BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

PEMANFAATAN SERBUK BIJI, DAUN KELOR UNTUK PENURUNAN KADAR NIKOTIN PADA TEMBAKAU TROWONO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 81 TAHUN 1999 (81/1999) TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERTEMBAKAUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROPOSAL PENYULUHAN BAHAYA ROKOK FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun. nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang. agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujungnya yang lain.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kuesioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK KEBIASAAN MEROKOK PADA PASIEN LAKI-LAKI PENDERITA HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga Acetid acid (Acidum aceticum), akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemasaran global saat ini, apabila kita mengunjungi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asapnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotinia. nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tembakau (Nicotiana rustica dan Nicotiana tabacum) merupakan

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

berbahaya yang terkandung di dalam rokok, yaitu :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 31/BC/2010

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 29/P/SK/HT/2008 TENTANG KAWASAN BEBAS ROKOK REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI TABANAN BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. hidup bila tidak mampu bergerak, memelihara gerak dalam. mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

Kategori Perokok 1. Perokok Pasif. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi perokok dewasa per hari. Menurut data Global Adult Tobacco Survey

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

4. Dampaknya dan cara penanggulangan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Definisi Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan species lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Sitepoe, Mangku, 2000) 2. Merokok sebagai faktor resiko Berbagai penyakit dimana merokok dianggap sebagai faktor resiko penting adalah batuk menahun, penyakit paru, ulkus peptikum, infertility, gangguan kehamilan dan janin, artherosklerosis serta kanker. Merokok juga mempertinggi kerentanan dan mempecepat seseorang mendapat AIDS, misalnya yang seharusnya menderita AIDS dalam setahun, karena merokok AIDS akan datang dalam setengah tahun (Bustan, Mn 1997). 3. Komposisi rokok Satu satunya negara di dunia yang menghasilkan rokok dengan bahan baku tembakau dan cengkeh hanyalah Indonesia, dengan sebutan rokok kretek dengan perbandingan tembakau dan cengkeh adalah 60 : 40. Sedangkan pembungkusannya, rokok di gulung dengan berbagai jenis pembungkus, ada yang mengunakan kertas, misalnya rokok kretek dan rokok putih, daun nipah, pelepah tongkol jagung atau disebut rokok klobot, dan dengan tembakau sendiri atau disebut rokok cerutu. Lapisan

pembungkus rokok kretek dibuat dua lapis sehingga minyak cengkih ditahan oleh lapisan paling dalam, sedangkan pembungkus lapisan luar tidak tembus oleh minyak cengkeh sehingga warna rokok tetap putih. Rokok biasanya terdiri dari rokok dengan atau tanpa filter. Filter digunakan untuk menyaring bahan bahan yang berbahaya yang didalam asap rokok yang dihisap ( Sitepoe, Mangku, 2000) 4. Bahan bahan yang terkandung dalam asap rokok. a. Nikotin. Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pyrolidine yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dan dapat menyebabkan ketergantungan. b. Karbon Monoksida. Gas karbon monoksida merupakan gas yang didapat dari pembakaran yang kurang sempurna dari senyawa karbon. Gas ini tidak berwarna, dan tidak berbau, dan merupakan gas beracun yang biasa keluar dari mesin mesin kendaraan bermotor. c. Butan. Butan adalah gas yang biasa dipakai dalam pemantik rokok dan beberapa peralatan merokok. d. Tar. Tar adalah gas yang terbentuk dari unsur unsur asap tembakau yang tidak terserap oleh darah dan bersifat sebagai pemacu timbulnya kanker (karsinogenik).

