BAB II URAIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) mempunyai hubungan yang positif yang sangat kuat dan signifikan terhadap Return on Investment (ROI). Hal ini dapat dibuktikan dari besarnya koefisien korelasi atau r = 0,924 dan rh (0,924) > r tabel (0,878). Quick ratio memiliki hubungan positif kuat dan tidak signifikan terhadap ROI. Hal ini dapat dibuktikan dari besarnya koefisien korelasi atau r = 0,736 dan rh (0,736) < r tabel (0,878). Debt to Total Equity Ratio (DER) memiliki hubungan negatif rendah dan tidak signifikan terhadap ROI. Hal ini dapat dibuktikan dari besarnya koefisien korelasi atau r = 0,261 dan rh (0,261) < r tabel (0,878). Debt to Total Asset Ratio (DAR) memiliki hubungan negatif yang sangat lemah dan tidak signifikan terhadap ROI. Hal ini dapat dibuktikan dari besarnya koefisien korelasi atau r = 0,070 dan rh (0,070) < r tabel (0,878). Nainggolan (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. Hutan Barumun Perkasa Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inventory Turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment. Hal ini dapat dibuktikan dari t hitung (1,829) < t tabel (2,021). Average Collection Periode

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment. Hal ini dapat dibuktikan dari t hitung (2,279) > t tabel (2,021). Working Capital Turnover mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment. Hal ini dapat dibuktikan dari t hitung (4,139) > t tabel (2,021). Fixed Asset Turnover mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment. Hal ini dapat dibuktikan dari t hitung (3,955) > t tabel (2,021). Total Asset Turnover mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment. Hal ini dapat dibuktikan dari t hitung (4,736) > t tabel (2,021). B. Rasio Likuiditas Harahap (2008: 301) berpendapat bahwa rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos pos aktiva lancar dan utang lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut: 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Harahap (2008:301) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk beberapa kali atau dalam bentuk presentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah

jika berada di atas 1 atau 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar. Rumus : Current Ratio = x 100% 2. Rasio Cepat Harahap (2008:302) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan kemampuan akiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini akan semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Acid Test Ratio = 3. Rasio Kas atas Aktiva Lancar Harahap (2008:302) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar. Rasio Kas atas Aktiva Lancar = 4. Rasio Kas atas Utang Lancar Harahap (2008:302) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi utang lancar.

Rasio Kas atas Utang Lancar = 5. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva Harahap (2008:302) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan porsi Aktiva Lancar atas Total Aktiva. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva = 6. Rasio Aktiva Lancar dan Total Utang Harahap (2008:303) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total kewajiban perusahaan. Rasio Akiva Lancar dan Total Utang = C. Rasio Leverage Harahap (2008: 306) berpendapat bahwa rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang. Beberapa rasio leverage ini adalah sebagai berikut:

1. Debt to Total Assets Ratio Horne (2005: 210) berpendapat bahwa rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Semakin tinggi Debt to Total Assets Ratio, maka semakin besar resiko keuangannya, semakin rendah rasio ini, maka akan semakin rendah resiko keuangannya. Debt to Total Assets Ratio = 2. Debt to Equity Ratio Syamsuddin (2007: 54) berpendapat bahwa rasio ini menujukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Hal ini biasanya digunakan untuk mengukur financial leverage dari suatu perusahaan. Debt to Equity Ratio = 3. Capital Adequacy Ratio Harahap (2008:307) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan kecukupan modal yang ditetapkan lembaga pengatur yang khusus berlaku bagi industri industri yang berada di bawah pengawasan pemerintah misalnya Bank dan Asuransi. Rasio ini dimaksudkan untuk menilai keamanan dan kesehatan perusahaan dari sisi modal pemiliknya.

Capital Adequacy Ratio = 4. Capital Formation Harahap (2008:307) mengatakan bahwa rasio ini mengukur tingkat pertumbuhan suatu perusahaan (khususnya usaha bank) sehingga dapat bertahan tanpa merusak Capital Adequacy Ratio. Capital Formation = D. Rasio Aktivitas Harahap (2008: 308) berpendapat bahwa rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Beberapa rasio aktivitas ini adalah sebagai berikut: 1. Inventory Turn Over Harahap (2008:308) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Inventory Turnover =

Rata rata Persediaan dihitung dengan cara: Rata rata Persediaan = 2. Receivable Turn Over Harahap (2008:308) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Receivable Turnover = 3. Fixed Asset Turn Over Harahap (2008:309) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi. Fixed Asset Turnover = 4. Total Asset Turn Over Harahap (2008:309) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Total Asset Turnover = 5. Periode Penagihan Piutang Harahap (2008:309) mengatakan bahwa angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya semakin baik. Periode Penagihan Piutang = E. Rasio Kemampulabaan Harahap (2008: 304) mengatakan bahwa rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Beberapa rasio kemampulabaan adalah sebagai berikut: 1. Margin Laba (Profit Margin) Harahap (2008:304) mengatakan bahwa angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Margin Laba =

2. Asset Turn Over Harahap (2008:305) mengatakan bahwa rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Asset Turn Over = 3. Return on Equity Harahap (2008:305) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus. Return on Equity = 4. Return on Total Asset (Return on Investment) Syamsuddin (2007: 63) mengatakan Return on Investment adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Return On Investment = x 100%

5. Basic Earning Power Harahap (2008:305) mengatakan bahwa Basic Earning Power menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio ini semakin baik. Basic Earning Power = 6. Earning Per Share Harahap (2008:305) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. Earning Per Share = 7. Contribution Margin Harahap (2008:306) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba. Conribution Margin =

F. Hubungan Current Ratio, Debt to Total Assets Ratio, dan Total Assets Turnover dengan Return on Investment Hanafi (2004: 37) mengatakan bahwa current ratio yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar (likuiditas tinggi dan risiko rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Besarnya hasil perhitungan current ratio menunjukkan besarnya aktiva lancar yang dapat menjamin kewajiban lancar. Semakin besar current ratio, maka likuiditas perusahaan semakin tinggi (Warsono, 2003:35). Hanafi (2004: 41) tentang Debt to Total Assets Ratio, berpendapat bahwa rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan utang yang tinggi. Penggunaan utang yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas, di lain pihak, utang yang tinggi juga akan meningkatkan resiko. Syamsuddin (2007: 62) mengatakan bahwa Total Assets Turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi Total Assets Turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Total Assets Turnover ini penting bagi kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas.