PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

ABSTRAK PENGARUH SARAPAN YANG TIDAK TERATUR, FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO OBESITAS DAN BMI (BODY MASS INDEX) YANG ABNORMAL

ABSTRAK PENGARUH DURASI TIDUR TERHADAP RISIKO OBESITAS PADA PRIA DEWASA. Mutiara Hermana, 2009 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, MKes, AIF

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

Pengaruh Pemberian Edukasi Gaya Hidup terhadap Peningkatan Pengetahuan Karyawan Obesitas di Universitas X

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

PERAN LATIHAN FISIK TERHADAP NAFSU MAKAN PADA INDIVIDU OVERWEIGHT ATAU OBESITAS YANG MENDAPATKAN KONSELING GIZI TENTANG LOW CALORIE DIET

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA SEMESTER ENAM ANGKATAN

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

ABSTRAK HUBUNGAN DAN UJI VALIDITAS PENILAIAN STATUS GIZI METODE BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN BROCA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. di DIY memiliki proporsi sebesar 42,1% untuk perilaku sedentari <3 jam,

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KEBUGARAN FISIK DAN IMEJ TUBUH DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMA Dl KOTA BANDA ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang. ditandai dengan kenaikan kronik kadar gula darah di

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

Oleh: Esti Widiasari S

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN NILAI VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS) PADA MAHASISWA APIKES CITRA MEDIKA SURAKARTA SKRIPSI

Hubungan lingkar lengan atas dengan obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Uuniversitas Sam Ratulangi

ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN LINGKAR PINGGANG MAHASISWA

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

Kata kunci : Body Mass Index (BMI), Lingkar Lengan Atas (LLA)

BAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN TEKANAN DARAH SISTOL DAN DISTOL

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB)

Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KORELASI ANTARA BODY MASS INDEX DENGAN PLANTAR ARCH INDEX LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

HUBUNGAN OLAHRAGA DAN AKTIVITAS HARIAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011, 2012 DAN

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Penelitian. Dislipidemia adalah suatu istilah yang dipakai untuk

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

ABSTRAK. EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) TERHADAP PENURUNAN BMI (BODY MASS INDEX) DAN OBESITAS SENTRAL PADA DEWASA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

HUBUNGAN INDIKATOR OBESITAS DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SD SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK Shella Monica Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan dan tingkah laku manusia. Studi penelitian telah mengamati hubungan antara durasi tidur yang singkat dengan peningkatan kadar lemak pada anak-anak dan remaja. Beberapa penelitian juga telah dikembangkan yang juga menunjukkan keterkaitan antara kebiasaan tidur dengan peningkatan berat badan pada anak-anak dan remaja. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh kurang tidur terhadap peningkatan risiko obesitas. Metode Menggunakan desain observasional analitik dengan uji t tidak berpasangan. Penelitian ini dilakukan terhadap 120 orang mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dengan usia 18-25 tahun. Tinggi badan diukur dengan pengukur tinggi badan. Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan berat badan. Dilakukan perhitungan Index Massa Tubuh dengan rumus menurut WHO. Subjek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner. Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil Berdasarkan hasil penelitian pada 60 subjek penelitian dengan BMI normal, terdapat 23 orang yang kurang tidur dan 37 orang yang cukup tidur. Sedangkan, pada 60 subjek penelitian dengan BMI abnormal, terdapat 43 orang yang kurang tidur dan 17 orang yang cukup tidur. Dari hasil uji t tidak berpasangan, subjek penelitian yang kurang tidur sebanyak 66 orang dengan rata-rata BMI sebesar 24.36 kg/m 2 dan subjek penelitian yang cukup tidur sebanyak 54 orang dengan rata-rata BMI sebesar 22.66 kg/m 2 (p < 0,05). Simpulan Kurang tidur meningkatkan risiko obesitas. Kata Kunci: Kurang tidur, risiko obesitas ABSTRACT Background Adequate sleep is an important factor for human health and behavior. Several research have observed an association between short sleep duration with increased fat levels in children and adults. Several studies have also been developed which also shows the relationship between habitual sleep and weight gain in children and adolescents. Objective To find out if lack of sleep increasse the risk of obesity. Method Using observational analytic design with independent t test. This research was conducted on 120 students of Marantha Christian University, 18-25 years old. Body height was measured with a height gauge. Body weight measurements performed using weight scales. Body Mass Index calculation formula according to the WHO. Research subjects were asked to fill out a questionnaire. Data analysis using independent t test. Results Based on the results of the study on 60 subjects with normal BMI, there were 23 people who sleep less, and 37 people who get enough sleep. Meanwhile, the 60 subjects with abnormal BMI, there were 43 people who sleep less, and 17 people who get enough sleep. From the results of independent "t" test, research subjects who less sleep as many as 66 people with an average of

