BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

APYANDHI WIBOWO NIM. P

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D DENGAN POST OPERASI FRAKTUR PHALANX DISTAL DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. J DENGAN POST ORIF FRAKTUR KRURIS 1/3 DEKSTRA DI RUANG MAWAR RSUD SRAGEN WAHYU PRAMONO NIM. P.

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

MANUSKRIP LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA NY.D DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG BOUGENVILLERSUD AMBARAWA. Oleh INDRA YANI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. P DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : POST ORIF FIBULA SINISTRA DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).


nonfarmakologi misalnya, teknik

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. International for the Study of Pain (IASP) nyeri merupakan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

BAB IV PEMBAHASAN. Of Motion ( ROM ) aktif pada Tn. K dengan post operasi fraktur di ruang

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST REMOVE OF INPLATE FRAKTUR TIBIA DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

2011). Berdasarkan hal tersebut penulis dalam kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan post debridement ulkus diabetes melitus menegakkan sebanyak

BAB III TINJAUAN KASUS

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh RATRI DYAH SABATIANA NPM

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. S DENGAN HIPOTENSI PADA KELUARGA TN. S DI DESA TUBAN KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RSUD SUKOHARJO

ARTIKEL LAPORAN KASUS. PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA. Oleh: AHMAD FATHONI

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI GANGLION POPLITEA DEXTRA DI RUANG DAHLIA RS PANTI WALUYO SURAKARTA

Metodologi Asuhan Keperawatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

PENGKAJIAN PNC. kelami

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. W DI DESA TUBAN LOR GONDANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH :

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

CATATAN PERKEMBANGAN

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna RSUD Kota Semarang, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan yang muncul, intervensi, implementasi dan evaluasi. 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahapan awal dan landasan dalam proses asuhan keperawatan, oleh karena itu diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam mengenali masalah-masalah yang muncul pada klien sehingga dapat menentukan tindakan keperawatan yang tepat (Muttaqin, 2008). Pengkajian pada Tn. Ydengan diagnosa fraktur femur tertutup 1/3 dextrapasca operasi dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2014 pukul 16.00 WIB.Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara observasi, pemeriksaan fisik dan catatan rekam medis. Menurut Smeltzer & Bare (2002), masalah yang sering muncul segera setelah tindakan pembedahan dan pasien telah sadar adalah bengkak, nyeri, keterbatasan gerak sendi, penurunan kekuatan otot dan penurunan kemampuan untuk melakukan ambulasi. Nyeri yang timbul tersebut akan berpengaruh terhadap proses pemulihan yang memanjang, terhambatnya ambulasi dini, penurunan fungsi sistem, dan terlambatnya discharge planning. Selain itu nyeri berkepanjangan akan berpengaruh 44

45 terhadap peningkatan level hormon stres yang dapat meningkatkan efek negative yang signifikan. Respon stres dapat miningkatkan laju metabolism dan curah jantung, kerusakan respons insulin, peningkatan produksi kortisol,peningkatan viskositas darah dan agregrasi trombosit sehingga berpengaruh langsung terhadap proses penyembuhan luka (Smeltzer & Bare, 2002). Berdasarkan hasil pengkajian pola persepsi sensori pasien tidak mengalami gangguan sensori seperti: penglihatan, pengecapan, penciuman, perabaan, dan pendengaran, akan tetapi secara subjektif klien mengeluh nyeri pada pada kaki kanan, nyeri senut-senut seperti tertusuk jarum dengan skala nyeri 7 (rentang 0-10), nyeri hilang timbul dan bertambah kuat ketika digerakkan. Secara objektif didapatkan data bahwa tekanan darah 130/80 mmhg, nadi 84 kali permenit dan pernafasan sebanyak 22 kali permenit ekspresi wajah tegang seperti menahan rasa sakit. Gejala yang dirasakan pada klien pasca operasi berupa kesakitan adalah hal yang wajar, karena menurut Smeltzer&Bare (2002) masalah yang sering muncul pasien pasca pembedahan adalah nyeri, bengkak, keterbatasan gerak sendi, penurunan kekuatan otot dan penurunan kemampuan untuk melakukan ambulasi secara mandiri. Selain itu, dasar pembedahan itu sendiri adalah proses fisik seperti insisi, pemotongan jaringan, pengambilan jaringan pemasangan implant yang akan menstimulasi ujung saraf bebas termasuk reseptor nyeri

