JENIS - JENIS IKAN SELAIS (Pisces: Siluridae) DI SUNGAI KUMU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

JENIS-JENIS IKAN (PISCES) DI DANAU SIPOGAS KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

KEANEKARAGAMAN IKAN BADA (Pisces: Rasbora) DI SUNGAI KUMU PASIR PENGARAIAN ROKAN HULU RIAU

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

JENIS-JENIS IKAN (PISCES) DI SUNGAI SANGKIR ANAK SUNGAI ROKAN KIRI DESA SANGKIR KECAMATAN UJUNG BATU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN CYPRINIFORMES DI SUNGAI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

4. METODA PENELITIAN. 4.1 Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni - Oktober 2008 yang dilaksanakan di su

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

BAB 2 BAHAN DAN METODA

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

KEANEKARAGAMAN IKAN SUNGAI LAHEI BERDASARKAN ALAT TANGKAP IKAN OLEH MASYARAKAT DESA LAHEI KABUPATEN BARITO UTARA

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. mencapai ± Ha, yang terdiri dari danau Ha, sungai Ha

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK

- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

TEKNIK PENATAAN KOLEKSI IKAN SEBAGAI MEDIA INFORMASI ILMIAH PLASMA NUTFAH IKAN PERAIRAN UMUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur

BAB III METODE PENELITIAN

Keanekaragaman ikan lais (kryptopterus spp) berdasarkan karakter morfologi di danau teluk kota jambi

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia ABSTRACT

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI LUBUK TANO KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 1851) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENGARAT (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU. Devika Aprilyn 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2

THE INFLUENCE OF BAIT TO WARD CATH RESULT RAWAI IN THE RIVER WATER KAMPAR KIRI MUARA SAKO KELURAHAN LANGGAM KECAMATAN LANGGAMKABUPATEN PELALAWAN.

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.59/MEN/2011 TENTANG

Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) :

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak

Keywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers

Ichtyofauna in the Sok-sok Holbung, Aek Isa small river, Simarpinggan Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency, North Sumatera Province.

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ABSTRAK

PENENTUAN KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI SIAK MENGGUNAKAN METODE JEMBATAN WHEATSTONE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN DI HULU SUNGAI CIKANIKI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN, JAWA BARAT

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

II. METODE PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

PENGARUH BENTUK DAN LETAK CELAH PELOLOSAN (Escape Gap) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR TERHADAP KELESTARIANSUMBERDAYA IKAN

Lampiran 1 Ringkasan Skripsi. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Alamat pos elektronik:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

EFEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE GAP) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR UNTUK MENUNJANG KELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI SINGINGI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

PENGENDALIAN SUMBERDAYA IKAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PENANGKAPAN DAN PENGUMPULAN GLASS ELL (SIDAT) DI MUARA SUNGAI CIMANDIRI

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

(misalnya danau, situ, waduk, danau, rawa dan lahan basah), terdiri atas kompoenen biotik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

POSTER KERAGAMAN JENIS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SUNGAI OGAN, SUMATERA SELATAN 1 Marson 2

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Disampaikan Pada Acara :

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

INVENTARISASI SPESIES IKAN DI SUNGAI KOMERING KECAMATAN MADANG SUKU II KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, SUMATERA SELATAN

TPA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

Stasiun 1 ke stasiun 2 yaitu + 11,8 km. Stasiun '4.03"LU '6.72" BT. Stasiun 2 ke stasiun 3 yaitu + 2 km.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

Pertanian, Univeritas Sumatera Utara, ( Pertanian, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 15/MEN/2009 TENTANG

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI BATANG TUPANGAN KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Transkripsi:

