BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

A. Pengertian Orde Lama

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

BAB I PENDAHULUAN. kita memiliki tiga macam dokumen Undang-undang Dasar (konstitusi) yaitu: 1

BAB III PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

sherila putri melinda

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

BAB III PROFIL PEMERINTAHAN INDONESIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Sistem Pemerintahan Presidensial vs Parlementer. Teguh Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. adanya pemerintah yang berdaulat dan terakhir yang juga merupakan unsur untuk

Presiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Herlambang P. Wiratraman 2017

KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA MENURUT UUD NRI 1945 PERKEMBANGAN DAN DINAMIKANYA

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

Lembaga Kepresidenan dalam Sistem Presidensial

kinerja DPR-GR mengalami perubahan, manakala ada keberanian dari lembaga legislatif untuk kritis terhadap kinerja eksekutif. Pada masa Orde Baru,

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

Bab II. Tinjauan Pustaka

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

CHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA. Montisa Mariana

BAB III PROFIL LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)

UUD Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959

BAB IX oleh : Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.M.Hum Politik Hukum Pasca Pemilu 1999

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

Demokrasi Parlementer (Liberal)

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

SISTEM PRESIDENSIIL. Oleh: Muchamad Ali Safa at 1

SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA HUBUNGAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF DALAM PELAKSANAAN LEGISLASI, BUDGETING, DAN PENGAWASAN

Reformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

BAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

MATERI UUD NRI TAHUN 1945

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

Badan Eksekutif, Legeslatif, Yudikatif

BAB II KEDUDUKAN PRESIDEN DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA. Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, bentuk republik telah

PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BERDASARKAN SISTEM PRESIDENSIL

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi bagian dari proses peralihan Indonesia menuju cita demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota 1 periode 2014-

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tuntutan dari gerakan reformasi tahun 1998 adalah melakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 109/PUU-XIV/2016 Jabatan Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang (UU) tehadap Undang-Undang Dasar (UUD). Kewenangan tersebut

BAB VII PENUTUP. Universitas Indonesia. Pembubaran partai..., Muchamad Ali Safa at, FH UI., 2009.

Pengaruh Pembatasan Kekuasaan Presiden Terhadap Praktik Ketatanegaraan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. susunan organisasi negara yang terdiri dari organ-organ atau jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Pada sidang PPKI pertama tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan:

XII AK 1 SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA DISUSUN OLEH: A HASLINDA LESTARI ABD KADIR JAELANI ACHMAD RIADY DIANA DAMAYANTI HARDIANA R YULIANTI

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. kehakiman diatur sangat terbatas dalam UUD Buku dalam pasal-pasal yang

SISTEM POLITIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. adanya amandemen besar menuju penyelenggaraan negara yang lebih demokratis, transparan,

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1994 Tata Negara

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum ( rechtsstaat), dengan

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

PRODUK HUKUM DI INDONESIA PERSPEKTIF POLITIK HUKUM

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945

Program Sasaran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH.

TINJAUAN YURIDIS PEMBERHENTIAN PRESIDEN SEBELUM DAN SESUDAH PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 SKRIPSI

TINJAUAN ATAS PENGADILAN PAJAK SEBAGAI LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 8/PUU-VIII/2010 Tentang UU Penetapan Hak Angket DPR Hak angket DPR

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

D. Semua jawaban salah 7. Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya A. Terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah B. Tidak bertanggung

EKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

KONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

Dua unsur utama, yaitu: 1. Pembukaan (Preamble) ; pada dasarnya memuat latar belakang pembentukan negara merdeka, tujuan negara, dan dasar negara..

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI

Transkripsi:

68 BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD A. Analisis tentang Konsep Syura dalam Islam atas Pelaksanaan Demokrasi Konstitusional di Indonesia Menurut Mahfud MD Berpijak pada pembahasan mengenai pelaksanaan demokrasi konstitusional di Indonesia menurut Mahfud MD (sebagaimana tersaji dalam bab III), dapat diambil sebuah pemahaman bahwa menurut Mahfud MD pelaksanaan demokrasi konstitusional di Indonesia senantiasa mengalami pasang surut. Kadangkala pemerintahan dilaksanakan secara demokratis, namun tidak jarang tampak pula terjadi penyimpangan (otoriter). Penulis sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Mahfud MD bahwa pelaksanaan demokrasi konstitusional di Indonesia senantiasa mengalami kondisi yang demikian. Kondisi demokratis yang tampak pada fakta sejarah masa Orde Lama, misalnya pada tanggal 16 Oktober 1945, ketika Wakil Presiden mengeluarkan Maklumat No. X Tahun 1945 yang mengubah kedudukan KNIP menjadi lembaga legislatif yang sejajar dengan Presiden dan bukan lagi sebagai pembantu Presiden. Maklumat itu juga memuat pembentukan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) yang berfungsi sebagai pelaksana

