Sebagian besar anak dengan infeksi HIV

dokumen-dokumen yang mirip
Epidemi infeksi human immunodeficiency

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS

Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula Elemental Di RSU dr.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Cheaper HIV viral load in-house assay and simplified HIV Test Algorithm

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Faktor Prediktor Kematian Anak dengan Infeksi HIV yang Mendapat Terapi Antiretrovirus di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

HIV dengan anemia (Volberding, dkk., 2002; Volberding, dkk 2004). Anemia juga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN CD4 COUNT PADA PASIEN HIV/AIDS

Studi kasus pada pasien di RSUP Dr. Kariadi Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi

ABSTRACT. Yulian Rahmadini *, Retnosari Andrajati **, Rizka Andalusia *** *

PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA BAYI DAN ANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2013 di RSUP. Dr.

SURAKARTA. Persyaratan Memperoleh G commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan

PERBEDAAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DENGAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

RINGKASAN. Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk

1 Universitas Kristen Maranatha

JUMLAH SEL T CD4+ PASIEN HIV KOINFEKSI HCV RNA POSITIF DAN NEGATIF RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA SKRIPSI

ABSTRAK PREDIKTOR PENINGKATAN STATUS GIZI PASIEN YANG MENDAPATKAN TERAPI ANTIRETROVIRAL DI RSUP SANGLAH DENPASAR BALI

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB IV METODE PENELITIAN

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN SKRINING GIZI DI RUMAH SAKIT. Dr. Susetyowati DCN,M.Kes Universitas Gadjah Mada 2014

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindroma/

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. bentuk nodul-nodul yang abnormal. (Sulaiman, 2007) Penyakit hati kronik dan sirosis menyebabkan kematian 4% sampai 5% dari

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA TAHUN 2012

Correlation of Total Lymphocyte Count with CD4 Count in HIV/AIDS Patients

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Komplikasi infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dipengaruhi epidemi ini ditinjau dari jumlah infeksi dan dampak yang

ANALISIS MANFAAT PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN DHF DI SMF PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

ABSTRAK. Kata kunci : CD4, HIV, obat antiretroviral Kepustakaan : 15 ( )

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

STUDI PENATALAKSANAAN TERAPI PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KLINIK VCT RUMAH SAKIT KOTA MANADO ABSTRAK

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pada usus yang diperantarai proses aktivasi imun yang patofisiologinya kompleks

PERANAN NON-VIRAL LOAD SURROGATE MARKER PADA PASIEN HIV(+) YANG DIMONITOR SELAMA PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Virus Epstein-Barr (EBV) adalah virus yang. menginfeksi lebih dari 90% populasi di dunia, baik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

Hubungan Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Kejadian Dengue Syok Sindrom (DSS) pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu jenis pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Transkripsi:

