAN

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

2 c. bahwa guna memberikan dasar dan tuntunan dalam pembentukan kelembagaan pengelolaan irigasi sebagaimana dimaksud pada huruf a, diperlukan komisi i

PENGELOLAAN IRIGASI DI DESA SEI MUKA KECAMATAN TALAWI KABUPATEN ASAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT

OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI NAMU SIRA-SIRA KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA. Hendra Kurniawan 1 ABSTRAK

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

Mulai. Ditentukan Lokasi Penelitian. Dikumpulkan Data. Dianalisis Data

BAB-2 JARINGAN IRIGASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

IDENTITAS DAERAH IRIGASI

KAJIAN POTENSI PRODUKSI PADI DAERAH IRIGASI PERSAGUAN DI KECAMATAN PANEI KABUPATEN KABUPATEN SIMALUNGUN

ANALISIS PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN IRIGASI DI DAERAH IRIGASI LIMAU MANIS KOTA PADANG SUMATERA BARAT OLEH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

KAJIAN POTENSI PRODUKSI PADI DI DAERAH IRIGASI SUNGAI ULAR KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI TEKNIK PADA PEMANFAATAN LAHAN IRIGASI BAJAYU LANGAU, PAYA LOMBANG DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia memposisikan pembangunan pertanian sebagai basis utama

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PRT/M/2015 TENTANG KOMISI IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERTEMUAN KE 6 A. Kompetensi Mahasiswa memahami proses pembuatan peta petak untuk keperluan irigasi

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

Volume XIII No.1 Maret 2012 ISSN : EVALUASI OPERASI DAN PEMELIHARAAN W A D U K C E N G K L I K

BAB I PENDAHULUAN. yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 33 /PRT/M/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN P3A/GP3A/IP3A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. tanaman khususnya padi (Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

IDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN KARO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG

IDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN DELI SERDANG

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN IRIGASI DALAM INTENSIFIKASI PRODUKTIFITAS SAWAH DI DESA SAWAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 30 /PRT/M/2007

Transkripsi:

EVALUASI KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI BANDAR SIDORAS DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG (The Operation Performance Evaluation and Maintenance of Bandar Sidoras Irrigation System in Percut Sei Tuan District Deli Serdang Regency) Ardelimas ARS 1,2), Sumono 1), Adian Rindang 1) 1)Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian USU Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155 2) email :ardelimas_ars93@yahoo.com Diterima 12 April 2015/Disetujui 18 April 2015 ABSTRACT Evaluation of the performance of irrigation system is one way to describe the circumstances and characteristics of an irrigation system. This study aims to evaluate the performance of operation and maintenance of Bandar Sidoras irrigation system. Some of the indicators used to determine the performance of the irrigation system were: functional performance and network infrastructure of irrigation, water sufficiency level, the level of accuracy of the provision of water, management of government institution, the availability of fund, human resources and farmer institutional performance. The results showed that the level of accuracy was very appropriate water supply, the management of government institution was very good, the farmer institution performance was very good each with the value of 4, functional performance and irrigation network infrastructure was well, the adequacy of water was sufficient, the availability of funding was adequate, and human resources were adequate each with the value of 3. in general, the performance of operation and maintenance of the Bandar Sidoras irrigation system categorized very well with a value of 3.36. Keywords: Evaluation of the performance, operation and maintenance, irrigation system, Bandar Sidoras PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia senantiasa memberikan perhatian serius pada pembangunan disektor pertanian. Dalam hal ini meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri yang senantiasa bertambah sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk. Pengelolaan irigasi merupakan salah satu sektor pendukung utama bagi keberhasilan pembangunan pertanian untuk meningkatkan produksi beras. Namun dalam pengembangannya kinerja pengelolaan irigasi telah mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa hal seperti : kegiatan perawatan, perbaikan atau pemeliharaan jaringan irigasi yang tertunda, kerusakan karena ulah manusia dan bencana alam. Hal-hal tersebut menyebabkan kerusakan pada jaringan irigasi. Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada Tahun 2014 menyatakan bahwa, saat ini total jaringan irigasi yang rusak mencapai 52% atau mencakup 3,3 juta hektar (Harian Kompas tanggal 11 Desember 2014, hal 18 kolom 3-6). Berkenaan dengan hal tersebut perlu adanya upaya perbaikan jaringan irigasi yang rusak untuk meningkatkan produktifitas padi pada lahan/sawah beririgasi. Peningkatan fungsi jaringan irigasi tidak terlepas dari operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi tersebut. Operasi dan pemeliharaan (O&P) irigasi merupakan suatu pekerjaan dalam pengelolaan irigasi yang bersifat lestari dan mandiri. Lestari berarti pekerjaan O&P yang dilaksanakan secara rutin, teratur, terus-menerus, dalam satuan waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, musiman, tahunan dan sebagainya). Pekerjaan O&P juga bersifat mandiri, karena pekerjaan O&P dilaksanakan oleh petugas-petugas O&P sendiri. Sedangkan biaya O&P dapat berasal dari petani dan pemerintah serta penerima manfaat air irigasi lainnya (Pasandaran, 1991). Berkaitan dengan hal tersebut, jaringan irigasi Daerah Irigasi (DI) Bandar Sidoras di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang dikembangkan pada saat ini. Dengan luas areal seluruhnya mencapai ± 3017 Ha. Daerah Irigasi (DI) Bandar Sidoras terbagi menjadi dua yaitu persawahan Bandar Sidoras Kiri dengan luas 1.048 Ha dan Persawahan Bandar Sidoras Kanan dengan Luas 1.969 Ha dimana terdapat pengembangan jaringan irigasi di daerah irigasi 83

