BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah atau waste (Inggris) memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas. Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (degradable). Sementara itu, sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable). Sumber sampah terbanyak berasal dari pasar tradisional dan pemukiman. Sampah pasar tradisional, seperti pasar lauk-pauk dan sayur-mayur membuang hampir 95% sampah organik. Jika ditinjau dari pengolahannya, sampah jenis ini akan lebih mudah ditangani. Kompos dan pupuk organik merupakan salah satu produk daur ulang hasil pengolahan sampah yang dapat dibanggakan dan mudah diaplikasikan. Sampah organik yang menggunung merupakan bahan baku kompos yang potensial. Di masa mendatang, penggunaan kompos sebagai sumber nutrisi tanaman akan sangat berarti dan memliki prospek bisnis yang cerah. Penggunaan kompos tidak hanya sebagai penyedia unsur hara, tetapi lebih diutamakan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah. Telah terbukti bahwa
produk organik, terutama kompos, mampu menjaga keseimbangan alam(tim Penulis PS,2008). Zat organik dalam sampah terdiri dari bahan-bahan nitrogen, karbohidrat, lemak dan sabun. Mereka bersifat tidak tetap dan menjadi busuk, mengeluarkan bau-bauan yang tidak sedap. Sifat-sifat khas sampah inilah yang membuat perlunya pembenahan sampah dan menyebabkan kesulitan-kesulitan yang sangat besar dalam pembuangannya (Mahida,1993). Sampah organik biasanya berasal dari limbah dapur rumah tangga, limbah restoran, hotel dan sebagainya. Sampah dari bahan organik ini banyak mengandung air dan serat, dan senyawa organik komplek lainnya. Bahan organik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan merupakan bahan baku yang bagus untuk pupuk organik. Di samping karena murah dan tidak merusak lingkungan, proses pembuatannya pun mudah. Hal yang perlu diingat dalam memilih sampah organik untuk diolah menjadi pupuk yaitu kandungan bahan organik nya. Ada sebagian bahan organik yang bergetah dan tidak baik untuk bahan baku pupuk organik seperti daun damar, pinus, daun bamboo, serta daun tembakau. Berbeda dengan pupuk anorganik yang berasal dari bahan kimia sintesis, pupuk organik terbuat dari bahan organik seperti sisa-sisa sayuran, kulit buah-buahan, atau bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan atau makhluk hidup lainnya. Selain dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan, penggunaan pupuk organik cair bisa memperbaiki struktur tanah, dan bisa menekan bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk organik secara terus menerus terhadap tanah akan memperbaiki kualitas tanah tersebut, baik secara fisik, biologi maupun kimia. Pupuk organik aman bagi lingkungan. Selain itu, pupuk organik tidak
meninggalkan residu dalam tanaman sehingga hasil tanaman aman apabila dikonsumsi manusia(hidayat,2006). Pengembalian bahan organik kedalam tanah adalah hal yang mutlak dilakukan untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif. Dua alasan yang selama ini sering dikemukakan para ahli adalah: (1) pengolahan tanah yang dangkal selama bertahun-tahun mengakibatkan menurunnya kandungan C dan N-organik, (2) penggunaan pupuk kimia seperti urea, KCl, dan TSP telah melampaui batas efisiensi teknis dan ekonomis sehingga efisiensi dan pendapatan bersih yang diterima petani dari setiap unit pupuk yang digunakan semakin menurun. Mengingat pentingnya fungsi dan peranan bahan organik bagi tanah serta makin intensifnya penggunaan pupuk kimia oleh petani maka sangatlah penting untuk mulai untuk memperhatikan usaha pengembalian bahan organik ke tanah. Saat ini fungsi pupuk organik di Indonesia masih sebagai pendamping pupuk kimia karena adanya target produksi (ton/ha). Masih adanya pendapat bahwa tanaman yang hanya dipupuk organik sering mengalami defisiensi unsur hara karena kandungan unsur hara yang diberikan tidak sebanding dengan kebutuhan tanaman ditambah pelepasan unsur haranya lambat. Padahal, efek pemupukan organik pada pertumbuhan tanaman cukup menakjubkan. Dari hasil yang dilaporkan di Amerika, efek pemberian pupuk organik sebanyak 14 ton tiap tahun pada satuan luas tanah selama delapan tahun masih terasa empat puluh tahun sesudah pemberian pupuk yang terakhir. Hal ini harus menjadi perhatian bahwa ternyata pupuk organik memegang peranan penting dalam pembentukan zat hara dalam tanah. Untuk saat ini, penggunaan pupuk organik sebagai pendamping pupuk kimia diharapkan sebagai tahap awal yang perlu digalakkan untuk menuju pertanian organik di masa yang akan datang(musnamar,2003).
1.2.Permasalahan Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : - Bagaimana cara mengisolasi bakteri dari tanah tempat pembuangan sampah akhir - Apakah bakteri yang di isolasi dari tanah tempat pembuangan sampah dapat membantu proses pembuatan pupuk organik cair dari limbah sayur pasar pagi - Berapa kadar unsur C-Organik, Nitrogen, Posfor dan Kalium dari pupuk organik cair yang dihasilkan dan apakah memenuhi Standart Nasional Indonesia - Bagaimana pengaruh pupuk organik cair terhadap tanaman 1.3.Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dibatasi pada : - Bakteri yang digunakan dalam penelitian diisolasi dari tanah yang diambil dari Tempat pembuangan Sampah Akhir di daerah Tuntungan - Limbah sayur yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair diambil dari Pasar Sore Padang Bulan - Parameter yang dianalisa adalah unsur C-Organik, Nitrogen, Posfor dan Kalium - Tanaman yang digunakan untuk pengujian pupuk organik cair diuji coba pada tanaman sawi hijau 1.4.Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah : - Untuk mengetahui cara mengisolasi bakteri dari tanah - Untuk menghasilkan pupuk organik cair dari sampah organik yang diambil dari Pasar Sore Padang Bulan dengan menggunakan bakteri yang diisolasi dari tanah Tempat Pembuangan Sampah Akhir dengan variasi waktu yang berbeda dan tanpa penambahan bakteri
- Untuk mengetahui kandungan unsur C-organik, N, P dan K dari pupuk organik cair dengan penambahan bakteri dan tanpa penambahan bakteri - Untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair terhadap tanaman 1.5. Manfaat Penelitian 1. Untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan 2. Untuk menghasilkan pupuk organik cair dengan menggunakan bakteri yang diisolasi dari tanah serta pemanfaatan limbah sayur dari pasar 3. Sebagai alternatif tambahan yang mudah bagi sektor pertanian 1.6. Metodologi Penelitian 1. Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium 2. Limbah sayur diambil dari Pasar Sore Padang Bulan 3. Bakteri disolasi dari tanah yang diambil dari Tempat Pembuangan Akhir di daerah Tuntungan 4. Pembuatan pupuk organik cair dari limbah sayur yang difermentasikan dengan bakteri 5. Penentuan C-organik metode Walkey Black 6. Penentuan Nitrogen dilakukan dengan dengan metode Kjehldal 7. Penentuan Posfor sebagai P 2 O 5 dengan Spektrofotometri 8. Penentuan Kalium sebagai K 2 O dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) 9. Pengujian pupuk organik cair terhadap tanaman sawi 1.7. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium BARISTAN.