Artikel Asli Perbandingan Jumlah Limfosit Total pada Anak Gizi Buruk dengan Infeksi dan Tanpa Infeksi HIV Nur Aisiyah Widjaja, Dina Angelika, Siti Nurul Hidayati, Roedi Irawan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSU Dr. Soetomo, Surabaya Latar belakang. Anak gizi buruk dengan dan tanpa infeksi HIV mempunyai tampilan klinis yang hampir sama. Jumlah limfosit total (TLC) dapat digunakan sebagai parameter respon imun selular pada anak gizi buruk dan sebagai penilaian penurunan respon imun selular pada HIV yang dapat dipakai sebagai skrining awal. Tujuan. Membandingkan jumlah limfosit total pada anak gizi buruk dengan dan tanpa infeksi HIV. Metode. Penelitian analitik deskriptif retrospektif dari data sekunder status pasien gizi buruk umur 0-60 bulan yang dirawat di bangsal anak RSUD Dr Soetomo, Surabaya sejak tahun 2004-2009. Data yang diambil adalah data umur, jenis kelamin, dan status infeksi HIV. Diagnosis HIV berdasarkan pemeriksaan serologi tiga metode dan PCR. Semua pasien gizi buruk dengan dan tanpa HIV dihitung jumlah limfosit totalnya. Analisis data menggunakan chi-square dan t-test. Hasil. Didapatkan 58 anak dengan gizi buruk dan 14 anak disertai dengan infeksi HIV. Nilai rerata TLC pada anak gizi buruk dengan infeksi HIV 2743 (1008-4479), sedangkan tanpa infeksi HIV 6260 (4755-7766). Kelompok anak gizi buruk dengan infeksi HIV mempunyai TLC lebih rendah dibandingkan tanpa HIV (2743 vs 6260) yang bermakna secara statistik dengan mean difference -3517(-5740 sampai -1295 ),p=0,003. Perbedaan bermakna terutama pada kelompok umur 12-23 bulan (2279 vs 7403) dengan mean difference -5124 (-9074 sampai -1168), p=0.015. Kesimpulan. Anak gizi buruk dengan infeksi HIV mempunyai jumlah limfosit total yang lebih rendah dibandingkan gizi buruk tanpa infeksi HIV terutama pada kelompok umur 12-23 bulan. Sari Pediatri 2013;15(2):99-104. Kata kunci: HIV, anak gizi buruk, jumlah limfosit total Alamat korespondensi: Dr. Nur Aisiyah Widjaja, Sp.A, Staf Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya. Jl. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya,Telp (031) 5501682. E-mail: nuril08@yahoo.com Sebagian besar anak dengan infeksi HIV mengalami gizi buruk memiliki tampilan klinis yang hampir sama dengan anak gizi buruk tanpa infeksi HIV. 1 Di Jawa Timur, terdapat 5260 kasus HIV tercatat sampai dengan September 2009 dengan 147 kasus usia <14 tahun. 2 99

