PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA TENTANG KAWASAN PARIWISATA PESISIR PANTAI LASUSUA TOBAKU

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

PENERTIBAN HEWAN TERNAK DALAM WILAYAH KABUPATEN KONAWE SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PRAMUWISATA DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JAYAPURA NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN DAN RETRIBUSI OBYEK WISATA

KABUPATEN KOLAKA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU IZIN USAHA PERKEBUNAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TAKALAR

NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2005 NOMOR 36 SERI C NOMOR SERI 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 21 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 2 TAHUN 2002 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 16 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 13 TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 33 TAHUN 2004 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN TEMPAT USAHA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN TRAYEK DAN IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 10

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G PELARANGAN PERJUDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN. TAHUN 2007 No. 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2007

Dengan Persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR dan BUPATI LUWU TIMUR MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DAN / ATAU IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA Nomor : 1 Tahun 2005 Seri : C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PEMBERIAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA, OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PESISIR PANTAI LASUSUA TOBAKU DISUSUN OLEH : BAGIAN HUKUM SETDA KOLAKA UTARA 2 3 5

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PESISIR PANTAI LASUSUA TOBAKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOLAKA UTARA, Menimbang : a. bahwa perkembangan pembangunan khususnya pemanfaatan ruang diwilayah pesisir pantai Lasusua-Tobaku sebagai obyek wisata diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan potensi kawasan wisata pesisir pantai; bahwa dalam rangka lebih mengoptimalkan upaya pengembangan wisata Pesisir Lasusua Tobaku perlu diatur dalam suatu kawasan Wisata; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Kawasan Wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku; Mengingat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3259); Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi, dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4339); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33); 8. Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739); 9. Undang - Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490); 10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11); 11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Utara Nomor 02 Tahun 2008 Tentang Rencana Pem bangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kolaka U tara Tahun 2006-2026; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Utara Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Rencana Pem bangunan Jangka M enengah Daerah Kabupaten K olaka Utara; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Utara Nomor 06 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang W ilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara Tahun. -2

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA dan BUPATI KOLAKA UTARA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KAWASAN WISATA PESISIR PANTAI LASUSUA TOBAKU KABUPATEN KOLAKA UTARA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kolaka Utara. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kolaka Utara. 5. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. 6. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. 7. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. 8. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud

kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, dan pengusaha. Pemerintah Daerah, 9. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 10. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. 11. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. 12. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata. 13. Kawasan Wisata Adalah Kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang berupa fasilitas pariwisata, pelayanan produk wisata secara terpadu. 14. Zonasi Makro adalah dimana kawasan pariwisata tersebut berada 15. Zonasi Mikro adalah sebagian yang menjadi tujuan wisata yang tersedia dalam kawasan tersebut sebagai daya tarik. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan tujuan dibentuknya Peraturan Daerah tentang Kawasan Pariwisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku adalah dalam rangka : a. pengembangan Kawasan Pariwisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku; b. pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian Kawasan Pariwisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku TATA RUANG KAWASAN WISATA Bagian Pertama Ruang Lingkup Pasal 3-4

