Service Quality dan Customer Satisfaction

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

Konsep Gap Analysis dalam Memenuhi Kepuasan Pelanggan Oleh: Jufina

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

CHAPTER 8 MANAGING SERVICES FOR BUSINESS MARKETS. Dr. AMA Suyanto

BAB II URAIAN TEORITIS. Krisviyanti (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis pengaruh

BAB II. Tinjauan Pustaka

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jasa. 2.2 Pengertian Kualiatas Pelayanan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan, tetapi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang spesifik. Dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

TOTAL QUALITY MANAGEMENT dan KEPUASAN PELANGGAN DALAM JASA PARIWISATA Oleh Iis prasetyo, MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penumpang Pada Travel Rosalia Indah Malang, alat analisis data dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik

#14 KEPUASAN PELANGGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

arti pemasaran, disini penulis mengutip pendapat dari beberapa ahli pemasaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

#13 KEPUASAN PELANGGAN

KEPUASAN PELANGGAN #12

BAB II LANDASAN TEORI. sebuah bentuk kontak dengan pelanggannya, mulai dari pengiklanan hingga

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja

PENGARUH PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BRITAMA PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. lain. (George R. Terry, Ph.D) Jasa adalah pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk terus meningkatkan daya saingnya agar tidak ketinggalan oleh para

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB II LANDASAN TEORI. Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapatkan standar baru lain yang lebih baru dan lebih baik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam jaman yang semakin modern ini, fotografi berkembang dengan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI APOTEK KIMIA FARMA 63 SURAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manajemen yang sangat penting bagi sebuah bank. Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan dan harapan manusia yang terus-menerus meningkat. Hal ini dapat

Transkripsi:

Service Quality dan Customer Satisfaction Berbagai tantangan industri jasa: 1. Ikut sertanya para pelanggan di dalam proses produksi jasa 2. produksi dan konsumsi berlangsung secara bersamaan, 3. Perishability 4. Pencapaian konsistensi di dalam produksi dan pengiriman jasa 5. Peraturan-peraturan 6. Tantangan sosial, finansial, maupun budaya dalam berbagai bentuk

Semakin pentingnya efisiensi yang lebih tinggi, kualitas yang lebih baik, dan biaya yang lebih rendah Dalam jangka panjang, faktor terpenting yang mempengaruhi kinerja usaha adalah kualitas barang maupun jasa yang ditawarkan oleh suatu organisasi, relatif terhadap pesaing-pesaingnya Secara lebih umum, pengelolaan kualitas merupakan strategi paling signifikan untuk menjamin kelangsungan hidup suatu organisasi Secara teknis, tersedianya kualitas pelayanan yang baik terkait secara langsung dengan peningkatan laba, pangsa pasar, dan penghematan biaya

Mengapa Kualitas Pelayanan? Erat kaitannya dengan biaya, profitabilitas, kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, dan garansi pelayanan. Salah satu penggerak pemasaran korporat dan kinerja finansial. Salah satu faktor penting di dalam pencapaian keunggulan kompetitif dan kesuksesan finansial di sektor jasa.

Pengertian Kualitas Pelayanan: Teas: perbandingan antara kinerja aktual dengan suatu standar ideal. Berry dkk.: kesesuaian dengan spesifikasi pelanggan. Diukur dengan mendapatkan suatu perbandingan antara apa yang diharapkan oleh pelanggan (expectation) dengan penilaian mereka tentang pelayanan yang mereka terima (perceptions) Expectation: pikiran atau keyakinan seorang individu tentang kinerja suatu jasa di masa mendatang Expectation mencerminkan kinerja antisipatif dan terutama dipengaruhi oleh pengalaman personal, komunikasi dari mulut ke mulut, dan pengalaman komunikasi organisasi dengan pihak eksternal Perception diartikan sebagai opini seorang individu tentang pelayanan yang telah dialaminya Seseorang akan mempunyai expectation terhadap produk jasa yang ditawarkan oleh semua organisasi yang diketahuinya. Perception akan terbentuk hanya jika orang tersebut

Dimensi (Komponen) Kualitas Pelayanan Peneliti Swan dan Combs (1976) Lehtinen dan Lehtinen (1982) Donabedian (1980) Dimensi kualitas pelayanan Kualitas instrumental dan kualitas ekspresif Kualitas interaktif, kualitas fisik, dan kualitas korporat Struktur, proses, dan outcome (dampak) Maxwell (1984) Efektivitas, efisiensi, akseptabilitas, akses, equity, dan relevansi Grönroos (1984) Parasuraman dkk. (1985) Parasuraman dkk. (1988) Kualitas teknis dan kualitas fungsional Tangibles, reliability, responsiveness, communication, credibility, security, competence, courtesy, understanding, access Tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy

Karakteristik Industri Jasa: Intangibility Perishability Interpersonal Inseparability/ simultaneous production and consumtion Heterogeneity Non-returnable Personal Psychic Needs-match uncertainty High customer involvement dikembangkan beberapa metode khas untuk menemukan, mengukur, dan menganalisa determinan dari kualitas pelayanan

Mengapa Perlu Diukur? Hasil pengukuran dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara sebelum dan sesudah terjadinya perubahan pada suatu organisasi; Pengukuran diperlukan untuk menemukan letak permasalahan yang terkait dengan kualitas; dan Hasil pengukuran diperlukan untuk menetapkan standar pelayanan kualitas

SERVQUAL Sepuluh Komponen Awal: Reliability, meliputi konsistensi kinerja dan dependability. Responsiveness, berkenaan dengan kemauan atau kesediaan karyawan untuk menyediakan layanan. Competence, dimaksudkan sebagai pemilikan ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalankan jasa. Access, mencakup kemudahan untuk didekati dan kemudahan kontak. Courtesy, mencakup kesopanan, penghargaan, perhatian, dan keramahtamahan karyawan. Communication, yaitu menjaga agar pelanggan tetap mendapatkan informasi dengan bahasa yang mudah mereka pahami. Credibility, mencakup kelayakan untuk dapat dipercaya, kejujuran. Security, yaitu bebas dari rasa takut, resiko, atau keragu-raguan.

Lima Komponen/ Dimensi: Reliability, merujuk kepada kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan handal. Assurance, merupakan karyawan yang sopan dan berpengetahuan luas yang memberikan rasa percaya serta keyakinan. Tangibles, menggambarkan fasilitas fisik, perlengkapan, dan tampilan dari personalia serta kehadiran para pengguna. Empathy, mencakup kepedulian serta perhatian individual kepada para pengguna. Responsiveness, yaitu kesediaan untuk membantu partisipan dan memberikan perhatian yang tepat

Lima Gap: Komunikasi mulut ke mulut Kebutuhan personal Pengalaman yang lalu Jasa yang diharapkan Gap 5 Konsumen Jasa yang dirasakan Manajemen (penyedia pelayanan) Penyampaian jasa Gap 4 Komunikasi eksternal Gap 1 Gap 3 Penjabaran jasa Gap 2 Persepsi manajemen

Lima Gap: Gap 1, yaitu gap antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen tentang harapan tersebut. Misalnya, pelayanan yang diberikan oleh bank B adalah memberikan fasilitas tempat dan teknologi yang mutakhir untuk keperluan menarik nasabahnya. Akan tetapi ternyata nasabahnya lebih mengharapkan bunga bank yang menarik. Gap ini terjadi karena kurangnya orientasi penelitian pemasaran, pemanfaatan yang tidak memadai atas temuantemuan penelitian, kurangnya interaksi antara pihak manajemen dan pelanggan, komunikasi dari bawah ke atas yang tidak memadai, serta terlalu banyaknya tingkat manajemen. Itu semua berujung kepada kurangnya pemahaman manajemen tentang apa yang menjadi harapan

Lima Gap: Gap 2, yaitu gap antara persepsi manajemen tentang harapan pelanggan dan spesifikasi dari kualitas pelayanan. Seorang manajer operasional suatu bank, misalnya, memberikan instruksi kepada teller-nya untuk melayani para nasabah dengan cepat, tanpa menentukan waktu standar yang konkret dan spesifik mengenai cepatnya pelayanan yang diharapkan oleh manajemen. Gap ini terjadi, antara lain, karena karena tidak memadainya komitmen manajemen terhadap kualitas jasa, persepsi mengenai ketidaklayakan, tidak memadainya standarisasi tugas, dan tidak adanya penyusunan tujuan.

Lima Gap: Gap 3, antara spesifikasi kualitas pelayanan dan pemberian pelayanan kepada pelanggan. Misalnya, teller di suatu bank yang dihadapkan pada standar yang bertentangan, di mana di satu sisi harus mendengarkan keluahan nasabah dan di sisi yang lain harus memberikan pelayanan secara cepat. Contoh yang lain, menurut standar pelayanan, seorang pembeli yang antri untuk membayar di depan kasir akan dilayani dalam waktu 3 menit, namun dalam kenyataannya pembeli dilayani dalam waktu lebih dari 3 menit.