Seiring dengan peningkatan angka kejadian HIV, terutama di Jawa Timur, anak dengan tampilan klinis gizi buruk sering dikaitkan dengan infeksi tersebut. 1 Pada infeksi HIV, didapat penurunan sistem imunitas selular yang ditandai dengan penurunan jumlah sel limfosit T, khususnya sel T CD4. Seperti halnya infeksi HIV, keadaan gizi buruk juga terdapat penurunan sel T limfosit. 3,4 Jumlah total limfosit merupakan parameter yang dapat digunakan untuk menilai respons imun selular pada gizi buruk. 1 Penelitian oleh Gunarsa dkk 5 didapatkan hubungan antara jumlah limfosit total <1200 sel/mm 3 dengan status nutrisi pada dewasa. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa idealnya penilaian penurunan respon imun selular pada infeksi HIV adalah dengan pemeriksaan CD4, tetapi apabila terdapat keterbatasan biaya dan sarana yang tidak memungkinkan untuk pemeriksaan CD4 dapat menggunakan pemeriksaan jumlah total limfosit (total lymphocyte count (TLC). 3 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menilai kompatibilitas TLC dibandingkan dengan pemeriksaan CD4 dalam menilai respon imun selular pada kasus HIV. Dalam penelitian lain oleh obirikorang dkk, 3 disebutkan bahwa jumlah limfosit total dapat digunakan sebagai pengukuran dan monitoring terapi terhadap peningkatan respon imun selular apabila tidak bisa melakukan pemeriksaan CD4. Sampai saat ini belum terdapat penelitian pada anak yang membandingkan jumlah limfosit total pada anak gizi buruk dengan dan tanpa infeksi HIV. Penelitian ini bertujuan untuk menilai jumlah limfosit total pada anak gizi buruk dengan dan tanpa HIV yang dapat dipakai sebagai skrining awal untuk mengetahui kemungkinan infeksi HIV pada anak dengan tampilan klinis gizi buruk. Metode Data sekunder berasal dari status rawat inap di ruang perawatan anak RS Dr. Soetomo, Surabaya sejak tahun 2004 sampai 2009. Kriteria inklusi adalah semua anak umur 0-60 bulan yang sudah didiagnosis gizi buruk dengan penyakit infeksi dan dirawat. Dari semua pasien gizi buruk tersebut dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pasien dengan infeksi HIV dan kelompok pasien tanpa infeksi HIV. Karakteristik TLC dibandingkan di antara kedua kelompok tersebut. Infeksi HIV ditegakkan dengan pemeriksaan antibodi HIV 3 metode dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan PCR HIV. Kriteria eksklusi adalah pasien yang sudah mendapat obat ARV (antiretroviral). Pengambilan data dilakukan melalui lembar pengumpulan data (LPD) secara retrospektif dari rekam medis. Variabel yang dianalisis meliputi umur, jenis kelamin, pemeriksaan antropometri, dan nilai jumlah limfosit total. Penilaian status gizi pada menggunakan Z score WHO 2007, terdiri dari berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, dan berat badan menurut tinggi badan. Apabila berat badan menurut tinggi badan mempunyai Z score <-3 SD disebut gizi buruk. Pemeriksaan jumlah limfosit total dilakukan secara komputerisasi berdasarkan laboratorium Patologi Klinik RS. Dr. Soetomo dan dilakukan sebelum pasien mendapat obat ARV. Penghitungan nilai jumlah limfosit total adalah persen limfosit dikalikan jumlah limfosit total. Analisis statistik yang digunakan adalah uji t untuk data kuantitatif dan uji chi-square untuk data kualitatif dengan confidence interval (CI) 95%. Disebut signifikan apabila p<0,05. Hasil Didapatkan 58 pasien gizi buruk yang terdiri dari 14 pasien gizi buruk dengan infeksi HIV dan 44 pasien gizi buruk tanpa infeksi HIV. Tabel 1 menunjukkan distribusi usia dan jenis kelamin pada pasien gizi buruk, baik pada kelompok HIV maupun bukan HIV. Dari 58 anak gizi buruk, didapatkan 34 laki-laki dan 24 perempuan dengan sex ratio 1.4:1, sedangkan dari 14 pasien HIV yang menderita gizi buruk, 10 laki-laki dan 4 perempuan dengan sex ratio 2.5:1. Kelompok usia terbanyak adalah kelompok usia 0-11 bulan, diikuti kelompok usia 12-23 bulan dan 24-47 bulan. Analisis uji chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara jumlah masing-masing kelompok usia, baik pada pasien HIV maupun bukan HIV (X 2 =9.093, df=4, p=0,105). Analisis uji chi-square juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok jenis kelamin baik pada pasien HIV (X 2 =7.467, df=4, p= 0,113), maupun bukan HIV (X 2 =1.626, df=4, p=0,898). Tabel 2 menunjukkan perbandingan nilai jumlah limfosit total (TLC) pada kelompok HIV dan bukan 100

