ANGKA EMISI KEBISINGAN PADA KNALPOT BERMATERIAL BESI, KUNINGAN DAN ALUMINIUM PADA SEPEDA MOTOR JENIS HONDA REVO TAHUN 2008

dokumen-dokumen yang mirip
TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan permintaan akan kebutuhan transportasi. Hal tersebut

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

- BUNYI DAN KEBISINGAN -

BAB 1 PENDAHULUAN. motor, dan lain sebagainya. Untuk tujuan tersebut maka knalpot dirancang sedemikian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

KONSEP DASAR AKUSTIK; untuk Pengendalian Kebisingan Lingkungan, oleh Dodi Rusjadi Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

KEBISINGAN PADA KAPAL MOTOR TRADISIONAL ANGKUTAN ANTAR PULAU DI KABUPATEN PANGKAJENE

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah mesin yang ideal sempurna pada prinsipnya tidak menimbulkan

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

ANALISA KEBISINGAN ALAT PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK PADA LABORATORIUM PRESTASI MESIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

GELOMBANG YUSRON SUGIARTO

BAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebisingan. Kebisingan dapat dibagi tiga macam kebisingan.

Tabel 1. Kecepatan Bunyi dalam berbagai zat pada suhu 15 C

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .

BAB III METODE PENELITIAN. berikut ini adalah diagram alir kerangka pelaksanaan penelitian. PEMBUATAN CATALYTIC CONVERTER PENGUJIAN EMISI

BAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri

Pengendalian Bising. Oleh Gede H. Cahyana

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi)

Penghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah

PENGELOLAAN POLUSI UDARA DAN SUARA DI LABORATORIUM OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

CEPAT RAMBAT BUNYI. Cepat rambat bunyi pada zat padat

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Kesehatan Lingkungan Kerja By : Signage16

Pengaruh core campuran sampah daun kering, kertas koran dan plastik hdpe pada komposit sandwich UPRS Cantula 3D terhadap nilai sound transmission loss

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

PERANCANGAN KNALPOT BERBAHAN ALUMINIUM UNTUK MENGURANGI KEBISINGAN PADA SEPADA MOTOR

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN KUALITAS PERANCANGAN PRODUK LIMBAH PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMENT

BAB II LANDASAN TEORI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2008

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGGUNAAN KNALPOT MODEL FREE FLOW DAN BUSI RACING TERHADAP TORSI, DAYA DAN TINGKAT KEBISINGAN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

DINDING PEREDAM SUARA BERBAHAN DAMEN DAN SERABUT KELAPA

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

Aroem Kristalia Astry Limas Y

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

ANALISIS KEBISINGAN KERETA API PRAMBANAN EKSPRESS. Muhammad Fayyadl M Jurusan Fisika FMIPA UNS INTISARI

BIOAKUSTIK. Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU

12/27/2013. Latihan Materi UAS FISIKA FTP FISIKA FLUIDA. Latihan Soal

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan

Reduksi Bising Motor Diesel Menggunakan Partial Enclosure

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

BAB I. Pendahuluan. untuk alat angkut barang, militer dan keperluan lainnya.

JURNAL PRAKTIKUM RESONANSI GELOMBANG BUNYI ZULFIKAR ANSHARI OKTAFINAWAN KELOMPOK SI8D

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract

Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

Transkripsi:

ANGKA EMISI KEBISINGAN PADA KNALPOT BERMATERIAL BESI, KUNINGAN DAN ALUMINIUM PADA SEPEDA MOTOR JENIS HONDA REVO TAHUN 2008 Didi Kusaeri 1), Lagiyono 2), Rusnoto 3) 1) Mahasiswa Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal 2),3) Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Email :didi.kusaeri@facebook.com, rusnoto74@gmail.com ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kebisingan pada knalpot bermaterial besi, kuningan dan alumunium dalam jenis sepeda motor Honda Revo tahun 2008. Pengumpulan data dilakukan pada kecepatan putaran mesin dari 1000 rpm, 1200 rpm, 3000 rpm dan 5000 Metode rpm.the dalam penelitian ini adalah eksperiment, bahan yang digunakan untuk pembuangan material adalah besi, kuningan, dan aluminium. Pengujian tingkat kebisingan dengan menggunakan alat ukur kebisingan (Sound Level Meter), dengan cara yang lebih dekat ke ujung knalpot, dengan jarak 10 cm. Diketahui pada kecepatan mesin stasioner (1000 rpm) penggunaan bahan aluminium dalam knalpot dapat mengurangi angka kebisingan dan 0,43 db pada rpm rendah (1200 rpm) untuk mengurangi kebisingan mencapai 1,05 db. Namun, penggunaan bahan aluminium akan lebih tinggi bila tingkat kebisingan pada kecepatan putaran mesin adalah (3000 rpm) yang 4,29 db dan putaran mesin tinggi (5000 rpm) mencapai 6,05 untuk buang bermaterial besi yang digunakan dalam knalpot standar pabrikan itu. Kemudian pada penggunaan bahan kuningan akan mendapatkan tingkat kebisingan angka lebih tinggi daripada penggunaan bahan besi, yang berkisar 0,52-2,68 db. Kata kunci: Kebisingan, Exhaust, kecepatan mesin.