JENIS - JENIS IKAN SELAIS (Pisces: Siluridae) DI SUNGAI KUMU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Devi Nurusdianita Sari *), Arief Anthonius Purnama 1), Filza Yulina Ade 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK Penelitian mengenai jenis-jenis ikan selais (Pisces: Siluridae) di sungai Kumu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau yang telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2014. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan metode survey. Teknik pengambilan sampel secara stratified sampling. Sampel ikan yang tertangkap diidentifikasi dan dianalisa dengan mendeskripsikan ikan yang didapat sampai tingkat spesies dari hasil tangkapan menggunakan jaring insang, jala tebar, pancing dengan tiga kali pengulangan pada bagian hulu, tengah dan hilir sungai. Hasil dari penelitian ini ditemukan sebanyak 114 individu ikan selais terdiri dari lima spesies, yaitu Ompok eugeneiatus, O. hypophthalmus, Kryptopterus schilbeides, K. mononema, K. limpok. Kata kunci: Ikan Selais, Spesies dan Sungai Kumu. ABSTRACT This study about species of selais fish (Pisces: Siluridae) in Kumu river Rokan Hulu Regency Riau Province which has been carried out from July to September 2014. The study was conducted by survey method mean while samples were collected by stratified sampling method. Samples were caught later identified and analyzed by describing the fish until species that were obtained from catching by usinggill nets, fish netand fishing with three repetitions on the upperstream, middlestream and downstream. Results showed 114 individual of selais fish were found with five species, namely Ompok eugeneiatus, O. hypophthalmus, Kryptopterus schilbeides, K.mononema, K.limpok. Keywords: Selais Fish, Species and Kumu Rivers. PENDAHULUAN Sungai adalah aliran air atau bagian dari aliran yang lebarnya rata-rata sama dengan atau lebih dari 5 meter (Heddi, 2012: 23). Sungai merupakan wilayah dilalui badan air yang bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang rendah baik melalui permukaan atau bawah tanah (Nursyahra, 2012: 3). Keanekaragaman dan kelimpahan jenis ikan juga ditentukan oleh karakteristik habitat perairan. Karakteristik habitat di sungai sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran arus sungai (Yuanda, Dhahiyat dan Herawati, 2012: 230). Salah satu sungai yang terdapat di Provinsi Riau tepatnya di Kabupaten Rokan Hulu adalah Sungai Kumu. Sungai Kumu merupakan salah satu sungai kecil yang memiliki fungsi sebagai sumber daya ikan air tawar, transportasi, tempat pembuangan limbah pertanian, mandi dan cuci. Sehingga kegiatan tersebut diduga dapat mencemari Sungai Kumu. Aktivitas manusia yang terjadi di sepanjang daerah aliran sungai telah memberikan dampak negatif terhadap lingkungan perairan yang dapat menghambat kehidupan biota di perairan. Kekayaan jenis suatu biota didukung oleh kondisi lingkungan yang baik pula (Nurudin, Kariada dan Irsadi, 2013: 120). Kondisi perairan sungai akan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang hidup didalamnya, salah satu biota tersebut adalah ikan. Secara umum, ikan dapat diartikan sebagai kelompok vertebrata akuatik poikilotermal (berdarah dingin) yang memiliki insang untuk bernapas dan bergerak dalam air dengan bantuan alat berupa sirip. Bentuk tubuh ikan umumnya termodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan habitatnya di air (Ario, 2010: 32). Ikan adalah biota air yang dapat dijadikan sebagai indikator tingkat pencemaran yang terjadi di dalam perairan (Setiawan, Emilia dan Suheryanto, 2013: 741). Penelitian mengenai ikan yang dilakukan di Sumatera mencatat 272 jenis ikan air tawar dan 30 jenis diantaranya termasuk ikan endemik (Kottelat dkk., 1993: ii). Ikan air tawar umumnya lebih banyak dikenal dari pada hasil perikanan lainya, karena jenis ikan tersebut yang paling banyak ditangkap dan dikonsumsi (Reni, 2013: 3). Bentuk tubuh ikan air tawar yang unik dan bervariasi salah satunya adalah ikan selais. Ikan selais adalah salah satu jenis ikan yang sangat digemari dan mempunyai nilai ekonomis tinggi khususnya di Riau (Mulyadi, Usman dan Suryani, 2010: 21). Ikan selais juga merupakan spesies ikan yang umum dibudidayakan khususnya di Provinsi Riau. Kenyataan tersebut menggambarkan * Hp : 082304370337 e-mail : biologie.devi@gmail.com

