BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ketimpangan Distribusi Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

KAJIAN KESENJANGAN PENDAPATAN PROVINSI JAMBI. Oleh : PRIMA AUDIA DANIEL Dosen STIE Muhammadiyah Jambi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Rate in the United Kingdom yang dimuat pada jurnal Economica, menunjukkan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang dapat menjelaskan secara teoritis kajian mengenai

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

Pengantar Ekonomi Pembangunan. Masalah Pokok Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. besarnya campur tangan pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan rakyat, dimana

KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN, KRISIS EKONOMI DAN KEMISKINAN. Ekonomi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

I. PENDAHULUAN. hidup pada tahap subsisten dan mata pencarian utama adalah dari mata. pencaharian di sektor pertanian, perikanan dan berburu.

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada sektor tradisional. Sebaliknya distribusi pendapatan semakin

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil

I. PENDAHULUAN. arti yang seluas-luasnya. Akan tetapi untuk mewujudkan tujuan dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan tahun 1983

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang salah satunya sebagai negara yang berkembang masih mengalami ketertinggalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adalah pertumbuhan ekonomi yang mengalami perubahan yang diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumberdaya. pendapatan perkapita yang berkelanjutan (Sukirno, 1985).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga

DAMPAK DANA TRANSFER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PROVINSI RIAU. Oleh : Taryono dan Syapsan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

SKRIPSI. Kausalitas Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi. di Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Dua persoalan ekonomi yang sering diangkat menjadi komoditas politik

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pertumbuhan ekonomi bukanlah merupakan persoalan baru. namun merupakan masalah makroekonomi yang bersifat jangka panjang.

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan masalah distribusi pendapatan yang terjadi dalam negaranya. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah keadaan, dan tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan politik. Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh negara sedang berkembang, namun negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan angka kemiskinan yang terjadi, serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat kesulitan mengatasinya. Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang relatif kecil dibanding negara sedang berkembang, dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi. Walaupun demikian, masalah ini bukan hanya menjadi masalah internal suatu negara, namun telah menjadi permasalahan bagi dunia internasional.

2 Berbagai upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh dunia internasional, baik berupa bantuan maupun pinjaman pada dasarnya merupakan upaya sistematis untuk memperkecil kesenjangan pendapatan dan tingkat kemiskinan yang terjadi di negara-negara miskin dan sedang berkembang. Beberapa lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia serta lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya berperan dalam hal ini. Kesalahan pengambilan kebijakan dalam pemanfaatan bantuan dan/ atau pinjaman tersebut, justru dapat berdampak buruk bagi struktur sosial dan perekonomian negara bersangkutan. Banyak penyebab terjadinya kesenjangan pendapatan, salah satunya menurut Procovicth (Suyatno, 2009 : 17) bahwa kesenjangan ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, serta perkembangan kota dan desa. Menurut Irma Adelman dan Cynthia Taft Morris (Lincolin Arsyad, 1988 : 58), dijelaskan bahwa ada 8 faktor yang menyebabkan ketidakmerataan distribusi pendapatan di negara-negara berkembang, yaitu : 1. Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya pendapatan per kapita 2. Inflasi, dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang 3. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah 4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal, sehingga persentase pendapatan dari harta tambahan besar dibandingkan dengan persentase pendapatan berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah 5. Rendahnya mobilitas sosial 6. Pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis 7. Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi negara-negara sedang berkembang dalam perdagangan dengan negara maju, sebagai akibat

3 ketidakelastisan permintaan negara-negara terhadap barang-barang ekspor negara sedang berkembang 8. Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga, dan lain-lain. Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Tabel 1.1 Rasio Gini Indonesia Tahun 1986-2010 Tahun Rasio Gini 1986 0,340 1987 0,320 1988 0,320 1989 0,330 1990 0,330 1991 0,330 1992 0,330 1993 0,340 1994 0,340 1995 0,340 1996 0,356 1997 0,350 1998 0,350 1999 0,308 2000 0,294 2001 0,299 2002 0,329 2003 0,320 2004 0,320 2005 0,363 2006 0,357 2007 0,376 2008 0,368 2009 0,357 2010 0,331 Rata-rata 0,336 Sumber : Statistik Indonesia, BPS

