BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata muncul sebagi salah satu sektor yang cukup menjanjikan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri kecil dan menengah merupakan kelompok industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. City walk adalah trotoar untuk pejalan kaki yang didesain unik dan menarik

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN yang tertuang dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Pembangunan

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Purwokerto merupakan sebuah kota berkembang dibagian barat daya

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

perjalanan dari satu tempat ketempat lain bersifat

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata sebagai suatu aspek pembangunan telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

HOTEL WISATA PEGUNUNGAN DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek ekonomisnya. Untuk mengadakan perjalanan wisata orang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI TAMAN SERIBU LAMPU KOTA CEPU TUGAS AKHIR. Oleh: IKA PRASETYANINGRUM L2D

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. daya bagi kesehjateraan manusia yakni pembangunan tersebut. Adapun tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini banyak negara berkembang menaruh perhatian yang khusus terhadap industri pariwisata, hal ini jelas terlihat dengan banyaknya program pengembangan kepariswisataan negara tersebut. Wisata yang merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara yaitu untuk menikmati objek dan daya tarik wisata terus berkembang dan menjadi semacam kebutuhan bagi manusia, adapun tujuan dari kegiatan perjalanan wisata tersebut bermacam-macam misalnya ziarah, rekreasi ataupun pendidikan. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki banyak daerah tujuan wisata yang menyajikan panorama alam yang indah, salah satunya terdapat terdapat dikabupaten Magetan. Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang terletak paling barat dari propinsi Jawa Timur dan letaknya dilereng Gunung Lawu, yang luas wilayahnya mencapai 622,7 km 2 dan berupa dataran tinggi dengan suhu udara 15 0 18 0 C. Kabupaten Magetan menyimpan berbagai potensi wisata yang bisa diandalkan, diantaranya sumberdaya alam, keindahan panorama, kerajinan industri rumah tangga dan objek daya tarik wisata. Khusus untuk objek dan daya tarik wisata sendiri Kabupaten Magetan mempunyai objek wisata yang terkenal yaitu Telaga Sarangan yang semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan. Kawasan wisata sarangan yang letaknya berada di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kecamatan Plaosan merupakan kawasan dengan tingkat gerakan massa tanah menengah, walaupun demikian ternyata kondisi pariwisata Telaga Sarangan memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan. Salah satu indikator yang dapat dilihat dari pertumbuhan tersebut adalah jumlah pengunjung yang meningkat di sertai dengan pertumbuhan fasilitas sarana dan prasarana yang ada diwilayah tersebut. Salah satu contoh nyata dari pertumbuhan yang cukup pesat ini adalah tumbuhnya 1

2 perekonomian di daerah tersebut yang ditandai dengan berdirinya penginapan, warung-warung makan, dan lainnya. Secara detail mengenai jumlah pengunjung dan jumlah penginapan yang ada di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Wisata dan Hotel di Kawasan Wisata Sarangan No Tahun Jumlah Pengunjung Jumlah Penginapan 1 2009 299.871 85 2 2010 424.338 86 3 2011 460.020 88 4 2012 474.895 91 Sumber: Magetan dalam Angka, 2013 Berdasarkan Tabel 1.1 dapat kita ketahui bahwa pengunjung objek wisata Sarangan mempunyai potensi yang tinggi. Hal ini bisa dibuktikan adanya kenaikan jumlah pengunjung setiap tahun. Selain itu pula jumlah penginapan yang ada diwilayah tersebut juga semakin meningkat. Hal ini tentu akan berdampak positif dan negatif bagi lingkungan. Salah satu dampak terbesar dari pertumbuhan sektor pariwisata yang semakin meningkat adalah semakin tingginya kebutuhan akan ruang, sehingga diperlukan suatu perencanaan yang matang pada daerah pariwisata, agar keselarasan dan kenyamanan daerah pariwisata tetap terjaga. Ketidakselarasan yang terjadi antara perkembangan daerah pariwisata dengan rencana pariwisata kota tentunya akan menimbulkan permasalahan dalam pengembangan wilayah pariwisata selanjutnya. Pertumbuhan sektor pariwisata di kawasan objek wisata Sarangan yang terdapat di Kecamatan Plaosan kurang memperhatikan tata ruang yang ada, sehinga menimbulkan dampak yang negatif bagi perkembangan pariwisata yang ada. Salah satu dampak negatif tersebut adalah terjadinya perubahan penggunaan lahan. Salah satu contoh dampak negatif dari perubahan penggunaan lahan tersebut adalah meningkatnya penyalahgunaan terhadap fungsi jalan. Jalan yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki, tempat istirahat pengunjung, akhirnya dimanfaatkan untuk daerah perdagangan maupun penggiat ekonomi lainnya seperti penjual jasa kuda, penjual makanan keliling dan sebagainya.