Tabel 1. Distribusi umur sampel penelitian Kelompok umur HIV-positif (n=14) HIV-negatif (n=44) (bulan) Laki laki Perempuan Laki laki Perempuan Total 0 11 4 0 12 8 24 12 23 2 4 5 7 18 24 47 2 0 6 4 12 48 59 2 0 1 1 4 a X 2 =9.093, df=4, p=0,105; b X 2 =7.467, df=4, p= 0,113; c X 2 =1.626, df=4, p=0,898 Tabel 2. Rerata jumlah limfosit total berdasarkan kelompok umur Kelompok umur (bulan) HIV-positif HIV-negatif TLC (rerata) TLC (rerata) 0-11 4384 7168 12-23 2279 7403 24-47 2509 3841 48-59 1091 2431 Total 2743 6260 *p<0.05 by t-test (significant) Mean difference (95% CI) -2784 (-8628 sd 3958) -5124 (-9074 sd-1168) -1332 (-3839 sd 1175) -1340 (-4553 sd 1673) -3517 (-5740 sd1295) p 0,334 0,015* 0,453 0,146 0,003* Tabel 3. Sensitivitas dan spesifisitas (TLC) pada kelompok usia 12-23 bulan Kelompok umur Cut off Sensitivitas Spesifisitas Prevalensi PPV NPV +LR (bulan) TLC (%) (%) 12-23 2455 83 75 33 63 90 3,3 12-23* 3000 86 55 33 50 88 2,0 0-59 2455 79 73 24 48 91 2,9 PPV, positive predictive value; NPV, negative predictive value; +LR, positive likelihood ratio; *WHO criteria for HIV positive HIV berdasarkan kelompok umurnya. Terdapat perbedaan bermakna pada total pasien (p=0,003), dan kelompok umur 12-23 bulan (p=0,015). Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai TLC lebih rendah signifikan pada gizi buruk dengan infeksi HIV dibandingkan tanpa infeksi HIV, terutama pada kelompok usia 12-23 bulan. Distribusi TLC tertera pada Gambar 1. Tampak bahwa nilai TLC makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia. Selain itu, didapatkan pula bahwa nilai TLC pada laki-laki lebih rendah daripada perempuan, tetapi tidak terdapat perbedaan secara statistik. Nilai jumlah total limfosit dengan garis yang menurun berdasarkan umur. Tidak terdapat perbedaan Gambar 1. Distribusi TLC (median) berdasarkan umur dan jenis kelamin 101

Sensitivity yang bermakna antara jumlah limfosit total berdasarkan jenis kelamin (p=0,705). Pembahasan 1- Specificity Gambar 2. Kurva ROC jumlah limfosit total untuk cutt off kelompok usia 12-23 bulan Telah banyak diketahui bahwa terdapat hubungan antara infeksi, gizi, dan imunitas seperti lingkaran yang saling berhubungan timbal balik. Adanya infeksi yang berat pada anak gizi buruk menimbulkan kegagalan respon imun selular, terjadi deplesi limfosit terutama sel CD4. Peningkatan angka kejadian anak gizi buruk yang disertai infeksi HIV, dan adanya gambaran klinis dan laboratoris yang hampir sama sehingga sulit untuk membedakan sebelum dilakukan pemeriksaan serologi untuk membuktikan infeksi HIV. Penting untuk mengetahui kapan seorang anak dengan gizi buruk dicurigai menderita HIV, terutama pada pelayanan kesehatan dasar yang terbatas sehingga tidak