4 Angka-angka koefisien Gini di dalam tabel 1.1 merupakan Rasio Gini Indonesia Tahun 1986 2010. Data yang ada menunjukkan fluktuasi, mencerminkan bahwa distribusi pendapatan nasional di Indonesia tidak senantiasa membaik dari tahun ke tahun. Berdasarkan kriteria kesenjangan bilangan Gini diatas maka dari tahun 1986 sampai tahun 2004 yang angka koefisien Gininya berkisar antara 0,20 0,35 dapat disimpulkan bahwa kesenjangan distribusi pendapatan di Indonesia secara umum masih digolongkan rendah, namun pada tahun 2005 pemerintah mengambil kebijakan menaikan harga BBM sehingga menimbulkan inflasi yang cukup tinggi dan membawa dampak angka koefisien Gini meningkat menjadi 0,363 yang diikututi pada tahun-tahun berikutnya yaitu tahun 2006, 2007 2008 dan 2009 dengan angka koefisien Gini 0,357, 0,376, 0,368, 0,357 yang berarti terjadi perubahan yang cukup mendasar dan sudah masuk ke dalam kisaran angka koefisien Gini > 0,35 - < 0,50 atau kesenjangan sedang. Kemudin tahun 2010 kembali membaik, angka koefisien gini menjadi 0,331, ini mulai terjadi perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah, dan masuk dalam kategori angka koefisien Gini 0,20 0,35 yang berarti kesimpulanya kesenjangan distribusi pendapatan di Indonesia secara umum kembali membaik dan masih digolongkan ke dalam ketimpangan rendah. Pada tahun 2010 kenaikan kesenjangan distribusi pendapatan ini dapat diatasi pemerintah dengan berbagai kebijakan seperti menurunkan tingkat pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja baru, pemerintah menargetkan penurunan tingkat kemiskinan secara absolut seiring dengan perbaikan distribusi pendapatan dengan pelindungan sosial yang berbasis keluarga, pemberdayaan

5 masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah. Untuk itu, ke depannya pemerintah harus memprioritaskan sektor pertanian dan industri sebagai lokomotif pembangunan sehingga memiliki dampak yang besar terhadap penciptaan lapangan kerja, pegurangan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Strategi inilah yang harus dikawal. Distribusi Pendapatan atau pembagian pendapatan antarlapisan pendapatan masyarakat dapat ditelaah dengan mengamati perkembangan angka-angka Rasio Gini. Untuk mengukur kesenjangan Bilangan Gini didasarkan pada kurva Laurens yang angkanya berkisar 0 1, dengan kriteria kesenjangan : 0,50 0,70 = kesenjangan tinggi; > 0,35 - < 0,5 = kesenjangan sedang; 0,20 0,35 kesenjangan rendah (Suyatno, 2009:30). Koefisien Gini itu sendiri, bukanlah merupakan indikator paling ideal tentang ketidakmerataan distribusi pendapatan antarlapisan. Namun setidak-tidaknya cukup memberikan gambaran mengenai kecenderungan umum dalam pola pembagian pendapatan. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional. Tujuan utama dalam pembangunan ekonomi adalah tercapainya masyarakat adil dan sejahtera. Agar tercapainya tujuan ini pemerintah dituntut dapat menjadikan pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Arah dari pembangunan nasional adalah mengusahakan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada akhirnya memungkinkan terwujudnya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh masyarakat.

6 Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang. Hal ini berarti, bahwa dalam jangka panjang, kesejahteraan tercermin pada peningkatan output perkapita yang sekaligus memberikan banyak alternatif dalam mengkonsumsi barang dan jasa, serta diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin meningkat. (Boediono, 1994 : 1-2) Indonesia, sebagai suatu negara yang sedang berkembang, sejak tahun 1969 dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan nasional mengusahakan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, yang pada akhirnya memungkinkan terwujudnya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun 1986-1997. Pada tahun 1998 menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu 13,12 %, hal ini disebabkan karena krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang berlanjut menjadi krisis multidimensi, sehingga membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998. Pada tahun 1999-2010 baru dapat tumbuh lagi pertumbuhan ekonominya walaupun tidak sepesat pada tahuntahun sebelumnya. Upaya pemerintah untuk mengurangi penduduk miskin telah dilakukan sejak era pembanguan 5 tahun. Salah satu upaya pemerintah yang dilakukan adalah dengan mengetahui keberadaan penduduk miskin disetiap kabupaten diseluruh propinsi. Dengan mengetahui lokasi mereka program pembangunan diharapkan dapat dirumuskan lebih cepat dan tepat.

