R.Fendy R.Fe Dharma Dha Saputra

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Repu

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Pengertian 1/20/2016 5

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Ittama.dpr.go.id. 4/13/2016 Irtama

ittama.dpr.go.id 5/16/2017 Irtama

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 11 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Whistleblower System. Pelaksanaan. Pedoman.

2018, No Menimbang : 1. Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga K

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

DASAR NO. 2 TAHUN 2002 TTG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 3 TAHUN 2014

PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PARA PIHAK DALAM PROSES PENGADAAN

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan deng

2 Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembar

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

2 Korupsi di Badan Koordinasi Penanaman Modal sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan.

KEBIJAKAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DAN APLIKASI SiRUP. Bagian Pengendalian Pembangunan dan LPSE Sekretariat Daerah Wonosobo

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK PADA PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 462/KMK.09/2004 TENTANG

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pe

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

PENAYANGAN DAFTAR HITAM PADA DAFTAR HITAM NASIONAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PELAPORAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

GUBERNUR JAWA TENGAH

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1893/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

Jakarta, 2 Februari 2015

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG DALAM PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan whistleblower.kkp.go.id.

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 129 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

BUPATI POLEWALI MANDAR

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Pe

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (

Transkripsi:

wbs.lkpp.go.id Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah

R.Fendy Dharma Saputra fendy@lkpp.go.id Pekerjaan Direktur Penanganan Permasalahan Hukum Widyaiswara di Pusdiklat Pajak Kepala Subdit Bantuan Hukum DJP Kepala KPP LTO Satu Kepala Subdit Dokumentasi dan Bantuan Hukum Kasi Keberatan dan Banding Kanwil LTO Kasi Administrasi Penyidikan Kanwil LTO Kasi Penyidikan WP Badan, Dit Rikpa Kasi Pemeriksaan WP Transaksi International Kasi Penggalian Potensi dan Ekstensifikasi WP, Kanwil DJP Jabar Pendidikan LLM in Tax, Case Western Reserve University, Cleveland, OH, USA (1998-2000) Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung (1985-1990) SMA 3 Bandung (1982-1985)

L K P P KORUPSI Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Indeks Persepsi Korupsi 2012 : 3.2 dari nilai total 10 (ranking 118). 22,91% kasus yang ditangani KPK adalah kasus korupsi dalam pengadaan barang/jasa.. 1 kasus menyeret Pimpinan K/L. 4 kasus menyeret Walikota/Bupati dan Wakil. 8 kasus menyeret Eselon I, II, dan III. Sumber: Transparency International (CPI Report) 2012 dan Laporan Tahunan 2012 KPK

L K P P Fakta : ADB, Bank Dunia : 10% 50% BPK : 20% 50% BPKP : 10% - 30% Inefisiensi PBJP APBN/APBD : Rp~500T dibelanjakan melalui pengadaan B/J dan jika asumsi inefisiensi 20%, maka terdapat inefisiensi sebesar Rp. 100 T yang setara dengan :

Inefisiensi PBJP L K P P Bandara Baru Soekarno Hatta 10 T = 10unit/tahun MRT Jakarta 5 T = 20unit/tahun

L K P P Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Sektor Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah???

Stranas PPK 2012-20252025

Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Inpres 17 Tahun 2011) Rencana Aksi Pelaksanaan Whistleblower System pada Instansi Pemerintah dalam Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Sub Rencana Aksi Tersedianya Whistleblower System yang dapat dimanfaatkan oleh K/L dan Pemda pada Portal Pengadaan Nasional. Evaluasi terhadap Whistleblower System di K/L dan Pemda.

Dasar Hukum Ratifikasi United Nation Convention Against Corruption 2003 melalui Undang Undang--Undang Nomor 7 Tahun 2006 2006.. Perpres Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012--2025 dan Jangka 2012 Menengah Tahun 2012 2012--2014 2014.. Pasal 116 Ayat (2), (3), (4) Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah..

Dasar Hukum Inpres Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 2011.. Inpres Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012.. 2012 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2013 2013..

Dasar Hukum Perka Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah.. Perka Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Perubahan Perka Nomor 7 Tahun 2013 2013.. Surat Edaran Kepala Nomor No No..3/SE/KA/ /SE/KA/2012 2012 Tentang Penyelenggaraan Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah.. Keputusan Deputi IV Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Prosedur Operasional Standar Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah..