terjadi overdiagnosis dan pemeriksaan serologi HIV yang tidak perlu. Pemeriksaan CD4 merupakan parameter yang digunakan untuk menilai kegagalan respons imun selular. Pada pasien HIV, pemeriksaan tersebut digunakan untuk monitoring keberhasilan terapi ARV dan progresifitas dari penyakitnya. Namun, tidak semua sarana kesehatan terutama sarana kesehatan di daerah bisa melakukan pemeriksaan ini. Biaya pemeriksaan CD4 yang mahal menyebabkan pemeriksaan ini jarang digunakan. Sebagai alternatif lain untuk mengetahui respons imun selular dapat digunakan perhitungan jumlah limfosit total. Rekomendasi WHO bahwa apabila terdapat keterbatasan biaya dan sarana yang tidak memungkinkan untuk pemeriksaan CD4 dapat menggunakan pemeriksaan jumlah total limfosit (total lymphocyte count (TLC). Pemeriksaan tersebut bisa dilaksanakan di daerah atau sarana kesehatan terbatas dengan biaya yang jauh lebih murah. Beberapa penelitian yang dilakukan pada dewasa dan anak dinyatakan bahwa jumlah limfosit total (TLC) dapat digunakan untuk menilai respons imun selular. Kami mencoba mencari nilai cutt off dari jumlah limfosit total yang bisa dipakai sebagai standar untuk menilai derajat respon imun selular pada pasien gizi buruk dengan dan tanpa HIV. Anak dengan kondisi gizi buruk berhubungan dengan limfosit yang rendah secara berkelanjutan dan semakin rendah apabila gizi buruk tersebut disertai dengan infeksi HIV. Dari Tabel 2 didapatkan bahwa rerata jumlah limfosit total pada pasien gizi buruk dengan HIV lebih rendah dibandingkan gizi buruk tanpa HIV. Perbedaan yang bermakna terhadap jumlah limfosit total (TLC) tampak pada umur 12-23 bulan, didapatkan nilai yang lebih rendah pada pasien gizi buruk dengan infeksi HIV. Rerata jumlah limfosit total pada anak gizi buruk dengan infeksi HIV lebih rendah dibandingkan tanpa infeksi HIV. Penelitian yang dilakukan oleh Bachou dkk 1 tentang korelasi CD4 pada anak gizi buruk dengan dan tanpa HIV didapatkan jumlah limfosit total pada gizi buruk dengan HIV lebih rendah dibandingkan yang tanpa HIV, dan sekitar 46% anak gizi buruk dengan HIV pada usia 12-23 bulan, tetapi tidak terdapat perbedan yang bermakna berdasarkan kelompok umur. Nilai cut-off dari jumlah limfosit total (TLC) pada penelitian kami adalah 3000 sel/mm 3, dengan sensitifitas 86% dan spesifisitas 55%, PPV 50%, dan NPV 88% dalam memprediksi jumlah limfosit total pada gizi buruk dengan infeksi HIV. Orbikorang dkk 3 yang mencari cut-off dari jumlah limfosit total (TLC) untuk memprediksi jumlah CD4 pada pasien HIV dewasa didapatkan kategori TLC 1200 sel/ mm 3 setara dengan CD4 <200sel/mm 3 (sensitivitas 72,2% dan spesifisitas 100%), TLC 1500 sel/mm 3 setara dengan CD4 200-499 sel/mm 3 (sensitivitas 102