Gap 3 (cont d): Gap ini disebabkan oleh: Ambiguitas peran, yaitu adanya tuntutan kepada pegawai/ karyawan untuk dapat melaksanakan tugas sesuai dengan harapan manajer dan sekaligus mampu memuaskan pelanggan; Konflik peran, yaitu sejauh mana pegawai/ karyawan meyakini bahwa mereka tidak memuaskan semua pihak; Kesesuaian pegawai/ karyawan dengan tugas yang harus dikerjakannya; Kesesuaian teknologi yang digunakan oleh pegawai/ karyawan; Sistem pengendalian dari atasan, yaitu tidak memadainya sistem reward and punishment; Perceived control, yaitu sejauh mana pegawai/ karyawan merasakan kebebasan atau fleksibilitas untuk menentukan cara pelayanan; Teamwork, yaitu sejauh mana pegawai/ karyawan dan manajemen merumuskan tujuan bersama di

Lima Gap: Gap 4, antara pemberian pelayanan dan komunikasi eksternal. Harapan pelanggan mengenai kualitas pelayanan dipengaruhi oleh pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh perusahaan melalui komunikasi pemasaran. Namun janji melalui komunikasi pemasaran ternyata tidak dapat diberikan oleh petugas/ karyawan pemberi pelayanan. Misalnya, suatu bank mengeluarkan brosur mengenai pelayanan bank dengan gambar lokasi indah, ruang yang luas, dan hadiah langsung yang menarik. Namun ketika nasabah bank tersebut datang langsung ke kantor bank, mereka mendapati bahwa kantor bank tersebut ternyata hanya memiliki ruang pelayanan yang sempit, tidak seindah pada gambar, dan hadiah langsung tidak dapat diberikan kepada nasabah dengan berbagai alasan. Gap ini terjadi karena hal-hal berikut: Tidak memadainya komunikasi horisontal; Adanya kecenderungan untuk memberikan janji yang berlebihan.

Lima Gap: Gap 5, antara persepsi dan harapan pelanggan. Jika pelayanan yang diterima lebih baik daripada pelayanan yang diharapkan atau setidaknya sama, maka perusahaan akan memperoleh citra dan dampak yang positif. Sebaliknya jika pelayanan yang diterima dirasakan lebih rendah dari pelayanan yang diharapkan, maka gap ini akan menimbulkan permasalahan bagi perusahaan. Gap ini dapat diketahui atau dirasakan oleh pelanggan dari orang lain, pengalaman masa lalunya, dan ketidaksesuaian dengan kebutuhannya. Di sini pelanggan mempunyai persepsi sendiri di dalam mengukur kinerja dan/ atau kualitas pelayanan yang diberikan. Misalnya, customer service dari sebuah bank menjelaskan dengan rinci mengenai produk baru kepada salah satu nasabah, tetapi nasabah menginterpretasikan

Komunikasi dari mulut ke mulut kebutuhan Pengalaman masa lalu Dimensi kualitas pelayanan: Tangibles Reliability Responsiveness Empathy Assurance Pelayanan yang diharapkan Pelayanan yang diperkirakan akan diterima Kualitas pelayanan yang akan diterima: Kualitas pelayanan yang diterima lebih baik dari yang dirasakan Kualitas pelayanan yang diterima sama dengan yang dirasakan Kualitas pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang dirasakan

Penyebab masing-masing gap: Otoritas penelitian pasar Komunikasi atasan-bawahan Gap 1 Struktur manajerial Komitmen perorangan terhadap kualitas pelayanan Penetapan tujuan Standarisasi petugas pelayanan Gap 2 Persepsi kelompok pelayanan Tim kerja Kesesuaian pegawai dengan pekerjaan Kesesuaian tekonologi pekerjaan Perceived control Sistem pengawasan Gap 3 Kualitas pelayanan (Gap 5) Tangibles Assurance Responsiveness Empathy Reliability Konflik peran Ketidakpastian peran Komunikasi dengan pelanggan Janji yang berlebihan Gap 4

Gap = service quality (SQ) = perception (P) expectation (E). Untuk setiap responden, nilai SQ dari tiaptiap dimensi kualitas pelayanan dihitung n j dengan rumus Pberikut: ij Eij SQ j i 1 n j SQ j = SQ dari dimensi ke-j, E ij = nilai harapan dari atribut ke-i di dalam dimensi ke-j, Pij = persepsi dari atribut ke-i di dalam dimensi ke-j, dan = banyaknya atribut di dalam dimensi ke-j. n j