7 Permasalahan pertumbuhan penduduk, ketenagakerjaan, kesempatan kerja,dan pengangguran merupakan hal yang dapat menentukan seberapa besar tingkat pertumbuhan/perkembangan Perekonomian disuatu Negara. Aspek kependudukan merupakan hal yang paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai Universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan. Jumlah penduduk yang semakin besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang makin besar pula. Ini berarti makin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan (menganggur). Agar dapat dicapai keadaan yang seimbang maka seyogyanya mereka semua dapat tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan serta ketrampilan mereka. Ini membawa konsekwensi bahwa perekonomian harus selalu menyediakan lapangan-lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru. Dengan demikian, pembangunan ekonomi sangat diperlukan untuk memperkecil tingkat pengangguran. Diharapkan laju pertumbuhan ekonomi dapat selalu dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk, sehingga kegiatan perekonomian akan menjadi lebih luas dan selanjutnya dapat memperkecil jumlah orang yang menganggur. Sektor kependudukan, terutama pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi jumlah angkatan kerja baru yang akan memasuki pasar kerja (labor market). Disisi lain Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan meningkatnya tingkat pengangguran, sedangkan tingkat

8 pengangguran adalah salah satu simbol dari rendahnya produksi nasional yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Pembicaraan mengenai Inflasi di Indonesia mulai populer ketika laju inflasi demikian tinggi hingga mencapai 650 persen pada tahun 1966. Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation). Berdasarkan pengalaman pahit teresebut, pemerintah berusaha untuk mengendalikan laju inflasi. Pada tahun 1972 sampai dengan 1980an ratarata laju inflasi di Indonesia masih berada pada level dua digit, tetapi pada tahun 1984 sampai tahun 1996 laju inflasi dapat dikendalikan pada level satu digit. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 membuat laju inflasi di Indonesia naik menjadi dua digit yaitu sebesar 11,05 persen dan mencapai puncaknya pada tahun 1998 sebesar 77,63 persen (Badan Pusat Statistik). Kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis moneter mulai mengalami perbaikan. Hal ini dilihat dari menurunnya laju inflasi sebesar 77,63 persen menjadi 2,01 persen pada tahun 1999. laju inflasi pada tahun 2001 sampai 2002 kembali naik pada level 2 digit yaitu sebesar 12,55 persen dan 10,03 persen. Penyebab tingginya laju inflasi tersebut, selain kondisi keamanan dalam negeri yang kurang kondusif juga dipicu oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM, tarif listrik, dan telepon (Badan Pusat Statistik). Selanjutnya pada tahun 2003 hingga 2010 Inflasi terus terjadi dengan nilai yang terbilang tinggi dan berpluktuasi yaitu dengan rata-rata mencapai 10%. Inflasi tahun 2005 dengan nilai sebesar 17,11% adalah inflasi tertinggi pasca

9 krisis moneter Indonesia (1997/1998), tekanan akan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan menjadi faktor utama tingginya inflasi tahun 2005. Tingginya harga minyak di pasar internasional menyebakan Pemerintah berusaha untuk menghapuskan subsidi BBM. Hal tersebut sangat mempengaruhi kondisi makro ekonomi Indonesia mengingat konsumsi BBM mencapai 47.4 % (tahun 2000) dari total konsumsi energi Indonesia. Jika semua permasalahan di atas tidak segera diatasi, maka akan semakin banyak jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan yang mengakibatkan tingkat nutrisi dan gizi masyarakat rendah, tingkat pendidikan yang dapat dicapai rendah. Pada kelanjutannya menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang kita miliki dan rendahnya angka harapan hidup (life expectancy). Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diduga pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap distribusi pendapatan. Makanya masalah ini perlu segera dicarikan jalan penyelesaiannya agar terjadi distribusi hasil pembangunan yang merata yang seadil-adilnya. Untuk itu, maka penulis mengambil judul PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DI INDONESIA PERIODE 1986-2010. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka lingkup permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

10 1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap distribusi pendapatan di Indonesia periode 1986-2010? 2. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap distribusi pendapatan di Indonesia periode 1986-2010? 3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap distribusi pendapatan di Indonesia periode 1986-2010? 4. Bagaimana pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pertumbuhan penduduk secara bersama-sama berpengaruh terhadap distribusi pendapatan di Indonesia periode 1986-2010? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap distribusi pendapatan di Indonesia periode 1986-2010. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi terhadap distribusi pendapatan di Indonesia periode 1986-2010. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap distribusi pendapatan di Indonesia periode 1986-2010. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pertumbuhan penduduk terhadap distribusi pendapatan di Indonesia periode 1986-2010. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan secara teoritis

11 1. Sebagai informasi tambahan bagi para mahasiswa dan masyarakat untuk mengetauhi seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pertumbuhan Penduduk terhadap distribusi pendapatan di Indonesia. 2. Untuk memberikan sumbangan terhadap pemikiran dan perkembangan ilmu ekonomi khusunya masalah distribusi pendapatan di Indonesia. 3. Memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian tindak lanjut mengenai distribusi pendapatan di Indonesia. Kegunaan secara praktis Penelitian ini dapat digunakan oleh pihak terkait seperti pemerintah, dan lembaga swasta dalam menanggulangi masalah yang berhubungan dengan distribusi pendapatan masyarakat di Indonesia.