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Saat ini beberapa kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang industri, sarana transportasi, perluasan daerah pemukiman dan lain sebagainya. Dampak dari perkembangan tersebut antara lain banyak pemukiman dan sarana kegiatan manusia sehari-hari lainnya yang berdekatan dengan sumber kebisingan seperti: daerah industri, berhadapan langsung dengan jalan raya, bandara udara, rel kereta api dan lain-lain sebagainya. Seiring dengan meningkatnya perkembangan tersebut, membawa dampak negatif salah satunya adalah kebisingan. Kebisingan kendaraan bermotor merupakan salah satu masalah yang berdampak langsung dan menggangu kegiatan manusia sehari-hari bahkan mengancam tingkat kenyamanan dan kesehatan manusia. Sehubungan dengan hal tersebut untuk menjaga kenyamanan dan kelestarian lingkungan, maka diperlukan usaha-usaha untuk mengurangi dampak negatif tersebut berupa pengendalian kebisingan. Pengandalian kebisingan dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu pengandalian pada sumber, pengendalian pada medium dan pengendalian pada penerima. Ada dua cara pengendailan pada sumber, pertama secara teknologi yaitu dengan mengganti atau menciptakan mesin, perkakas atau sumber bising lainnya yang ramah lingkungan. Cara kedua pengendalian kebisingan lingkungan pada sumber adalah dengan mengeluarkan regulasi berupa keputusan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48/MENLH/1996. (Dodi Rusjadi TE, 2011 dan Maharani R. Palupi 2011) Dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48/MENLH/1996 untuk kawasan perumahan, pemukiman, perkantoran, perdagangan, ruang terbuka hijau, pemerintah dan fasilitas umum tidak boleh melebihi 65 desibel (db) dan untuk lingkungan kegiatan seperti: rumah sakit, sekolahdan tempat ibadah atau sejenisnya jaga tidak boleh lebih dari 55 desibel (db). (Kepmen No. 48 Tahun 1996) Seiring berkembangnya industri di bidang otomotif dan semakin banyaknya kendaraan bermotor. Maka semakin besar pula tantangan untuk mengurangi polusi suara saat ini. Knalpot merupakan komponen akhir dari pembuangan hasil pembakaran kendaraan bermotor sejogyanya juga dapat mengurangi polusi suara dengan menggunakan macammacam varian komponen logam untuk membuatnya. 2. Rumusan Masalah Di kota-kota besar penyebab utama kebisingan dalah knalpot, khususnya motor. Oleh karena itu perlu di lakukan penelitian terhadap bahan yang akan digunakan untuk pembuatan knalpot. Hal yang akan di ungkap dalam penelitian ini yakni, berapakah emisi kebisingan pada knalpot bermaterial besi, kuningan dan aluminium terhadap sepeda motor jenis honda revo tahun 2008 pada kecepatan putaran mesin stasioner/1000 rpm, 1200 rpm, 3000 rpm, dan 5000 rpm? 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka emisi kebisingan pada knalpot bermaterial besi, kuningan dan aluminium terhadap sepeda motor jenis honda revo tahun 2008 dengan kecepatan putaran mesin stasioner/1000 rpm, kecepatan putaran 1200 rpm, kecepatan putaran 3000 rpm, dan kecepatan putaran 5000 rpm. 4. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kontribusi pada kenyamanan lingkungan hidup serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. LANDASAN TEORI 1. Konsep Dasar Tentang Bunyi Menurut Mastria Suandika (2007:24) Bunyi adalah hasil getaran sebuah benda. Getaran dari sumber bunyi menggetarkan udara sekitarnya, dan merambat ke segala arah sebagai gelombang lungitudinal. Bunyi secara psikologis, didefinisikan sebagai hasil dari variasi-variasi tekanan di udara yang berlaku pada permukaan gendang telinga mengubah tekanan ini menjadi sinyal-sinyal elektrik dan diterima otak sebagai bunyi. Bunyi juga dapat didefinisikan sebagai gangguan fisik dalam media yang dapat dideteksi oleh telinga manusia. Pengertian ini memnetapkan kebutuhan akan adanya media yang memiliki tekanan dan elaktisitas sebagai media pemindah gelombang bunyi. Bunyi termasuk gelombang mekanis longitudinal. Gelombang bunyi tersebut dapat dijalarkan didalam benda padat, benda cair, dan gas. Bunyi tidak dapat merambat melalui ruang hampa (vakum). Bunyi merambat melalui suatu medium dengan cara memindahkan energi kinetik dari satu molekul lainnya dalam medium tersebut. Bunyi dapat didengar oleh telinga manusia, apabila mempunyai frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Jangkuan frekuensi ini disebut frekuensi audio (audible range). Frekuensi bunyi dibawah ambang batas pendengaran manusia (< 20 Hz) di sebut frekuensi intrasonik. Sedangkan frekuensi diatas ambang batas pendengaran manusia (> 20 khz) disebut frekuensi ultrasonik. IAI(2009). 2. Definisi Kebisingan Bising dalam kesehatan, kerja bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik secara kwantitatif (Peningkatan ambang pendengaran) maupun secara kwalitatif (Penyempitan spektrum pendengaran), berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu. Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik, dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian. (Buchori, 2007). 3. Material Bahan Pada garis besarnya logam digolongkan menjadi dua: yaitu logam besi (Fero) dan logam non fero. Dalam konteks penelitian ini penggunaan material dengan material besi, kuningan dan aluminium. 4. Knalpot Menurut A. Nugroho, (2005) Knalpot biasanya berupa pipa panjang yang dilengkapi dengan peranti peredam suara (Muffler). Knalpot ini berfungsi untuk menyalurkan gas sisa pembakaran yang bertekanan masih agak tinggi dan panas keluar dari ruang bakar. Jadi, dalam hal ini knalpot akan menurunkan tekanan dan temperatur gas sisa pembakarn tersebut sedikit demi sedikit agar suara yang sangat keras bisa berkurang. Pipa panjang yang disebut silinder ini dimaksudkan untuk mereduksi kecepatan gas yang keluar dari mesin secra perlahanlahan dan alat peredam suara yang dibuat sedemikian rupa dengan saluran-saluran dapat menurunkan getaran dan resonansi. 5. Sound Level Meter (SLM) Komponen dasar sebuah SLM adalah sebuah microphone, penguat suara (amplifier) dengan pengatur freukuensi, dan sebuah layar indikator. Sesuai namanya, fungsi dasar adalah sebagai alat

