Manuskrip. Oleh : Icha Puspitalia Wilanda NIM : G2A PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

: Penyuluhan Kesehatan gigi, Pengetahuan,Sikap, dan Keterampilan

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

PERBEDAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN DEMONSTRASI PADA ANAK KELAS V SD DI SDN PAGU I KECAMATAN PAGU

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PERBEDAAN PERILAKU SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SD NEGERI TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA

RYAN KENDI OKTA PRATAMA J

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK CUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH DI PAUD DARUNNAJAH TAMANSARI WULUHAN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

PENGARUH EDUKASI SOSIODRAMA TENTANG PHBS CUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN SISWA SD MUHAMMADIYAH KALANGAN

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRASEKOLAH (5-6 TAHUN)

PERBEDAAN PENGETAHUAN MENCUCI TANGAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA SISWA SDN 1 DUWET KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENCUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SDN 01 GONILAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PRAKTIK IBU HAMIL DALAM UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI POST PARTUM

Keywords: Lecture, Discussion, PHBS PENDAHULUAN

KARYA TULIS ILMIAH DESKRIPSI PHBS CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR BERSIH DI MASYARAKAT. Di Desa Putat Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

REVITALISASI POSKESTREN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENURUNKAN KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA SANTRI DI PESANTREN AS SALAFIYYAH. Karya Tulis Ilmiah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi


PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang rutin dilaksanakan puskesmas dengan mengontrol status PHBS di masyarakat

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

Nur Fitria Rahmawati 1, Siti Aisah 2, Mifbakhuddin 3. Abstrak

PENGARUH PENYULUHAN CUCI TANGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO TERHADAP KETERAMPILAN CUCI TANGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KARYA TULIS ILMIAH

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

PENGARUH BERNYANYI LAGU CUCI TANGAN TERHADAP PELAKSANAAN TEKNIK MENCUCI TANGAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (5-6 TAHUN) DI PAUD KUMARA LOKA DENPASAR

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PENDIDIKAN GIZI SEIMBANG DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN SISWA SD NEGERI PAJANG III SURAKARTA

Metode Simulasi Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Terhadap Praktik Perawatan Luka Siswa Di SD Negeri Mranggen 2 Demak

DINATIA BINTARIA S NIM.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

Pengaruh Frekuensi Penyuluhan di UKGS pada Anak SD terhadap Derajat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

ARTIKEL PENELITIAN. yang berakibat buruk bagi kesehatan dan jumlah perokok di Indonesia cenderung meningkat (Notoatmodjo, 2010).

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

RANI SURAYA NIM

Kata kunci: Perilaku membuang sampah, anak sekolah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

Kata kunci : Eksplorasi, Komitmen, Vokasional, Pemilihan jurusan di perguruan tinggi, Pelatihan Making Vocational Planning.

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

PENDAHULUAN Latar Belakang METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Populasi dan Sampel D. Instrumen Penelitian

PENYULUHAN DENGAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MANGUHARJO KOTA MADIUN

SKRIPSI PENGARUH KAMPANYE AKU BANGGA AKU TAHU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS DI SMA DHARMA PRAJA DENPASAR

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK

PENGARUH PENYULUHAN PESTISIDA TERHADAP PENGETAHUAN DAN HIGIENE PERSONAL PETANI PENYEMPROT PADI DI DESA PONDOK NGUTER SUKOHARJO

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2016

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pengetahuan, Sikap, Tindakan

ABSTRACT ABSTRAK. Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh: DEWI LESTARI

SKRIPSI. Oleh : BERNADETTA BR TARIGAN NIM

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR, SEMARANG.

KARYA TULIS ILMIAH IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH. Di SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo

PERBEDAAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA KELAS III DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DI SDN ANTIROGO 01 KABUPATEN JEMBER

KARYA TULIS ILMIAH. (Studi dilakukan di Kampung Sengon Kabupaten Sukoharjo)

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

PENGGUNAAN BENDA ASLI PADA CERAMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONDISI LINGKUNGAN DI SDN KLODANGAN DAN SDN BERBAH I, SLEMAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK SADARI PADA SISWI SMA ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh RAUDATUL MAULIDA

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

: Health Promotion, Washing hands by Peer Group, the Implementation of Clean and Healthy Life Behavior

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manao. Kata kunci: PHBS, PHBS Sekolah, Pengetahuan, Sikap, Tindakan.