3 Penyalahgunaan fungsi jalan sebagai tempat berjualan pedagang kaki lima, tempat parkir serta tidak adanya rute jalur kuda sehingga bercampur dengan pejalan kaki, hal ini sangat mengganggu aktivitas pejalan kaki karena ketidaknyamanan yang terjadi di lokasi tersebut apalagi ketika musim liburan panjang datang. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan adalah berusaha menertibkan pedagang kaki lima berdasarkan perda yang mengatur larangan berjualan di trotoar dan bahu jalan, namun masih sebatas operasi penertiban, sehingga belum bisa optimal mengatasi permasalahan tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Perkembangan kota yang cepat dan dinamis sangat mempengaruhi sektor daerah pariwisata dan sektor ekonomi suatu daerah. Sehingga akan mengakibatkan perubahan lahan dan pemanfaatan ruang yang juga akan berubah. Permasalahan pemanfaatan lahan yang terkadang tidak berpola akan mengakibatkan ketidakselarasan antara perencanaan dan realisasi yang terjadi dilapangan. Salah satu contoh perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi di daerah penelitian adalah berubahnya fungsi jalan wisata yang beralih ke penginapan, warung-warung makan, dan tempat parker pengunjung. Perubahan fungsi jalan yang ada di daerah penelitian timbul karena pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan hidup. Penelitian ini dilakukan agar untuk meninjau ulang terhadap wilayah disekitar kawasan obyek wisata Telaga Sarangan, sehingga sesuai dengan RUTRK yang ada. Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimanakah pemanfaaatan lahan yang ada di objek wisata kawasan Sarangan Kecamatan Plaosan? b. Bagaimanakah pemanfaaatan lahan oleh Pedagang Kaki Lima yang ada di objek wisata kawasan Sarangan?

4 c. Bagaimanakah karakteristik PKL yang ada di daerah penelitian yang menyebabkan tingginya minat berdagang di daerah penelitian? d. Bagaimanakah peran Pemerintah Kabupaten Magetan dalam menata dan mengatur kesemrawutan Pedagang Kaki Lima? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan atas latar belakang dan perumusan masalah tersebut diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengidentifikasi pemanfaaatan lahan yang ada di objek wisata kawasan Sarangan Kecamatan Plaosan. b. Mengidentifikasi pemanfaaatan lahan oleh Pedagang Kaki Lima yang ada di objek wisata kawasan Sarangan. c. Mengetahui karakteristik demografi, sosial, dan ekonomi PKL yang ada di daerah penelitian yang menyebabkan tingginya minat berdagang di daerah penelitian. d. Mengetahui peran Pemerintah Kabupaten Magetan dalam menata dan mengatur kesemrawutan Pedagang Kaki Lima dan mengalihkan ke dalam zona efektif yang telah disediakan Pemerintah Kota. 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah terhadap perencanaan tata ruang di masa yang akan datang. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam upaya mengelola kegiatan PKL agar sesuai dengan perencanaan tata ruang yang ada. c. Menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya d. Sebagai salah satu syarat menempuh gelar sarjana geografi

5 1.5. Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya Evaluasi kesesuaian rencana tata ruang di tempat wisata kawasan sarangan tidak akan lepas dari evaluasi pemanfaatan lahan dan penggunaan lahan yang ada di kawasan tersebut. Menurut Arsyad (2006), menyatakan bahwa evaluasi lahan merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi pemanfaatan lahan dimaksudkan agar pola pemanfaatan lahan yang ada tetap sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan. Chusnul Marom (2003) melakukan penelitian dengan judul Analisis Potensi Fisik dan Sosial untuk pengembangan Wisata Alam di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Penelitian ini mengulas tentang analisis potensi fisik dan sosial untuk pengembangan wisata alam di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara fisisk kelas kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata alam di Daerah Penelitian. Selain itu juga untuk megetahui potensi sosial wisata di Kawasan tersebut. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei, yaitu melakukan pengamatan, pengukuran, dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomena yang diteliti. Sedangkan hasil dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan untuk wisata alam dan mengatahui perkembangan obyek wisata alam secara sosial. Penelitian lainnya dilakukan oleh Pri Hutomo (2005) yang berjudul Deviasi Pemanfaatan Ruang Terhadap Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kebumen Tahun 1987-2007 Kabupaten Kebumen. Penelitian ini berisi tentang deviasi terhadap pemanfaatan ruang Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) di Kota Kebumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana variasi jenis dan intensitas deviasi pemanfaatan ruang yang terjadi pada daerah penelitian, selain itu adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi variasi jenis dan intensitas deviasi yang terjadi, serta untuk mengetahui kecenderungan arah penyebaran perubahan penggunaan lahan di pusat Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis data sekunder dan data primer. Hasil dari penelitian ini berupa gambaran tentang