kanan. Sumber pengairan irigasi ini memanfaatkan aliran air sungai Bandar Sidoras yang merupakan aliran dari sungai Percut dengan mengandalkan bendung yang terbuat dari karet. Dengan adanya suatu pengembangan jaringan irigasi di daerah Bandar Sidoras, maka perlu diadakannya evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi Bandar Sidoras di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah : peta dan deskripsi jaringan irigasi yang diperoleh dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA). Metode penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan dengan mengamati parameter yang diteliti, pengumpulan data primer dan sekunder pada sistem irigasi yang ditinjau, selanjutnya dievaluasi untuk menilai kinerja sistem irigasi Bandar Sidoras di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Setiap komponen indikator memiliki rentang nilai 1-4. Komponen indikator yang telah diketahui nilai atau skornya kemudian dikalikan dengan bobotnya dan dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah nilai total komponen-komponen indikator dengan rentang nilai 1-4. Kriteria kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi berdasarkan jumlah skor total indikator-indikator disajikan pada Tabel 1. Evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi didasarkan pada beberapa parameter, diantaranya : kinerja fungsional infrastruktur jaringan irigasi, kinerja pelayanan air, kinerja kelembagaan pemerintah dan kinerja kelembagaaan petani. Parameter tersebut kemudian diberi bobot (0-100%) dan diberi peringkat dengan rentang nilai antara 1-4. Komponen komponen indikator kinerja O & P sistem irigasi dapat dilihat pada Tabel 2. Kondisi Fisik Infrastruktur Jaringan Irigasi Kondisi fisik jaringan irigasi menyangkut jumlah, dimensi, jenis dan keadaan fisik suatu jaringan irigasi. Dalam Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi dapat diklasifikasikan seperti yang terlihat pada Tabel 3. Penilaian kondisi fisik infrastruktur dalam Mansoer (2013) dapat diketahui dengan cara berikut : - Indikator Bangunan utama (Bu) : Mercu bendung, penguras, intake dan kantong lumpur yang berfungsi baik (Buf) / jumlah total Bangunan utama (But) kemudian dikali bobotnya. atau : Bu = x bobot... (1) Bangunan utama terdiri dari : bendung, bendungan, free intake ataupun pompa. - Indikator saluran irigasi (Is) : panjang saluran berfungsi baik (Sf) /panjang saluran total (St) kemudian dikali dengan bobotnya. atau : Is = x bobot... (2) Saluran yang dimaksud ialah saluran primer, sekunder dan tersier. - Indikator bangunan (Ib) : Jumlah bangunan yang berfungsi baik (Bf) /jumlah bangunan total (Bt) kemudian dikali dengan bobotnya. atau : Ib = x bobot... (3) Bangunan yang dimaksud ialah mencakup bangunan-bangunan yang menunjang kegiatan irigasi di suatu daerah irigasi. Bangunanbangunan tersebut dapat berupa : bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan talang, siphon, gorong-gorong, jembatan dan lain sebagainya. Setelah nilai masing-masing indikator diketahui, maka dihitung persentase kondisi fisik infrastruktur dengan rumus : Kondisi fisik infrastruktur = Bu + Is + Ib...(4) Bobot indikator untuk menentukan kriteria kondisi fisik jaringan irigasi, dapat dilihat pada Tabel 4. Kondisi Fungsional Infrastruktur Jaringan Irigasi Penilaian kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi dapat dilakukan dengan cara berikut : - Indikator saluran irigasi (Is) : panjang saluran berfungsi baik (Sf)/panjang saluran total (St) kemudian dikali 100%. atau : Is = x 100%... (5) - Indikator bangunan irigasi (Ib) : Jumlah bangunan irigasi yang berfungsi baik (Bf) / jumlah bangunan total (Bt) kemudian dikali 100%. atau : Ib = x 100%... (6) Setelah nilai masing-masing indikator diketahui, maka dihitung persentase kondisi fisik infrastruktur dengan rumus : Kondisi fungsional infrastruktur =...(7) Kriteria kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi, seperti yang disajikan pada Tabel 5. 84