tingginya konsumsi masyarakat terhadap ikan selais. Menurut informasi nelayan dari salah satu daerah penyebaran ikan selais yaitu di sungai khususnya di Propinsi Riau, ikan selais akhir-akhir ini semakin sedikit yang tertangkap dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, hal ini menyebabkan harga ikan selais semakin mahal sehingga para nelayan berusaha menangkap ikan tersebut tanpa memperhatikan ukurannya lagi (Putra dkk., 2013: 2). Ikan selais ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dimana banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat dengan bebagai olahan seperti ikan salai (Wagiman, Yusfiati dan Elvyra, 2014: 2). Karakteristik habitat sungai sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran arus. Laju pertumbuhan ikan yang hidup di lingkungan perairan yang sehat dan tercemar menunjukkan perbedaan. Bila lingkungan tempat hidup ikan masih memadai, dimana ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan mendukung kehidupan ikan tersebut, ikan tumbuh dengan cepat dan bentuk tubuh proporsional (Putra, Windarti dan Yanti, 2012: 66). Bila kerusakan yang terjadi dapat dilihat dari tingkat kedalaman dan kualitas airnya, salah satu ciri-ciri air yang tercemar adalah tingkat kekeruhannya. Kekeruhan yang berasal dari suspense koloid tanah dan lumpur maupun hidroksida besi sangat berbahaya bagi organisme. Partikel lumpur dapat menempel pada insang ikan, sehingga mengakibatkan terganggu proses pernafasan ikan (Dinas Perikanan, 2007: IV-35). Salah satu upaya pelestarian sumberdaya perikanan diperlukan suatu penelitian terhadap analisis ekonomi usaha penangkapan ikan di Kabupaten Rokan Hulu. Selain itu dapat memberikan data mengenai keanekaragaman jenis ikan selais yang ada. Sumberdaya hayati keanekaragaman ikan yang ada di sungai mempunyai peran penting (Jukri, Emiyarti dan Kamri, 2013: 24). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ikan Selais (Pisces: Siluridae) yang ada di sungai Kumu Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2014 dengan menggunakan metode survey dimana sampel dikoleksi dengan teknik stratified sampling pada tiga stasiun. Stasiun 1 berada di Hulu Desa Pasir Intan (koordinat 00º56 05,0 LU dan 100º11 17,3 BT). Stasiun 2 berada di Desa Pasir Agung (koordinat 00º55 01,2 LU dan 100º13 33,8 BT). Stasiun 3 berada di Desa Rambah Hilir (Kumu) (koordinat 00º55 56,9 LU dan 100º13 33.8 BT). Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jaring dan jala, pancing, kamera digital, GPS (Global Positioning System), penggaris, kaca pembesar, jangka sorong, alat tulis berupa tinta kedap air, kertas tahan air, toples, plastik, wadah atau timba, tali, sarung tangan, pinset pancang dan buku panduan identifikasi ikan serta peta Sungai Kumu Kabupaten Rokan Hulu. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70%. Teknik pengambilan data dengan memasang jaring tegak lurus dengan aliran sungai kemudian dilakukan penggiringan ikan menuju jaring ke arah hulu. Kegiatan dalam penangkapan dilakukan satu kali dalam seminggu dan daerah penangkapan terdiri dari tiga stasiun dalam batas waktu seminggu dan pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil semua individu, ikan sampel yang didapat dengan alat tangkap yang ditentukan dicuci dengan air sungai. Setelah itu dimasukkan ke dalam plastik yang berisi air bersih, sampel ikan dikumpulkan dari hasil tangkapan. Kemudian sampel tersebut didokumentasikan dan setelah itu masing-masing ikan sampel dipindahkan kedalam plastik yang berisikan alkohol 70% kemudian plastik diberi label dengan kertas tahan air, setelah itu dicatat nomor urut, stasiun, waktu dan tanggal. Kemudian sampel yang didapat dengan menggunakan alat tangkap dibawa ke Laboratorium untuk diidentifikasi jenisjenis ikan yang didapat. Sampel ikan segar yang ditangkap kemudian diletakkan pada wadah (tidak dicampurkan dalam satu wadah) kemudian dicuci dengan air bersih yang tujuannya agar menghilangkan cairan alkohol 70% yang masih menempel ditubuh ikan. Setelah itu diukur beberapa parameter morfologinya. Selanjutnya sampel ikan disimpan dalam toples sampel ikan yang diawetkan dengan alkohol 70%. Kemudian diberi label dengan catatan nama daerah, waktu penangkapan dan lokasi penangkapan. Sampel ikan kemudian diidentifikasi di Laboratorium Biologi Universitas Pasir Pengaraian dengan menggunakan buku identifikasi ikan freshwater fishes of wester Indonesia of Sulawesi, karangan Kottelat dkk. (1993) dan Nelson (2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan 2 genus dan 5 spesies ikan selais dengan total 114 individu. Spesiesnya adalah Ompok eugeneiatus, O. hypophthalmus, Kryptopterus schilbeides, K. mononema, dan K. limpok. Jumlah tersebut tersebar pada tiga stasiun pengamatan. Jenis, lokasi dan jumlah ikan yang didapatkan selama penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis-Jenis Ikan yang Tertangkap di Perairan Sungai Kumu. No Genus Spesies Stasiun 1 2 3 Total 1 Ompok Ompok eugeneiatus 20 14 27 61 2 Ompok O. hypophthalmus 11 13 0 24