Setelah SQj diperoleh, berikutnya dicari skor rata-rata untuk tiap-tiap dimensi dengan menyertakan data dari semua responden. Suatu skor SQ total juga dapat dicari dengan mengambil nilai rata-rata aritmetik dari kelima dimensi yang ada. Skor positif menunjukkan adanya pelayanan yang lebih baik daripada yang diharapkan, skor negatif menandakan suatu pelayanan yang buruk, dan skor nol merupakan petunjuk adanya pelayanan yang memuaskan. Besarnya tingkat kepentingan tiap-tiap dimensi dinilai dengan menggunakan daftar pertanyaan tertentu, sebagaimana disajikan di Tabel. Angka yang diminta untuk dimasukkan ke dalam tiap-tiap daftar pertanyaan untuk tiap-

Menghilangkan Gap 1: Memberikan kesempatan kepada para pelanggan untuk menyampaikan ketidakpuasan mereka kepada perusahaan; Mencari tahu keinginan dan harapan para pelanggan perusahaan-perusahaan sejenis; Mencari tahu keinginan dan harapan para pelanggan melalui para perantara penjualan (intermediaries); Melakukan penelitian yang mendalam terhadap pelanggan-pelanggan penting; Membentuk suatu panel pelanggan; Menanyakan kepuasan pelanggan segera setelah bertransaksi dengan perusahaan; Melakukan studi komprehensif mengenai harapan pelanggan; Menindaklanjuti temuan riset pemasaran seefektif mungkin; Mempertinggi interaksi antara perusahaan dan para pelanggan; Memperbaiki kualitas komunikasi antarsumber daya

Menghilangkan Gap 2: Memperbaiki kualitas kepemimpinan perusahaan; Mempertinggi komitmen sumber daya manusia terhadap kualitas pelayanan; Mendorong sumber daya manusia untuk lebih inovatif dan reseptif terhadap gagasangagasan baru; Standarisasi pekerjaan-pekerjaan tertentu terutama yang rutin sifatnya; Penetapan tujuan yang ingin dicapai secara efektif (atas dasar keinginan dan harapan para pelanggan)

Menghilangkan Gap 3: Memperjelas pembagian pekerjaan; Meningkatkan kesesuaian antara sumber daya manusia, teknologi, dan pekerjaan; Mengukur kinerja dan memberikan imbalan sesuai dengan kinerja; Memberikan kewenangan yang lebih besar kepada sumber daya manusia yang lebih dekat dengan para pelanggan; Membangun kerjasama antarsumber daya manusia; Memperlakukan para pelanggan seperti bagian dari keluarga besar perusahaan

Menghilangkan Gap 4: Memperlancar arus komunikasi antara unit promosi/ iklan dan unit operasi, antara unit penjualan dan unit operasi, dan antara unit personalia, pemasaran, dan operasi; Memberikan layanan yang konsisten di semua tingkatan perusahaan; Memberikan perhatian yang lebih besar pada aspek-aspek vital kualitas pelayanan; Menjaga agar pesan-pesan yang disampaikan secara eksternal tidak membentuk harapan para pelanggan yang melebihi kemampuan perusahaan; Mendorong para pelanggan untuk menjadi pelanggan yang baik dan setia

Model Berry untuk Hilangkan Gap 1-4: Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Menumbuhkan kepemimpinan yang efektif Membangun sistem informasi layanan Merumuskan strategi layanan Menerapkan strategi layanan

Kepemimpinan yang efektif: Kepemimpinan merupakan langkah 1 di dalam model di atas, karena kepemimpinan merupakan motor penggerak pembaharuan layanan. Tanpa kepemimpinan yang efektif, yang berarti tanpa visi dan arahan yang jelas serta tanpa bimbingan dari manajemen puncak, upaya untuk memberikan pelayanan yang berkualitas niscaya akan sulit untuk diwujudkan. Terdapat 4 cara untuk menumbuhkan kepemimpinan yang efektif, yaitu: Mendorong kelancaran proses belajar di kalangan manajemen puncak Mempromosikan orang yang tepat untuk mendukung jabatan eksekutif puncak

Membangun Sistem Informasi Layanan: Sistem informasi layanan menyediakan data dan informasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan kualitas layanan. Sistem informasi pelayanan yang efektif akan mampu: menyuarakan keinginan dan harapan para pelanggan, mengidentifikasikan berbagai kekurangan layanan yang diberikan oleh perusahaan, memandu alokasi sumberdaya perusahaan untuk kepentingan peningkatan kualitas pelayanan, memungkinkan perusahaan untuk memantau kualitas pelayanan para pesaing, memberikan umpan balik atas upaya perbaikan kualitas pelayanan, dan

Merumuskan Strategi Layanan: Strategi layanan bagi perusahaan merupakan perekat sumberdaya manusia sehingga mereka bergerak secara bersama-sama ke arah tujuan yang sama, yaitu memberikan layanan dengan kualitas setinggi mungkin kepada para pelanggan. Oleh karenanya strategi layanan harus dimengerti dan merupakan motivasi bagi setiap individu yang ada di dalam perusahaan. Selain itu strategi layanan harus mampu memberikan petunjuk kepada manajemen perusahaan mengenai layanan-layanan yang kurang berkenan bagi para pelanggan sehingga dapat diambil langkah-langkah perbaikan.