B. Tembakau 1. Jenis Tembakau. Daun tembakau dipetik dari tumbuhan yang termasuk keluarga ( Famili ) Solanaceae dan masuk dalam genus Nicotiana. Tanaman tembakau termasuk jenis tanaman penikmat, tanaman semusim. Daunnya berbentuk bulat telur dengan aroma yang khas. Spesies tembakau yang pernah ada didunia ini diperkirakan mencapai 50. Diantara spesies yang telah dikenal terdapat 3 spesies yang paling banyak dibudidayakan serta mempunyai nilai ekonomis tinggi yaitu Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, Nicotiana macrophylla (Padmo, S, Djatmiko, 1991). 2. Unsur yang mempengaruhi Mutu. Pengertian unsur yang berpengaruh dalam mutu tembakau adalah hal hal yang secara langsung dapat mengukur, menilai mutu tembakau terutama tembakau dalam bentuk kering atau hasil olah akhir. Beberapa bagian dari unsur penting yang mempengaruhi mutu tembakau antara lain: ukuran dan bentuk daun, kepadatan jaringan, berat persatuan luas, elastis, body, getah, mutu bakar, sifat fisiologis, aroma, warna, rasa, sifat higroskopis (termasuk kadar air), daya isi dan resistensi pecah (Makfoeld, djarir, 1994). C. Nikotin Menurut Amstrong Sue (1992) nikotin adalah bahan kimia berminyak yang tidak berwarna merupakan salah satu racun yang paling keras yang kita kenal. Nikotin adalah sejenis obat yang dalam jumlah kecil sudah cukup untuk merangsang atau penenang.

Dosis yang lebih besar bisa membahayakan manusia dan sedikit lebih besar lagi dapat membunuh manusia. Suntikan nikotin dari sebatang rokok langsung pada pembuluh darah seseorang yang sehat maka ia akan mati dalam beberapa menit. Nikotin merupakan racun yang sangat kuat sehingga digunakan secara luas untuk membunuh serangga yang kebal terhadap racun yang lain. Nikotin paling banyak berada di sepertiga terakhir pada bagian rokok. 1. Rumus Nikotin Nikotin termasuk senyawa alkaloid mempunyai rumus bangun: N N CH 3 Nikotin mempunyai rumus molekul C 10 H 14 N 2 dengan berat molekul 162,23 (Clarke, 1986) 2. Sifat sifat nikotin Daun tembakau kering mengadung 2-8 % nikotin, yang terikat dengan asam sitrat dan malat. Berbentuk cairan seperti minyak tak berwarna sampai warna kuning pucat dan akan berubah menjadi coklat apabila terkena udara atau sinar. Sangat higroskopis dan mudah membentuk garam dengan semua asam, sangat mudah larut dalam alkohol,

chloroform, ether, petroleum ether, minyak tanah dan minyak nabati. (Sudarmadji, S. 1997) 3. Kegunaan nikotin Nikotin merupakan racun yang sangat kuat, sehingga digunakan untuk membunuh serangga. Pada tembakau jenis Nicotiana tabacum mengandung nikotin sebesar 1-3 % digunakan sebagai bahan kenikmatan seperti cerutu, sigaret dan susur. Selain itu digunakan pula untuk pembuatan preparat-preparat insektisida. D. Pita Cukai Pita cukai adalah kertas yang berbentuk pita yang ditempelkan pada bungkus rokok sebagai bukti bahwa produsen rokok tersebut telah melunasi cukai tembakau sesuai dengan UU No. 11 tahun 1995 tentang barang kena cukai. Pada rokok kretek yang berpita cukai biasanya dicantumkan pula kadar nikotin dan tar rokok tersebut. E. Pengaruh Nikotin Terhadap Tubuh 1. Meningkatkan tekanan darah Secara langsung tidak ada kaitan antara peningkatan tekanan darah dengan merokok. Tetapi merokok akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh darah di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 10 25 mmhg serta menambah detak jantung 5 20 kali permenit. 2. Faktor resiko penyakit jantung Merokok berkaitan erat dengan resiko penyakit jantung. Zat-zat kimia dalam asap rokok terserap ke dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke seluruh tubuhdan

mempengaruhi setiap sel tubuh. Zat-zat kimia ini sering membuat pembuluh darah nenyempit dan membuat sel-sel darah yang disebut platelet (trombosit) menjadi lebih lengket sehingga lebih mudah membentuk gumpalan (Davidson,C,2003). 3. Mengganggu sistem pernafasan Dalam asap rokok, nikotin tidak diserap dengan sempurna sehigga sebagian kecil saja yang mencapai aliran darah, sehingga terjadi perangsangan terhadap saluran nafas yang dapat menyebabkan seseorang perokok mudah terserang penyakit saluran nafas seperti faringitis dan sindrom pernafasan merokok. F. Mengurangi Resiko Bahaya Merokok 1. Berhenti merokok Berhenti merokok merupakan langkah pertama yang terbaik bagi perokok untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Ada beberapa metode yang secara umum dicoba dengan cara-cara berikut: a. Inisiatif sendiri Artinya tidak memakai pertolongan pihak luar. Menghindarkan diri dari rencana yang terlalu ketat karena bila tidak tecapai anda akan kecewa dan kembali merokok. b. Menggunakan permen yang mengandung nikotin Permen nikotin digunakan untuk mengurangi penggunaan rokok. Barang tersebut dibeberapa negara didapat berdasarkan resep dokter. Selama menggunakan produk tersebut dilarang merokok dan ada batas waktu lama penggunaannya. c. Kelompok program

