ARTIKEL EFEKTIFITAS HIDROTERAPI RENDAM HANGAT DALAM PENURUNAN SKALA NYERI EKSTREMITAS PADA PENDERITA ARTRITIS GOUT DI DESA SIDOMULYO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak

EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI ARTRITIS GOUT PADA LANJUT USIA DI KAMPUNG TEGALGENDU KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

SKRIPSI EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT UNTUK MENGURANGI NYERI ARTRITIS RHEUMATOID. Di Desa Singgahan, Kecamatan Pulung, Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN ASAM URAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA ASAM URAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

JURNAL. Vira Julyanatien Igirisa, Rany Hiola, Nasrun Pakaya Jurusan Keperawatan, FIKK UNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia *

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH SENAM 10 MENIT TERHADAP SKALA NYERI PADA PENDERITA GOUT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JENGGOT KOTA PEKALONGAN

PENGARUH RENDAM AIR GARAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PENDERITA GOUT DI DESA KAUMAN KECAMATAN WLINGI KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

PENGARUH KOMPRES AIR GARAM HANGAT TERHADAP NYERI SENDI PADA LANSIA DI UNIT PELAYANAN SOSIAL LANSIA WENING WARDOYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

PENGETAHUAN PENDERITA GOUT ARTRITIS TENTANG TERAPI OLAHRAGA GOUT ARTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

Kata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berupa pembengkakan yang disertai nyeri pada bagian-bagian tubuh seperti lutut, jari

BAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

ARTIKEL EFEKTIVITAS RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS LEREP UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Zainatun Zahrah*), Faridah Aini**), Yunita Galih Yudanari**)

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO

PENGARUH KONSUMSI JUS NANAS TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI DESA BANARAN KULON PROGO YOGYAKARTA

PENGARUH TERAPI WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

Nora Haryani, Gambaran Pengetahua

EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT PADA AREA LUMBAL TERHADAP PENURUNAN NYERI PASCA BEDAH FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

PENGARUH LATIHAN GERAK KAKI (STRETCHING)

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES JAHE TERHADAP INTENSITAS NYERI GOUT ARTRITIS PADA LANSIA DI PSTW BUDI SEJAHTERA KALIMANTAN SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 52 Jombang. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang. dalam layanan pilihan utama masyarakat di Kabupaten Jombang

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA LEYANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI PENINGKATAN ASAM URAT DENGAN MASALAH GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

Transkripsi:

ARTIKEL EFEKTIFITAS HIDROTERAPI RENDAM HANGAT DALAM PENURUNAN SKALA NYERI EKSTREMITAS PADA PENDERITA ARTRITIS GOUT DI DESA SIDOMULYO OLEH: NOVIAS DWITA ARTHIANI 010214B015 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Artikel skripsi dengan judul Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo Ungaran yang disusun oleh: Nama : Novias Dwita Arthiani NIM : 010214B015 Program Studi : Keperawatan Telah disetujui oleh pembimbing utama Skripsi Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran. Ungaran, Agustus 2016 Pembimbing Utama (Faridah Aini, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB) NIDN. 0629037605