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PENANGANAN BALITA DIARE DI RUMAH

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

PERBEDAAN PENGETAHUAN PEMANTAUAN JENTIK SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN (Studi Pada Siswa Kelas V SDN Karsamenak Kota Tasikmalaya Tahun 2017)

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBADUYUT BANDUNG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MENCUCI TANGAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK MENCUCI TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SDN METESEH SEMARANG Manuskrip Oleh : Icha Puspitalia Wilanda NIM : G2A009053 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Mencuci Tangan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Mencuci Tangan Pada Anak Usia Sekolah Di SDN Meteseh Semarang Icha Puspitalia Wilanda¹, Ns. Siti Aisah, S. Kep. M. Kep, Sp. Kom², Mifbakhuddin, SKM, M.Kes³ ¹Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS ²Dosen Keperawatan Komunitas FIKKES UNIMUS ³Staf Dosen Jurusan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNIMUS Abstrak Anak usia sekolah merupakan masa dimana anak banyak melakukan aktivitas di luar rumah dan pada usia ini anak banyak memiliki rasa ingin tahu dan banyak waktu yang di gunakan untuk bermain di lingkungan sekitar. Anak usia sekolah memiliki kesadaran yang kurang mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar. Biasanya anak usia sekolah hanya mengerti bahwa cuci tangan yang penting tanganya basah saja, padahal cuci tangan saja atau cuci tangan tidak menggunakan sabun masih meninggalkan kuman atau kurang bersih sehingga belum bisa di katakan cuci tangan yang baik dan benar. Penyuluhan kesehatan merupakan sarana memberikan informasi yang sangat efektik untuk meningkatkan aspek kesehatan baik dalam hal pengetahuan, sikap, dan perilaku anak usia sekolah untuk mencuci tangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan mencuci tangan terhadap pengetahuan, sikap dan kemampuan mencuci tangan pada anak usia sekolah dasar di SDN 1 Meteseh. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain Pretest-Posttest with Control Groupdesign. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 dan kelas 5 SDN Meteseh Semarang dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode Simple Random Sampling yaitu berjumlah 117 orang. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik Paired t- test dan independen t-test serta wilcoxon dan mann whitney. Hasil analisis statistik diperoleh ada perbedaan yang signifikan pengetahuan, sikap, dan perilaku anak sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan mencuci tangan dengan p 0,000; 0,000; 0,001. Ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan tentang, sikap dan perilaku mencuci tangan anak usia sekolah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan p 0,007; 0,029; 0,011. Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut maka diharapkan dapat memberikan informasi bagi para siswa tentang pentingnya melakukan cuci tangan, sehingga siswa dapat melakukan praktik mencuci tangan dengan benar. Kata kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, penyuluhan kesehatan, mencuci tangan.

Abstract Children of school age children is a period where a lot of activities outside of the home and children at this age have a lot of curiosity and a lot of time that used to play in the neighborhood. School-age children have a lack of awareness about handwashing with soap behavior is good and right. Usually the only school-age children understand that the importance of hand washing by hand is wet, even though hand washing alone or washing hands using soap still does not leave germs or less clean so can not say hand washing is good and right. Health education is a means of providing information that is very efektik to improve the health aspects both in terms of knowledge, attitudes, and behaviors of school-age children to wash their hands. The purpose of this study was to determine the effect of hand washing health education on knowledge, attitude and ability to wash hands at primary school age children at SDN 1 Meteseh. This study is a quasi-experimental pretest-posttest design with control Groupdesign. The population in this study were all students in grade 4 and grade 5 SDN Meteseh Semarang and sampling is done by simple random sampling method that is numbered 117 people. Analysis of the data used in this research is to use statistical analysis Paired t-test and independent t-test and Wilcoxon and Mann Whitney. Statistical analysis obtained no significant differences of knowledge, attitudes, and behavior of children before and after hand washing health education given by p 0.000; 0,000; 0,001. There is a significant difference between knowledge, attitudes and behavior of school age children wash hands in the control group and the intervention group with p 0.007; 0,029; 0,011. Based on the results of the statistical analysis it is expected to provide information to students about the importance of washing hands, so that students can practice washing hands properly. Keywords: knowledge, attitude, behavior, health education, hand washing.