Pengembangan Kawasan Wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku adalah pengembangan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kondisi saat ini, potensi lokal dan kebutuhan masyarakat, dengan melalui : a. pemanfaatan potensi alam secara optimal dengan tetap memperhatikan fungsi dari kelestarian lingkungan; b. pengintegrasian keseluruhan kegiatan secara makro dan mikro fisik kawasan. Bagian Kedua Batasan Kawasan Wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku Pasal 4 Batasan Kawasan Wisata Pesisir Lasusua-Tobaku adalah : a. Sebelah Barat dibatasi oleh Teluk Bone. b. Sebelah Utara dibatasi oleh Desa Tobaku. c. Sebelah Selatan dibatasi oleh Desa Ponggiha. d. Sebelah Timur dibatasi oleh Desa Lanipa-nipa Bagian Ketiga Zonasi Kawasan Wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku Pasal 5 (1) Zonasi Kawasan Wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : a. zonasi makro; b. zonasi mikro. (2) Zonasi makro sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, meliputi : a. Kelurahan Lasusua; b. Desa Ponggiha; c. Desa Lanipa-nipa; d. Desa Tobaku. (3) Zonasi mikro sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, meliputi : a. Wisata Olahraga; b. Wisata Religi; c. Wisata Bahari; d. Wisata Kuliner; e. Wisata Pendidikan/Edukasi f. Wisata Minat Khusus (4) Peta kawasan Wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku sebagaimana tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV PENATAAN RUANG KAWASAN WISATA Pasal 6 Penataan Ruang Kawasan Wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku terdiri dari : a. Ruang Terbuka; b. Penggunaan tanah; c. Pola Jaringan Jalan; d. Pengendalian dan peningkatan fungsi ruang terbuka; e. Identitas dan karakter lokal; f. Lingkungan Perkotaan; g. Taman wisata lingkungan; h. Figurasi ruang. Pasal 7 (1) Jaringan jalan yang terdapat pada kawasan wisata Pesisir Pantai lasusuatobaku sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf c, selain untuk kepentingan pariwisata juga dapat digunakan oleh umum sebagai jalan pintas dengan melakukan pembayaran tertentu; (2) Hasil pungutan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor ke kas daerah dan digunakan untuk kepentingan biaya perbaikan jaringan jalan tersebut. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pungutan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati BAB V PERIZINAN Pasal 8 (1) Setiap orang pribadi atau badan yang akan memanfaatkan ruang kawasan pariwisata harus memiliki izin Pemanfaatan Ruang dari Bupati. (2) Untuk memiliki izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap orang pribadi atau badan harus mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Bupati sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. (3) Setiap permohonan yang masuk akan diadakan pemeriksaan oleh Tim yang dibentuk oleh Bupati. (4) Persetujuan atau penolakan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselesaikan paling lama 1 (satu) bulan terhitung mulai tanggal diterimanya permohonan. (5) Izin Pemanfaatan Ruang Kawasan Pariwisata tidak dapat dipindahtangankan kecuali dengan persetujuan Bupati yang diajukan secara tertulis. (6) Bentuk izin usaha Kawasan Pariwisata dan Tanda Surat Izin Usaha Kawasan Pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut -6

dengan Keputusan Bupati. (7) Bupati dapat melimpahkan kewenangan perizinan kepada pejabat terkait. BAB VI JANGKA WAKTU BERLAKUNYA IZIN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN KAWASAN WISATA PESISIR PANTAI LASUSUA TOBAKU Pasal 9 (1) Jangka waktu berlakunya izin pemanfaatan ruang Kawasan wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku selama 5 (lima) Tahun dan dapat diperpanjang. (2) Pemegang izin wajib melakukan daftar ulang setiap setahun sekali. (3) Tata cara perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Bupati. BAB VII KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 10 (1) Pemegang izin pemanfaatan Kawasan Wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku diwajibkan : a. Mencegah terjadinya kerusakan atau pencemaran di lingkungan Kawasan wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku; b. Mematuhi setiap ketentuan teknis yang diberikan oleh instansi yang ditunjuk; c. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Untuk menjaga keutuhan dan kelestarian pengelolaan Kawasan Wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku pemegang izin usaha dilarang : a. melakukan usaha lain yang tidak sesuai dengan izin yang diterbitkan; b. memindah tangankan izin kepada pihak lain tanpa persetujuan dari pemberi izin; c. melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini dan/atau kewajiban-kewajiban yang ditetapkan dalam izin. BAB VIII PENCABUTAN IZIN Pasal 11 (1) Izin dicabut apabila melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2). (2) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis kepada pemegang izin dengan menyebutkan alasan-alasan. -7

(3) Pencabutan izin sebagaiaman dimaksud pada ayat (1), didahului dengan peringatan kepada pemegang izin. (4) Dalam hal izin dicabut, maka dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal diterimanya pemberitahuan pencabutan, pemegang izin segera menghentikan kegiatan usahanya. BAB IX PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 12 Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian di Kawasan Wisata Pesisir Pantai Lasusua Tobaku dilakukan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 13 (1) PPNS mempunyai tugas melakukan penyidikan atas pelanggaran Peraturan Daerah. (2) PPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan tugas penyidikan berwenang untuk : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah; b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan di tempat kejadian; c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungj awabkan. (3) PPNS tidak berwenang melakukan penangkapan atau penahanan. (4) Untuk kepentingan pemeriksaan perkara, PPNS dapat meminta bantuan penangkapan dan atau penahanan kepada Kepolisian Republik Indonesia.

BAB XI KETENTUAN PIDANA Pasal 14 (1) Barang siapa melanggar ketentuan Pasal 8 dan Pasal 10 diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagainmana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kolaka Utara. Ditetapkan di Lasusua Pada tanggal, 2014 Diundangkan di Lasusua pada tanggal, 2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA TAHUN 2014 NOMOR 05-9