pengukur tingkat suara (db). Fungsifungsi tambahan lain cukup bervariasi, seperti fungsi pengukuran TWA (Time Weigted Average) secara otomatis dan pengukuran dosis kebisingan. Sensitivitas telinga manusia terhadap frekuensi suara sangat terbatas dan jelas hal ini sangat mempengaruhi pengenalan manusia terhadap potensi bahaya kebisingan di tempat kerja. Untuk mengatasi hal ini, sebuah SLM dilengkapi dengan tombol pengatur skala pembobotan seperti A,B,C, dan D. masing-masing skala berisi faktor skala koreksi tingkat suara pada berbagai frekuensi tengah. Penentuan perbandingan ketiga skala pembobotan tersebut didasarkan pada hasil-hasil empiris. Skala A, contohnya, adalah rentan skala pembobotan yang melingkupi frekuensi suara rendah dan frekuensi suara tinggi yang masih dapat diterima oleh telinga manusia normal, dan dipergunakan untuk menganalisis pengaruh kebisingan di tempat kerja (Occupational noise). Sementara itu, skala A, B, C, dan D digunakan untuk keperluan-keperluan khusus, misalkan pengukuran kebisingan yang dihasilkan oleh pesawat terbang bermesin jet. Tingkat kebisingan disebuah tempat umumnya berubah-ubah, jarang sekali dijumpai dalam bentuk konstan. Sudah barang tentu kondisi ini sangat mempengaruhi keakurasian SLM dalm merekam kebisingan yang sedang terjadi. Untuk mengatasi hal ini, sebuah Sound Level Meter umumnya dilengkapi dengan beberapa tombol Response Level yaitu SLOW (Response rate sebesar 1 microseconds), FAST (0,125 milliseconds), dan IMPULSE dengan rentan pengukuran tingkat kebisingan 35-130 db (A). Sihar Tigar BT, (2005:75-76). Pengukuran Kebisingan ini menjadi salah satu persyaratan Sesuai Kepment Perhubungan Darat Nomor 71 Tahun 1993, BAB V Pasal 12 Ayat 1. C. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitin Desain penelitian ini menggunakan Metode Eksperimental, yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat (Sugiyono : 7). Pada metode ini, variabel-variabel dapat dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan. Pola eksperimen dilakukan dengan 9 buah jenis knalpot yang bermaterial berbeda. Masing-masing yaitu, 3 spesimen bermaterial besi, 3 spesimen bermaterial kuningan, dan 3 spesimen bermaterial aluminium. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur kebisingan (Sound Level Meter) terhadap jenis masing-masing material knalpot untuk mengetahui angka kebisingan. Dengan cara mendekatkan alat ukur kebisingan pada jarak 10 cm, masing-masing pada motor berkecepatan putaran mesin stasioner/1000 rpm, kecepatan putaran mesin 1200 rpm, kecepatan putaran mesin 3000 rpm, dan kecepatan putaran mesin 5000 rpm. 2. Material Material/bahan yang dipilih dalam penelitian ini adalah besi, kuningan, dan aluminium yang dibentuk knalpot jenis Motor Honda Revo Tahun 2008. Alat ukur kebisingan a. Alat uji komposisi material b. Peralatan untuk pembuatan knalpot antara lain mesin pemotong plat, penggaris, las listrik, hand tool pendukung. c. Motor Honda Revo Tahun 2008. d. Tachometer digital