Tabel 1. Kriteria O & P sistem irigasi No Jumlah Skor Kriteria 1. 3 4 Sangat 2. 2 2,9 3. 1 1,9 Sedang 4. < 1 Buruk Sumber : Setyawan, dkk., 2011 Tabel 2. Bobot penilaian kinerja O & P sistem irigasi Komponen Penilaian Kriteria Penilaian Bobot (%) Kinerja Fungsional Infrastruktur Jaringan Irigasi Kinerja Pelayanan Air Kinerja Kelembagaan Pemerintah Kinerja Petani Kelembagaan Sumber : Setyawan, dkk., 2011 Kondisi Infrastruktur Fisik 14 Sangat Buruk Kondisi Fungsional Infrastruktur 14 Sangat Buruk Tingkat Kecukupan 15 Sangat Air Kurang Tingkat Ketepatan 15 Sangat Pemberian Air Terlambat Manajemen 10 Sangat Kelembagaan Buruk Ketersediaan Dana 11 Tidak Memadai SDM 10 Tidak Memadai Struktur 11 Sangat Kelembagaan Buruk (AD/ART, anggota, program kerja) Prasarana dan Keaktifan Anggota Tabel 3. Kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi No. Kondisi Fisik Infrastruktur Kriteria 1. Tingkat kerusakan < 10 % Sangat 2. Tingkat kerusakan 10% - 20 % 3. Tingkat kerusakan 21% - 40 % Buruk 4. Tingkat kerusakan > 40 % Sangat Buruk Sumber : Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 Tabel 4. Bobot indikator kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi No. Indikator Bobot (%) 1. Bangunan Utama 38.65 2. Saluran Pembawa 31.65 3. Bangunan pada Saluran 29.65 Sumber : Mansoer (2013) Tabel 5. Kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi No. Kondisi Fungsional Infrastruktur Kriteria 1. Tingkat kerusakan fungsional jaringan < 10 % Sangat 2. Tingkat kerusakan fungsional jaringan 10% - 20 % 3. Tingkat kerusakan fungsional jaringan 21% - 40 % Buruk 4. Tingkat kerusakan fungsional jaringan> 40 % Sangat Buruk Sumber : Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 Nilai 1 2 3 4 Buruk Sangat Buruk Sangat Kurang Cukup Sangat Cukup Terlambat Tepat Sangat Tepat Buruk Sangat Kurang Mema Sangat Memadai dai Memadai Kurang Mema Sangat Memadai dai Memadai Buruk Sangat 85