46 (Rowlingson, 2009). Tindakan pembedahan pemasangan pen (skrup) pada fraktur disebut dengan ORIF atau open reduction internal fixation dimana dilakukan tindakan untuk melihat fraktur secara langsung dengan pembedahan untuk memobilisasi selama penyembuhan dan akan menimbulkan masalah berupa nyeri (Barbara,2006). Pada pola aktivitas dan latihan, klien menyampaikan bahwa selama sakit klien mengalami kesulitan melakukan pergerakan (ambulasi) dan aktivitas lainnya dikarenakan nyeri dan gerak yang terbatas, semua bentuk aktivitas klien dibantu oleh keluarga. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ropyanto (2011) yang menyatkan bahwa pasien fraktur post ORIF akan mengalami gangguan mobilitas fisik dan ambulasi karena adanya perubahan kekuatan dan ketahanan skunder terhadap kerusakan muskoskeletal akibat fraktur dan prosedur pembedahan. Hasil pemeriksaan fisik khususnya pada daerah fraktur didapatkan bahwa pada bagian femur dextra terdapat balutan luka post operasi yang dibalut dengan perban elastis. Penulis tidak dapat melihat luka jahitan post operasi secara rinci dikarenakan pada saat pengkajian awal pengkajian belum dilakukan perawatan luka. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yangmenggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon tersebut didapatkan berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan serta

47 berdasarkan catatan medis klien. Diagnosa keperawatan yang muncul akan menjadi dasar utama perawat dalam menyusun intervensi untuk menyelesaikan masalah kesehatan klien (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan data hasil pengkajian pada Tn.Y didapatkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan akibat cidera jaringan. Diagnosa nyeri akut tersebut ditegakkan berdasarkan data subjektif dimana klien mengeluh nyeri pada pada kaki kanan, nyeri senut-senut seperti tertusuk jarum dengan skala nyeri 7 (rentang 0-10), nyeri hilang timbul dan bertambah kuat ketika digerakkan. Secara objektif didapatkan data bahwa terdapat balutan dengan elastis perban pada femur dextra, tekanan darah 130/80 mmhg, nadi 84 kali permenit dan pernafasan sebanyak 22 kali permenit ekspresi wajah tegang seperti menahan rasa sakit. Penulis memilih nyeri akut menjadi diagnosa keperawatan dengan high priority (prioritas pertama) yang harus diselesaikan dikarenakan nyeri merupakan kejadian yang menekan (stress) dan dapat merubah gaya hidup dan psikologis seseorang. Hal ini berakibat meningkatkan tanda-tanda vital, denyut jantung akan lebih cepat, tekanan darah naik, pernafasan meningkat serta menimbulkan kecemasan. Menurut penulis jika nyeri ini tidak segera diatasi akan mengganggu proses pelaksanaan keperawatan lainnya dan memperlambat proses penyembuhan. Diagnosa nyeri akut ditegakkan berdasarkan teori dalam NANDA 2012-2014