96,67% dan spesifisitas 100%), dan CD4 500 sel/ mm 3 setara dengan TLC 1900 sel/mm 3 (sensitivitas 98,45% dan spesifisitas 100%). Sedangkan menurut Gitura dkk 9 untuk cut-off jumlah limfosit total (TLC) dalam prediksi jumlah CD4 mempunyai nilai yang lebih tinggi, yaitu 2100 sel/mm 3 setara dengan CD4 <200 sel/mm 3 (sensitifitas 83% dan spesifisitas 77%, PPV 92%, NPV 80%). Penelitian lain oleh Gunarsa dkk 5 tentang TLC yang digunakan sebagai parameter status nutrisi pada pasien gizi buruk dewasa yang dirawat di rumah sakit didapatkan TLC 1200 sel/mm 3 berhubungan dengan status gizi kurang, sedangkan TLC 900 sel/mm 3 berhubungan dengan status gizi buruk. Nilai cut-off TLC pada anak menurut Githinji dkk 6 untuk kategori usia 12-35 bulan adalah 6000 sel/mm 3 dengan sensitivitas 65% dan spesifisitas 62%, PPV 61%,NPV 65%. Data tersebut mempunyai nilai ambang cut off yang lebih tinggi dari penelitian kami, tetapi dengan sensitifitas yang lebih rendah dan spesifisitas yang lebih tinggi. Nilai tersebut juga berbeda dengan yang direkomendasikan WHO untuk nilai cut-off TLC pada anak kategori usia 12-35 bulan, yaitu 3000 sel/ mm 3 dengan sensitivitas 23% dan spesifisitas 98%, PPV 93%, NPV 58%. Hasil nilai cut-off jumlah limfosit total (TLC) pada penelitian kami sama dengan yang direkomendasikan WHO dengan nilai ambang 3000 sel/mm 3, dengan sensitifitas 86% dan spesifisitas 55%, PPV 50% dan NPV 88%, tetapi penelitian kami mempunyai nilai sensitifitas yang lebih tinggi dan spesifitas yang lebih rendah dari kriteria WHO. Adanya perbedaan hasil antara penelitian kami dan penelitian di Afrika serta rekomendasi WHO yang datanya diambil dari Amerika karena sampel berasal dari latar belakang negara yang berbeda kondisinya. Untuk penelitian dengan sampel yang diambil dari anak-anak di Afrika yang mempunyai latar belakang beban penyakit infeksi yang lebih berat dan harga normal T sel sebelumnya yang berbeda dengan populasi di Indonesia maupun di Amerika. Masing- masing kondisi latar belakang dari setiap negara akan memengaruhi respons imun selular yang berbeda. Kesimpulan Anak gizi buruk dengan infeksi HIV mempunyai jumlah limfosit total yang lebih rendah dibandingkan gizi buruk tanpa infeksi HIV, terutama pada kelompok umur 12-23 bulan. Jumlah limfosit total dapat dijadikan skrining awal pada anak dengan tampilan klinis gizi buruk yang dicurigai menderita infeksi HIV, terutama pada sarana kesehatan terbatas sebelum dilakukan pemeriksaan serologi Daftar pustaka 1. Bachou H, Tylleskar T, Downing R, Tumwine J. Severe malnutrition with and without HIV-1 infection in hospitalised children in Kampala Uganda: differences ini clinical features, haemalotological findings and CD4+ cell counts. Nutr J 2006;27:1-7. 2. Depkes RI. Pedoman tata laksana infeksi HIV dan pengobatan antiretroviral pada anak di Indonesia. 2008. 3. Obirikorang C, Quaye L, Acheampong I. Total lymphocyte count as a surrogate marker for CD4 count in resource-limited settings. BMC Infect Dis 2012;12:1-5. 4. Franca T, Ishikawa L, Pezavento S, Minicucci C, Sartori A. Impact of malnutrition on immunity and infection. J Venom Anim Toxins incl Trop Dis 2009;15:374-90. 5. Gunarsa R, Simadibrata M, Syam F, Timan S, Setiati S, Rani A. Total Lymphocyte Count as a Nutritional Parameter in Hospitalized Patients. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy 2011;12:89-94. 6. Ghitinji N, Obimbo E, Nderitu M, Wamalwa C, Ngacha D. Utility of total lymphocite count as a surrogate marker for CD4 counts in HIV-1 infected children in Kenya. BMC infect Dis 2011;11:1-8. 7. Hughes M, Amadi B, Mwiya. CD4 Counts Decline Despite Nutritional Recovery in HIV- Infected Zambian Children With Severe Malnutrition. Pediatrics 2009;123:347-51. 8. Enwonwu C. Complex interactions between malnutrition, infection and immunity: relevance to HIV/AIDS infection. Nigerian J Paed 2006;1:1-6. 9. Gitura BM, Joshi MD, Lule GN, Anzala O. Total Lymphocyte count as a surrigate marker for CD4+ T cells count in initiating HAART at Kenyata National Hospital, Nairobi. East African Med J 2007;11:1-8. 10. Lavu E, Kutson N, Conniez C, Taue G. Total lymphocyte count as a nutritional parameter in hospitalized patients. PNG Med J 2004;47:31-8. 11. Wang Y, Li Y, Wang C. Total lymphocyte count 103

as a surrogate marker to predict CD4 count in human immunodeficiency virus-infected children: a retrospective evaluation. Pediatr Infect Dis J 2012;31:61-3. 12. Johnson O, Benjamin D, Schimana W. Total lymphocyte count and world health organization pediatric clinical stage as marker to assess need to initiate antiretroviral therapy among human imunodeficiency virus-infected children in Moshi, Northern Tanzania. Pediatr Infect Dis J 2009;28:493-7. 104