Tingkat kecukupan air Tingkat kecukupan air dapat diketahui dengan cara seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Tingkat kecukupan air No Masa Tanam Kriteria (per tahun) 1 3 kali Sangat Cukup 2 2 kali Cukup 3 1 kali Kurang 4 1 kali dan air kurang Sangat Kurang Sumber : Prihatman, 2000 Tingkat ketepatan pemberian air Tingkat ketepatan pemberian air dianalisis seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Tingkat ketepatan pemberian air No Ketetapan Pemberian Kriteria Air 1 Sesuai dengan jadwal Sangat tepat 2 Terlambat satu hari Tepat 3 Terlambat lebih dari Terlambat satu hari 4 Terlambat lebih dari tiga hari Sangat terlambat Sumber: Menteri PU No 498 tahun 2005 Manajamen kelembagaan Manajemen kelembagaan meliputi elemenelemen yang terkait dalam kegiatan O & P sistem irigasi serta tugas yang dimilikinya yang terdiri dari dari lima jenis pertugas, diantaranya : kepala ranting, petugas mantri, staf ranting, Petugas Operasi Bendung (POB) dan Petugas Pintu Air (PPA). Manajemen kelembagaan dapat dianalisis dengan cara seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Manajemen kelembagaan No Ketersediaan Petugas Kriteria 1 Kepala ranting, mantri, staf ranting, POB dan PPA Sangat 2 Salah satu petugas tidak tersedia 3 Dua petugas tidak tersedia Buruk 4 Lebih dari dua petugas tidak tersedia Sangat buruk Sumber : Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 Ketersediaan Dana Sumber-sumber pembiayaan pemeliharaan jaringan irigasi berasal dari : Alokasi biaya pemeliharaan dari sumber APBN atau APBD, kontribusi biaya pemeliharaan oleh Perkumpulan Petani Pemakai air, alokasi biaya dari badan usaha atau sumber lainnya. Sumber daya manusia Sumber daya manusia menyangkut ketersediaan personil untuk setiap elemenelemen yang dibutuhkan dalam suatu sistem irigasi. Kinerja kelembagaan petani Kinerja kelembagaan petani ditandai dengan ketersediaan struktur kelembagaan, prasarana dan keaktifan anggota. HASIL DAN PEMBAHASAN Daerah Irigasi Bandar Sidoras merupakan salah satu daerah irigasi yang terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Daerah Irigasi ini memiliki luas sekitar 3017 Ha, dimana Daerah Irigasi tersebut dibagi menjadi 2 bagian, yaitu persawahan sebelah kanan dengan luas 1.969 Ha dan persawahan sebelah kiri dengan luas 1048 Ha. Sumber pengairan irigasi daerah tersebut dengan memanfaatkan aliran air sungai percut dan dibendung dengan bendung yang terbuat dari balon. Sumber pengairan irigasi dapat dimanfaatkan pada persawahan yang memiliki 5 P3A yaitu : P3A Air Jernih, P3A Saroha, P3A Sipitu Ribu, P3A Sei Tuan dan P3A Dos Roha. Kerena air yang dibutuhkan untuk penanaman sangat mencukupi, maka untuk pemberian air pada petak-petak sawah setiap P3A dilakukan dengan sistem serentak (GP3A Bandar Sidoras, 2015). Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah skor untuk kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigsi Bandar Sidoras ialah 3.36 dan dapat dikatagorikan sangat baik. Nilai tersebut sesuai dengan kriteria Operasi dan Pemeliharaan yang disajikan pada Tabel 3. Dimana berdasarkan literatur Setyawan, dkk., (2011) yang menyatakan bahwa rentang jumlah skor untuk kinerja Operasi dan Pemeliharaan beberapa komponen yang dinilai berada pada kisaran 3 4 dikatagorikan sangat baik. Berdasarkan Tabel 9 dapat diuraikan lebih rinci penilaian setiap komponen kinerja operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi Bandar Sidoras. Kondisi Fisik Infrastruktur Jaringan Irigasi Tabel 9 memperlihatkan bahwa kondisi fisik infrastruktur Jaringan Irigasi Bandar Sidoras ialah baik sehingga nilai komponennya ialah 3. Dari analisis data yang dilakukan untuk penilaian kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi maka diperoleh kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam keadaan baik 79.96 % 86