69 sehari-hari tugas KNIP. BP-KNIP inilah yang kemudian mengusulkan diubahnya sistem kabinet presidensiil menjadi sistem kabinet parlementer yang disetujui oleh pemerintah melalui maklumat tanggal 14 November 1945 tanpa melakukan perubahan atas UUD 1945. Sedangkan fakta sejarah masa Orde Lama yang menunjukkan bahwa pelaksanaan demokrasi konstitusional di Indonesia bersifat otoriter, misalnya terjadi pada tahun 1959, ketika Presiden Soekarno secara sepihak membubarkan Konstituante, mencabut berlakunya UUDS tahun 1950, dan memberlakukan kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959. Sebab secara konstitusional, Presiden tidak berwenang membubarkan Konstituante. Namun karena Presiden Soekarno pada saat itu mempunyai pendukung dari kalangan ahli hukum yang mengatakan bahwa dekrit itu sah menurut hukum negara jika dalam keadaan darurat, maka dekrit itu pun kemudian harus diterima. Dalil yang digunakan untuk memperkuat turunnya dekrit pada saat itu adalah salus popli suprema lex yang berarti keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi. Dengan kata lain, jika rakyat dalam keadaan bahaya, maka Presiden mempunyai kewajiban untuk melakukan tindakan penyelamatan, meskipun harus melanggar konstitusi. Sementara itu, kondisi demokratis yang tampak pada fakta sejarah masa Orde Baru, misalnya ketika pemerintah menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) untuk yang pertama kalinya, yakni pada tahun 1971. Dikatakan pemerintahan saat itu bersifat demokratis, karena pemilu yang digelar pada saat

70 itu merupakan perwujudan dari tuntutan konstitusi, dimana sistem kepartaian yang merupakan wujud dari kebebasan dalam menyalurkan aspirasi tidak pernah ada dalam pemerintahan Orde Lama. Namun lama-kelamaan pemerintahan Orde Baru telah membentuk konfigurasi politik yang bercorak otoriter. Hal itu ditandai dengan adanya kenyataan bahwa peran eksekutif sangat dominan, kehidupan pers dikendalikan, legislatif dikondisikan sebagai lembaga yang lemah dalam melakukan kontrol terhadap kebijakan-kebijakan eksekutif karena di dalamnya telah ditanamkan tangan-tangan eksekutif melalui Golkar (Golongan Karya) dan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Dalam pandangan syura (musyawarah), pelaksanaan demokrasi konstitusional di Indonesia yang bersifat demokratis pasti didasari oleh diterapkannya prinsip musyawarah dalam setiap mengambil kebijakan. Karena pada hakikatnya musyawarah merupakan suatu jalan untuk menciptakan kedamaian dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun negara. Disamping itu, musyawarah juga merupakan bentuk pemberian penghargaan terhadap diri manusia yang ingin diperlakukan sama dalam derajadnya sebagai manusia untuk ikut bersama-sama, baik dalam aktivitas kerja maupun pemikiran. Sebaliknya, pelaksanaan demokrasi konstitusional di Indonesia yang bersifat otoriter, dalam perspektif syura, dapat dipastikan di dalamnya tidak melibatkan prinsip musyawarah. Atau kalaupun telah menerapkan prinsip

71 musyawarah, dimungkinkan telah terjadi pengkhianatan (penyimpangan) terhadap keputusan yang telah diambil dalam musyawarah. B. Analisis tentang Konsep Syura dalam Islam atas Pembaharuan Konstitusional yang Mendukung Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Menurut Mahfud MD Menurut Mahfud MD, agar pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat berjalan sebagaimana mestinya, maka harus dilakukan pembaharuan konstitusi. Beberapa pembaharuan konstitusional yang dapat dilakukan untuk mendukung pelaksanaan demokrasi di Indonesia antara lain: 1. Mempertahankan Pembukaan UUD 1945 Pembukaan UUD 1945 perlu tetap dipertahankan sebagai perekat ikatan kebangsaan karena mengandung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan yang universal. Dan amandemen cukup diarahkan pada pasal-pasal di dalam Batang Tubuh UUD 1945. Sebab otoriterisme yang timbul di Indonesia selama ini bersumber dari Batang Tubuh UUD 1945, dan bukan disebabkan oleh Pembukaan UUD 1945. 2. Mempertahankan Bentuk dan Sistem Pemerintahan Negara Otoriterisme yang terjadi selama ini bukan disebabkan oleh bentuk dan sistem pemerintahan yang dianut, yaitu sistem presidensiil. Yaitu sebuah sistem pemerintahan dimana seorang Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen (DPR), melainkan Presiden sejajar kedudukannya dengan