6 variasi jenis, intensitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi deviasi pemanfaatan ruang serta hubungannya dengan perkembangan Kota Kebumen. Agus Suryantoro (1990) mengadakan penelitian dengan judul Evaluasi Pemanfaatan Ruang Terhadap Rencana Induk Kota kawasan Kraton-Malioboro Kodya Yogyakarta Berdasarkan Interpretasi Foto Udara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pemanfaatan ruang kawasan Kraton Malioboro melalui interpretasi foto udara tahun 1987 skala 1:11.000 terhadap Peta Rencana Induk Kota yang telah disusun (1985-2005). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara interpretasi foto udara dan kerja lapangan. Interpretasi foto udara digunakan untuk mengenali jenis pemanfaatan ruang perblok kawasan, dan kerja lapangan untuk mencocokkan hasil interpretasi dan menambah informasi yang dibutuhkan yang berdasar pada Rencana Induk Kota yang telah disusun. Hasil dari penelitian ini adalah berupa gambaran tentang pemanfaatan Ruang dan Penyimpangan pemanfaatan ruang terhadap Rencana Induk Kota. Secara detail mengenai perbedaan dan persamaan antara peneliti dengan peneliti sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Penelitian sebelumnya Penulis/ Tahun Judul Tujuan Metode Hasil Chusnul Analisis Potensi Mengetahui potensi secara Menggunakan Dapat mengetahui Marom / Fisik dan Sosial fisik kelas kesesuaian metode survei kelas kesesuaian Tahun 2003 untuk lahan untuk dikembangkan yaitu lahan untuk wisata Pengenbangan sebagai kawasan wisata pengamatan, alam dan Wisata Alam di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus alam di daerah penelitian Mengetahui potensi secara sosial wisata alam didaerah pengukuran, dan pencatatan secara sistematik mengetahui perkembangan obyek wisata alam penelitian untuk terhadap secara sosial. dikembangkan sebagai fenomena yang kawasan wisata alam diteliti. Mengetahui faktor penghambat yang berpengaruh terhadap pengembangan wisata alam di daerah penelitian Pri Hutomo Deviasi Mengetahui variasi jenis, Menggunakan Gambaran tentang

7 Penulis/ Tahun / Tahun 2005 Agus Suryantoro / Tahun 1990 Devi Putri Karunia / Tahun 2013 Judul Tujuan Metode Hasil Pemanfaatan intensitas deviasi, metode Analisis variasi jenis, Ruang Terhadap pemanfaatan ruang, Data Sekunder intensitas dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kebumen Tahun 1987-2007 Kabupaten Kebumen Evaluasi Pemanfaatan mengaetahui faktor-faktor dan Data Primer. faktor-faktor yang yang mempengaruhi deviasi pemanfaatan ruang, mengaetahui kecenderungan arah penyebaran perubahan penggunaan lahan. Mengkaji pemanfaatan ruang kawasan Keraton- mempengaruhi deviasi pemanfaatan ruang serta hubungannya dengan perkembangan Kota Kebumen Menggunakan Gambaran tentang metode survei pemanfaatan ruang Ruang Terhadap Malioboro melalui dan interpretasi dan penyimpangan Rencana Induk interpretasi foto udara foto udara pemanfaatan ruang Kota Kawasan tahun 1987 skala 1:11.000 Keraton terhadap rencana induk Malioboro Kodya Kota 1985-2005 Yogyakarta Berdasarkan Interpretasi Foto Udara Evaluasi Mengidentifikasi Penggunaan pemanfaaatan lahan yang Lahan Pada ada di objek wisata Kawasan Obyek kawasan Sarangan dengan pemanfaatan jalan Wisata Telaga Kecamatan Plaosan, pembagian oleh PKL, Sarangan Di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan mengidentifikasi kuosioner serta karakteristik kesesuaian pemanfaaatan wawancara lahan yang ada di objek wisata kawasan Sarangan dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kecamatan Plaosan, mengetahui karakteristik PKL yang ada di daerah penelitian yang menyebabkan tingginya minat berdagang di daerah terhadap rencana induk Kota. Menggunakan Gambaran tentang metode survei kondisi eksisting yang disertai penggunaan lahan, demografi, sosial, dan ekonomi, dan peran pemerintah dalam upaya penataan PKL