3 Kryptopterus Kryptopterus schilbeides 11 4 0 15 4 Kryptopterus K. mononema 0 2 8 10 5 Kryptopterus K. limpok 0 0 4 4 Total 42 33 39 114 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah individu tertinggi ditemukan pada stasiun 1 yaitu sebanyak 42 individu. Jumlah individu terendah ditemukan pada stasiun 2 yaitu sebanyak 33 individu. Sedangkan untuk stasiun tiga jumlahnya tidak terlalu tinggi dari stasiun 1 dan hanya ditemukan yaitu dengan jumlah 39 individu. Deskripsi spesies ikan selais yang didapatkan dijelaskan sebagai berikut. 1. Ompok eugeneiatus (Gambar 1). Gambar 2. O. hypophthalmus (Bleeker, 1846). Spesies ini berjumlah sebanyak 24 individu pada stasiun satu dan stasiun dua, sementara pada stasiun tiga tidak ditemukan. Pada stasiun satu didapatkan sebanyak 11 individu dan pada stasiun dua didapatkan sebanyak 13 individu Ikan Selais (O. hypopthalmus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang berpotensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan. 3. Kryptopterus schilbeides (Gambar 3). Gambar 1. Ompok eugeneiatus (Vaillant,1893). rahang atas mencapai bagian pangkal sirip dubur, satu pasang sungut rahang bawah panjang melampaui ekor. O. eugeneiatus tidak memiliki sisik, pola badan bergaris-garis, bintik-bintik dihubungkan oleh garis warna disepanjang sisi badan, cuping sirip ekor meruncing. Setelah mencocokkan dengan buku identifikasi Kottelat dkk.,(1993) ciri tersebut merupakan spesies O. eugeneiatus. Ciri-ciri lainnya spesies O. eugeneiatus yaitu sirip dubur terpisah dari sirip ekor (Kottelat dkk., 1993: 97). Spesies ini didapatkan pada semua stasiun dengan jumlah sebanyak 61 individu, dimana 20 individu didapatkan pada stasiun satu, stasiun dua didapatkan sebanyak 14 individu dan stasiun tiga didapatkan sebanyak 27 individu. 2. O. hypophthalmus (Gambar 2). Deskripsi: Memiliki ciri-ciri sirip punggung sangat pendek. Tubuh berwarna kekuningan kepala berbentuk tumpul dan permukaan kepala bagian atas agak cembung. Mata terletak dibelakang sudut mulut. Mempunyai dua pasang sungut terletak pada rahang atas dan rahang bawah. Sungut rahang atas mencapai pangkal sirip punggung. Sungut rahang bawah lebih pendek dari pada panjang kepala. Sirip dubur sangat panjang dan berakhir di dekat sirip ekor. Cuping sirip ekor meruncing. Warna punggung agak gelap. Setelah mencocokkan dengan buku identifikasi Kottelat dkk., (1993) ciri tersebut merupakan spesies O. hypophthalmus. Ciri-ciri lainnya terdapat bintik atau garis warna pada sisi badan (Kottelat dkk., 1993: 97). Gambar 3. Kryptopterus schilbeides (Bleeker, 1858). Deskripsi: Memiliki dua pasang sungut yang panjangnya mencapai sirip dubur dan memiliki warna badan yang tidak terlalu transparan, badan berwarna kekuningan. Pola badan bergaris-garis, terdapat sedikit bintik-bintik dihubungkan oleh garis warna disepanjang sisi badan sirip dubur terpisah dari ekor, cuping sirip ekor meruncing. Setelah mencocokkan dengan buku identifikasi Kottelat dkk. (1993) ciri tersebut merupakan spesies Kryptopterus schilbeides. Ciri-ciri lainnya memiliki Gigi vomerine yang terletak dalam dua kelompok terpisah (Kottelat dkk., 1993: 97). Spesies ini didapatkan pada stasiun satu dan stasiun dua dengan jumlah sebanyak 15 individu. Pada stasiun satu didapatkan sebanyak 11 individu, stasiun dua didapatkan sebanyak 4 individu. 4. K. mononema (Gambar 4).

