Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

Kadikma, Vol. 5, No. 3, hal 9-18, Desember 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Arynda 28, Susanto 29, Dafik 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Dwi Septi 25,Hobri 26, Arika Indah K. 27

Herdika Lestiyaningsih 6, Hobri 7, Arika Indah 8

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Jenny Oka Puspitasari, Subiki, Trapsilo Prihandono

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Putri Wahyu Kinanti 7, Joko Waluyo 8, Slamet Hariyadi 9

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Mebtan Dwi Permana, Imam Muchtar, Chumi Zahroul Fitriah 1)

Key Words : cooperative learning two stay two stray, interactive cd, student learning achievement, cylinder and cone.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

ABSTRAK. Kata kunci: Kooperatif, Team Games Tournament, Prestasi Belajar.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Kata Kunci: Pendekatan Matematika Realistik, Volume Kubus dan balok, Aktivitas, Hasil Belajar.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS)

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI METODE COLEGA MEDIASI. Titin Hartini 18

Rini Tri Irianingsih 47

Pendahuluan. Yunita et al., Penerapan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Aktivitas...

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

MENERAMPILKAN SISWA KELAS VII-G SMP NEGERI 18 MALANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SEGIEMPAT MELALUI CIRC DENGAN BANTUAN MEDIA PAPAN SOAL

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL DAN PENERAPANNYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

Jln. Kalimantan 37, Jember

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

Dalifah 6, Susanto 7, Arika Indah K. 8

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

Sumargiyani Pendidikan Matematika FKIP Universitas Ahmad Dahlan JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 2017, hal ISSN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Desi Wahyuningtyas 16, Didik Sugeng Pambudi 17, Dinawati Trapsilasiwi 18

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATERI LUAS PERMUKAAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18 Abstract. In mathematics learning, the scoring method used was still dominated by one scoring method which only measure the students factual knowledge. Thus, the scoring method should be integrated in the teaching learning process, not merely on the result of learning it self. This research was conducted to improve the grade VIII-I student s learning achievement and their active participation through the implication of Team Games Tournament (TGT) method of cooperative learning type with authentic assessment on the surface area of the prism and pyramid at SMPN 1 Jember in the 2012/2013 academic year. The research design was Classroom Action Research (CAR), and the data collecting method used was observation, test, interview, and documentation. From the actions implemented in each cycle, it was proved that the students score improved from 74,68% in Cycle 1, to 80,76% in Cycle 2. Thus, the average percentage of the second cycle was 76,32% and it fulfilled the research criteria, it showed that the implication of TGT can improve the students learning achievment and their active participation. Key Words : TGT, authentic assessment, surface area of the prism and pyramid PENDAHULUAN Rendahnya aktivitas siswa berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa, sehingga masih banyak siswa yang belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang ditetapkan sekolah dan harus remidi. Kelas VIII I SMP Negeri 1 Jember termasuk kelas yang memiliki kemampuan siswa heterogen dan hasil belajar yang rendah jika dibandingkan dengan kelas VIII yang lain. Keaktifan siswa dalam proses belajar di kelas ini juga masih kurang, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan cara mengaktifkan siswa. SMP Negeri 1 Jember merupakan salah satu SMP favorit di kota Jember, sebagian besar siswanya mempunyai kemampuan di atas rata-rata jika dibandingkan dengan SMP-SMP lain. Oleh karena itu, siswa-siswa di SMP Negeri 1 Jember 16 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Jember 17 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Jember 18 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Jember

54 Kadikma, Vol. 4, No. 3, hal 53-60, Desember 2013 cenderung bersikap individual. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam pembelajaran matematika, sistem penilaian yang digunakan selama ini masih didominasi oleh satu metode pengujian, yaitu tes yang hanya mengukur ingatan siswa terhadap informasi-informasi aktual saja. Dengan demikian, penilaian harus terintegrasi dalam proses pembelajaran, bukan semata-mata pada hasil pembelajaran. Penilaian yang sesuai dengan hal tersebut adalah authentic assessment. Dari informasi yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika, penilaian di kelas VIII I SMP Negeri 1 Jember selama ini hanya berdasarkan hasil tes saja. METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII I SMP Negeri 1 Jember. Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Daerah penelitian ditetapkan di SMP Negeri 1 Jember, dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) Keaktifan dan hasil belajar siswa di kelas VIII I masih tergolong kurang jika dibandingkan dengan kelas VIII yang lain di SMP Negeri 1 Jember. 2) Belum pernah diadakan turnamen akademik dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Tylor mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (dalam Margono, 2000:36). Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Sukidin, 2002:16). Penelitian ini menggunakan modifikasi spiral model Hopkins yaitu menggunakan prosedur kerja yang dipandang sebagai suatu siklus spiral dalam perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting) (Arikunto, 2011:104). Dalam penelitian ini digunakan 2 siklus dengan