8 Penulis/ Tahun Judul Tujuan Metode Hasil penelitian, dan mengetahui peran Pemerintah Kabupaten Magetan dalam menata dan mengatur kesemrawutan Pedagang Kaki Lima dan mengalihkan ke dalam zona efektif yang telah disediakan Pemerintah Kota? Sumber: Peneliti, 2013 1.6. Kerangka Penelitian Kawasan obyek Wisata Telaga Sarangan berada di kecamatan Plaosan dengan lokasinya yang strategis yaitu berada pada jalur kolektor primer yang menghubungkan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Karanganyar jawa Tengah. Merupakan sebuah kecamatan yang mempunyai obyek wisata andalan yang mampu menarik wisatan lokal maupun mancanegara. Lokasi ini sudah saatnya mendapat perhatian yang cukup serius dari Pemerintah. Permasalahan Pedagang Kaki Lima, parkir yang semrawut, serta tidak adanya jalur kuda bagi wisatawan yang hendak menikmati pemandangan alam dengan berkuda sehingga menjadikan semua masalah tersebut tumpah ruah dalam satu ruang jalan yang seharusnya optimalisasi penggunaan lahannya memang benar-benar diperuntukkan untuk pejalan kaki ataupun untuk jalur transportasi wisatawan. Permasalahan ini perlu penanganan tersendiri karena pertumbuhan yang semakin meningkat dan menimbulkan permasalahan bagi ruang publik seperti kemacetan dan kekumuhan lingkungan karena sebagian besar Pedagang Kaki Lima menempati bahu jalan. Pedagang Kaki Lima maupun lahan parkir sudah saatnya mendapat tempat dalam perencanaan tata ruang kota. Sehingga dapat diarahkan menuju zona efektivitas yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota.

9 Diharapkan dalam penelitian ini tidak ada pihak yang merasa dirugikan, dalam artian Pedagang Kaki Lima, lahan parkir maupun penggiat aktivitas ekonomi lainnya mempunyai tempat khusus sehingga terlihat lebih rapi dan bersih, sedangkan para wisatawan merasa lebih nyaman dalam melakukan aktivitas berwisata dan tidak menimbulkan macet disekitar jalan Telaga sarangan. Secara detail mengenai kerangka pemikiran dapat dilihat pada diagram alir penelitian yang tertera pada Gambar 1. Survey Lapangan (pemetaan pemanfaatan lahan eksisting) Peta Pemanfatan Lahan Eksisting Peta Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) kecamatan Plaosan KOMPARASI Peta Luas dan Jumlah Pemanfaatan Lahan oleh pelaku ekonomi Peta kesesuaian Pemanfaatan Lahan Kuosioner Karakteristik (demografi, sosial, ekonomi) pelaku ekonomi Gambar 1. Diagram alir penelitian Sumber: Peneliti, 2013

10 1.7. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survei yang meliputi kegiatan pengamatan, pencatatan, dan pengukuran di lapangan yang disertai dengan pembagian kuosioner. Teknik analisa data menggunakan metode komparasi dan tabel silang. 1.7.1. Pemilihan Lokasi Penelitian Didalam penelitian ini peneliti memilih lokasi obyek wisata Telaga Sarangan yang terletak di Kecamatan Plaosan sebagai daerah penelitian didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a. Kecamatan Plaosan merupakan daerah di Kabupaten Magetan yang mempunyai daya tarik tersendiri terhadap minat rekreasi para wisatawan khususnya untuk wisata alam Telaga Sarangan yang mempunyai pemandangan alam yang sejuk dan indah. b. Kecamatan Plaosan yang letaknya cukup strategis yaitu berada pada jalur jalan kolektor primer menghubungkan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah membuat Komoditas hasil pertanian dan kerajinan dapat berkembang dengan pesat. c. Kecamata Plaosan memiliki obyek wisata Telaga sarangan yang sangat indah sehingga menjadikan lokasi tersebut sebagai salah satu pusat perdagangan hasil pertanian dan kerajinan, sehingga memungkinkan untuk terjadinya perubahan penggunaan lahan yang semakin meningkat. 1.7.2 Data Data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer adalah data yang diperolah langsung dari survei lapangan. Data primer dalam penelitian ini meliputi: Jumlah dan karakteristik Pedagang Kaki Lima yang berada di Kawasan Obyek Wisata Telaga Sarangan.