PENDAHULUAN Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2007). Praktik merupakan tindakan akibat adanya suatu respon. Kecenderungan untuk bertindak karena adanya fasilitas atau respon (Notoatmodjo, 2010). Anak usia sekolah memiliki kesadaran yang kurang mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar. Biasanya anak usia sekolah hanya mengerti bahwa cuci tangan yang penting tanganya basah saja, padahal cuci tangan saja atau cuci tangan tidak menggunakan sabun masih meninggalkan kuman atau kurang bersih sehingga belum bisa di katakan cuci tangan yang baik dan benar. Sehingga di butuhkan peran pelaku kesehatan untuk memberikan informasi kepada masyarakat termasuk anak usia sekolah mengenai prilaku cuci tangan pakai sabun agar dapat mewujudkan masyarakat berperilaku hidup bersih sehat (Proverawati, A dan Rahmawati, E (2012). Penyuluhan kesehatan merupakan sarana memberikan informasi yang sangat efektik untuk meningkatkan aspek kesehatan (Notoatmodjo, 2006 dalam Saraswati, 2012). Kesehatan merupakan hak setiap manusia,kesehatan merupakan hal yang pokok dan wajib di miliki oleh seseorang. Oleh karena itu, manusia harus berusaha untuk menjaga kesehatan tubuh dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkunganya. Perilaku hidup bersih harus di terapkan pada anak sedini mungkin agar anak terbiasa berperilaku hidup bersih sehat di lingkungan rumah maupun luar rumah (Lucie, 2005 dalam Lubis, dkk, 2013). PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat (Proverawati, A dan Rahmawati, E ( 2012). Indikator PHBS adalah mencuci tangan menggunakan air mengalir dan memakai sabun,mengkomsumsi jajan yang sehat dan menggunakan jamban yang bersih dan sehat. Tangan merupakan anggota tubuh yang paling gampang sebagai perantara masuknya kuman

di dalam tubuh, oleh karena itu perilaku cuci tangan pakai sabun adalah hal penting untuk mewujudkan perilsku hidup bersih sehat.perilaku hidup bersih sehat merupakan cara untuk mencegah terjadinya penyakit menular akibat kuman seperti diare (Depkes, 2007 dalam Chuluq, dkk, 2013). Perlu di lakukan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih sehat terutama mengenai peilaku cuci tangan pakai sabun. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Mencuci Tangan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Mencuci Tangan Pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN Meteseh. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan mencuci tangan terhadap pengetahuan, sikap dan praktik mencuci tangan pada anak usia sekolah dasar di SDN Meteseh Semarang METODE Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain Pretest-Posttest with Control Group design Ciri tipe penelitian ini adalah pengelompokkan anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random (Notoatmodjo, 2010). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 dan kelas 5 SDN Meteseh Semarang. Jumlah populasinya adalah 164 siswa. Sampel adalah objek yang diteliti dianggap mewakili seluruh populasi penelitian (Notoadmodjo, 2010). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling yaitu bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Teknik yang di gunakan yaitu dengan mengundi anggota populasi (lottery technique) atau teknik undian. (Notoatmodjo, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini akan peneliti deskripsikan berdasarkan masing-masing karakteristik responden dan variabel dalam penelitian serta peneliti akan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,

Tabel 1 Perbedaan pengetahuan awal dan akhir anak pada kelompok kontrol di SDN Meteseh Semarang, 2014 (n=59) Variabel Mean (rata-rata) Std. Deviasi P-Value Pengetahuan sebelum Pengetahuan setelah 13,63 14,58 5,837 4,260 0,146 Berdasarkan hasil uji Paired t-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata pengetahuan akhir anak lebih tinggi yaitu sebesar 14,58 dibandingkan dengan pengetahuan awal yaitu sebesar 13,63. Analisis hasil penelitian dengan uji Paired t-test diperoleh nilai p-value 0,146 > (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan awal dan akhir anak. Tabel 2 Perbedaan pengetahuan anak sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan pada kelompok intervensi di SDN Meteseh Semarang, 2014 (n=59) Variabel Mean (rata-rata) Std. Deviasi P-Value Pengetahuan sebelum Pengetahuan setelah 12,36 16,55 4,412 3,505 0,000 Berdasarkan hasil uji Paired t-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata pengetahuan anak setelah diberikan penyuluhan kesehatan lebih tinggi yaitu sebesar 16,55 dibandingkan dengan sebelum diberikan penyuluhan yaitu sebesar 12,36. Analisis hasil penelitian dengan uji Paired t-test diperoleh nilai p-value 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan anak sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan mencuci tangan pada kelompok intervensi. Tabel 3 Perbedaan sikap awal dan akhir anak pada kelompok kontrol di SDN Meteseh Semarang, 2014 (n=59) Variabel Mean (rata-rata) Std. Deviasi P-Value Sikap sebelum Sikap setelah 11,59 14,53 4,124 4,673 0,000 Berdasarkan hasil uji Paired t-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata sikap awal anak lebih tinggi yaitu sebesar 14,53 dibandingkan dengan sikap akhir yaitu sebesar 11,59. Analisis hasil penelitian dengan uji Paired t-test diperoleh nilai p-value 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sikap awal dan akhir anak pada kelompok kontrol.