48 dengan kode 00132 yang diartikan sebagai suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal sedemikin rupa, kemudian awitan dinyatakan sebagai nyeri akut adalah awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan sedang sampai berat yang sekiranya dapat diatasi dalam waktu kurang dari 6 bulan. Etiologi dianggkat berdasarkan faktor yang berhubungan dalam nanda yaitu proses peradangan dimana dalam kasus fraktur yang dialami Tn. Y ini nyeri yang muncul adalah proses peradangan akibat cidera jaringan (Smeltzer& Bare, 2002). 3. Perancanaan atau Intervensi Intervensikeperawatan merupakan kategori perilaku perawat yang bertujuan menentukan rencana keperawatan yang berpusat kepada pasien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga tujuan tersebut terpenuhi (Potter & Perry, 2005). Dalam penyusunan karya tulis ini penulis menyusun intervensi berdasarkan Nursing Intervension Clasification (NIC) dan Nursing Outcame Clasifikasin (NOC). Intervensi keperawatan yang disusun untuk mengatasi diagnosa nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan akibat cidera jaringandisusun berdasarkan NOC yaitu setelah dilakukan keperawatan selama 3 x 24 jam maka nyeri terkontrol dengan kriteria hasil pasien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri berkurang dari 7 menjadi 5 dan tanda tanda vital dalam batas normal. Intervensi keperawatan yang

49 disusun adalah dengan managemen nyeri dimana dalam NIC berkode 1400 yang meliputi: kaji nyeri (lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, intensitas, factor pencetus), observasi tanda non verbal dari ketidaknyamanan, memonitor tanda tanda vital, kontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien, ajarkan tehnik non farmakologis kepada pasien dan keluarga: relaksasi nafas dalam, distraksi, dan kolaborasi medis (pemberian analgetik). Tehnik relaksasi nafas dalam menjadi fokus utama penulis dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap masalah nyeri akut yang dialami Tn. Y. Berdasarkan teori tehnik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu bentuk intervensi asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah nyeri, terutama nyeri yang bersifat akut dan sedang (McCloskey, 2000). Dalam intervensi ini perawat mengajarkan bagaimana cara melakukan nafas dalam lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan menghembuskan nafas secara perlahan melalui mulut. Selain itu tehnik relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi dalam darah (Smeltzer &Bare, 2002). Relaksasi juga merupakan metode yang efektif dalam mengurangi nyeri pasca operasi. Relaksasi yang sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh kecemasan sehingga mencegah bertambahnya kualitas nyeri (Potter & Perry, 2010). Oleh karena itu diharapkan masalah nyeri akut pasca pembedahan segera dapat teratasi agar resiko komplikasi akibat

50 immobilisasi tidak terjadi dan program rehabilitasi dapat diterapkan sesuai program. Adapun prosedur tehik relaksasi nafas dalam yang diajarkan adalah menurut Priharjo tahun 2003 meliputi: a. Usahakan rileks dan tenang. b. Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan 1,2,3, kemudian tahan sekitar 5-10 detik. c. Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan. d. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya lagi melalui mulut secara perlahan-lahan. e. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang. f. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali. 4. Implementasi Implementasi keperawatan merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005). Diagnosa nyeri akut implementasi pertama dilakukan dengan mengukur kualitas nyeri pasien dengan PQRST dan didapatkan hasil P (provoking incident) klien mengeluh nyeri pada pada kaki kanan, Q (quality) nyeri senut-senut seperti tertusuk jarum, R (region) kaki (femur) sebelah kanan dengan S (scale) skala nyeri 7, T (time) nyeri hilang timbul dan bertambah kuat ketika digerakkan.

51 Respon non-verbal nampak klien meringis menahan rasa sakit dengan wajah tegang dan bertambah kesakitan sesaat dilakukan pergerakan pada kaki sebelah kanan. Memonitor tanda-tanda vital dengan respon tekanan darah 130/80 mmhg, nadi 84 kali per menit dan pernafasan 22 kali permenit. Tanda-tanda vital tersebut dilakukan untuk memberikan gambaran lengkap mengenai kardiovaskuler. Memonitor tanda-tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan system tubuh dan digunakan untuk memantau perkembangan pasien (Hidayat, 2005). Tindakan selanjutnya adalah mengajarkan tehnik relaksasi pada pasien. Respon yang ditunjukan pasien adalah pasien mengikuti apa yang diajarkan. Tehnik relaksasi yang diajarkan adalah dengan berdasarkan penelitian yang dilakukan Nurdin (2013) dan Priharjo (2003),yaitu dengan menciptakan suasana lingkungan yang tenang, usahakan pasien tetap tenang dan rileks, menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan, perlahan-lahan udara tersebut dihembuskan melalui mulut sambil merasakan bahwa semua tubuh terasa rileks, usahan tetap konsentrasi dan lakukan kegiatan tersebut sampai 15 kali dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali (Priharjo, 2003; Nurdin, 2013). Tindakan lain adalah dengan kolaborasi medis dalam pemberian analgetik ketorolac 30 mg secara iv (intra vena) untuk mengurangi nyeri pasien. Pemberian ketorolac sesuai berdasarkan data dari website resmi

