2015 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MOTIF HIAS SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 5.1 Lokasi Penelitian Sumber.

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

2015 PENERAPAN METODE HYPNO-NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI TEKS PUISI

Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

2016 PENERAPAN KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN (K3) KERJA PADA PELAKSANAAN PRAKTIK MEMBATIK DI SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), dan networking (membentuk jejaring).

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Batik Berbasis Nilai Kearifan Lokal di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep matematika merupakan ilmu dasar bagi pengembangan sains dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara teoritis, hakikat pendidikan merupakan belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

GITA MARDIAN KUSNANDANG

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. rohaniah (Satrio Haryanto, 2006:1). Dalam kehidupan perlu adanya. dengan melestarikan nilai-nilai budaya dan memahami makna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia akan dapat menyesuaikan

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nur Akmalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran banyak sekali permasalahan-permasalahan. satunya adalah rendahnya minat belajar matematika.

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan yang. struktur kurikulum dan pola pembelajaran yang dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika di tingkat SD adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai suatu rencana sejalan dengan rumusan kurikulum menurut undang-undang pendidikan yang dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi, tingkat kecerdasan siswa, kultur, sistem nilai, serta kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu, para pengembang kurikulum termasuk guru harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam. Kurikulum harus selalu memonitoring dan dievaluasi untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik karena kurikulum itu bersifat hipotesis. Maksudnya, baik-tidaknya kurikulum akan dapat diketahui setelah dilaksanakan di lapangan. Kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah kompetensi guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Ketidaksiapan guru tidak hanya terkait dengan urusan kompetensi mengajar saja, tetapi juga berkaitan dengan masalah kreativitasnya. Seorang guru yang akan mendidik dalam bidang pendidikan seni rupa membutuhkan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan bidang tersebut. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tersebut meliputi pengetahuan tentang pendekatan dan metode pembelajarannya. Pendekatan dan metode dalam pembelajaran seni rupa merupakan dasar pengetahuan yang mesti dikuasai seorang Guru ketika akan mempersiapkan diri dalam perancangan (desain) pembelajaran.

2 Guru tidak hanya menggunakan pendekatan yang baru dalam pembelajaran, namun harus bisa juga mengendalikan proses pembelajaran di dalam kelas dan yang lebih penting orientasinya adalah berpusat pada siswa, tidak hanya siswa yang aktif dan kreatif, guru juga harus memiliki kompetensi yang mampu mengendalikan proses pembelajaran yang aktif. Materi dalam penelitian ini yaitu motif hias Minangkabau. Pembelajaran motif hias di SMP Negeri 2 Gunung Talang lebih mengarah pada motif ukiran Minangkabau. Tiap ukiran melambangkan ajaran dan pernah yang digambarkan secara tersirat, bahkan hampir tidak dikenali. Selain ukiran yang terdapat di rumah gadang, rangkiang dan balai-balai adat. Pada perkembangan selanjutnya motif-motif ukiran tersebut mulai pula diterapkan pada bangunan-bangunan lainnya seperti pada bangunan perkantoran, bangunan pertokoan, mesjid, museum dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari motif ukiran tersebut dipakai sebagai motif hiasan atau sulaman pakaian, motif ukir perabotan dan pada benda-benda pakai lainnya. Motif-motif itu dibuat dalam berbagai variasi bentuk, namun tetap berorientasi kepada bentuk motif yang asli. Jika diorientasikan pada pembelajaran di sekolah motif ukiran termasuk pada pembelajaran motif hias. Materi motif hias selain terdapat pada ukiran kayu atau rumah gadang Minangkabau, juga dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (batik), songket, atau batu. Motif hias dapat dikolaborasikan sehingga bentuknya bervariasi. Motif hiasminangkabau adalah ungkapan atau ekspresi yang lahir dari suatu konsep untuk menyatakan diri dalam kebudayaan, khususnya dalam bidang kesenian. Motif hias dalam proses kelahirannya berasal dari akibat interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya. Motif hias Minangkabau selain dari bentuknya yang indah. Juga mengandung nilai-nilai, seperti norma-norma agama, sosial, dan hukum. Motif hiasdapat menggambarkan jalan pikiran masyarakat Minangkabau, baik dalam cara mengahadapi pergaulan sesama manusia maupun menanggulangi kehidupan ataupun bergaul dengan makhluk lain seperti ternak piaraan. Bentuk dasar motif hiasminangkabau berasal dari bentuk-bentuk alam (flora dan fauna) dan geometris.