EFEKTIFITIAS HIDROTERAPI RENDAM HANGAT DALAM PENURUNAN SKALA NYERI EKSTREMITAS PADA PENDERITA ARTRITIS GOUT DI DESA SIDOMULYO Novias Dwita Arthiani*) Faridah Aini **) Rosalina **) STIKES NGUDI WALUYO 2016 *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES NGUDI WALUYO **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES NGUDI WALUYO Email: 1002.novias@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Artritis gout akan terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa pada ekstremitas. Hidroterapi rendam hangat memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu. Tujuan: Tujuan penelitian untuk menganalisis efektifitas hidroterapi rendam hangat dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout di Desa Sidomulyo. Metode: Penelitian menggunakan metode quasy experiment dengan rancangan Nonequivalent Control with Pretest and Posttest Desaign. Populasi adalah penderita artritis gout di Desa Sidomulyo. Sampel 46 orang yang diambil secara purposive sampling dibagi dalam dua kelompok, 23 kelompok intervensi dan 23 kelompok kontrol. Alat pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner nyeri dengan skala intensitas numerik dengan uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hidroterapi rendam hangat efektif dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout dengan nilai p=0,005 < (α=0,05) dengan penurunan median skala nyeri ekstremitas pada kelompok intervensi yaitu 2,00 dengan nilai minimal -2 dan maksimal 4. Simpulan: Hidroterapi rendam hangat efektif dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout. Saran: Saran bagi penderita artritis gout agar dapat mempraktekkan hidroterapi rendam hangat dengan cara merendam bagian ekstremitas yang nyeri ke dalam wadah berisi air hangat dengan suhu 40,5-43,0 C selama 20 menit dan dilakukan setiap hari pada malam hari antara pukul 19.00-21.00. Kata kunci : hidroterapi rendam hangat, nyeri ekstremitas, artritis gout Kepustakaan : 33 (2006-2014) ABSTRACT Background: On the onset of gout arthritis will, swelling and extreme pain in the extremities will occur suddenly. Hydrotherapy warm bath gives a sense of warmth to provide comfort, reduce or relieve pain, reduce muscle spasm and give sense of Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 1

warmth on specific areas. Purpose: The purpose oh the research is to analyze the effectivity of the hydrotherapy warm bath in extremity pain scale decrease in patients with gout arthritis at Sidomulyo Village. Methods: This research used quasy experiment method with Nonequivalent Control with Pretest and Posttest Design. The population were patients with gout arthritis at Sidomulyo Village. 46 samples were taken by purposive sampling that were categorized into two groups, 23 respondents in intervention group and 23 respondent in control group. The collecting data tool used a questionnaire with pain intensity scale numerical by using Wilcoxon test and Mann-Whitney test. Result: The research result show that hydrotherapy warm bath is effective in decreasing extremity pain scale in patients with gout arthritis with p value = 0,005 < (α = 0,05) with median decrease in extremity pain scale in the intervention group is 2,00 with minimum value -2 and maximum value 4. Conclusion: Hydrotherapy warm bath effective in decreasing extremity pain scale in patients with gout arthritis. Suggestion: Suggestions for patients with gout arthritis to practice hydrotherapy warm bath by bathing extremity which painful into container of warm water with temperature 40,5-43,0 C for 20 minutes and should be done everyday in the evening between the hours of 19:00 to 21:00. Keywords : hydrotherapy warm bath, extremity pain, gout arthritis Bibliographies : 33 (2006-2014) PENDAHULUAN Artritis gout akan terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal. Sendi-sendi lain dapat diserang, termasuk sendi jari-jari tangan, lutut, mata kaki, pergelangan tangan dan siku (Price, 2006). Menurut Smeltzer & Bare (2013), awitan artritis gout terjadi mendadak pada malam hari dan membuat pasien terbangun dengan rasa nyeri yang hebat, kemerahan, pembengkakan serta rasa hangat pada sendi yang sakit. Prevalensi artritis gout berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia tahun 2013 mencapai 11,9% (Riskesdas, 2013). Prevalensi artritis gout di Jawa Tengah, prevalensi penderita artritis gout hiperurisemia 2,6-47,2% yang bervariasi pada berbagai populasi. Sedangkan prevalensi artritis gout juga bervariasi antara 1-15,3%. Pada suatu studi didapatkan insidensi artritis gout 4,9% pada kadar asam urat darah >9 mg/dl, 0,5% pada kadar 7-8,9%, dan 0,1% pada kadar 9 mg/dl (Hidayat, 2009). Dampak penumpukan kristal natrium urat yaitu terbentuknya tofus yang akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga (Smeltzer & Bare, 2013). Dampak nyeri sendi adalah penurunan kualitas harapan hidup seperti kelelahan yang demikian hebatnya, menurunkan rentang gerak tubuh dan nyeri pada gerakan. Menurut Smeltzer & Bare (2013). Tindakan peredaan nyeri nonfarmakologis dapat berupa hipnosis diri, mengurangi persepi nyeri, dan stimulasi kutaneus. Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 2