Devi dkk : Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games 55 tahapan yang sama. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif Kualitatif. Adapun data yang dianalisis adalah sebagai berikut. 1) aktivitas guru dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pokok bahasan luas permukaan prisma dan limas. 2) persentase keaktivan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan rumus: Keterangan: P a = persentase keaktivan siswa A = jumlah skor yang diperoleh M = jumlah skor seluruhnya Tabel 1. Kriteria Aktivitas Siswa Persentase Keterangan 88,88% P a 100% Sangat Aktif 66,66% P a 88,88% Aktif 44,44% P a 66,66% Sedang 33,33% P a 44,44% Kurang Aktif P a 33,33% Sangat Kurang Aktif 3) persentase ketuntasan klasikal setelah pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dinilai dengan menggunakan Authentic Assessment dengan sumber data sebagai berikut : a. Aspek Kognitif (1) Penilaian performansi (kinerja) Siswa diberi proyek atau kegiatan untuk menerapkan luas permukaan prisma dan limas dalam kehidupan sehari-hari. Hasil proyek siswa dinyatakan dengan N 1. (2) Penilaian portofolio a) Pekerjaan rumah Siswa diberikan pekerjaan rumah sebagai bahan latihan yang kemudian dinilai oleh guru yang dinyatakan dengan N 2. b) Tugas kelompok Tugas kelompok dinyatakan dengan N 3. (3) Hasil tes tulis (turnamen kelompok dan individu)

56 Kadikma, Vol. 4, No. 3, hal 53-60, Desember 2013 Skor yang diperoleh pada saat turnamen kelompok dinyatakan dengan N 4. Pada turnamen individu, siswa mengerjakan tes secara individu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Turnamen individu merupakan tes akhir yang dinyatakan dengan N 5. b. Aspek Afektif (1) Penilaian proses Dalam kegiatan kelompok, peneliti dan observer menilai aktivitas individu yang dinyatakan dengan N 6 dan aktifitas kelompok yang dinyatakan dengan N 7. (2) Penilaian oleh teman sendiri Dalam satu kelompok siswa menilai kinerja teman sekelompoknya yang dinyatakan dengan N 8. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yang penilaiannya didasarkan atas Authentic Assessment dapat dilihat dari nilai akhir yang diperoleh siswa yang dinyatakan dengan N A. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika pada tanggal 6 Februari 2013, rumus yang digunakan untuk menentukan nilai akhir matematika adalah: atau bisa ditulis: Keterangan: N A = nilai akhir; N 1 = proyek siswa; N 2 = pekerjaan rumah; N 3 = tugas kelompok; N 4 = tes turnamen kelompok; N 5 = tes turnamen individu; N 6 = aktivitas individu; N 7 = aktivitas kelompok; N 8 = penilaian teman sendiri Standar Ketuntasan Minimal (SKM) di SMP Negeri 1 Jember adalah 75. Apabila siswa memperoleh skor di bawah SKM, siswa tersebut memerlukan remidi. Adapun persentase ketuntasan klasikal (P) menggunakan rumus: Keterangan: P = persentase ketuntasan klasikal

Devi dkk : Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games 57 n = jumlah siswa yang tuntas N = jumlah siswa (Depdiknas dalam Ulfia, 2010:30) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi matematika, diperoleh hal-hal sebagai berikut : 1) penelitian dilaksanakan di kelas VIII I dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa. 2) jadwal disesuaikan jadwal matematika dimulai hari Rabu, 3 April 2013. 3) materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas permukaan prisma dan limas. 4) pembagian kelompok belajar berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan Authentic Assessment pada materi luas permukaan prisma dan limas dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pembelajaran ini juga berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat hasil analisis nilai akhir siswa. Pada siklus I, rata-rata nilai akhir siswa sebesar 74,68 dan rata-rata nilai akhir siswa pada siklus II sebesar 80,76. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan authentic assessment dimulai dengan presentasi kelas. Kemudian dijelaskan materi secara singkat di depan kelas secara klasikal dan kegiatan ini berjalan dengan baik. Ada beberapa siswa yang bertanya tentang penjelasan yang belum dipahami dan diberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jawaban siswa diulangi dan disempurnakan supaya pemahaman siswa menjadi lebih jelas. Pada umumnya, semua aktivitas berjalan dengan baik. Pada siklus I kelas kurang bisa dikendalikan pada saat pertama kali pembagian kelompok, namun pada siklus II kelas sudah bisa dikendalikan karena siswa sudah mulai terbiasa dengan anggota kelompoknya. Pada kegiatan pembentukan kelompok, beberapa siswa terlihat tidak berinteraksi dengan teman kelompoknya. Hal ini dikarenakan anggota kelompoknya bukan merupakan teman akrabnya, namun masalah ini akhirnya dapat diselesaikan dengan penjelasan guru mengenai tujuan pembentukan kelompok tersebut. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat aktif dan antusias. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa rata-rata persentase aktivitas individu, aktivitas kelompok dan penilaian teman. Pada siklus I, rata-rata persentase aktivitas individu sebesar 73,44% dan dapat