3 Berdasarkan tinjauan awal di beberapa sekolah menengah pertama di daerah Kabupaten Solok pada tanggal 27-29 Juli 2014 yaitu SMPN 3 X Koto Singkarak, SMPN 5 X Koto Singkarak, dan SMPN 2 Gunung Talang sebelum kurikulum 2013 ditinjau kembali, ketiga SMP ini dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah untuk materi yang bersifat teoritis, dan metode penugasan untuk materi yang bersifat praktek. Setelah dilakukan evaluasi terhadap kurikulum 2013 pada awal tahun 2015 pertama, menghentikan total implementasi kurikulum 2013. Kedua, sekolah yang selama ini nyaman dan tidak bermasalah menjalankan kurikulum 2013, diputuskan tetap menjalankannya. Ketiga, sekolah yang keberatan karena belum siap, kembali menerapkan kurikulum lawas (kurikulum satuan pendidikan). Namun, dua sekolah tidak menerapkan lagi kurikulum 2013, sehingga hanya SMPN 2 Gunung Talang yang masih menerapkan kurikulum 2013. Dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP ini, guru cenderung memberikan materi atau menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah yang sering kali memberi kesan monoton dan tidak merangsang rasa ingin tahu siswa serta tidak membuat siswa aktif. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil tinjauan awal akan didukung dengan data hasil belajar siswa semester dua tahun 2013/2014 yang diuraikan sebagai berikut. Tabel 1.1 Rata Rata Hasil Ujian Tengah Semester II Tahun 2013/2014 KELAS NILAI Kelas VII A 68,71 Kelas VII B 65,51 Kelas VII C 60,87 Kelas VII D 69 Tabel 1.1 di atas menunjukkan nilai bahwa rata-rata yang diperoleh siswa jauh di bawah standar kompetensi kelulusan di SMP Negeri 2 Gunung Talang yaitu 75. Berdasarkan hasil rekap nilai ujian tengah semester 2 dalam rentang nilai 100, nilai tertinggi diperoleh siswa adalah 92 dan nilai terendah didapatkan 40. Hasil belajar yang rendah merupakan salah satu indikator adanya kesulitan yang dialami siswa. Selama pembelajaran berlangsung beberapa kesulitan belajar yang dialami siswa diantaranya adalah 1) sebagian siswa yang mampu menjawab

4 pertanyaan guru, namun tidak mengetahui makna yang terdapat pada motif hias, 2) tidak mampu mengenal motif hias yang menjadi identitas masyarakat Minangkabau, 3) keterampilan dalam membuat motif hias masih belum berstandar, 4) mengapresiasi karya motif hias belum positif. Berdasarkan fakta hasil observasi dan wawancara tanggal 26 Juli 2014 dapat disimpulkan bahwa: 1) Siswa tidak mengenal motif hias yang menjadi identitas masyarakat Minangkabau. Selain tampak dari hasil belajar siswa, saat proses pembelajaran berlangsung, ketika guru bertanya dengan memperlihatkan contoh motif hias, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan. 2) Keterampilan siswa dalam membuat motif hias masih belum memenuhi standar kompetensi yang diharapkan, hal ini juga terlihat pada hasil karya siswa. Fenomena tersebut mengindikasikan pembelajaran motif hias di SMP tersebut belum berhasil, hal tersebut dimungkinkan. 1) karena pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang memotivasi siswa untuk aktif dan tidak ada media pembelajaran yang digunakan untuk mendekatkan siswa dengan budaya masyarakat Minangkabau khususnya budaya membuat motif hias. Permasalahan yang dihadapi di atas menunjukkan kekurang mampuan guru mewujudkannya proses pembelajaran yang bermutu. Salah satu cara yang dapat dipergunakan guru untuk memperbaiki mutu dan kualitas proses pembelajaran adalah dengan menggunakan pendekatan atau menerapkan strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. Melalui pendekatan ini siswa dituntut untuk mengikuti pembelajaran melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar mencoba dan mengkomunikasikan (Sani, hlm. 54-71). Lima aktivitas belajar tersebut merupakan aktivitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Dengan itu diharapkan siswa termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat di sekitarnya, mencatat atau mengidentifikasi fakta, lalu merumuskan masalah yang ingin diketahuinya dalam pernyataan menanya. Tahapan aktivitas belajar siswa yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik dilakukan dengan beberapa prosedur, yang dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang akan

5 dipelajari. Pembelajaran dilakukan dengan kegiatan observasi terlebih dahulu sebelum memunculkan pertanyaan, selanjutkan membuat desain atau sketsa motif hias, tahapan berikutnya memindahkan sketsa pada bahan kayu, dan mempresentasikannya. Pendekatan saintifik diartikan sebagai pendekatan ilmiah merupakan konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching and learning approach) merupakan salah satu pendekatan pedagogis dalam pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang salah satu dilandasi penerapan metode ilmiah. Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode campuran (mix methods), alasan peneliti menggunakan metode ini yaitu untuk memperluas pembahasan dengan cara menerapkan dua metode sekaligus. Penelitian ini tidak hanya menganalisis hasil belajar siswa tetapi juga mendeskripsikan hasil karya yang dibuat oleh siswa. Menurut Creswell (2014, hlm. 313) mencampur data (dalam pengertian yang lebih luas, mencampur rumusan masalah, filosofi, dan interpretasi penelitian) data kualitatif terdiri dari teks-teks dan gambar-gambar, sedangkan data kuantitatif terdiri dari angka-angka. Penerapan pendekatan saintifik menarik untuk dikaji karena karakteristik pendekatan tersebut lebih berorientasi kepada keaktifan dalam proses pembelajaran siswa. Sisi lain bagi sebagian besar guru pendekatan ini tergolong ke dalam pendekatan yang relatif bersamaan dengan pemberlakuan kurikulum 2013.