untuk menghilangkan nyeri yang dapat dilakukan dengan cara hidroterapi rendam hangat. Hidroterapi rendam hangat dilakukan dengan cara merendam ekstremitas yang nyeri dengan menggunakan air hangat yang bersuhu sekitar 40,5-43,0 C selama 20 menit. Mekanisme kerja hidroterapi rendam hangat dalam penatalaksanaan nyeri berada pada tahap modulasi nyeri yaitu dengan cara mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta (serabut non-nosiseptif) yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta-a berdiameter kecil yang kemudian mempengaruhi aktivitas sistem saraf otonom sehingga menghambat transmisi sensasi nyeri dalam jaras asenden (Potter & Perry, 2009). Hidroterapi rendam hangat dapat membantu meredakan rasa nyeri, kaku dan spasme otot. Panas supervisial dapat diberikan dalam bentuk mandi rendam atau mandi siram dengan air hangat dan kompres basah yang hangat. Manfaat maksimal dari hidroterapi rendam hangat akan dicapai dalam waktu 20 menit sesudah aplikasi hidroterapi rendam hangat (Smeltzer & Bare, 2013). Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 penderita gout di Desa Sidomulyo, semua mengatakan bahwa nyeri muncul pada daerah pergelangan dan jari-jari kaki terutama pada malam hari saat beristirahat. Mereka mengatakan selama ini hanya mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri dan apabila tidak minum obat maka akan muncul nyeri lagi. Padahal obatobat analgesik mempunyai efek samping bila diminum dalam jangka panjang. Sembilan penderita artritis gout yang dilakukan wawancara mengatakan belum pernah mencoba hidroterapi rendam hangat, namun 1 dari 10 mengatakan pernah mencoba merendam kaki di dalam air hangat dan mengatakan merasa lebih nyaman. Namun belum semua penderita artritis gout di Desa Sidomulyo mempraktekkan hidroterapi rendam hangat untuk mengurangi nyeri, padahal sebenarnya mudah dilakukan di rumah dan tidak memiliki efek samping seperti obat-obat analgesik. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang Bagaimanakah efektifitas hidroterapi rendam hangat dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo? Tujuan Penelitian Menganalisis efektifitas hidroterapi rendam hangat dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Exsperiment yang menggunakan rancangan Non Randomized Control Group Pretest and Posttest Design (Non Equivalent Control Group). Populasi dalam penelitian ini adalah penderita artritis gout di Desa Sidomulyo yang berkunjung ke Puskesmas Leyangan pada bulan November 2015 hingga bulan Februari 2016 yaitu sejumlah 104 orang (Puskesmas Leyangan, 2016). Jumlah sampel adalah 46 responden dan dibagi menjadi 23 responden untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 Juli sampai dengan 24 Juli 2016 di Desa Sidomulyo. Intervensi yang dilakukan pada penelitian ini adalah hidroterapi rendam hangat Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 3