Menerapkan Strategi Layanan: Supaya efektif, ditempuh langkah-langkah berikut: Struktur organisasi yang dapat menjadi media bagi berkembangnya budaya perusahaan yang menitikberatkan pada penyempurnaan yang terusmenerus, menjadi pemandu upaya-upaya perbaikan kualitas layanan, peningkatan kemampuan teknis sumberdaya guna mendukung upaya perbaikan kualitas layanan, serta memberikan jalan keluar dari berbagai persoalan yang berkaitan dengan kualitas layanan. Teknologi yang dapat diterapkan untuk memperbaiki sumberdaya, metode kerja, dan sistem informasi, yang kesemuanya mendukung keberhasilan upaya perbaikan kualitas layanan. Sumberdaya manusia yang mempunyai sikap, perilaku, pengetahuan, dan kemampuan yang mendukung efektivitas realisasi strategi layanan.

Manfaat SERVQUAL: Mendapatkan pemahaman tentang kualitas pelayanan saat ini Mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang bobot kepentingan tiap-tiap dimensi berdasarkan sudut pandang pelanggan Dapat melakukan perbandingan terhadap berbagai kelompok pelanggan yang terdapat pada suatu organisasi Dapat melakukan perbandingan kualitas pelayanan yang diberikan oleh berbagai bagian yang ada di dalam suatu organisasi Dapat digunakan untuk memahami pelanggan internal secara lebih baik

Hubungan harapan pelanggan, kepuasan pelanggan, dan kualitas pelayanan Expected services Perceived service quality Desired services Service quality measures Adequate services Predicted services Perceived service adequacy Perceived services Satisfaction

Upaya peningkatan kepuasan pelanggan: Memperkecil gap yang terjadi antara pihak manajemen dan pelanggan. membangun komitmen bersama untuk menciptakan visi di dalam perbaikan proses pelayanan. Komitmen bersama dalam hal ini adalah memperbaiki cara berpikir, perilaku, kemampuan, dan pengetahuan dari semua sumberdaya manusia yang ada, baik di tingkat top management, middle management, maupun di tingkat operator pelayanan. Beberapa sarana penunjang untuk mempertahankan komitmen dengan pelanggan internal adalah dengan metode brainstorming, nominal group technique, quality circle, kotak saran, dan management by walking around. Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan. Dalam hal ini perusahaan dapat membentuk complaint and suggestion systems, misalnya dengan mengadakan hotline bebas pulsa. Kepuasan pelanggan perlu disurvey melalui telepon dan

Menempuh upaya ghost shopping, yaitu perusahaan mencari informasi mengenai catatan baik buruknya pembeli yang potensial di dalam membeli produk perusahaan dan produk pesaing. Menerapkan lost customer analysis, yaitu analisis terhadap pelanggan yang tidak lagi berbelanja/ membeli jasa perusahaan. Mengembangkan dan menerapkan accountable, proactive, and partnership marketing sesuai dengan situasi pemasaran. Accountable marketing: Perusahaan menghubungi pelanggan dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah memberikan jasa untuk mengetahui kepuasan dan harapan pelanggan. Proactive marketing: perusahaan menghubungi pelanggan dari waktu ke waktu untuk mengetahui perkembangan pelayanan kepada pelanggannya. Partnership marketing: upaya pemasaran oleh perusahan dengan maksud untuk membangun kedekatan dengan pelanggan yang bermanfaat untuk

Penyediaan jasa yang berkualitas buruk dan adanya pelanggan yang tidak terpuaskan merupakan antecedent dari beberapa hal kritis berikut ini: Pertama, beralihnya pelanggan kepada penyedia jasa yang lainnya serta adanya upaya pelanggan tersebut di dalam mempengaruhi pelanggan yang lain dalam hal persepsi mereka terhadap kualitas yang diberikan. Kedua, sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa pelanggan yang terpuaskan berpotensi untuk menjadi pelanggan yang loyal, dan hal itu berarti meningkatnya profit. Ketiga, pelanggan yang tidak terpuaskan