BMI 24.36 kg/m 2 and research subject who get enough sleep as many as 54 people with an average BMI of 22.66 kg/m 2 (p <0,05). Conclusion Lack of sleep increase the risk of obesity. Keywords: Lack of sleep, obesity risk PENDAHULUAN Obesitas merupakan penyebab meningkatnya angka kematian. Hal ini disebabkan karena obesitas menyebabkan efek metabolik yang buruk pada tekanan darah, kolesterol, trigliseridaa, dan resistensi insulin sehingga risiko penyakit jantung koroner, stroke iskemik, kanker, dan diabetes mellitus tipe 2 meningkat terus dengan meningkatnya Body Mass Index (BMI) 1. Prevalensi obesitas di seluruh dunia telah meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2008. Pada tahun 2008, 10% pria dan 14% wanita di dunia menderita obesitas (BMI 30 kg/m 2 ). Sedangkan pada tahun 1980, penderita obesitas sebesar 5% pria dan 8% wanita. Diperkirakan 205 juta pria dan 297 juta wanita di atas usia 20 tahun menderita obesitas. Didapatkan lebih dari setengah miliar orang dewasa di seluruh dunia menderita obesitas 2. Di Indonesia, prevalensi obesitas menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Prevalensi nasional obesitas pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun adalah 10,3% 3. Prevalensi kurang tidur telah meningkat secara signifikan dalam setengah abad terakhir ini. Pada tahun 1969, penduduk Amerika Utara melaporkan durasi tidur yang digunakan adalah antara 8-8,9 jam setiap malam, sementara pada tahun 1995 turun menjadi 7 jam. Saat ini, 30% orang dewasa melaporkan waktu tidur 6 jam setiap malam. Padahal, mencukupi tidur merupakan faktor penting bagi kesehatan dan tingkah laku. Peningkatan ini terjadi bersamaan dengan prevalensi meningkatnya kelebihan berat badan dan obesitas 1. Beberapa penelitian telah mengamati hubungan antara durasi tidur yang pendek dan peningkatan kadar lemak pada anak-anak dan remaja. Beberapa penelitian lain juga telah dikembangkan di negara-negara Eropa yang berbeda seperti Perancis, Jerman atau Portugal yang juga menunjukkan keterkaitan antara kebiasaan tidur dengan peningkatan berat badan pada anak-anak dan remaja. Pada penelitian tersebut, didapatkan bahwa pada subjek penelitian dengan durasi tidur yang pendek menunjukkan hasil yang tinggi pada Body Mass Index, lemak tubuh, waist dan hip circumference, dan indeks massa lemak 4. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah Ingin mengetahui apakah kurang tidur meningkatkan risiko obesitas.

BAHAN DAN CARA Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan. Alat-alat yang digunakan adalah timbangan badan, meteran pengukur tinggi badan, dan lembar kuesioner. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Kristen Maranatha sejumlah 120 orang, pria dan wanita usia 18-25 tahun. Terdiri dari 60 orang dengan kriteria Body Mass Index (BMI) normal (18.5-22.9 kg/m 2 ) dan 60 orang dengan kriteria BMI abnormal ( 23 kg/m 2 ). Subjek Penelitian mengisi kuesioner dengan kriteria : Jenis Kelamin laki-laki dan perempuan Usia 18-25 tahun Subjek dengan BMI normal (18.5-22.9 kg/m 2 ) dan abnormal ( 23 kg/m 2 ) Sukarela ikut dalam penelitian dan menandatangani informed consent Kooperatif Prosedur Penelitian Subjek Penelitian diberi penjelasan tentang tujuan, manfaat, dan prosedur dari penelitian ini. Setelah subjek penelitian bersedia, subjek diminta untuk menandatangani informed concent. a. Prosedur Pemeriksaan Antropometrik Pengukuran Berat Badan : Subjek penelitian melepas alas kaki, kemudian berdiri di atas timbangan yang telah dikalibrasi. Pengukuran Tinggi Badan : Subjek penelitian melepas alas kaki, kemudian berdiri dengan posisi tegak, kepala, punggung dan bokong berada pada garis vertikal, mata memandang lurus ke depan, lalu dilakukan pengukuran. Setelah didapatkan hasil antropometrik, dilakukan penghitungan Body Mass Index (BMI). Perhitungan rumus BMI : Berat Badan (kg) BMI Tinggi Badan (m) 2 b. Prosedur Pengisian Kuesioner Subjek penelitian diminta untuk mengisi data diri, kemudian menjawab semua pertanyaan pada lembar kuesioner.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari penelitian yang dilakukan pada 120 orang, didapatkan hasil seperti yang tertera dalam tabel berikut : Tabel 1 Hasil Pengukuran BMI dan Pengisian Kuesioner BMI Jumlah Variabel Jumlah Rata-rata Kurang tidur 23 20,6 kg/m Normal 60 2 Cukup tidur 37 20,8 kg/m 2 Abnormal 60 Kurang tidur 43 26,4 kg/m 2 Cukup tidur 17 26,7 kg/m 2 Pada 60 orang dengan BMI normal, didapatkan 23 orang yang kurang tidur (rata-rata 20,6 kg/m 2 ) dan 37 orang yang cukup tidur (rata-rata 20,8 kg/m 2 ). Sedangkan, pada 60 orang dengan BMI abnormal, didapatkan 43 orang yang kurang tidur (rata-rata 26,4 kg/m 2 ) dan 17 orang yang cukup tidur (rata-rata 26,7 kg/m 2 ). Tabel 2 Hasil Uji t Tidak Berpasangan BMI Variabel N BMI rata-rata Std. Deviation Kurang Tidur 66 24,36 kg/m 2 3,769 Cukup tidur 54 22,66 kg/m 2 3,470 Uji t p < 0,05 Berdasarkan hasil uji t tidak berpasangan, didapatkan subjek penelitian yang kurang tidur sebanyak 66 orang dengan BMI rata-rata sebesar 24,36 kg/m 2 (SD = 3,769). Sedangkan didapatkan subjek penelitian dengan cukup tidur sebanyak 54 orang dengan BMI rata-rata sebesar 22,66 kg/m 2 (SD = 3,47). Dari hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan uji t tidak berpasangan, didapatkan bahwa BMI dari orang yang kurang tidur, yaitu 24,36 kg/m 2, lebih besar daripada BMI dari orang yang cukup tidur, yaitu 22,66 kg/m 2 (p < 0,05). Pembahasan Penelitian ini sesuai dengan penelitian pada tahun 2004 sampai 2008 mengenai hubungan durasi tidur yang pendek dengan obesitas pada anak-anak di Australia, dengan menggunakan 3495 orang tua dari anak-anak yang berusia 5 sampai 15 tahun yang kemudian dilakukan wawancara. Pada penelitian tersebut didapatkan pengaruh durasi tidur yang pendek terhadap obesitas pada anakanak dengan hasil p < 0,001 5.

Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian M Garaulet et al pada tahun 2006 mengenai hubungan durasi tidur yang pendek dengan peningkatan risiko obesitas pada remaja di Eropa. Penelitian tersebut menggunakan 3311 orang berusia 12,5 17,49 tahun dari 10 kota di Eropa. Pada penelitian tersebut, didapatkan hasil sebagai berikut 4 : Orang yang durasi tidurnya lebih singkat, menunjukkan nilai yang tinggi pada Body Mass Index, lemak tubuh, waist and hip circumference, dan fat mass index (p < 0,05), khususnya pada wanita 4. Remaja yang tidur < dari 8 jam setiap harinya memiliki aktivitas fisik yang sedikit (cenderung duduk diam) dan menghabiskan waktu lebih banyak untuk menonton televisi (p < 0,05) 4. Orang yang kurang tidur cenderung lebih jarang memakan buah, sayur, dan ikan daripada orang yang tidur 8 jam setiap harinya (p < 0,05) 4. Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan hasil yang signifikan mengenai hubungan durasi tidur yang pendek dengan pengaruhnya terhadap peningkatan risiko obesitas 4. Pada penelitian sebelumnya, diteliti juga mengenai aktivitas fisik dan kebiasaan makan yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan risiko obesitas. Hal inilah yang menjadi keterbatasan dari penelitian ini karena tidak adanya penelitian mengenai faktor risiko lain. Faktor risiko lain seperti, faktor genetik, faktor lingkungan, asupan makanan, jenis makanan, dan aktivitas fisik juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan risiko obesitas 6. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran Kurang tidur meningkatkan risiko obesitas 1. Tidur cukup diperlukan untuk mengurangi risiko obesitas dan mencapai kesehatan yang optimal. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian yang lebih banyak agar didapatkan hasil yang lebih signifikan. 3. Perlu dilakukan penelitian dengan faktor risiko lain seperti, faktor genetik, faktor lingkungan, asupan makanan, jenis makanan, dan aktivitas fisik yang juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan risiko obesitas. DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. Global Health Observatory (GHO) : Obesity. [Online] 2013. [Cited: May 21, 2013.] http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/obesity_text/en/. 2.. Media Centre : Obesity and Overweight. [Online] 2013. [Cited: May 21, 2013.] http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/.

3. Riskesdas. s.l. : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2007. 4. Pediatric Original Article. Garaulet, M., et al. 2011, Short sleep duration is associated with increased obesity markers in European adolescents : effect of physical activity and dietary habits. 5. Short Sleep Duration and Obesity among Australian children. Shi, Zumin, et al. 2010, BMC Public Health. 6. Kumar, Parveen and Clark, Michael. Clinical Medicine. 6th Edition. New York : W.B. Saunders, 2005, pp. 252-257; 1205.