dengan cara merendam ekstremitas yang nyeri ke dalam wadah berisi air hangat selama 20 menit. Skala nyeri diukur dengan menggunakan skala intensitas nyeri numerik. Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney untuk mengetahui efektifitas hidroterapi rendam hangat dalam penurunan skala nyeri pada penderita artritis gout di Desa Sidomulyo dan menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan skala nyeri ekstremitas pada masingmasing kelompok. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Gambaran Karakteristik Responden Artritis Gout 26 24 22 20 dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan umur 46-55 tahun sejumlah 24 orang dan umur 56-65 sejumlah 22 orang. 26 24 22 20 24 Umur 22 46-55 th 56-65 th 22 Laki-laki 24 Jenis Kelamin Perempuan dapat diketahui bahwa jenis kelamin dengan jumlah terbanyak adalah perempuan. 20 10 0 14 6 6 10 10 dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan pekerjaan terbanyak adalah sebanyak 14 orang tidak bekerja, dan lainnya bekerja sebagai buruh 6 orang, pedagang 6 orang, PNS 6 orang dan swasta 6 orang. 40 20 0 Tidak Bekerja Pedagang Swasta 1 7 Pekerjaan 24 Buruh PNS 10 dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan pendidikan terbanyak adalah sebanyak 24 orang dengan pendidikan terakhir SMA, dan yang paling sedikit adalah pendidikan terakhir SD sejumlah 1 orang. 2. Gambaran Kadar Asam Urat pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo 15 10 5 0 Pendidikan SD SMP SMA Diploma Sarjana 7.7 7.6 Intervensi 4 13.7 13 Min Max Kontrol Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 4

dapat diketahui bahwa kelompok intervensi dengan nilai minimal 7,7 dan nilai maksimal 13,7. Kelompok dengan nilai minimal 7,6 dan nilai maksimal 13,0. 3. Gambaran Skala Nyeri Ekstremitas Sebelum Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat 10 dapat diketahui bahwa kelompok intervensi mempunyai nilai minimal 4 maksimal 8. Sedangkan pada kelompok kontrol memiliki nilai minimal 5 maksimal 8. 4. Gambaran Skala Nyeri Ekstremitas Setelah Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat 10 5 0 5 0 4 Intervensi 2 8 8 Min Intervensi dapat diketahui bahwa kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok intervensi, dengan nilai minimal 5 dan nilai maksimal 8 sedangkan pada kelompok intervensi setelah dilakukan hidroterapi rendam hangat mempunyai nilai minimal dan maksimal yang lebih rendah dibanding dengan kelompok 5 Max Kontrol 7 8 5 Min Max Kontrol kontrol yaitu pada kelompok intervensi nilai minimal skala nyeri ekstremitas adalah 2 dan nilai maksimal 7 Analisis Bivariat 1. Perbedaan Skala Nyeri Ekstremitas Pretest dan Posttest Kelompok Intervensi p value 0,004 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat penurunan skala nyeri ekstremitas pada pretest dan posttest kelompok intervensi. Dengan uji Wilcoxon diperoleh angka signifikansi (nilai p) = 0,004 dimana α (0,05) 2. Perbedaan Skala Nyeri Ekstremitas Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Pengukuran n Median Pretest 23 7,00 Posttest 23 5,00 Pengukuran n Median Pretest 23 6,00 Posttest 23 6,00 p value 0,317 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa median skala nyeri ekstremitas pada pretest dan posttest kelompok kontrol adalah tetap. Dengan uji Wilcoxon diperoleh angka signifikansi (nilai p) = 0,317 dimana α (0,05). 3. Efektifitas Hidroterapi Rendam Hangat Dalam Penurunan Skala Nyeri Ekstremitas Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo Kelompok Min Max Intervensi -2 4 Kontrol -1 2 p value 0,005 Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 5