Tabel 4 Perbedaan sikap anak sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan pada kelompok intervensi di SDN Meteseh Semarang, 2014 (n=58) Variabel Mean (rata-rata) Std. Deviasi P-Value Sikap sebelum Sikap setelah 12,31 16,28 4,079 3,852 0,000 Berdasarkan hasil uji Paired t-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata sikap anak setelah diberikan penyuluhan kesehatan lebih tinggi yaitu sebesar 16,28 dibandingkan dengan sebelum diberikan penyuluhan yaitu sebesar 12,31. Analisis hasil penelitian dengan uji Paired t-test diperoleh nilai p-value 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sikap anak sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan mencuci tangan pada kelompok intervensi. Tabel 5 Perbedaan praktik awal dan akhir mencuci tangan pada kelompok kontrol di SDN Meteseh Semarang, April 2014 (n=59) Variabel Mean (rata-rata) Std. Deviasi P-Value Sikap sebelum Sikap setelah 9,20 9,73 3,576 2,894 0,313 Berdasarkan hasil uji Paired t-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata praktik akhir mencuci tangan lebih tinggi yaitu sebesar 9,73 dibandingkan dengan praktik awal yaitu sebesar 9,20. Analisis hasil penelitian dengan uji Paired t-test diperoleh nilai p-value 0,313 > (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan praktik awal dan akhir mencuci tangan pada kelompok kontrol. Tabel 6 Perbedaan praktik mencuci tangan sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan pada kelompok intervensi di SDN Meteseh Semarang, April 2014 (n=58) Variabel Mean (rata-rata) Std. Deviasi P-Value Sikap sebelum Sikap setelah 8,40 10,97 3,774 2,932 0,000 Berdasarkan hasil uji Wilcoxon diperoleh gambaran bahwa rata-rata praktik mencuci tangan setelah diberikan penyuluhan kesehatan lebih tinggi yaitu sebesar 10,97 dibandingkan dengan sebelum diberikan penyuluhan yaitu sebesar 8,40. Analisis hasil penelitian dengan uji Wilcoxon diperoleh nilai p-value 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

praktik mencuci tangan sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan mencuci tangan pada kelompok intervensi. Tabel 7 Perbedaan pengetahuan anak usia sekolah pada kelompok kontrol dan intervensi di SDN Meteseh Semarang, 2014 (n1=59n2=58) Pengetahuan n Mean (rata-rata) Std. Deviasi P-Value Kelompok kontrol Kelompok intervensi 59 58 14,58 16,55 4,260 3,505 0,007 Berdasarkan hasil uji Independent t-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata pengetahuan pada kelompok intervensi mengalami peningkatan yaitu sebesar 16,55 dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu sebesar 14,58. Analisis hasil penelitian dengan uji Independent t-test diperoleh nilai p-value 0,007 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Tabel 8 Perbedaan sikap mencuci tangan pada kelompok kontrol dan intervensi di SDN Meteseh Semarang, 2014 (n1=59n2=58) Sikap n Mean (rata-rata) Std. Deviasi P-Value Kelompok kontrol Kelompok intervensi 59 58 14,53 16,28 4,673 3,852 0,029 Berdasarkan hasil uji Independent t-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata sikap pada kelompok intervensi mengalami peningkatan yaitu sebesar 16,28 dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu sebesar 14,53. Analisis hasil penelitian dengan uji Independent t-test diperoleh nilai p-value 0,029 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sikap mencuci tangan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Tabel 9 Perbedaan praktik mencuci tangan pada kelompok kontrol dan intervensi di SDN Meteseh Semarang, 2014 (n1=59n2=58) Praktik mencuci tangan n Mean (rata-rata) Std. Deviasi P-Value Kelompok kontrol Kelompok intervensi 59 58 9,73 10,97 2,894 2,932 0,011 Berdasarkan hasil uji Mannwithney U-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata praktik mencuci tangan pada kelompok intervensi mengalami peningkatan yaitu sebesar 10,97 dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu sebesar 9,73. Analisis hasil penelitian dengan uji Mannwithney U-test diperoleh nilai p-value 0,011 <