yang berarti bahwa 20.04 % kondisi infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam keadaan, sehingga dapat diklasifikasikan kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras rusak ringan dan butuh pemeliharaan berkala. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa jika tingkat kerusakan fisik jaringan irigasi 10 20 % maka dapat diklasifikasikan rusak ringan dan perlu pemeliharaan berkala. Tabel 9. Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Bandar Sidoras Komponen Penilain Kriteria Penilaian Bobot (%) Kategori Nilai Skor Kinerja Fungsional Kondisi Fisik Infrastruktur 14 3 0.42 Infrastruktur Jaringan Irigasi Kondisi Fungsional Infrastruktur 14 3 0.42 Kinerja Pelayanan Air Tingkat Kecukupan Air 15 Cukup 3 0.45 Tingkat Ketepatan Pemberian Air 15 Sangat Tepat 4 0.60 Kinerja Kelembagaan Manajemen 10 Sangat 4 0.40 Pemerintah Kelembagaan Ketersediaan Dana 11 Memadai 3 0.33 SDM 10 Memadai 3 0.30 Kinerja Kelembagaan Struktur Kelembagaan 11 Sangat 4 0.44 Petani (AD/ART, anggota, program kerja) Prasarana dan Keaktifan Anggota Jumlah Skor 3,36 Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kondisi fisik jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam kondisi rusak ringan. Hal ini juga dapat diketahui diperlukannya pemeliharaan rutin pada jaringan irigasi Bandar Sidoras untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi dalam kondisi rusak ringan atau berat, serta adanya penanganan dan perbaikan jika terjadi kerusakan pada jaringan irigasi. Hal ini sesuai dengan literatur Mansoer (2013) yang menyatakan bahwa dalam pemeliharaan jaringan irigasi terdapat kegiatan inspeksi jaringan irigasi, yaitu : pemeriksaan jaringan irigasi yang dilakukan secara rutin setiap periode tertentu yaitu 7 hari sekali untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi. Kondisi Fungsional Infrastruktur Jaringan Irigasi Kondisi fungsional infrastruktur berkaitan dengan kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi, pada Tabel 9 yang memperlihatkan bahwa kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dikatagorikan baik dengan nilai komponen 3. Dari analisis data yang dilakukan untuk penilaian kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi maka diperoleh kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam keadaan baik 79.94 % yang berarti 20.05 % kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasinya dalam keadaan rusak, sehingga dapat diklasifikasikan kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras rusak ringan. Kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi ini erat kaitannya dengan kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi. Kondisi fisik Jaringan Irigasi Bandar Sidoras yang mengalami rusak ringan mengakibatkan kondisi fungsional jaringan irigasi Bandar Sidoras mengalami rusak ringan juga. Namun pada kondisi kerusakan ringan ini, dengan persentase kerusakan 10 20 % masih dapat dikatagorikan baik, hanya saja pada kerusakan ringan ini perlu adanya pemeliharaan berkala untuk mengetahui kondisi selanjutnya dan dapat memperbaikinya bila terjadi kerusakan. Hal ini sesuai dengan literatur Mansoer (2013) yang menyatakan bahwa dalam pemeliharaan jaringan irigasi terdapat kegiatan inspeksi jaringan irigasi, yaitu : pemeriksaan jaringan irigasi yang dilakukan secara rutin setiap periode tertentu yaitu 7 hari sekali untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi. Tingkat Kecukupan Air Pada Tabel 9 memperlihatkan bahwa tingkat kecukupan air jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah cukup, dengan nilai komponennya ialah 3. Tingkat kecukupan air pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras menggunakan sistem pengairan serentak. Sistem pengairan serentak ialah pemberian air ke petak-petak sawah secara bersamaan sesuai dengan jadwal yang 87

dikeluarkan Camat Percut Sei Tuan atau UPT Percut Sei Tuan. Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini mengairi persawahan sebelah kanan dan sebelah kiri. Persawahan sebelah kanan mengairi lima P3A, yaitu : P3A Air Jernih, P3A Saroha, P3A Sipitu Ribu, P3A Sei Tuan dan P3A Dos Roha, sementara itu persawahan sebelah kiri sudah banyak perumahan, jadi persawahan sebelah kiri tidak seluas persawahan sebelah kanan. Areal sawah untuk masing-masing P3A di Daerah Irigasi Bandar Sidoras dapat melakukan penanaman padi 2 kali dalam setahun. Ditinjau dari segi kecukupan air, Daerah Irigasi Bandar Sidoras perlu dilakukan penanaman padi 3 kali dalam setahun atau 5 kali dalam 2 tahun. Untuk itu perlu dirancang kembali sistem atau pola penanaman padinya. Hal ini sesuai dengan literatur Prihatman (2000) yang menyatakan bahwa, pada areal beririgasi lahan dapat ditanami padi 3 kali dalam setahun, tetapi pada sawah tadah hujan harus dilakukan pergiliran tanaman dengan palawija. Tingkat Ketepatan Pemberian Air Pada Tabel 9 memperlihatkan bahwa tingkat ketepatan pemberian air jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah sangat tepat, dengan nilai komponennya ialah 4. Tingkat ketepatan pemberian air Daerah Irigasi Bandar Sidoras sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan Camat Percut Sei Tuan/UPT Percut Sei Tuan. Untuk pemberian air irigasi ke petakpetak sawah dengan sistem serentak. Apabila air dirasa kurang, maka pintu air dapat dibuka dan begitu pula apabila air dirasa berlebih maka pintu air dapat ditutup. Adapun jadwal pemberian air pada masing-masing P3A Daerah Irigasi Bandar Sidoras dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jadwal pemberian air irigasi pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras No Nama P3A Jadwal Pemberian Air 1 Air Jernih April-September Oktober-Maret 2 Saroha April-September Oktober-Maret 3 Sipitu Ribu April-September Oktober-Maret 4 Sei Tuan April-September Oktober-Maret 5 Dos Roha April-September Oktober-Maret Sumber : Ketua GP3A Bandar Sidoras, 2015. Manajemen Kelembagaan Tabel 9 memperlihatkan bahwa manajemen kelembagaan jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah sangat baik dengan nilai komponen 4. Setiap elemen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Bandar Sidoras telah tersedia. Manajemen kelembagaan yang meliputi elemen-elemen yang terkait operasi dan pemeliharaan sistem irigasi pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras adalah sebagai berikut : Kepala ranting, petugas mantri, staf ranting, POB dan PPA. Ketersediaan Dana Tabel 9 yang memperlihatkan ketersediaan dana untuk Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah memadai, dengan nilai komponennya 3. Hal tersebut karena ketersediaan dana berasal dari pengutipan petani oleh P3A dan berasal dari pemerintah (APBN). Walaupun hanya sedikit berupa uang bensin 10 liter per bulan untuk mesin babat rumput yang diberikan pemerintah, dana sudah dapat dikatakan berasal dari APBN. Untuk meningkatkan penilaian ketersediaan dana yang tinggi dari katagori memadai, diperlukan juga dana dari badan usaha atau sumber lainnya untuk menambah dana dalam kegiatan Operasi dan Pemeliharaan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa, sumber-sumber pembiayaan pemeliharaan jaringan irigasi berasal dari APBN, kontribusi Perkumpulan Petani Pemakai Air dan dari badan usaha atau sumber lainnya. Sumber Daya Manusia Tabel 9 memperlihatkan bahwa sumber daya manusia pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah memadai dengan nilai komponennya ialah 3. Untuk setiap petugas, meskipun telah tersedia, namun ketersediaan personil petugasnya belum terpenuhi. Dimana untuk katagori petugas Kepala Ranting, seharusnya ketersediaan personilnya ialah 1 orang + 5 staf, namun untuk daerah irigasi ini hanya memiliki Kepala Ranting 1 orang dengan 4 orang staf saja. Pekerja lainnya yaitu Pekerja/Pekarya Saluran di Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah Petugas Pintu Air juga. Untuk meningkatkan penilaian sumber daya manusia yang belum dikatagorikan sangat memadai, maka diperlukan penambahan 1 orang staf dalam membantu Kepala Ranting. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa untuk petugas pelaksana Operasi dan Pemeliharaan yaitu Kepala Ranting 1 orang di tambah 5 staf. 88