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penurunan skala nyeri ekstremitas kelompok intervensi dan kontrol berbeda. Dengan uji Mann-Whitney diperoleh angka signifikansi (nilai p) = 0,005 < α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hidroterapi rendam hangat efektif terhadap penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout dengan nilai p 0,005 < α (0,05). PEMBAHASAN Menurut Potter & Perry (2009) skala nyeri adalah karakteristik paling subjektif untuk menilai tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Menurut Smeltzer & Bare (2013) nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Potter & Perry (2009), terjadinya peningkatan dan penurunan skala nyeri dapat dipengaruhi oleh keletihan sebagai akibat dari pekerjaan, secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri. Hasil penelitian lain dari Pepin (2012) menunjukkan sebagian besar penderita nyeri sendi yang memiliki aktivitas fisiknya aktif, hampir separuhnya mengalami intensitas nyeri sendi berat. Hal tersebut didukung oleh penelitian Sigalingging (2013) bahwa faktor jenis kelamin dalam hubungannya dengan faktor yang mempengaruhi nyeri adalah bahwasanya laki-laki dan perempuan tidak mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Rezky (2013) yang menyebutkan bahwa jenis kelamin perempuan paling banyak mengalami nyeri artritis gout yaitu sebanyak 18 orang (60,0%). Hasil penelitian Sigalingging (2013) menunjukkan kaitan tingkat pendidikan dengan nyeri yaitu pendidikan yang tinggi akan lebih mampu mengatasi dan menggunakan koping yang konstruktif dan efektif dari pada yang berpendidikan rendah. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang, termasuk dalam menentukan tindakan yang berpengaruh terhadap kesehatan dirinya (Notoatmodjo, 2007). Menurut Potter & Perry (2009), gaya koping merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nyeri. Menurut teori yang dikemukakan oleh Potter & Perry (2009), penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan nonfarmakologis. Secara farmakologis dengan menggunakan analgesik dan secara nonfarmakologis mencakup intervensi perilaku kognitif dan penggunaan agen-agen fisik Pada kelompok intervensi diberikan hidroterapi rendam hangat yang dilakukan selama 20 menit sehari selama tiga hari berturut-turut. Menurut Setyoadi (2011) hidroterapi rendam hangat dapat meningkatkan kelenturan jaringan otot ikat, kelenturan pada sturktur otot, mengurangi rasa nyeri, dan memberikan pengaruh pada sistem pembuluh darah. Berdasarkan data rekapitulasi kelompok intervensi sebanyak 15 responden mengalami penurunan skala nyeri ekstremitas, penurunan skala nyeri ekstremitas berkisar antara 1-4, sebanyak 6 responden tetap, dan sebanyak 2 responden justru mengalami peningkatan skala nyeri yang berkisar antara 1-2. Menurut Potter & Perry (2009) penurunan dan peningkatan nyeri dapat dipengaruhi Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 6

oleh berbagai faktor seperti keletihan, ansietas dan dukungan keluarga. Berdasarkan data rekapitulasi kelompok kontrol sebanyak 7 responden mengalami penurunan skala nyeri ekstremitas, 11 responden tetap, dan 5 responden mengalami kenaikan. Penurunan skala nyeri ekstremitas berkisar antara 1-2 dan peningkatan skala nyeri ekstremitas 1. Hal ini kemungkinan diakibatkan karena modifikasi gaya hidup dari responden yang dilakukan selama penelitian tanpa sepengetahuan dari peneliti, antara lain seperti olahraga, aktivitas dan stres pikiran sebelum pengukuran skala nyeri ekstremitas posttest yang dapat menurunkan skala nyeri. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Potter & Perry (2009) bahwa penurunan dan peningkatan nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keletihan, ansietas dan dukungan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa median skala nyeri ekstremitas pada kelompok intervensi mengalami perbedaan yaitu pada pretest 7,00 dan pada posttest 5,00 sedangkan pada kelompok kontrol tetap yaitu 6,00. Maka dapat diketahui bahwa perbedaan median skala nyeri ekstremitas posttest kelompok intervensi dan kontrol berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hidroterapi rendam hangat efektif terhadap penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout dengan nilai p = 0,005 < α (0,05). Hal ini didukung pula oleh penelitian Sani (2013) bahwa tindakan non farmakmologis untuk penderita artritis gout adalah hidroterapi dengan menggunakan air hangat ketika terjadi serangan asam urat yang berulangulang. Hal ini diperkuat oleh teori yang dikemukakan Potter & Perry (2009) bahwa panas dari buli-buli akan berpindah ke dalam tubuh sehingga menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang dapat mengurangi spasme otot sehingga kontraksi menurun dan nyeri yang dirasakan akan berkurang. Dalam penelitian ini hidroterapi rendam hangat efektif dalam menurunkan skala nyeri ekstremitas, akan tetapi belum mencapai ke nilai 0 (menghilangkan nyeri). Hal ini dapat terjadi dimungkinkan karena beberapa faktor penyebab antara lain faktorfaktor yang mempengaruhi nyeri. Penurunan skala nyeri dapat terjadi akibat modifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri seperti mengurangi kecemasan, menghindari keletihan dan mengubah gaya koping (Potter & Perry, 2009). Berbeda dengan perubahan yang terjadi pada skala nyeri ekstremitas kelompok intervensi yang mengalami penurunan secara signifikan, hal ini dapat terjadi karena hidroterapi rendam hangat yang dilakukan 20 menit sehari selama tiga hari berturut-turut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hidroterapi rendam hangat efektif dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout. Keterbatasan Penelitian 1. Tidak dilakukan pengontrolan mengenai aktifitas fisik yang dilakukan responden selama penelitian tiga hari yang dapat mempengaruhi nyeri. 2. Tidak dilakukan pengontrolan ansietas dan gaya koping terhadap nyeri pada responden selama penelitian tiga hari. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa hidroterapi rendam hangat efektif dalam penurunan skala nyeri ekstremitas pada penderita artritis gout di Desa Sidomulyo, dengan nilai p = 0,005 < α (0,05). Hal ini dibuktikan Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 7