Tujuan WBS PBJP Meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam pengadaan barang/jasa barang/jasa;; Mendorong pengungkapan penyimpangan atau penyalahgunaan kewenangan dalam pengadaan barang/jasa;; barang/jasa Me Men ningkatkan sistem pengawasan yang memberikan perlindungan kepada Whistleblower dalam rangka pemberantasan korupsi dalam pengadaan barang/jasa barang/jasa.. Pasal 3 Perka no 7/2012

Prinsip Dasar WBS PBJP Penghargaan atas harkat dan martabat manusia manusia;; Rasa aman aman;; Kerahasiaan;; Kerahasiaan Keadilan;; Keadilan Tidak diskriminatif diskriminatif;; Praduga tidak bersalah bersalah;; Kepastian hukum hukum.. Pasal 2 Perka no 7/2012

Ruang Lingkup Ketentuan WBS Peraturan Kepala ini berlaku bagi seluruh K/L/D/I yang melasanakan pengadaan barang/jasa pemerintah.. pemerintah Pasal 4 Perka no 10/2013

Kriteria Pengaduan WBS Pengaduan pada Pengadaan Barang Barang//Jasa Pemerintah;; Pemerintah Terkait penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang sejak perencanaan sampai dengan selesainya seluruh kegiatan pengadaan pengadaan;; Berdasarkan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 2012.. Pasal 5 Perka 7/2012

Informasi dalam Pengaduan (1) Nama K/L/D/I yang terindikasi terdapat penyimpangan//penyalahgunaan kewenangan penyimpangan kewenangan;; Penjelasan mengenai mengenai:: Pelaku; Pelaku; Perbuatan yang terindikasi atau dianggap penyimpangan// penyalahgunaan kewenangan penyimpangan kewenangan;; Waktu indikasi penyimpangan atau penyalahgunaan kewenangan;; kewenangan Unit kerja dimana indikasi penyimpangan penyimpangan// penyalahgunaan kewenangan dilakukan dilakukan.. Pasal 6 Perka no 7/2012

Informasi dalam Pengaduan (2) Bukti yang mendukung substansi pengaduan berupa:: berupa Data/ Data/dokumen dokumen;; Gambar Gambar;; dan dan//atau Rekaman Rekaman.. Data sumber informasi untuk pendalaman lebih lanjut lanjut.. Pasal 6 ayat (3) Perka no 7/2012

Tata Cara Pengaduan Whistleblower mengadukan di Kementerian Kementerian// Lembaga Lembaga// Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi tempat terjadinya indikasi penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang.. wewenang Pengaduan disampaikan secara elektronik melalui www..wbs www wbs..lkpp lkpp..go go..id id.. Pasal 7 Perka no 7/2012

a Pasal 8 Perka no 7/2012

Pasal 9 Perka no 7/2012 Pasal 8 Perka no 7/2012

Pengelolaan Pengaduan Pengaduan diterima oleh verifikator untuk diverifikasi kebenaran data/informasinya data/ informasinya dan selanjutnya disampaikan kepada penelaah penelaah.. Penelaah membuat telaahan terhadap hasil verifikasi dan menyampaikan hasil telaah berupa usulan rekomendasi kepada Pimpinan Kementerian Kementerian//Lembaga Lembaga//Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Daerah/Insitusi Insitusi.. Pasal 8 Perka no 7/2012

Tindak Lanjut Pengaduan Pimpinan K/L/D/I menugaskan atau menyampaikan rekomendasi kepada APIP Kementerian//Lembaga Kementerian Lembaga//Pemerintah Daerah/ Daerah/Institusi Institusi.. Pimpinan Kementerian Kementerian//Lembaga Lembaga//Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi Daerah/ Institusi menyampaikan rekomendasi kepada instansi penegak hukum hukum.. APIP Kementerian//Lembaga Kementerian Lembaga//Pemerintah Daerah/ Institusi,, Institusi dan//atau dan instansi penegak hukum menindaklanjuti hasil rekomendasi dari Pimpinan K/L/D/I.. sesuai dengan kewenangannya K/L/D/I kewenangannya..