3. Alur Penelitian Material besi Pembuatan Spesimen Knalpot Mengukur kebisisngan knalpot pada kecepatan putaran mesin Stasioner 1200 rpm/h 3000 rpm/h 5000 rpm/h Sound Level Meter Start Uji komposisi kimia bahan Material kuningan Pembahasan dan analisis data Kesimpulan Mat. Aluminium 4. Variabel Penelitian Penelitian ini dengan menggunakan variabel bebas, yakni himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur, yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut dengan dengan variabel terikat. Variabel terikat yakni untuk mengetahui angka kebisingan pada masing-masing jenis material knalpot yang terbuat dari bahan besi, kuningan, dan aluminium pada motor berkecepatan putaran mesin stasioner/1000 rpm, kecepatan putaran mesin 1200 rpm, kecepatan putaran mesin 3000 rpm, dan kecepatan putaran mesin 5000 rpm. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan data-data yang berupa angka dalam tabel melalui uji komposisi kimia guna mengetahui jenis material yang akan digunakan untuk membuat knalpot. Kemudian, penelitian untuk mengetahui angka bebisingan pada knalpot bermaterial tertentu menghasilkan angka-angka yang tertera pada alat ukur (Sound Level Meter). 1. Uji Komposisi Uji komposisi dilakukan untuk mengetahui prosentase unsur kimia yang terkandung dalam material. Pengambilan data-data hasil dari pengujian yang dilakukan di dua laboratorium yang berbeda. Yakni untuk uji komposisi kimia untuk material besi dilakukan di CV. Prima Logam Divisi Lab. Analisa Logam Tegal dan untuk material kuningan serta aluminium di lakukan di UPTD Laboratorium Perindustrian Komplek LIK Takaru Kab. Tegal. Berikut adalah hasil uji komposisi kimia dari masing-masing material. a. Material besi: 1) Ferrum : 99.61% 2) Lain-lain : 0.39% b. Material kuningan: 1) Zinc : 39.95% 2) Cuprum : 59.46% 3) Lain-lain : 0.59% c. Material aluminium: 1) Aluminium : 99.55% 2) Lain-lain : 0.45% 2. Pembahasan Data hasil penelitian yang ditabulasikan dalam bentuk tabel diketahuai ada perbedaan tingkat kebisingan untuk masing-masing jenis material pada tiap variasi kecepatan putaran mesin. Diketahui pada putaran mesin stasioner (1000 ) pemakaian jenis material aluminium pada knalpot dapat mengurangi angka kebisingan 0.43 db dan pada putaran rendah (1200 ) dapat mengurangi kebisingan mencapai