Kinerja Kelembagaaan Petani Pada Tabel 9 memperlihatkan bahwa Kinerja Kelembagaan Petani pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah sangat baik, dengan nilai komponennya 4. Kinerja Kelembagaan Petani Bandar Sidoras ditandai dengan adanya struktur kelembagaan petani. Dalam hal ini menyangkut partisipasi P3A. Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras terdapat 5 P3A, yaitu : P3A Air Jernih, P3A Saroha, P3A Sipitu Ribu, P3A Sei Tuan dan P3A Dos Roha. Tingkat partisipasi dari semua P3A bisa dikatakan sangat aktif. Hal tersebut di tandai dengan adanya Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) dan memiliki struktur organisasi GP3A, dengan adanya ketua, sekretaris, bendahara, pelaksana teknis dan anggota. Ditambah lagi dengan adanya AD/ART dan program kerja yang berjalan dengan baik. Untuk keaktifan anggota P3A Bandar Sidoras Kanan pada saat ini mencapai 80 %. Hal tersebut sudah sangat cukup untuk menunjang kegiatan P3A. Adanya prasarana yang memadai seperti kantor, perlengkapan komputer, kendaraan dan lainnya, menjadi pendukung dalam kegiatan P3A maupun GP3A. Hal ini sesuai dengan Direktorat Pengelolaan Air Irigasi (2014) yang menyatakan bahwa Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah kelembagan yang ditumbuhkan petani yang dapat manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi, air permukaan, air tanah untuk mewujudkan sistem pengembangan dan pengelolaan air irigasi yang baik dan pada akhirnya mampu meningkatkan produksi pertanian dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Berikut keberadaan P3A pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Keberadaan P3A Bandar Sidoras No Nama P3A Desa Luas Areal (Ha) Aktif Anggota Tidak Aktif Jumlah Persentase keaktifan (%) 1 Air Jernih Cinta Damai 319 321 80 401 80.04 2 Saroha Cinta Damai 302 517 59 576 89.75 3 Sipitu Ribu Cinta Damai 78 87 22 109 79.81 4 Sei Tuan Cinta Damai 94 75 12 87 86.20 5 Dos Roha Cinta Damai 223 206 64 270 76.29 Total & % Rata-rata keaktifan 1016 1206 237 1443 82.41 Sumber : Ketua GP3A Bandar Sidoras, 2015. KESIMPULAN 1. Kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi Bandar Sidoras sangat baik, dengan nilai 3.36. 2. Kondisik fisik infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah baik dengan nilai 3. 3. Tingkat kecukupan air pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah cukup dengan nilai 3 dan ketepatan memperoleh air ialah sangat tepat dengan nilai 4. 4. Manajemen kelembagaan pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah sangat baik dengan nilai 4, ketersediaan dana ialah memadai dengan nilai 3 dan SDM ialah memadai dengan nilai 3. 5. Kinerja kelembagaan petani Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah sangat baik dengan nilai 4. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, 2014. Panduan Teknis Pemberdayaan Kelembagaan. Kementerian Pertanian, Jakarta. GP3A Bandar Sidoras, 2015. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air. Bandar Sidoras kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 498 Tahun 2005 Tentang Penguatan Masyarakat Petani Pemakai Air Dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Mansoer S., 2013. Penilaian Kinerja Sistem Jaringan Irigasi. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Palangkaraya. Pasandaran, E., 1991. Irigasi Indonesia Strategi dan Pengembangan. Penerbit LP3ES anggota IKAPI. Jakarta. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Operasi Jaringan Irigasi. Prihatman. K., 2000. Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan. BAPPENAS, Jakarta. 89

Setyawan, C., S. Susanto dan Sukirno., 2011. Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi. Jurnal Teknotan Vol. 7, No. 2. 90