(0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara praktik mencuci tangan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Perbedaan pengetahuan awal dan akhir anak usia sekolah pada kelompok kontrol dan intervensi. Berdasarkan hasil analisis statistik pada kelompok kontrol dengan uji t-dependent test atau paired t-test didapatkan nilai rata-rata tingkat pengetahuan akhir lebih baik yaitu sebesar 14,58 dibandingkan dengan pengetahuan awal yaitu sebesar 13,63. Analisis hasil penelitian dengan uji Paired t-test diperoleh nilai p-value 0,146 > (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan anak awal dan akhir. Sedangkan hasil analisis statistik pada kelompok intervensi dengan uji t-dependent test atau paired t-test didapatkan nilai rata-rata tingkat pengetahuan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan lebih baik yaitu sebesar 16,55 dibandingkan dengan sebelum diberikan penyuluhan yaitu sebesar 12,36. Analisis hasil penelitian dengan uji Paired t-test diperoleh nilai p-value 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan anak sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan mencuci tangan pada kelompok intervensi. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan pendapat Efendi (2008) bahwa setiap orang memiliki tanggapan yang berbeda-beda. Perbedaan sikap awal dan akhir anak usia sekolah pada kelompok kontrol dan intervensi Berdasarkan hasil analisis statistik pada kelompok kontrol dengan uji Paired t-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata sikap akhir anak lebih tinggi yaitu sebesar 14,53 dibandingkan dengan sikap awal yaitu sebesar 11,59. Analisis hasil penelitian dengan uji Paired t-test diperoleh nilai p-value 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sikap awal dan akhir anak pada kelompok kontrol. Sedangkan hasil analisis statistik pada kelompok intervensi dengan uji Paired t-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata sikap anak setelah diberikan penyuluhan kesehatan lebih tinggi yaitu sebesar 16,28 dibandingkan dengan sebelum diberikan penyuluhan yaitu sebesar 12,31. Analisis hasil penelitian dengan uji Paired t-test diperoleh nilai p-value 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sikap anak sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan mencuci tangan pada kelompok intervensi. Hasil penelitian ini didukung

dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek berarti memiliki sikap yang arahnya positif. Perbedaan praktik awal dan akhir mencuci tangan pada kelompok kontrol dan intervensi Berdasarkan hasil analisis statistik pada kelompok kontrol dengan uji Paired t-test diperoleh gambaran bahwa rata-rata praktik akhir lebih tinggi yaitu sebesar 9,73 dibandingkan dengan praktik awal yaitu sebesar 9,20. Analisis hasil penelitian dengan uji Paired t-test diperoleh nilai p-value 0,313 > (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan praktik awal dan akhir pada kelompok kontrol. Sedangkan hasil analisis statistik pada kelompok intervensi dengan uji Wilcoxon diperoleh gambaran bahwa rata-rata praktik mencuci tangan setelah diberikan penyuluhan kesehatan lebih tinggi yaitu sebesar 10,97 dibandingkan dengan sebelum diberikan penyuluhan yaitu sebesar 8,40. Analisis hasil penelitian dengan uji Wilcoxon diperoleh nilai p-value 0,000 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan praktik mencuci tangan sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan mencuci tangan pada kelompok intervensi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Ircham (2009) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Perbedaan pengetahuan cuci tangan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Independent t-test di atas didapatkan bahwa rata-rata pengetahuan pada kelompok intervensi mengalami peningkatan yaitu sebesar 16,55 dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu sebesar 14,58. Analisis hasil penelitian dengan uji Independent t-test diperoleh nilai p-value 0,007 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hasil penelitian ini didukung pendapat dari Soekanto (2002) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah adanya penerimaan informasi dari pihak-pihak lain.