dengan penurunan median skala nyeri ekstremitas pada kelompok intervensi yaitu 2,00 dengan nilai minimal -2 dan maksimal 4 dan sedangkan penurunan median skala nyeri ekstremitas pada kelompok kontrol yaitu 0,00 dengan nilai minimal -1 dan maksimal 2. Saran 1. Bagi perawat Saran bagi perawat berdasarkan hasil penelitian ini adalah agar perawat dapat mempraktekkan hidroterapi rendam hangat dalam manajemen nyeri secara nonfarmakologi. 2. Bagi masyarakat Saran bagi masyarakat khususnya bagi penderita artritis gout agar dapat mempraktekkan hidroterapi rendam hangat dengan cara merendam bagian ekstremitas yang nyeri ke dalam wadah berisi air hangat dengan suhu 40,5-43,0 C selama 20 menit dan dilakukan setiap hari pada malam hari antara pukul 19.00-21.00. 3. Bagi Rumah Sakit Saran bagi rumah sakit adalah dengan hasil penelitian ini dapat menetapkan standar operasional prosedur hidroterapi rendam hangat sebagai salah satu tindakan keperawatan mandiri perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. 4. Bagi Peneliti dan Penelitian Selanjutnya Perlu adanya pemantauan atau pengontrolan terhadap faktor lain yang mempengaruhi nyeri seperti keletihan (aktifitas fisik), ansietas (kecemasan) dan gaya koping serta pengontrolan terhadap konsumsi makanan tinggi purin yang dapat mempengaruhi faktor kadar asam urat responden selama penelitian. DAFTAR PUSTAKA Hidayat. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pepin, Nahariani. (2012). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Intensitas Nyeri Sendi pada Lansia di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto Tahun 2012. Potter, PA and Perry, AG. (2009). Fundametals of Nursing. (Edisi Ketujuh). Buku 1. Jakarta: Salemba Medika. Price & Wilson. (2006). Pathofisiologi Volume 2. Jakarta: EGC. Riskesdas. (2013). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan R.I. Sani, A.T. (2013). Perbedaan Efektifitas Kompres Hangat dan Kompres Dingin Terhadap Skala Nyeri pada Klien Gout di Wilayah Kerja Puskesmas Batang III Kab. Batang Tahun 2013. Setyoadi. (2011). Terapi Modalitas pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika. Sigalingging, Ganda. (2013). Hubungan Tingkat Nyeri dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Post Operasi di Rumah Sakit Umum Herna Medan Tahun 2013. Smeltzer & Bare. (2013). Textbook of Medical Surgical Nursing Vol.2. Philadelphia: Linppincott William & Wilkins. Pada Penderita Artritis Gout di Desa Sidomulyo. 8