58 Kadikma, Vol. 4, No. 3, hal 53-60, Desember 2013 dikategorikan aktif. Pada siklus II juga dapat dikategorikan aktif, yakni sebesar 75,79% meningkat 2,35% jika dibandingkan siklus I. Untuk aktivitas kelompok pada siklus I, rata-rata persentase keaktivan sebesar 73, 54% dan dapat dikategorikan aktif. Pada siklus II juga dapat dikategorikan aktif, yakni sebesar 76,14% meningkat 2,6% jika dibandingkan siklus I. Untuk penilaian teman pada siklus I, rata-rata persentase sebesar 86,93% dan dapat dikategorikan sangat aktif. Pada siklus II juga dapat dikategorikan sangat aktif, yakni sebesar 88,22% meningkat 2,71% jika dibandingkan siklus I. Semua komponen penilaian afektif pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Proyek siswa pada siklus I menunjukkan rata-rata skor siswa sebesar 78,95 dan pada siklus II menunjukkan rata-rata skor sebesar 83,34, meningkat 4,39 jika dibandingkan siklus I. Untuk pekerjaan rumah pada siklus I, rata-rata skor siswa sebesar 74,21 dan pada siklus II menunjukkan rata-rata skor sebesar 77,89, meningkat 3,68 jika dibandingkan siklus I. Untuk tugas kelompok pada siklus I, rata-rata skor sebesar 77,93 dan pada siklus II rata-rata skor sebesar 80,24, meningkat 2,31 jika dibandingkan siklus I. Pada siklus I, skor rata-rata untuk tes turnamen kelompok sebesar 78,16 dan pada siklus II skor rata-ratanya sebesar 78,95, meningkat 0,79 jika dibandingkan siklus I. Sedangkan untuk tes turnamen individu, skor rata-rata untuk siklus I sebesar 64,84 dan untuk siklus II sebesar 76,47, meningkat 11,63 jika dibandingkan siklus I. Semua komponen penilaian kognitif pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Pada akhir penelitian, masih ada siswa yang belum dapat berinteraksi dengan baik dalam kelompoknya. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa yang pendiam dan masih takut untuk menyampaikan pendapat maupun bertanya kepada guru maupun teman. Oleh karena itu, diberikan bimbingan supaya mereka dapat bekerjasama dengan kelompoknya. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan authentic assessment pada materi luas permukaan prisma dan limas dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa.

Devi dkk : Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games 59 30 25 FREKUENSI 20 15 10 5 0 Siklus I Siklus II Banyaknya siswa yang memperoleh nilai 75 Banyaknya siswa yang memperoleh nilai 75 SIKLUS Gambar 1. Nilai Akhir Siswa Dari Gambar 1 dapat dijabarkan bahwa pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai akhir 75 adalah 21 siswa dan yang memperoleh nilai akhir 75 adalah 17 siswa. Pada siklus II siswa yang memperoleh nilai akhir 75 adalah 29 siswa dan yang memperoleh nilai akhir 75 adalah 9 siswa, dengan analisa rata-rata nilai akhir siswa pada siklus I sebesar 74,68 dan rata-rata nilai akhir siswa pada siklus II sebesar 80,76. Pembelajaran ini juga telah mencapai ketuntasan klasikal sebesar 76,32%. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan authentic assessment berjalan dengan baik dan lancar. 2) model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan authentic assessment ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 55,26% dan pada siklus II sebesar 76,32%. 3) model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan authentic assessment ini dapat meningkatkan keaktivan siswa. Dari observasi, rata-rata persentase keaktivan individu, keaktivan kelompok dan penilaian teman sendiri pada siklus II meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diberikan saran yaitu. 1) guru diharapkan lebih dapat menguasai kelas pada saat pembentukan kelompok dan mengkondisikan siswa agar lebih tertib. 2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran matematika di kelas agar siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang biasa dilakukan.

60 Kadikma, Vol. 4, No. 3, hal 53-60, Desember 2013 3) model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan authentic assessment dapat dikembangkan dan diterapkan sebagai alternatif penilaian hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia. Ulfia, Rima. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Dalil Pytagoras Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 5 Tanggul Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember: Universistas Jember.