Para anggota dari kelompok tersebut dapat saling memberi nasehat dan dukungan diantara mereka. Program demikian banyak yang berhasil tetapi memerlukan biaya dan waktu. d. Metode akupuntur Caranya dengan memasukkan jarum kedalam kulit. Umumnya diperlukan berkali-kali perawatan untuk mempertinggi kemungkinan keberhasilan berhenti merokok. 2. Mengurangi kadar nikotin a. Mengurangi batang rokok yang dirokok b. Mengurangi jumlah asap rokok yang dihisap, misalnya asap rokok dihisap sampai mulut saja kemudian dihembuskan keluar. c. Menghindari rokok yang membentuk kondensasi asap yang tinggi, misalnya tembakau dalam keadaan kering betul. d. Menggunakan rokok berfilter (Target,G.1992). G. Metode Penetapan Kadar Nikotin 1. Acidimetri Acidimetri adalah salah satu metode penetapan kadar dengan larutan standart asam sebagai titrannya. Prinsip penetapan kadar nikotin: Prinsip penetapannya adalah reaksi penetralan asam basa, nikotin (C 10 H 14 N 2 ) yang merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah bereaksi dengan HCl akan mengikat satu atom H + dan melepaskan ion Cl -. Reaksi ini terjadi pada kisaran ph 6,0-6,2 sehingga

dipakai indikator methyl red, titik akhir titrasi diketahui dengan terbentuknya warna merah yang konstan. Reaksi yang terjadi : N + HCl N + Cl - N CH 3 N CH 3 H + ( V x N )HCl x 1,6223 Kadar nikotin = x 100 % N x berat sampel (mg) Ket : V = volume HCl N = normalitas HCl N normalitas kesetaraan (0,01 N) 1ml larutan HCl 0,01 N 1,6223 mg nikotin. 2. Titrasi Bebas Air (TBA) Titrasi bebas air adalah titrasi yang menggunakan pelarut bukan air, pelarut yang digunakan adalah senyawa organik tujuannya adalah untuk memperbesar kekuatan asam

lemah atau basa lemah sehingga reaksi bisa berjalan lebih sempurna, contoh pelarutnya methanol dan benzene. Prinsip penetapan kadar nikotin: Nikotinmerupakan alkaloid yang bersifat basa lemah, dengan penambahan asam asetat akan memperkuat kekuatan basanya. Nikotin kemudian dititrasi dengan baku asam perklorat menggunakan indikator kristal violet, titik akhir titrasi tercapai apabila warna larutan berubah dari violet menjadi biru. Reaksi yang terjadi: C 10 H 14 N 2 + HClO 4 C 10 H 15 N 2 + ClO 4 Perhitungan: ( V x N )HClO 4 x BE nikotin Kadar nikotin = x 100 % berat sampel (mg) Ket : V = volume HClO 4 N = normalitas HClO 4 BE = berat equivalent nikotin 3. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Merupakan tehnik pemisahan komponen-komponen campuran dengan pelarut non-polar yang dilewatkan pada kolom dengan tekanan sampai dengan 400 atm, kolom ini berisi partikel silika yang sangat kecil. Penetapan kadar dengan metode ini menggunakan peralatan yang lebih canggih bila dibandingkan dengan metode-metode konvensional. Prinsip penetapan kadar nikotin:

Nikotin pada tembakau diekstraksi menggunakan isopropanol, hasil ekstraksi diinjeksikan kedalam alat yang sudah dipersiapkan. Kadar nikotin dihitung dengan membandingkan hasil rekaman kromatogram antara sampel dengan baku. Pada penelitian ini dipakai metode acidimetri karena metode ini menggunakan instrumen dan reagensia yang mudah didapat. G. Kerangka Teori Cengkeh Rokok kretek terdiri dari Tembakau Nikotin Termasuk senyawa alkaloid (basa lemah) Titrasi acidimetri Kadar nikotin