Monitoring dan Evaluasi melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut penanganan rekomendasi oleh APIP Kementerian//Lembaga Kementerian Lembaga//Pemerintah Daerah dan dan//atau instansi penegak hukum hukum.. APIP Kementerian Kementerian//Lembaga Lembaga//Pemerintah Daerah/ Daerah/Institusi Institusi dan//atau Instansi Penegak Hukum menyampaikan hasil dan tindak lanjut penanganan rekomendasi kepada Pimpinan K/L/D/I dan.. Pasal 8 Perka no 7/2012

Penyelenggara WBS PBJP Penyelenggara Whistleblowing System terdiri dari dari:: 1. 2. 3. 4. Verifikator; Verifikator; Penelaah;; Penelaah Tim Pengawas Pengawas;; Administrator Sistem Sistem.. Pasal 12 Perka no 7/2012 Berada di masingmasing K/L/D/I Berada di

Penyelenggara WBS PBJP Syarat Verifikator Verifikator:: a. PNS PNS;; b. Min S1 atau golongan IIIa IIIa;; c. Pengalaman di bidang PBJP min 2 tahun tahun;; d. Memiliki integritas integritas;; e. Tidak bertugas sebagai PA/KPA, PPK, Pokja ULP, PPK, dan PPHP PPHP.. Pasal 13 Perka no 7/2012

Penyelenggara WBS PBJP Syarat Penelaah Penelaah:: a. PNS PNS;; b. Min S1 atau golongan IIIa IIIa;; c. Pengalaman di bidang PBJP min 5 tahun tahun;; d. Memiliki integritas integritas;; e. Tidak bertugas sebagai PA/KPA, PPK, Pokja ULP, PPK, dan PPHP PPHP.. Pasal 14 Perka no 7/2012

Tugas dan Kedudukan Pelaksana WBS (1) Pelaksana Verifikator Tugas Kedudukan 1. melakukan verifikasi pengaduan Masing-masing untuk memastikan kebenaran data K/L/D/I dan informasi yang disampaikan dalam pengaduan; 2. menyampaikan perkembangan penanganan pengaduan kepada Whistleblower; 3. meminta data dan informasi kepada Whistleblower untuk mendukung kebenaran pengaduan; 4. menyusun resume pengaduan. Pasal 17, 18 Perka no 7/2012

Tugas dan Kedudukan Pelaksana WBS (2 ( 2) Pelaksana Tugas Kedudukan Penelaah 1. melakukan telaah terhadap hasil verifikasi; 2. meminta tambahan data dan informasi pengaduan; 3. meminta pendapat Tenaga Ahli apabila dibutuhkan; 4. menyampaikan hasil telaahan kepada Pimpinan K/L/D/I. Masing-masing K/L/D/I Administrator Sistem 1. penyiapan, pemeliharaan dan pemantauan terhadap perangkat lunak, perangkat keras, aplikasi, jaringan serta keamanan Whistleblower System; 2. memberikan akun dan password kepada Verifikator, Penelaah, dan Sekretariat Whistleblower System. Hanya di Pasal 19 & 20 Perka no 7/2012

Tugas dan Kedudukan Pelaksana WBS (3 ( 3) Pelaksana Pengawas Tugas Kedudukan mengawasi operasional Whistleblower System serta melaporkan: 1. kinerja Whistleblower System kepada Kepala ; 2. kinerja Verifikator dan Penelaah kepada Pimpinan K/L/D/ Hanya di Pasal 21 Perka no 7/2012

Hak dan Kewajiban Whistleblower Hak Whistleblower Whistleblower:: Mendapatkan hak perlindungan dan penghargaan penghargaan.. Hak perlindungan berupa berupa:: a. Identitas dirahasiakan dirahasiakan;; b. perlindungan atas hak saksi dan pelapor sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang perundang--undangan undangan.. c. penghargaan sesuai dengan peraturan perudang perudang--undangan undangan.. Kewajiban Whistleblower Whistleblower:: Beritikad baik baik;; Kooperatif Kooperatif;; Menyampaikan seluruh informasi dengan benar benar.. Pasal 22 &23 Perka no 7/2012

Pembiayaan WBS PBJP Pengembangann dan pemeliharaan dibebankan pada anggaran.. WBS PBJP Pembiayaan honorarium tim pengawas administrator sistem dibebankan kepada.. dan Pembiayaan honorarium verifikator verifikator,, penelaah penelaah,, dan tenaga ahli dalam WBS PBJP di Kementerian//Lembaga Kementerian Lembaga//Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi dibebankan pada anggaran masing masing--masing Kementerian//Lembaga Kementerian Lembaga//Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi Daerah/ Institusi.. Pasal 25 Perka no 7/2012

Perlindungan Whistleblower (1) Hak perlindungan Whistleblower berupa berupa:: 1. Identitas dirahasiakan dirahasiakan;; 2. Perlindungan dari tuntutan balik yang bersifat administratif kepegawaian yang akan merugikan pelapor seperti seperti:: a) penurunan jabatan jabatan;; b) penurunan nilai DP DP3 3; c) usulan pemindahan tugas tugas;; atau d) hambatan lainnya

Perlindungan Whistleblower (2) 3. Pemindahtugasan atau mutasi bagi pelapor dalam hal timbul ancaman fisik bagi pelapor pelapor.. 4. Bantuan permintaan kepada Kepolisian Republik Indonesia dalam hal kasus telah disampaikan oleh aparat penegak hukum sesuai peraturan peraturan.. 5. Bantuan permintaan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban dalam hal kasus telah dilimpahkan ke instansi penegak hukum hukum..