Gambar 4. K. mononema (Bleeker, 1846). rahang atas hampir mencapai pertengahan sirip dubur dan sungut rahang bawah mencapai pangkal sirip perut. K. mononema tidak memiliki sisik, memiliki sirip punggung berwarna hitam, pola badan bergarisgaris dan bintik-bintik dihubungkan oleh garis warna disepanjang sisi badan, sirip dubur terpisah dari ekor. Setelah mencocokkan dengan buku identifikasi Kottelat dkk., (1993) ciri tersebut merupakan spesies K. mononema. Ciri-ciri lainnya memiliki bentuk profil punggung lurus (Kottelat dkk., 1993: 97). Spesies ini didapatkan pada stasiun dua dan stasiun tiga dengan jumlah sebanyak 10 individu. Pada stasiun dua didapatkan sebanyak 2 individu dan pada stasiun tiga didapatkan sebanyak 8 individu. 5. K. limpok (Gambar 5). Gambar 5. K. limpok (Bleeker, 1852). rahang atas hampir mencapai sirip dubur, sungut rahang bawah hampir mencapai sirip dada. Sirip punggung tereduksi. Terdapat bercak hitam pada pangkal sirip ekor. Memiliki warna badan yang tidak transparan, badan berwarna putih dan memiliki sirip yang transparan, sirip dubur terpisah dari ekor, cuping sirip ekor meruncing. Setelah mencocokkan dengan buku identifikasi Kottelat dkk. (1993) ciri tersebut merupakan spesies Kryptopterus limpok. Ciri-ciri lainnya memiliki profil punggung mencembung seperti tengkuknya (Kottelat dkk.,1993: 96). Spesies ini didapatkan pada stasiun tiga dengan jumlah sebanyak 4 individu. SIMPULAN Dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan yaitu didapatkan 5 spesies ikan selais sungai Kumu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau yaitu Ompok eugeneiatus, O. hypophthalmus, Kryptopterus schilbeides, K. mononema dan K. limpok dengan jumlah total sebanyak 114 individu. O. eugeneiatus ditemukan sebanyak 61 individu, O. hypophthalmus sebanyak 24 individu, K. schilbeides sebanyak 15 individu, K. mononema sebanyak 10 individu, K. limpok sebanyak 4 individu. DAFTAR PUSTAKA Ario, A.W. 2010. Panduan Lapangan Satwa Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jakarta: Conservation Internasional Indonesia. Dinas Perikanan. 2007. Laporan Akhir. Kajian Kawasan Budidaya Air Tawar Kabupaten Rokan Hulu. Rokan Hulu: Dinas Perikanan. Heddi, S. 2012. Metode Analisis Vegetasi dan Komunitas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jukri, M., Emiyarti dan Kamri, S. 2013. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Lamunde Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Mina Laut Indonesia 01(1): 23-37. Kottelat, M., Whitten, A.J., Kartikasari, S.N. dan Wirdjoatmodjo, S. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus Edition. (HK) in Collaboration with the Environment Republik Indonesia. Mulyadi, Usman M.T. dan Suryani. 2010. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelulusan Hidup Benih Ikan Selais (Ompok hypophthalmus). Berkala Perikanan Terubuk 38(2): 21-40. Nelson, J.S. 2006. Fishes of the World. Fourth edition. Canada: John Wiley and Sons, Inc. 621 hal. Nursyahra. 2012. Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap di Batang Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tengah Padang. Jurnal Pelangi STKIP PGRI Sumbar 4(2): 1-14. Nurudin, A.F., Kariada, N. dan Irsadi, A. 2013. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Skonyer Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah. Jurnal Sains 2(2): 119-127. Putra, I., Mulyadi, Pamukas, A.N. dan Rusliadi. 2013. Peningkatan Kapasitas Produksi Akuakultur Pada Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok sp.) Sistem Aquaponik. Jurnal Perikananan dan Kelautan (1): 01-10. Putra, M.R., Windarti dan Yanti. 2012. Pertumbuhan Relatif Ikan Selais (Ompok sp.) yang Tertangkap di Sungai Kampar dan Sungai Siak, Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan 17(1): 65-74. Reni, R.A. 2013. Status Trofik Danau Rawa Pening dan Komposisi Ikan yang Hidup Bebas Didalamnya. Skripsi. Jurusan Biologi

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang. Padang. Setiawan, A.A., Emilia, I. dan Suheryanto. 2013. Kandungan Merkuri Total Pada Berbagai Jenis Ikan Cat Fish di Perairan Sungai Musi Kota Palembang. 742-750. Prosiding. Seminar Nasional Sains & Teknologi V Lembaga Penelitian Universitas Lampung, 19-20 November 2013. Wagiman, Yusfiati dan Elvyra, R. 2014. Struktur Ginjal Ikan Selais (Ompok hypopthalmus Bleeker, 1846) di Perairan Sungai Siak Kota Pekanbaru. JOM FMIPA 1(2): 1-9. Yuanda, A.M., Dhahiyat, Y. dan Herawati, T. 2012. Struktur Komunitas Ikan di Hulu Sungai Cimanuk Kabupaten Garut. Jurnal Perikanan dan Kelautan 3(3): 229-236.