6 Berdasarkan informasi yang didapat di SMP Negeri 2 Gunung Talang pendekatan saintifik belum sepenuhnya diterapkan dan belum ada yang meneliti. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran seni rupa dengan judul penelitian. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Motif Hias Sumatera Barat (Studi pembelajaran motif hias Solok Siswa SMP Negeri 2 Gunung Talang). B. Rumusan Masalah Penelitian Penelitian mengenai keberhasilan pembelajaran motif hias masyarakat Kabupaten Solok sampai saat ini belum ada yang melakukan. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba menerapkan pendekatan saintifik untuk mengatasi masalah kurang optimalnya pembelajaran motif hias. Agar lebih terarah maka penelitian ini hanya mengkaji efektivitas implementasi dalam proses pembelajaran dan dampaknya terhadap pembelajaran motif hias di kelas VII E dan VII F SMP Negeri 2 Gunung Talang. Dengan demikian rumusan masalahnya adalah bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran motif hias. Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah penelitian yang dikemukakan di atas, yang menjadi rumusan masalah utama adalah: 1. Bagaimana aktivitas siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan pendekatan saintifik? 2. Bagaimana respon siswa terhadap implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran motif hias? 3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan pendekatan saintifik? 4. Bagaimana hasil karya siswa dalam pembelajaran motif hias dengan pendekatan saintifik? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran motif hias Sumatera Barat

7 2. Tujuan Khusus Berdasarkan tujuan umum di atas, peneliti menyimpulkan tujuan khusus untuk rumusan masalah utama yaitu: 1. Untuk menganalisis aktivitas siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan pendekatan saintifik. 2. Untuk menganalisis respon siswa terhadap implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran motif hias. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan pendekatan saintifik. 4. Untuk menganalisis hasil karya siswa dalam pembelajaran motif hias dengan pendekatan saintifik. D. Manfaat/Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik secara keilmuan (teoritis) maupun secara empirik (praktis). 1. Secara teoritis Memberikan manfaat secara teoritis, penelitian ini akan menggali dan mengkaji tentang bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran seni rupa. 2. Secara Praktis a. Memberikan masukan bagi guru, sebagai pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan mengaktifkan siswa dalam proses belajar. b. Memberikan masukan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran seni rupa. c. Para akademisi atau komunitas akademis, khususnya dalam bidang seni rupa untuk bahan masukan arahan pengembangan pendidikan seni rupa sebagai disiplin ilmu.

8 d. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman untuk dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan hasil penelitian pada tahap selanjutnya. e. Bagi para peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk dilakukannya penelitian sejenis dengan variabel yang berbeda atau pendekatan yang berbeda. E. Struktur Organisasi Tesis 1. Bab I Pendahuluan Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat atau signifikansi penelitian, serta sistematika penulisan. 2. Bab II Landasan Teoritis Pada Bab ini akan membahas mengenai teori yang akan digunakan pada penelitian pembelajaran motif hias melalui pendekatan saintifik, akan berpedoman dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah pertanyaan penelitian. Terdiri dari beberapa teori. Pertama, mengenai teori pembelajaran. Kedua, teori hasil belajar. Ketiga, teori konsep pembelajaran seni rupa. Keempat, teori pembelajaran motif hias. Kelima, teori pendekatan saintifik. 3. Bab III Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mix Methods), strategi yang dipakai yaitu strategi ekplanatoris sekuensial. Dalam metode campuran peneliti menggunakan dua metode sekaligus yaitu kuasi eksperimen dan deskriptif kualilatif. Petama, desain penelitian. Kedua, partisipan dan tempat penelitian. Ketiga, populasi dan sampel. Keempat, instrumen penelitian. Kelima, metode dan prosedur penelitian. Keenam, teknik pengumpulan data dan analisis data.

9 4. Bab IV Motif Ukiran Rumah Gadang Minangkabau Membahas tentang motif ukiran rumah gadang Minangkabau, mulai namanama motfi ukiran rumah gadang, pola motif ukiran, dan makna-makna yang terkandung di dalamnya. 5. Bab V Temuan dan Pembahasan Bab ini meliputi pemamparan dan analisis data untuk menghasilkan temuan pembahasan atau analisis temuan. 6. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi Bab ini meliputi penafsiran dn pemaknaan peneliti, terhadap hasil analisis temuan penelitian dalam bentuk kesimpulan penelitian. Implikasi dalam penelitian berupa rekomendasi yang ditujukan kepada pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan penelitian lanjutan.