Perbedaan sikap mencuci tangan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Independent t-test di atas didapatkan bahwa rata-rata sikap pada kelompok intervensi mengalami peningkatan yaitu sebesar 16,28 dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu sebesar 14,53. Analisis hasil penelitian dengan uji Independent t-test diperoleh nilai p-value 0,029 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sikap mencuci tangan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Perbedaan praktik mencuci tangan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Mannwithney U-test di atas didapatkan bahwa rata-rata praktik mencuci tangan pada kelompok intervensi mengalami peningkatan yaitu sebesar 10,97 dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu sebesar 9,73. Analisis hasil penelitian dengan uji Mannwithney U-test diperoleh nilai p-value 0,011 < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara praktik mencuci tangan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hasil ini sejalan dengan pendapat dari Azwar (2010) yang menyatakan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain berasal dari pendidikan kesehatan dimana pendidikan kesehatan dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, selain itu sikap juga dapat terbentuk karena media masa yang membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Pengumpulan data perilaku anak usia sekolah dalam mencuci tangan hanya dilakukan dengan alat ukur kuesioner dan diisi sendiri oleh responden, sehingga peneliti tidak dapat mengetahui secara langsung bagaimana cara dan perilaku mencuci tangan pada anak usia sekolah, maka untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alat ukur yang berbeda misalnya dengan lembar observasi. Penelitian ini hanya didasarkan pada jenis intervensi penyuluhan kesehatan yang dilakukan pada responden dan tidak memperhatikan adanya pengaruh dari faktor lain seperti media massa. Keterbatasan penelitian Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada kelas 4 dan 5 sehingga belum dapat menggeneralisasi dari seluruh populasi yang ada di SDN 1 Meteseh. Alat ukur dalam penelitian ini hanya didasarkan pada kuesioner, sehingga peneliti kurang bisa mengeksplor jawaban responden secara lebih mendalam, sehingga untuk penelitian

selanjutnya dapat menggunakan metode lain dalam pengumpulan data misalnya dengan lembar observasi. PENUTUP 1. Ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan tentang mencuci tangan anak usia sekolah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai p value 0,007. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara sikap mencuci tangan anak usia sekolah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai p value 0,029. 3. Ada perbedaan yang signifikan antara praktik mencuci tangan anak usia sekolah pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai p value 0,011. Mengingat hasil penelitian ini sangat bermakna terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan praktik mencuci tangan pada anak usia sekolah, sehingga peneliti ingin menyampaikan beberapa saran kepada: 1. Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para siswa tentang pentingnya melakukan cuci tangan, sehingga siswa dapat melakukan praktik mencuci tangan dengan benar. 2. Institusi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang praktik mencuci tangan pada siswa sehingga institusi sekolah dapat memberikan penyuluhan kesehatan secara rutin melalui program UKS untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik mencuci tangan pada siswa. 3. Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi masyarakat untuk dapat ikut serta dalam memberikan motivasi bagi siswa selama di rumah untuk melakukan cuci tangan. 4. Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi pihak puskesmas tentang gambaran pengetahuan, sikap, dan praktik mencuci tangan pada

anak usia sekolah, sehingga petugas puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan kesehatan secara rutin pada siswa sekolah dasar. 5. Perawat Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan khususnya bagi perawat komunitas untuk meningkatkan pengkajian terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak usia sekolah sehingga dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya kelompok usia anak sekolah. 6. Peneliti selanjutnya Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pengetahuan, sikap, dan praktik mencuci tangan pada anak usia sekolah dengan variabel yang mempengaruhi lainnya misal pendidikan dan media massa, serta menggunakan instrumen penelitian lain misal dengan lembar observasi.

KEPUSTAKAAN Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Yogyakarta: Pusaka Pelajar. Chuluq, C., Susmarini, D., & Lestari, A., P. (2013). Pengaruh Kegiatan Rutin Mencuci Tangan di Sekolah dengan Perilaku Mencuci Tangan Anak Prasekolah Usia 4-6 tahun di TK Islam Terpadu As-Salam Kota Malang. Efendi, AN. (2008). Perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Rineka cipta. Ircham, M. (2009). Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya. Lubis, Z., S., A., Lubis, L., N., & Syarial, E. (2013). Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Anak Tentang Phbs Di Sekolah Dasar Negeri 065014 Kelurahan Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013. Mubarak, Iqbal.(2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan.Yogyakarta:Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan 2th ed. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S.(2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S.. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika. Reza, F., Marsito, & Saraswati, R.. (2012). Efektifitas Penyuluhan Kesehatan Oleh Peer Group Dan Tenaga Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (Phbs) Cuci Tangan Bersih Pada Siswa Sd N 01 Dan 02 Bonosari Sempor Kebumen. Soekanto, A. (2002). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku. Diunduh 25 Maret 2013. dari http://situs.perilaku.info/ diglib28.htm. Susilowati, T. (2007). Informasi sebagai dasar pengetahuan. diakses pada tanggal 23 Maret 2014 dari http://mediasehatnews.com