72 DPR. Akan tetapi persoalannya terletak pada tidak dielaborasikannya secara ketat prinsip-prinsip konstitusionalisme di dalam UUD 1945. UUD 1945 membangun sistem executive heavy, mengandung ambigu, terlalu banyak atribusi kewenangan, dan terlalu polos sehingga penguasa negara menggunakannya untuk mengakumulasikan kekuasaannya secara terus menerus. Oleh sebab itu, perubahan bentuk dan sistem pemerintahan bukanlah keharusan dalam amandemen konstitusi. 3. Melakukan Amandemen terhadap Pasal-pasal tertentu dalam UUD 1945 Amandemen disini dapat dilakukan dengan cara menguraikan secara detail mengenai pasal-pasal dalam konstitusi. Misalnya melakukan amandemen terhadap ketentuan Pasal 7 UUD 1945 yang menyangkut masa jabatan Presiden. Jika dalam Pasal 7 UUD 1945 sebelumnya berbunyi: Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Karena pasal tersebut masih memiliki beragam penafsiran, maka hendaknya dalam pasal tersebut dirumuskan pembatasan yang tegas masa baktinya, yaitu dua periode sehingga berbunyi: Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk paling banyak satu masa jabatan lagi.

73 4. Melakukan Perubahan dan Pencabutan terhadap Pasal-pasal tertentu dalam UUD 1945 Perubahan disini dapat dilakukan dengan cara mengubah redaksi pasal-pasal tertentu dan melakukan pencabutan terhadap pasal-pasal tertentu dalam UUD 1945 yang dipandang tidak mencerminkan terwujudnya demokrasi yang konstitusional. Misalnya perubahan tentang ketentuan Pasal 12 mengenai keadaan bahaya, sebaiknya diubah menjadi: Presiden menyatakan keadaan bahaya dengan persetujuan DPR dan dengan syaratsyarat dan akibat yang diatur di dalam undang-undang. Terkait dengan pencabutan pasal-pasal tertentu dalam konstitusi, misalnya mengenai Dewan Pertimbangan Agung (DPA) seperti yang diatur di dalam Pasal 16, sebaiknya ditiadakan saja. Sebab lembaga ini sebenarnya tidak diperlukan. Karena dalam prakteknya, Presiden dan para menteri telah memiliki staf ahli yang dapat secara cepat dimintai dan memberi nasehat sesuai dengan keahliannya masing-masing. Berpijak pada ide pembaharuan konstitusional untuk mewujudkan pelaksanaan demokrasi yang konstitusional di Indonesia yang dikemukakan oleh Mahfud MD di atas, penulis sependapat dengan Mahfud MD bahwa jabatan Presiden dan Wakil Presiden hendaknya dibatasi hanya 2 kali masa jabatan saja, supaya dapat memberi kesempatan bagi warga negara Indonesia lainnya yang

74 memiliki kemampuan untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Disamping itu, pembatasan terhadap masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden juga dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan kekuasaan (misalnya korupsi) karena lamanya berkuasa. Terkait dengan ide perubahan dan pencabutan terhadap pasal-pasal tertentu dalam UUD 1945 yang digagas oleh Mahfud MD di atas, penulis juga sependapat dengan Mahfud MD karena penyusunan konstitusi untuk mewujudkan demokratisasi pada waktu awalawal kemerdekaan tidak dapat dipungkiri terkesan dilakukan secara tergesagesa (mengingat kondisi yang belum kondusif pada waktu itu), sehingga pasalpasal yang terdapat dalam UUD 1945 pun hingga kini banyak yang menimbulkan berbagai multi tafsir. Oleh karena itu, saat ini perlu dirumuskan kembali sebuah konstitusi yang benar-benar dapat menciptakan suasana demokratis di tengahtengah kehidupan masyarakat Indonesia yang secara faktual terdiri dari beragam etnis, agama, budaya, maupun bahasa. Dalam perspektif syura, ide pembaharuan konstitusi yang digagas oleh Mahfud MD di atas yang menurutnya dapat menjadi sebuah pondasi bagi tegaknya demokrasi di Indonesia adalah sah-sah saja, sepanjang dalam proses pengambilan keputusannya nanti (jika gagasan Mahfud MD tersebut di atas ditindak lanjuti oleh pemerintah atau badan legislatif) dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip musyawarah. Sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam surat Ali-Imra@n: 159, dan bermusyawarah-lah dengan mereka dalam urusan itu. Artinya, dalam perspektif syura, keputusan apa saja yang

75 hendak diambil, apalagi yang menyangkut kepentingan umat (nasional), selayaknya diputuskan melalui forum musyawarah.