Perlindungan Whistleblower (3) 6. Upaya perlindungan sebagaimana dimaksud di atas diberikan dalam hal hal:: a) Identitas pelapor diketahui pihak yang diadukan;; diadukan b) Pelapor mengajukan permohonan tertulis kepada APIP APIP..

Perlindungan Whistleblower (3) Perlindungan melalui Aplikasi 1. Kotak komunikasi Whistleblower dengan nama samaran.. samaran 2. Server dipisahkan dari server dan INAPROC INAPROC.. 3. Jalur pengiriman informasi menggunakan saluran aman (HTTPS) (HTTPS).. 4. Verifikator dan Penelaah dilengkapi dengan prosedur operasional baku yang sangat ketat ketat.. Contoh:: Contoh Verifikator tidak dapat menghapus file pengaduan pengaduan.. Atasan Verifikator dan Penelaah tidak dapat meminta keterangan dalam mengungkap identitas whistleblower.. whistleblower

Kewajiban Penyelenggaraan WBS (1) K/L/D/I wajib melakukan pengawasan terhadap PPK dan ULP/ ULP/Pejabat Pejabat Pengadaan di lingkungan K/L/D/I masing masing masing,, dan menugaskan aparat pengawasan intern yang bersangkutan untuk melakukan audit sesuai dengan ketentuan ketentuan.. K/L/D/I menyelenggarakan sistem whistleblower Pengadaan Barang Barang//Jasa Pemerintah dalam rangka pencegahan KKN KKN.. Penyelenggaraan sistem whistleblower sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikoordinasikan oleh.. Pasal 116 Perpres Nomor 70 Than 2012

Kewajiban Penyelenggaraan WBS (2) Sampai saat ini hanya 8 K/L/D/I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. K/L/D/I BKPM Provinsi Jawa Barat Provinsi Sulawesi Utara Provisi Sumatera Barat Kabupaten Hulu Sungai Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kabupaten Sanggau Pasal 116 Perpres Nomor 70 Than 2012

Penyelenggaraan WBS Ke Depan Setiap Pengaduan akan di Attach Attach ke dalam Paket Pengadaan Pengadaan.. Pelaksanaan attachment dilakukan secara otomatis Intervensi manusia akan berkurang berkurang,, sehingga struktur organisasi penyelengaraan WBS akan semakin ramping ramping.. Attachment Attachment dapat dijadikan sebagai dasar referensi bagi pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan

PEMBUATAN, PENAMBAHAN, PENGGANTIAN DAN PENGHAPUSAN AKUN VERIFIKATOR DAN PENELAAH

K/L/D/I menerbitkan dan mengirimkan Surat Keputusan yang menetapkan penambahan akun Verifikator dan Penelaah dalam penyelenggaran Whistleblower System kepada Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah.. Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah menerima dan kemudian mendisposisikan Surat Keputusan dari K/L/D/I kepada Direktur Penanganan Permasalahan Hukum Hukum..

Direktur Penanganan Permasalahan Hukum menerima, dan menelaah Surat Keputusan : a. Jika Surat Keputusan lengkap maka mendisposisikan Surat Keputusan dari K/L/D/I kepada Administrator Sistem Sistem.. b. Jika Surat Keputusan tidak lengkap dan/atau membutuhkan data tambahan maka Direktur PPH akan berkoordinasi dengan K/L/D/I Administrator System menerima disposisi Surat Keputusan penambahan akun Verifikator dan Penelaah kemudian menambah akun Verifikator dan Penelaaah, serta secara otomatis mengirimkan konfirmasi akun Verifikasi dan Penelaah melalui email kepada Verifikator dan Penelaah Penelaah.. Verifikator dan Penelaah Menerima konfirmasi penambahan akun dari Administrator Sistem melalui email pribadi (Verifikator dan Penelaah) Penelaah)..

K/L/D/I konfirmasi email surat Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah Administrator System WBS disposisi disposisi Direktur PPH

http://www.wbs.lkpp.go.id

Terima Kasih Deputi Bidang Hukum dan Penyelesaian Sanggah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah https://wbs.lkpp.go.id