52 dexa medica dijelaskan bahwa ketorolac 30 mg merupakan salah satu analgetik yang diindikasikan untuk penatalaksanaan nyeri akut yang berat dalam jangka waktu yang pendek. 5. Evaluasi Evaluasi merupakan suatu proses keperawatan untuk mengukur respon pasien terhadap kefektifan pemberian tindakan keperawatan dan kemajuan pasien terhadap tercapainya tujuan yang telah disusun (Potter & Perry, 2005). Pada kasus Tn. Y evaluasi dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2014 pukul 12.30 WIB dengan metode SOAP (subjektif, Objektif, Analisa, dan Planning). Hasil evaluasi pada Tn.Y didapatkan data bahwa klien mengatakan nyeri sudah berkurang pada kaki kanan post operasi (P) dengan kualitas nyeri senut senut seperti ditusuk benda tajam (Q), pada daerah kaki kanan atas (femur) (R), dengan skala berkurang menjadi 5 (S), dan nyeri hilang timbul (T). Data objektif yang didapatkan adalah pasien nampak lebih tenang dan rileks dengan tekanan darah 130/70 mmhg, Nadi 72 kali permenit, pernafasan 20 kali permenit dan suhu 36.7 0 C. Berdasarkan data tersebut maka masalah keperawatan nyeri akut pada Tn.Y dinyatakan teratasi sebagian yang ditandai dengan menurunnya intensitas nyeri dari skala 7 menjadi 5 dengan tanda-tanda vital dalam rentang normal. Dapat dinyatakan juga bahwa tehnik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri pada Tn. Y dengan fraktur post operasi. Rencana tindak lanjut yang disusun adalah tetap memonitor kualitas nyeri, motivasi untuk melakukan relaksasi jika

53 nyeri datang dan memberikan pendidikan kesehatan mengenai nyeri dalam proses rehabilitasi berikutnya. B. Simpulan Berdasarakan hasil pengelolaan kasus keperawatan pada Tn. Y dengan masalah nyeri akut post operasi fraktur tertutup 1/3 femur dekstra di Ruang Prabu Kresna RSUD Kota Semarang, didapatkan suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pengkajian yang telah dilakukan bahwa Tn. Y merupakan pasien fraktur tertutup femur post tindakan operasi (ORIF) hari ke 1 pasien menyampaikan merasakan nyeri pada kaki kanan, terasa senut-senut seperti tertusuk jarum dengan skala 7 (rentang 0-10) yang dirasakan hilang timbul. 2. Diagnosa keperawatan utama yang muncul pada Tn. Y adalah Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan akibat cidera jaringan. 3. Intervensi keperawatan disusun berdasarkan NIC dan NOC dimana intervensi yang disusun untuk mengatasi masalah nyeri akut adalah dengan pain management yang meliputi pengkajian kualitas nyeri pasien (PQRST), monitoring tanda-tanda vital, pengajaran tehnik relaksasi nafas dalam, memberikan posisi nyaman dan kolaborasi medis dalam pemberian analgesic.

54 4. Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri adalah lebih berfokus pada monitoring kualitas nyeri, tehnik relaksasi (nafas dalam) memonitor tanda-tanda vital dan pemberian analgesic. 5. Evaluasi menggunakan metode SOAP dimana pada masalah nyeri akut teratasi sebagian yang ditandai dengan sudah menurunnya skala nyeri dari 7 menjadi 5 dan tanda-tanda vital dalam rentang normal sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi tehnik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien fraktur pasca operasi.