11 Luas pemanfaatan lahan oleh PKL Pembeli pada ruang publik yang sedang berbelanja di Pedagang Kaki Lima atau penggiat ekonomi lainnya. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data-data yang didapat dari sumber-sumber yang telah ada, referensi maupun laporan penelitian terdahulu, indtansi-istansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain meliputi: Letak, luas dan batas administrasi Kondisi fisisk daerah Kondisi sosial ekonomi Penggunaan lahan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Kecamatan Plaosan Tahun 2008-2028 1.7.3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain meliputi: Tracking menggunakan GPS (Global Positioning System). Angket (Kuesioner), yakni dengan melalui daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Observasi lapangan atau pengamatan secara langsung dilapangan untuk meneliti atau mengukur obyek penelitian secara sistematis. Dokumentasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mendapatkan data sekunder dengan cara mempelajari dan mencatat arsip-arsip atau data-data yang ada kaitannya dengan masalah-masalah yang akan diteliti sebagai bahan menganalisis permasalahan. 1.7.4. Analisis Data 1.6.4.1. Evaluasi Kesesuaian Pemanfaatan Lahan Eksisting dengan RDTRK Kecamatan Plaosan

12 Analisis yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahn ini adalah dengan studi komparasi, yakni dengan membandingkan pemanfaatan lahan pada kondisi eksisting dengan Rencana Detail tata Ruang yang ada di Kecamatan Plaosan. Selain itu agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan penelitian, maka analisa disertai dengan deskripsi hasil. 1.6.4.2. Analisis Karakteristik Pedagang Kaki Lima, Tukang Parkir, Penggiat Ekonomi lainnya, dan pembeli Analisis data yang digunakan adalah dengan metode deskriptif kuantitatif yaitu analisa terhadap kondisi demografi, sosial dan ekonomi pelaku kegiatan ekonomi yang ada di kawasan wisata tersebut.. Selain itu dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner dengan metode sampling (acak) untuk menghasilkan informasi yang lebih lengkap. 1.6.4.3. Analisis Peran Pemerintah Daerah dalam Upaya Penertiban PKL di Daerah Penelitian Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pera Pemerintah Daerah adalah menggunakan metode deskriptif berupa telaah terhadap peraturanperaturan daerah yang berkaitan dengan tujuan penelitian serta data sekunder yang berkaitan dengan tujuan penelitian. 1.7.5 Batasan Operasional Lahan adalah komplek atribut dipermukaan bumi dan didekat permukaan bumi yang penting bagi kehidupan manusia (Sutanto, 1982) Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia baik secara permanen maupun siklis terhadap suatu kumpulan sumberdaya buatan yang secara keseluruhan disebut lahan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik kebendaan atau spiritual (J.P. Malingreau, 1982)

13 Obyek wisata adalah suatu tempat yang mempunyai keindahan dan tempat yang dijadikan sebagai tempat hiburan bagi orang-orang yang berlibur dalam upaya memenuhi kebutuhan rohani dan membutuhkan cinta keindahan alam (Yoeti, 1985) Pariwisata adalah semua pendapatan yang diperoleh dari dinas pariwisata, retribusi obyek dan pajak pembangunan (hotel dan rumah makan. (Prastyo Krisdanto,1995 dalam widodo, 1995). Perubahan bentuk penggunaan lahan adalah beralihnya bentuk penggunaan lahan menjadi bentuk penggunaan lahan yang lain. (Sutanto, 1982). Ruang adalah suatu wilayah yang mempunyai batas geografi, yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial, atau pemerintahan, yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah dibawahnya serta lapisan udara di atasnya (Johara T. Jayadinata, 1999). Tata Ruang adalah wujud dan struktur pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak direncanakan (RDTRK Kecamatan Plaosan, 2008-2028) Pemanfaatan Ruang adalah rangkaian program kegiatan pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang ditetapkan di dalam rencana tata ruang (Bondan Hermani slamet, 1996). Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. (RDTRK Kecamatan Plaosan, 2008-2028)