Tingkat Kebisingan (db) Tingkat Kebisingan (db) 1.05 db. Akan tetapi, pemakaian jenis material aluminium akan lebih tinggi tingkat kebisingannya bila berada pada kecepatan putaran mesin sedang (3000 ) yakni 4.29 db dan putaran mesin tinggi (5000 ) mencapai 6.05 terhadap knalpot bermaterial besi yang dipakai pada standar pabrikan knalpot. Kemudian pada pemakaian jenis material kuningan akan didapatkan angka tingkat kebisingan yang lebih tinggi daripada pemakaian jenis material besi, yakni berkisar 0.52 2.68 db. Berikut adalah hasil dari penelitian tingkat emisi kebisingan pada knalpot jenis Honda Revo Tahun 2008 untuk masing-masing jenis material yang digunakan terhadap variasi kecepatan mesin. 100 95 90 85 80 75 70 Gambar 1 Grafik perbandingan antara tingkat kebisingan dengan putaran mesin 100 95 90 85 80 75 70 1000 1200 3000 5000 Putaran Mesin () Material Knalpot Besi Kuningan Aluminium 1000 1200 3000 5000 Gambar 2 Grafik perbandingan antara tingkat kebisingan dengan material knalpot Tabel 1. Tabel Angka kebisingan knalpot Honda Revo Tahun 2008 (Satuan Desibel) Material Spesimen Kecepatan Mesin () 1000 1200 3000 5000 Besi 76.47 79.36 88.52 93.02 Kuningan 77.48 79.88 90.35 95.70 Aluminium 76.04 78.31 92.81 99.07 E. KESIMPULAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari pengambilan data serta pembahasan perbandingan antara pemakaian antara jenis material besi, kuningan dan aluminium pada knalpot jenis Honda revo tahun 2008, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bahwa pada pemakaian jenis material alumunium akan dapat mengurangi angka kebisingan 0.43-1.05 db pada kecepatan putaran rendah (1000-1200 rpm). Tetapi pada kecepatan putaran mesin 3000 dan 5000 rpm, material aluminium dapat lebih tinggi angka kebisingannya dengan material besi dengan angka kebisingan 4.29-6.05 db. 2. Pemakaian knalpot bermaterial besi lebih baik dari pada pemakaian kanlpot bermaterial kuningan, terbukti lebih tinggi angka kebisingan pada knalpot bermaterial kuningan yang mencapai 0.52-2.68 db dibandingkan knalpot bermaterial besi.

DAFTAR PUSTAKA Abdul Maskhud, Muh. Yusuf Baso, Jurnal Analisis Intensitas Bunyi Aliran Gas Buang Pada Beberapa Bentuk Saluran Gas Buang Mobil Kijang, 2009 Agus Miswanto, Adjat Sudrajat, Harta Haryadi, Darsa Permana, dan Amin Lukman, Jurnal Perkembangan Pertambangan Logam Dunia dan Indonesia, 2008 Amstead, B.H, Ostwald F. Phillip, Begeman L. Myron, Djaprie Sriati, 1995, Teknologi Mekanik, Jakarta: Erlangga Buchori: Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2009 Dodi Rusjadi TE, dan Maharani R. Palupi, Jurnal Kajian Metode Sampling Pengukuran Kebisingan Dari Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, 2011 Eka Sunitra, Ikhwansyah Isranuri, Bustami Syam, dan Basuki Wirjosentono, Jurnal Kajian Eksperimental Pengaruh Medan Magnet Terhadap Kebisingan Pada Knalpot Mobil Toyota Kijang Bensin, 2008 Kementrian Lingkungan Hidup. (1996). Kep-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan. Jakarta. Kementrian Perhubungan. (1993). KEP-MENHUB No. KM 71 Tahun 1993 Tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor. Jakarta. Nugroho Amien, 2005, Ensilkopedia Otomotif, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sugiyono, 2005, Motode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta Sumanto, 1996, Pengetahuan Bahan Untuk Mesin dan Listrik, Jogjakarta: Andi Offset